Anda di halaman 1dari 28

No.

Dokumen :
No. Revisi :
Tgl.Terbit :

PEDOMAN

KESELAMATAN PASIEN

PUSKESMAS SORAWOLIO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Sorawolio Kota
Baubau pada tahun 2022 ini mendapatkan menyelesaikan Pedoman Keselamatan
Pasien.
Buku pedoman ini disusun dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Dibutuhkan tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian
tidak diinginkan di fasilitas pelayanan kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang
kembali. dimana pedoman ini dapat dipergunakan oleh tim peningkatan Mutu dan
Keselamatan Puskesmas Sorawolio sebagai acuan dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab tim.
Harapan kami agar pedoman ini dapat memberi manfaat bagi Puskesmas
Sorawolio guna tercapainya pelayanan puskesmas yang bermutu, efektif dan efisien.

Kepala Puskesmas Sorawolio,

ISMAIL, SKM
NIP. 19720204 200012 1 002
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan tindakan
yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak diinginkan di fasilitas
pelayanan kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Saat ini isu global
yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan adalah keselamatan pasien (patient
savety), termasuk juga dalam pelayanan di Puskesmas. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) juga telah menegaskan pentingnya keselamatan dalam pelayanan kepada
pasien sehubungan dengan data KTD di Rumah Sakit di berbagai negara menunjukkan
angka yang tidak kecil berkisar 3 – 16%. Gerakan keselamatan pasien dalam konteks
pelayanan kesehatan saat ini diterima secara luas di seluruh dunia. WHO kemudian
meluncurkan program World Alliance for Patient Savety pada tahun 2004. Dalam
program ini dikatakan bahwa keselamatan pasien adalah prinsip fundamental pelayanan
pasien sekaligus komponen kritis dalam manajemen mutu.
Keselamatan (savety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit.
Terdapat 4 (empat) isu penting yang terkait dengan keselamatan di Rumah Sakit
termasuk Puskesmas yaitu:
1. Keselamatan pasien (patient safety)
2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. Keselamatan bangunan dan peralatan yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas
4. Keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal
tersebut terkait dengan isu mutu dan citra fasilitas pemberi layanan. Dengan makin
berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas
menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
atau Adverse event apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di Puskesmas Sorawolio terdapat puluhan macam jenis obat, banyak alat dengan
teknologi, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien di poli rawat jalan, ruang bersalin, maupun pelayanan di luar gedung
puskesmas. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi KTD.
Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien maka Puskesmas Sorawolio
membuat Pedoman Keselamatan Pasien di Puskesmas mengingat Keselamatan pasien
sudah menjadi tuntutan masyarakat. Pedoman Keselamatan Pasien di Puskesmas
Sorawolio, memuat langkah-langkah penerapan program keselamatan pasien di
Puskesmas Sorawolio dan langkah menuju keselamatan pasien yang diharapkan dapat
memotivasi puskesmas dalam melaksanakan kegiatannya.
1. Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan.
2. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan
Kejadian Potensi Cedera.
3. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
4. Kejadian Nyaris Cedere, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
5. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
6. Kejadian Potensi Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi tidak timbul cedera.
7. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius sebgai berikut:
1) Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri).
2) Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
3) Salah tempat, salah prosedur, salah pasien yang dioperasi.
4) Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan
orang tuanya.
8. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan
insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
 Memberikan informasi dan acuan bagi seluruh pegawai Puskesmas
Sorawolio dalam melaksanakan Program Keselamatan Pasien, agar tidak
terjadi cedera.
2. Tujuan Khusus:
 Tersedianya pedoman pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di
Puskesmas Sorawolio.
 Terlaksananya Program Keselamatan Pasien di Puskesmas Sorawolio
secara sistematis dan terintegrasi.
 Terlaksananya pencatatan terjadinya insiden di Puskesmas Sorawolio dan
pelaporannya, sehingga tersedia data untuk perbaikan keselamatan pasien.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman keselamatan pasien di Puskesmas Sorawolio meliputi:
 Keselamatan Pasien Puskesmas
 Standar Keselamatan Pasien
 Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas
 Enam Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas

D. Batasan Operasional
Program keselamatan pasien Puskesmas Sorawolio meliputi keselamatan pasien di
pelayanan rawat jalan, ruang bersalin serta pelaksanaan program di masyarakat.

E. Sasaran Keselamatan Pasien


1. Setiap Puskesmas wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan
pasien
2. Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
a. Ketepatan identifikasi pasien
Kepada petugas pelayanan yang terkait dengan pelayanan kepada
pasien/pelanggan diminta untuk melakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan 2 hal yaitu:
1) nama pasien
2) tanggal lahir
hal ini berlaku di poli umum, gigi, KIA dan KB, MTBS, ruang bersalin, ruang
tindakan, ruang konseling.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Dalam melakukan komunikasi antara perawat/perawat gigi, dokter/dokter
gigi, bidan dalam melakukan konsultasi.
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.

F. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan KesehatanUndang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kepala Puskesmas Sorawolio membentuk Tim Keselamatan Pasien
Puskesmas, merupakan tim kerja dibawah langsung dan bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas Sorawolio.
2. Tim Keselamatan Pasien bertugas memberikan saran/pertimbangan strategis
mengenai upaya menerapkan budaya keselamatan pasien serta pengelolaan
manajemen risiko di Puskesmas Sorawolio (baik risiko terhadap pasien maupun
risiko terhadap permasalahan Puskesmas).
3. Upaya peningkatan budaya keselamatan pasien dilakukan oleh semua
unit/poli/program dengan melaksanakan standar keselamatan pasien, tujuh
langkah menuju keselamatan pasien dan sasaran keselamatan pasien.
4. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan koordinasi dengan semua
satuan kerja pelayanan terkait keselamatan pasien, bila terjadi insiden terhadap
pasien dilaporkan kepada tim keselamatan pasien dan tindak lanjut sesuai
aturan yang telah ditetapkan.

SUSUNAN TIM KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS SORAWOLIO

PENASEHAT
KEPALA
PUSKESMAS

TIM AUDIT TIM


KETUA TIM
INTERNAL KESELAMATAN
MUTU PASIEN

SEKRETARIS

TIM MUTU TIM MUTU


TIM MUTU UKM
MANAJEMEN KLINIS (UKP)

B. Keselamatan Pasien Puskesmas


Sejak awal tahun 2006 Puskesmas selalu meningkatkan mutu pelayanan dengan
menerapkan sistem manajemen mutu, harus diakui bahwa program mutu tersebut
telah meningkatkan mutu pelayanan puskesmas. Meskipun demikian pelayanan
yang dianggap telah berkualitas tersebut, masih terjadi insiden keselamatan pasien
yang tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum, namun hal ini terjadi sebelum
menerapkan sistem manajemen mutu.
Oleh karena itu perlu dibuat rencana program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (Patient Safety) untuk lebih memperbaiki proses pelayanan,
karena insiden keselamatan pasien, selanjutnya disebut insiden, sebagian dapat
merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah
melalui rencana pelayanan yang komprehensif, dengan melibatkan pasien.
Dengan meningkatnya keselamatan pasien diharapkan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan puskesmas dapat meningkat. Terjadinya insiden bisa
berdampak terhadap peningkatan biaya pelayanan, menimbulkan konflik antara
dokter / petugas kesehatan dan pasien, sengketa medis, tuntutan dan proses
hukum, tuduhan malpraktek, blow-up ke media massa yang akhirnya menimbulkan
opini negatif terhadap pelayanan puskesmas.

1. Standar Keselamatan Pasien Puskesmas Sorawolio


Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu
ditanggapi segera di puskesmas, maka diperlukan standar keselamatan pasien
Puskesmas Sorawolio yang merupakan acuan bagi seluruh satuan kerja di
Puskesmas Sorawolio untuk melaksanakan kegiatannya.
Standar Keselamatan Pasien Puskesmas Sorawolio disusun mengacu pada
Panduan Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) yang diterbitkan oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan tahun 2018 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
puskesmas.
Standar Keselamata Pasien Puskesmas terdiri dari 7 (tujuh) standar, yaitu:
1) Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD)
Kriteria:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
b. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
c. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada
pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya kejadian tidak diharapkan (KTD)

2) Pendidikan bagi pasien dan keluarga


Puskesmas Sorawolio harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan patner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di Puskesmas Sorawolio harus ada sistem dan mekanisme mendidik
pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi dan menghormati peraturan di Puskesmas Sorawolio
f. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial sesuai aturan yang berlaku

3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan


Puskesmas Sorawolio menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Melalui sistem manajemen
mutu diharapkan kesinambungan pelayanan dapat terlaksana dengan baik
dan lancar khususnya pencapaian sasaran keselamatan pasien.
Kriteria:
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan,
rujukan dan saat pasien keluar dari puskesmas.
b. Koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, konsultasi
dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjutnya.
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

4) Penggunaaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan


evaluasi program peningkatan keselamatan pasien
Puskesmas Sorawolio memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif kejadian tidak diharapkan,
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

Kriteria:
a. Puskesmas Sorawolio melakukan proses design yang mengacu pada
Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas Sorawolio, kebutuhan dan harapan
pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis
yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien
sesuai dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien.
b. Puskesmas Sorawolio melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, mutu
pelayanan, keuangan.
c. Puskesmas Sorawolio melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
KTD dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko
tinggi.
d. Puskesmas Sorawolio menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan agar
kinerja dan keselamatan pasien terjamin.

5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


a. Pimpinan Puskesmas Sorawolio telah mendorong dan menjamin
implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam
organisasi melalui penerapan tujuh langkah menuju keselamatan pasien.
b. Pimpinan Puskesmas Sorawolio menjamin berlangsungnya program
proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program
menekan atau mengurangi KTD.
a) Pimpinan Puskesmas Sorawolio melakukan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
b) Pimpinan Puskesmas Sorawolio mengalokasikan sumber daya yang
adekuat untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja
puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien.
c) Pimpinan Puskesmas Sorawolio mengukur dan mengkaji efektivitas
kontribusi dalam meningkatkan kinerja Puskesmas Sorawolio dan
keselamatan pasien.
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien
dan program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari kejadian nyaris cedera sampai
kejadian tidak diharapkan.
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas Sorawolio terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.
d. Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang
analisis akar masalah kejadian nyaris cedera dan kejadian tidak
diharapkan pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan di dalam Puskesmas Sorawolio dengan
pendekatan antar disiplin.
g. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas Sorawolio dan perbaikan
keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan
sumber daya tersebut.
h. Terdapat sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria obyektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
puskesmas dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya.

6) Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien


a. Tim mutu melatih staf tentang keselamatan pasien, terutama
penanggung jawab terkait dengan keselamatan pasien.
b. Akan mengikut sertakan staf dalam pelatihan manajemen risiko sesuai
kebutuhan.
c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria:
a. Tim mutu mensosialisasikan kepada staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.
b. Tim mutu mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan rapat-rapat, dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
c. Tim mutu melatih tim kerja dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien.

7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien
a. Puskesmas Sorawolio merencanakan dan mendesign proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
Kriteria:
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesign proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

2. Enam Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Sorawolio


Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2018 tentang
Keselamatan Pasien dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi puskesmas,
maka puskesmas menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien, yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja secara terpadu dan terkoordinasi, yaitu:
1) Mengidentifikasi pasien dengan benar
 Penanda pada Rekam Medis:
Pada Rekam Medis ditulis nama lengkap pasien dan tanggal lahir pasien
 Identifikasi nama pasien dan tanggal lahir wajib dilakukan pada saat :
 Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya
 Sebelum melakukan konseling
 Sebelum memberikan obat
 Sebelum mengambil spesimen darah
 Semua pasien yang mempunyai risiko atas dasar pengkajian awal, akan
diberikan tanda risiko
 Setiap petugas kesehatan di Puskesmas Sorawolio yang berkewajiban
melakukan identifikasi sebelum pemberian obat, memberikan pelayanan
atau melakukan prosedur tindakan lainnya yang telah diinformasikan
kepada pasien atau keluarganya, melakukan konseling, mengambil
spesimen darah untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.

2) Meningkatkan komunikasi yang efektif


Komunikasi yang efektif diantara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan,
petugas lainnya) dan petugas kesehatan dengan pasien harus diciptakan
dengan tujuan agar pemberian pelayanan dan perawatan semakin efektif.
Komunikasi yang efektif, yang terstruktur, akurat, lengkap, jelas, tepat waktu
dan dapat dipahami penerima, akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara lisan,
tertulis dan elektronik. Pada saat konsultasi dengan petugas yang lain maka
permintaan dan hasil konsultasi ditulis secara lengkap, jelas dalam rekam
medis terintegrasi, serta tidak menggunakan singkatan yang tidak ada dalam
daftar singkatan. Penerima pesan wajib mengkonfirmasi ulang hasil bila ada
hal yang kurang jelas. Untuk permintaan obat psikotropika tidak dapat
dilakukan dengan perintah lisan.

3) Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai


Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai, obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert). Bertujuan untuk meningkatkan
keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai guna memastikan
keselamatan pasien dan menghindari kesalahan pemberian obat, sehingga
pengelolaan obat yang tepat menjadi sangat penting.
 Obat high alert di Puskesmas terbagi menjadi 2 yaitu obat elektrolit
dengan konsentrasi tinggi dan obat kategori LASA, yang
penyimpanannya dilakukan berdasarkan standar prosedur penyimpanan
yang berlaku, dengan ditempatkan pada wadah bertanda high alert.
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi /
menerima instruksi.
Tips:
 Pemberian elektrolit harus dengan pengenceran dan menggunakan
label khusus
 Setiap pemberian obat menerapkan prinsip 7 Benar ( Benar obat,
Benar dosis, Benar waktu, Benar rule, Benar pasien, Benar informasi,
Benar dokumentasi)
 Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang kompeten.
 Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
(Look Alike Sound Alike)

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,


pembedahan pada pasien yang benar
 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
 Untuk tepat pasien operasi di puskesmas yaitu diartikan tepat pasien
dalam melakukan tindakan : tidak salah prosedur dan tidak salah
tindakan.
 Bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan operasi dengan
melakukan komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan dengan
melibatkan pasien pada pemberian tanda pada lokasi tindakan, dan
melakukan prosedur verifikasi lokasi tindakan dengan meminta
persetujuan tindakam medik pada pasien dengan memberi tahu pasien
lokasi/area yang akan dilakukan tindakan minor (bedah gigi minor,
sirkumsisi, rawat luka, insisi, cros insisi).

5) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas.
Kebersihan tangan yang memadai merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha mengurangi terjadinya insiden keselamatan pasien di
puskesmas. Dalam rangka pengurangan risiko infeksi di Puskesmas
Sorawolio menyediakan hand hygiene dengan:
 Panduan kapan menggunakan hand hygiene
Budayakan cuci tangan pada saat:
 Sebelum dan sesudah tindakan/aseptik
 Setelah terpapar cairan tubuh pasien
 Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasif
 Setelah menyentuh area sekitar pasien/lingkungan
 Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
Adapun 7 langkah cuci tangan di Puskesmas Sorawolio sebagai berikut:
 Buka kran dan basahi kedua telapak tangan
 Tuangkan sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutan
sebagai berikut:
1. Telapak tangan : gosok kedua telapak tangan
2. Punggung tangan : gosok punggung tangan dan sela-sela jari
sisi luar tangan kiri dan sebaliknya.
3. Sela-sela jari : gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi
dalam
4. Kunci : jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Putar : gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
6. Putar : rapatkan ujung jari tangan kanan dan gosokkan pada
telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah
jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya
7. Gosok pergelangan tangan : pergelangan tangan kiri berputar
dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
 Ambil kertas tissue, keringkan kedua tangan
 Tutup kran dengan siku atau bekas tissue yang masih di tangan.
 Menggunakan Alat Pelindung Diri :
Sosialisasi program cuci tangan yang efektif dengan 7 langkah
(memasang petunjuk hand hygiene)
APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung
mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun
pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot).

Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa


dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak
utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.

Indikator untuk pengurangan risiko infeksi yaitu: melakukan cuci tangan


sebelum dan sesudah tindakan di poli pelayanan seperti:
 Poli gigi
 Ruang tindakan
 Laboratorium
 Ruang bersalin
Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.

Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan.


Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan
sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.

6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh


Pengurangan risiko pasien jatuh, bertujuan untuk mengurangi risiko pasien
jatuh, berdasarkan prosedur yang tepat dengan memantau dampak yang
tidak diinginkan dari tindakan yang dilakukan, terdiri dari:
1. Pengkajian pasien risiko jatuh
 Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
 Hal ini berlaku di ruang persalinan dan ruang tindakan.
2. Penilaian pasien risiko jatuh
 Amati dengan teliti di lingkungan kerja terhadap fasilitas, alat, sarana
dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cedera karena
jatuh
 Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat
mnyebabkan pasien cedera
 Lakukan assesmen risiko jatuh pada setiap pasien
3. Pencegahan pasien jatuh
 Pastikan semua tempat tidur pasien terkunci, tidak ada pengecualian
 Harus dilakukan pengkajian risiko jatuh
 Harus dipasang pengaman tempat tidur
 Harus dipastikan tempat tidur terkunci
 Harus dilakukan edukasi tentang risiko jatuh
 Keluarga paham tentang risiko jatuh pada pasien
 Tidak ada kejadian pasien jatuh
Pelaksanaan sistem pelaporan insiden pasien jatuh dan intervensi serta
pencegahan
BAB III
TATA LAKSANA

Program keselamatan pasien di Puskesmas Sorawolio selama ini belum terkoordinis


secara baik, walaupun selama ini sudah dilaksanakan melalui pemantauan layanan
medis, monitor dan evaluasi ketepatan diagnosis, dll. Dengan adanya Permenkes No.
75 tahun 2014 tentang Puskesmas, identifikasi keselamatan pasien dan manajemen
risiko, merupakan program yang harus dikembangkan di Puskesmas Sorawolio.
Maka dari penerapan peningkatan mutu dan manajemen risiko di Puskesmas Sorawolio
dilakukan dengan program keselamatan pasien yang terstruktur dan terintegrasi. Untuk
mengelola program peningkatan mutu dan manajemen risiko puskesmas dikoordinir
oleh Ketua Tim Mutu dan Manajemen Risiko, sedangkan program kesehatan dan
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab Tim Keselamatan Pasien. Agar penerapan
program keselamatan pasien dapat secara sistematis dan terarah maka dalam
melaksanakan program diperlukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring dan
evaluasi.

Rencana Penerapan Keselamatan Pasien Puskesmas sebagai berikut:


 Persiapan Penerapan Keselamatan Pasien di Pukesmas
1. Membuat kebijakan tentang keselamatan pasien puskesmas
2. Menunjuk tim yang bertanggung jawab terhadap program keselamatan pasein
3. Melatih personil untuk mengikuti pelatihan keselamatan pasien
4. Puskesmas menyusun program keselamatan pasien :
a. Menyiapkan sarana prasarana untuk keselamatan pasien seperti :
 Membuat jalur evakuasi
 Mengganti atau merevisi buku status pasien
 Menyiapkan formulir laporan insiden
 Mensosialisasikan SOP
 Melakukan on the job training
b. Mensosialisasikan kepada seluruh karyawan/unit kerja
 Pelaksanaan Keselamatan Pasien Puskesmas
1. Mencanangkan program keselamatan pasien
2. Penerapan program 7 langkah keselamatan pasien
3. Menetapkan area prioritas keselamatan pasien di unit kerja

PERSIAPAN Menetapkan Kepala Puskesmas menetapkan Kebijakan,


kebijakan dan Rencana Kerja Tahunan Keselamatan
rencana kerja Pasien Puskesmas Sorawolio
tahunan program
keselamatan pasien
Menunjuk tim yang
Uraian tugas tim sebagai berikut:
bertanggung jawab
 Mengembangkan program keselamatan
terhadap program
pasien di Puskesmas Sorawolio
keselamatan pasein
 Menyususn kebijakan dan prosedur
terkait dengan program keselamatan
pasien puskesmas
 Menjalankan peran dan melakukan
motivasi, edukasi, konsultasi, monitoring
dan evaluasi implementasi program
keselamatan pasien puskesmas
 Melakukan pelatihan tentang
keselamatan pasien
 Melakukan pencatatan, pelaporan dan
analisis masalah terkait dengan KTD,
KNC, dan Kejadian Sentinel
 Memproses laporan insiden eksternal ke
Dinas Kesehatan Kota Baubau
 Secara berkala membuat laporan
kegiatan ke Kepala Puskesmas Sorawolio
Melatih personil Mengikutsertakan tim keselamatan pasien
untuk mengikuti untuk mengikuti pelatihan keselamatan
pelatihan pasien yang dilaksanakan oleh Dinas
keselamatan pasien Kesehatan Kota Baubau
Puskesmas Membuat rencana program keselamatan
menyusun program pasien
keselamatan pasien
PELAKSANAAN Deklarasi gerakan Melaksanakan penggalangan komitmen
keselamatan pasien bersama untuk meningkatkan mutu
pelayanan yang menjamin keselamatan
pasien
Program 7 langkah Penetapan 7 langkah keselamatan pasien
KP dan 6 sasaran KP sesuai dengan kondisi Puskesmas
Sorawolio dan 6 sasaran keselamatan
pasien
Program penerapan Menggunakan instrumen akreditasi
standar akreditasi KP puskesmas untuk menilai pemenuhan
standar pelayanan Puskesmas Sorawolio
termasuk didalamnya parameter yang
menilai pelayanan KP puskesmas pada bab
IX
Program KP unit Penetapan area prioritas dalam penerapan
kerja program keselamatan pasien puskesmas.
Diharapkan dengan pengalaman yang
diperoleh dari penetapan area prioritas
tersebut, satuan/unit kerja lainnya dapat
belajar dari kegiatan penerapan
keselamatan pasien dari satuan kerja yang
telah menjadi area prioritas
Program khusus  Bekerjasama dengan pengadaan untuk
menyediakan hand hygiene di setiap unit
layanan.
 Program pelatihan keselamatan pasien
Program rutin : 1.Semua pegawai yang pertama kali
Keselamatan Pasien menemukan insiden wajib melaporkan
dan Pelaporan insiden menggunakan formulir insiden
Insiden KP internal dalam waktu maksimal 2 x 24 jam
Puskesmas 2.Semua staf Puskesmas Sorawolio wajib
melakukan identifikasi semua jenis
insiden secara reaktif dan proaktif,
melakukan assesmen risiko
menggunakan FMEA.
3.Semua penanggung jawab
unit/poli/program wajib menindak lanjuti
semua jenis insiden dengan investigasi
sederhana dan mengelola insiden
4.Puskesmas Sorawolio wajib melaporkan
insiden eksternal ke Dinas Kesehatan
Kota Baubau
5.Puskesmas Sorawolio menerapkan
program manajemen risiko secara
proaktif, minimal satu kali setahun,
dengan membentuk tim yang difasilitasi
oleh tim mutu dan keselamatan pasien.
6.Semua unit kerja Puskesmas Sorawolio
wajib melaporkan dan bersama tim mutu
dan keselamatan pasien melakukan
analisis data saat ada ketidaksesuaian
dan variasi hasil yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan, meliputi :
 Analisis data secara intens apabila ada
penyimpangan hasil
 Analisis data seluruh reaksi
infus/anestesi yag diidentifikasi
 Analisis data seluruh kejadian efek
samping obat, sesuai dengan data
yang dimiliki puskesmas
 Analisis data seluruh kesalahan
pengobatan yang signifikan, sesuai
data yang dimiliki puskesmas
 Analisis data seluruh perbedaan besar
antara diagnosis sebelum dan sesudah
tindakan
 Analisis data seluruh kejadian
sampingan atau pola kejadian
sampingan selama dilakukan anestesi
lokal

Forum diskusi Dilakukan berkala 6 bulan sekali untuk


membahas perkembangan dan
permasalahan KP Puskesmas dan solusi
yang diperoleh dengan tujuan
memonitor/menjaga kelangsungan
prograam KP Puskesmas dan
menumbuhkan budaya KP Puskesmas.
EVALUASI Monev : Monev dilakukan secara periodik sesuai
 Laporan formal kebutuhan.
KP Akhir tahun dibuat laporan menyeluruh
 Hasil forum untuk perbaikan program KP puskesmas
diskusi
 Masukan hasil KP

Manfaat Penerapan Sistem Keselamatan Pasien :


1. Budaya keselamatan (safety) meningkat dan berkembang
2. Komunikasi dengan pasien berkembang
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) menurun
4. Risiko klinis menurun
5. Keluhan berkurang
6. Mutu pelayanan meningkat
7. Citra puskesmas dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti kepercayaan diri
yang meningkat

BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Puskesmas
1. Menyiapkan format untuk pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan
pasien puskesmas:
a. Format laporan insiden KNC, KTC, KTD dan Kejadian Sentinel
b. Laporan Kondisi Potensial Cedera (KPC)
c. Rekapan Kejadian Insiden di Puskesmas Sorawolio
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi:
a. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
b. Kejadian nyaris cedera (KNC)
c. Kejadian potensial cedera (KPC)
d. Kejadian tidak cedera (KTC)
e. Kejadian sentinel
3. Pelaporan insiden terdiri dari:
a. Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan keselamatan pasien di
internal puskesmas
b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari Puskesmas Sorawolio ke Dinas
Kesehatan Kota Baubau
Pelaporan eksternal wajib dilakukan oleh puskesmas.
4. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan pencatatan kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Pimpinan Puskesmas.
B. Tim peningakatan mutu dan manajemen risiko
1. Merekapitulasi laporan insiden di Puskesmas
2. Tim melakukan kajian dan analisis dari Laporan Insiden Puskesmas serta
melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke Dinas Kesehatan
Kota Baubau
3. Tim membuat laporan tahunan kegiatan yang telah dilaksanakan ke Dinas
Kesehatan Kota Baubau.

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi terhadap program keselamatan pasien Puskesmas Sorawolio


dilakukan oleh:
1. Kepala Puskesmas Sorawolio melakukan monitoring secara berkala dan melakukan
evaluasi terhadap Program Keselamatan Pasien Puskesmas yang dilaksanakan
oleh Tim Keselamatan Pasien Puskesmas setiap 6 bulan sekali
2. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya.
3. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan evaluasi minimal 2 tahun sekali
terhadap penerapan Pedoman Keselamatan Pasein Puskesmas, kebijakan, dan
prosedur keselamatan pasien yang dilaksanakan di Puskesmas Sorawolio.

BAB VI
PENUTUP
Puskesmas Sorawolio dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
program keselamatan pasien puskesmas, dapat menekan terjadinya insiden
keselamatan pasien, sehingga dapat meningkatnya kepercayaan diri pengguna layanan
Puskesmas Sorawolio. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan di puskesmas, maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien puskesmas
sangatlah penting dalam pengelolaan layanan di puskesmas.
Program Keselamatan Pasien Puskesmas merupakan tidak ada akhirnya, karena
itu diperlukan budaya termasuk motivasi tinggi untuk bersedia melaksanakan proram
keselamatan pasien secara konsisten, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Ditetapkan di : Sorawolio
Pada tanggal : 2 April 2018

KEPALA PUSKESMAS SORAWOLIO

ISMAIL
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SORAWOLIO
Jln. Anoa Km. 8 No. ..... Telp: (0402) 281247 Email :
puskesmas.Sorawolio@gmail.com

LAPORAN KONDISI POTENSIAL CEDERA (KPC)


PUSKESMAS SORAWOLIO

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 x 24 JAM

1. Tanggal dan Waktu ditentukan Kondisi Potensial Cedera (KPC)


Tanggal : ................................................................
Jam : ......................................................................
2. KPC :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
........................................................................................
3. Orang pertama yang melaporkan insiden :
 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain ......................................................................................... (sebutkan)
4. Lokasi diketahui KPC
........................................................................................................... (sebutkan)
5. Unit terkait KPC
........................................................................................................... (sebutkan)

6. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi KPC selama ini, dan hasilnya :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.........................................................................................
7. Tindakan dilakukan oleh :
 Tim : terdiri
dari : .............................................................................................................................
.
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ................................................................................................
(sebutkan)

8. Apakah kejadian yang sma pernah terjadi di unit kerja lain ?


Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.........................................................................................

Penerima Laporan : Pembuat Laporan :

Paraf : Paraf :

Tgl Terima : Tgl Lapor :


PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SORAWOLIO
Jln. Anoa Km. 8 No. ..... Telp: (0402) 281247 Email :
puskesmas.Sorawolio@gmail.com

LAPORAN INSIDEN KNC, KTC, KTD DAN KEJADIAN SENTINEL


PUSKESMAS SORAWOLIO

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 x 24 JAM

A. DATA PASIEN

Nama : ............................................................................... No RM : ........... Poli/Unit :


.....................
Umur : …. Bulan …. Tahun
 0-1 bulan  > 1 bulan - 1 tahun
 > 1 tahun - 5 tahun  > 5 tahun - 15 tahun
 > 15 tahun - 30 tahun  > 30 tahun - 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin :
 Laki-laki  Perempuan
Penanggung biaya pasien :
 Pribadi  Asuransi Swasta
 Pemerintah Perusahaan*
 BPJS Lain-lain
Tanggal Kejadian : ....................................... Jam : ......................

B. RINCIAN KEJADIAN

1. Tanggal dan Waktu Insiden Tanggal : ...........................................


Jam ......................................
2. Insiden : .............................................................................................
3. KronologisInsiden :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
..........................................................................................
4. Jenis Insiden* :
 Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
 Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel
Event)
 Kejadian Tidak Cedera / KTC
KPC

5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*


 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain .......................................................................... (sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
 Pasien
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS/unit
K3 Fasyankes lain
7. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien persalinan
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain .......................................................................................... (sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ................................................................ (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
 Ruang Bersalin
 Poli Umum
 Poli Gigi
 Poli KIA-KB
 Ruang Tindakan
 Ruang Konseling
 Laboratorium
 Apotek
Lain-lain........................................................................ (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden :
Unit kerja penyebab ............................................................ (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
 Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan


hasilnya : ......................................................................................................................
......................................................................................................................................
....................................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh* :
 Tim : terdiri dari : ......................................
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ................................................................................
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.........................................................................................

Penerima Laporan : Pembuat Laporan :

Paraf : Paraf :

Tgl Terima : Tgl Lapor :

Anda mungkin juga menyukai