Anda di halaman 1dari 3

Perilaku Individu dalam organisasi

Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu
dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku
berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing
lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.
Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan
baru yaitu oraganisasi atau yg lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang
mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan
sebagainya. Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik individu
tersebut.
1. Pengertian dan pentingnya motivasi
* Pengertian Motivasi motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku
sedemikian rupa sehingga mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.
* Pentingnya Motivasi Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
organisasi, Sebab motivasi adalah hal yang menyebabkan , menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia , sehingga mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang , maka dapat di pastikan bahwa orang itu tidak
akan perah bergerak sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan
berorganisasi, motivasi dalam organisasi sangat penting adanya. Sehebat apapun rencana
yang telah diuat oleh ketua organisasi , apabila dalam proses aplikasiya dilakukan oleh
anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat , maka akan
menyebabkan tidak terealisasikan rencana tersebut.
2. Proses Timbulnya Motivasi
Menurut Gitosudarmo 1997, proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari
konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Sedangkan proses motivasi itu sendiri
terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut:
a. Munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya
ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan berusaha untuk mengurangi dengan berperilaku
tertentu.
b. Seseorang kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan tersebut.
c. Seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi dengan cara-
cara yang telah dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan, ketrampilan, maupun
pengalamannya.
d. Penilaian prestasi dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain atasan tentang
keberhasilannya dalam mencapai tujuan.
e. Imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas
prestasi yang dilakukannya.
f. Akhirnya seseorang menilai sejauhmana perilaku dan imbalan yang telah memuaskan
kebutuhannya. Sedangkan menurut Gibson 1996 menyampaikan bahwa proses motivasi
diinterpretasikan oleh kebanyakan ahli teori adalah bersifat terarah pada tujuan. Orang
berupaya untuk mengurangi kebutuhan yang belum terpenuhi, yang memicu suatu proses
pencarian cara guna mengurangi tekanan akibat kekurangan-kekurangan tersebut.
3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Ekstern
·        Lingkungan kerja
·        Pemimpin dan kepemimpinannya
·        Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
·        Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Intern
·        Pembawaan individu
·        Tingkat pendidikan
·        Pengalaman masa lampau
·        Keinginan atau harapan masa depan.
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi
antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :
a) Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap
dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya,
tingkat kedewasaan, dsb.
b) Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi
individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana
kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia
yang disebabkan oleh pekerjaan.
c) Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap
pelaksanaan pekerjaannya.
d) Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan
kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai
hubungan di luar pekerjaan
e) Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f) Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
g) Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.
4. Teori – teori Motivasi
a. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1)
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2)
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata.
b. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
c. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
d. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
e. Teori Keadilan
f. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
g.Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
h.Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
i. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Anda mungkin juga menyukai