Anda di halaman 1dari 2

Bab 1 pendahuluan

Perumusan masalah

Tujuan kegatan

Pengertian
Dehisensi luka adalah terbukanya kembali luka operasi pada daerah berongga maupun
pada daerah kompak. Dehisensi dapat berupa terlepasnya sebagian atau keseluruhan
jahitan pada kulit beserta lapisan jaringan lain. Pada daerah berongga seringkali tampak
jahitan kulit masih utuh namun jahitan pada lapisan lebih dalam (lemak atau muskulatur)
terlepas. Dehisensi luka adalah terpisahnya lapisan-lapisan fascia pada luka operasi, hal ini
merupakan komplikasi tersering dari infeksi pembedahan yang dalam.

Penyebab
Dehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan oleh faktor teknis, karakteristik  pasien dan
factor lokalis. Faktor teknis meliputi kegagalan teknik penutupan luka. Karakteristik pasien dan
factor lokalis yang mempengaruhi dehisensi luka adalah mal nutrisi, kadar albumin yang rendah,
masalah pernapasan dan infeksi luka. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya dehisensi luka. Faktor-faktortersebutadalah anemia, jaundice, uremia,
diabetes, hipoalbuminemia, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), malignansi,
penggunaan steroid, obesitas, dan infeksi luka.

Proses Penyembuhan Luka


Cedera yang terjadi pada jaringan apapun di seluruh tubuh utamanya yang berkaitan dengan
diskontinuitas fisik jaringan tersebut, disebut sebagai luka. Luka yang ada kemudian akan
mengalami respon fisiologi s untuk kembali pada kondisi sehat yang disebut dengan proses
penyembuhan luka. Penyembuhan luka merupakan sebuah fenomena alami dan secara spontan
akan terjadi apabila terdapat luka pada jaringan dalam tubuh kita.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka 


1. Faktor Lokal
a. Iskemia
Iskemia adalah kurangnya pasokan darah (nutrisi dan oksigenasi) ke jaringan luka yang dapat disebabkan
karena:

1. Regangan yang terlalu kuat pada tepi luka sehingga mengganggu merapatnya kontraksi luka.
2. Penutupan luka yang terlalu rapat sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler pada tepi
luka rusak
3. Sudah ada jaringan yang nekrotik pada tepi luka sebelumnya
4. Inadekuatnya aliran darah kejaringan luka akibat misalnya ligasi, peripheral vascular disease,
atau hipotensi generalisata.
b. Ketegangan luka
Disini diharapkan aproksimasi (penutupan / pendekatan) luka yang baik sehingga posisi tepi luka bersatu
dengan baik sehingga mempercepat proses kolagenasi. Luka pada area gerak yang banyak akan sulit
penyembuhan lukanya. Ketegangan dalam penjahitan luka juga hendaknya diperhatikan, terlalu tegang
akan menimbulkan iskemia. Menarik terlalu keluar penjahitan dapat menyebabkan dead space didalam.
Untuk mengantisipasi ini semua dapat digunakan grafts dan flaps (pada jaringan kulit yang banyak
hilang), atau post operative splinting.
c. Infeksi
Dengan adanya rongga (dead space) di dalam luka operasi dapat menyebabkan terkumpulnya darah
( hematoma) dan cairan serous lainnya yang merupakan kultur media yang baik untuk bakteri dan
merupakan predisposisi terjadinya infeksi ( Surgical Site Infection). Akibat hematoma juga hemostasis
tidak adekuat, terjadi perdarahan, akibat relaksasi pembuluh darah, perdarahan lambat pada infeksi
luka atau obat-obatan tikoagulasi atau disseminated intravascular coaghulaphaty merupakan penyebab
utama perdarahan. Selain itu bahan-bahan dari benang operasi dapat juga menjadi predisposisi
terjadinya infeksi, juga persiapan prabedah yang tidak adekuat misalnya pemberian antibiotic profilaksis
d. Trauma lokal
Kerusakan jaringan tempat bekas operasi terhadap suatu benturan dapat menyebabkan iskemik parsial
atau total. Hal ini menyebabkan respon radang yang hampir sama dengan sepsis dimana dapat
mengganggu proses kolagenesis. Jika demikian maka debridement diperlukan.

2. Faktor Sistemik
Pada keadaan terjadinya gangguan sistemik maka penyembuhan luka terjadi kegagalan sintesis kolagen
dan fungsi imun terganggu. Faktor-faktor sistemik itu antara lain :

1. Usia/kondisi medis misal : diabetes, gagal ginjal, gagal fungsi hati, gagal nafas, imunodefisiensi,
obesitas
2. Anemia
3. Syok hipovolemik / hipoksia
4. Kekurangan berat badan / malnutrisi (missal : vit C, Zn, vit A, protein) Septikemia
5. Keganasan
6. Penggunaan steroid

Anda mungkin juga menyukai