Abstrak
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa
negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan
sedimen dan polutan. Sungai adalah jalan air alami yang mengalir menuju samudra, danau, laut atau
ke sungai yang lain.
Sungai secara umum memiliki suatu karakteristik sifat yaitu terjadinya perubahan morfologi
pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi dikarenakan oleh faktor alam dan faktor
manusia seperti halnya pembuatan bangunan-bangunan air seperti pilar dan abutmen pada jembatan,
groundsill, bendung dan sebagainya. Sungai Progo merupakan sungai yang mengalir di Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Indonesia. Sungai ini berhulu di Gunung
Sindoro dengan panjang sungai utama sekitar 138 km dan mempunyai daerah aliran seluas sekitar
243.833,086 hektar. Sungai Progo memiliki anak-anak sungai yang berhulu di beberapa gunung,
salah satunya adalah gunung Merapi yang masih memiliki status gunung api aktif.
1
Disampaikan Pada Seminar Tugas Akhir Agustus 2016
2
(20120110104) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3
Dosen Pembimbing 1
4
Dosen Pembimbing 2
Seminar Hasil Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 2016
C. Tujuan Penelitian
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka
A. Latar Belakang penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai
Tuntutan kebutuhan sosial dan ekonomi berikut :
manusia yang kian berkembang telah mendorong 1. Melakukan penilaian morfologi Sungai
perkembangan teknologi pendayagunaan sungai Progo.
mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga 2. Memberikan rekomendasi terhadap hasil
teknologi yang sangat maju. Perkembangan ilmu penilaian kondisi fisik morfologi Sungai
pengetahuan dan teknologi, pendayagunaan dan Progo.
perlindungan sungai telah melahirkan berbagai
jenis prasarana sungai yang tersebar di Indonesia. D. Manfaat Penelitian
Sungai secara umum memiliki suatu karakteristik Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan sebuah
sifat yaitu terjadinya perubahan morfologi pada manfaat dari penelitian ini, yaitu :
bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi 1. Memberikan informasi tentang kondisi
dikarenakan oleh faktor alam dan faktor manusia fisik lapangan morfologi sungai yang ada
seperti halnya pembuatan bangunan-bangunan air di Sungai Progo.
seperti pilar dan abutmen pada jembatan, 2. Memberikan informasi dari sebuah
groundsill, bendung dan sebagainya. Sungai metode yang dapat digunakan dalam
Progo merupakan sungai yang mengalir di penilaian kondisi fisik (morfologi) sungai
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah E. Batasan Penelitian
Istimewa Yogyakarta di Indonesia. Sungai ini Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
berhulu di Gunung Sindoro dengan panjang adalah sebagai berikut,
sungai utama sekitar 138 km dan mempunyai 1. Penelitian ini tidak mengkaji
daerah aliran seluas sekitar 243.833,086 hektar. mengenai sosial ekonomi masyarakat
Sungai Progo memiliki anak-anak sungai yang yang terkena dampak dari erupsi
berhulu di beberapa gunung, salah satunya adalah gunung merapi.
gunung Merapi yang masih memiliki status 2. Morfologi Sungai Progo dianggap hanya
gunung api aktif yang mengakibatkan Sungai dipengaruhi oleh erupsi Gunung Merapi
Progo menerima dampak dari material yang tahun 2010.
terbawa oleh lahar dingin. Aliran debris lahar 3. Menilai morfologi sungai progo
dingin berpotensi merubah morfologi aliran diantaranya gerusan dan sedimen, studi
Sungai Progo secara signifikan. Tidak hanya kasus bagian tengah sampai hilir Sungai
aliran sepanjang sungai saja yang menerima Progo.
dampak banjir lahar dingin, namun bangunan di 4. Memperkirakan kelayakan fisik Sungai
sepanjang aliran sungai juga menerimanya. Progo.
Sedimentasi adalah merupakan akibat dari
adanya erosi dan di sungai memberi dampak
II. TINJAUAN PUSTAKA
pengendapan sedimen di dasar sungai yang
menyebabkan naiknya dasar sungai, kemudian
Sungai merupakan salah satu bagian dari
menyebabkan tingginya muka air sehingga
siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
berakibat sering terjadi banjir yang menimpa
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun,
lahan-lahan yang tidak di lindungi (unprotected
mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa
land). Hal tersebut dapat pula menyebabkan
negara tertentu air sungai juga berasal dari
aliran meandering dan mencari palung baru.
lelehan es/salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Sungai terdiri
B. Rumusan Masalah
dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang
Berdasarkan yang telah diungkapkan pada
mengalir ke anak sungai,beberapa anak sungai
latar belakang penelitian, makan penulis dapat
akan bergabung untuk membentuk sungai utama.
merumuskan masalah yang akan di tinjau, yaitu:
Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada
1. Bagaimana kondisi fisik dibagian hilir
saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri
Sungai Progo ?
dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai
2. Bagaimana kondisi morfologi Sungai bertemu laut di kenali sebagai muara sungai.
Progo bagian hilir sungai ? Audit teknis sarana dan prasarana sungai
merupakan metode pemeliharaan sarana dan
prasarana sungai dengan cara mengevaluasi
kondisi fisik sarana dan prasarana sungai.
Seminar Hasil Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 2016
Jembatan
Jembatan
4 Gantung Duwet 14,1
Kreo (J5)
(J4)
Jembatan Kreo Jembatan
5 9,4
(J5) Ngapak (J6)
Jembatan
Jembatan
6 Mbeling 17,3
Ngapak (J6)
(J7,J8)
Jembatan
Jembatan
7 bantaran 1,4
Mbeling (J7,J8)
Lama (J9)
Jembatan
Jembatan
Alternatif
8 bantaran Lama 47,5
Bendung
(J9)
Sapon (12)
Jembatan
Jembatan
Alternatif
9 Srandakan 2
Bendung Sapon
(baru) (J14)
(12)
Jembatan
Hilir Sungai
10 Srandakan (baru) 17,8
Progo
(J14)
mempunyai daerah aliran seluas sekitar morfologi dan foto lapangan hasil survei
243.833,086 hektar. Sungai Progo memiliki morfologi.
anak-anak sungai yang berhulu di beberapa
gunung, salah satunya adalah gunung Merapi
yang masih memiliki status gunung api aktif. Ruas 1
Sungai Progo merupakan sungai alami yang
memiliki salah satu hulu yang bersumber di Berikut merupakan foto citra satelit yang
Gunung Merapi, yang mengakibatkan Sungai menunjukkan batasan ataupun lokasi tinjauan
Progo menerima dampak dari material yang pada ruas 1.
terbawa oleh lahar dingin.
Dari hasil penelitian yang di lakukan dari
Sungai Progo terutama di bagian transisi sampai
hilir. Terdapat berbagai macam tipe sungai yang
diantaranya. Ruas J1 sampai J3 terdapat tipe
sungai E karena saluran yang lebar, berparit, dan
berkelok mengikuti perkembangan daerah banjir
dan pemulihan vegetasi dari bekas saluran. Tipe
sungai E adalah suatu cekungan konsisten yang
menghasilkan jumlah cekungan dari setiap unit
jarak saluran, dan sepanjang Ruas J3 sampai J8
terdapat tipe sungai DA (branastomosis) karena
suatu sistem saluran berjalin dengan gradien yang
sangat rendah dan lebar aliran setiap saluran
bervariasi. Tipe sungai DA merupakan suatu
sistem sungai stabil dan memiliki banyak saluran
dan rasio lebar per saluran serta sinousitas
bervariasi dari sangat rendah sampe sangat tinggi.
Sedangkan Ruas J9 sampai Hilir Sungai Progo
terdapat tipe sungai D karena mempunyai
konfigurasi yang unik sebagai sistem saluran
yang menunjukan pola berjalin dengan rasio Gambar 2.3 Peta Lokasi Ruas 1
lebar per kedalaman (W/D ratio) yang sangat
tinggi (> 40), dan lereng salura yang umumnya
sama dengan lereng lembah. Tingkat erosi yang
sangat tinggi dan rasio lebar saluran yang sangat
rendah, dengan suplai sedimen yang sangat tidak
terbatas. Bentuk saluran merupakan tipe pulau
yang bervegetasi. Pola saluran berjalin dapat
berkembang pada daerah yang bermaterial sangat
kasar yang terletak pada lebah dengan lereng
yang cukup curam, sampai lembah dengan
gradien yang rendah, rata, dan sangat bebas yang
berisi material yang sangat halus.
Terbentuknya agradasi di hilir sungai progo
dikarenakan arus yang tenang mengakibatkan
angkutan material hasil erupsi gunung merapi
mengendap tidak terbawa oleh arus akibatnya
proses agradasi lebih dominan terjadi.
B. Kondisi Morfologi
Berdasarkan peta lokasi studi secara
keseluruhan (lihat Gambar 2), kemudian batasan
daerah tinjauan per ruas digambarkan melalui
peta citra satelit. Sedangkan untuk kondisi
morfologi sungai dijelaskan dalam tabel agradasi
dan degradasi disertai gambar citra satelit bentuk
Gambar 4 Lokasi Penelitian Ruas 1
Seminar Hasil Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 2016
No Keterangan Gambar
Gambar Agradasi Degradasi
Di bagian hulu
Jembatan Ancol
1. terdapat Agradasi Tidak ada
yang berupa pasir
dan bebatuan.
Tabel 2 Kondisi Morfologi Sungai Ruas 1 Di bagian hilir
Jembatan Ancol
2. terdapat Agradasi Tidak ada
Keterangan yang berupa
No bebatuan dan pasir.
Gambar
Agaradasi Degradasi Di bagian hulu
Jembatan Ancol
Di bagian hulu 3. terdapat Agradasi Tidak ada
Jembatan Ancol yang berupa
1 Tidak ada
terdapat Agradasi yang bebatuan dan pasir.
berupa tanah. Di bagian hulu
Di bagian hulu Jembatan Ancol
Jembatan Brojonalan 4. terdapat Agradasi Tidak ada
2 terdapat sedimen yang Tidak ada yang berupa
berupa krikil, bebatua, bebatuan dan pasir.
dan pasir. Di bagian hulu
Di bagian hulu Jembatan Ancol
Jembatan 5. Tidak ada
terdapat Agradasi
Brojonalan yang berupa tanah.
3 Tidak ada
terdapat gerusan
yang berupa
tanah.
Seminar Hasil Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 2016
Tabel 5.7 Morfologi Sungai Ruas 7 Tabel 5.11 Morfologi Sungai Ruas 10
Keterangan Gambar
No Keterangan Gambar
Degradasi
Gambar Agradasi No
Di bagian hulu gambar
Agradasi Degradasi
Jembatan Kereta Api
1. Mbeling terdapat Tidak ada Di bagian hilir
Agradasi yang berupa Jembatan Srandakan
pasir. 1. terdapat Agrdasi yang Tidak ada
Di bagian hilir berupa tanah, kerikil
Jembatan Kereta Api dan bebatuan.
2. Mbeling terdapat Tidak ada Di bagian hilir
Agradasi yang berupa Jembatan Srandakan
kerikil. 2. terdapat Agredasi yang Tidak ada
Di bagian hilir berupa tanah dan
Jembatan Kereta Api rumput.
3. Mbeling terdapat Tidak ada Di bagian hulu
Agradasi yang berupa Jembatan Srandakan
pasir dan kerikil. 3. terdapat Agradasi yang Tidak ada
Di bagian hilir berupa tanah dan
Jembatan Kereta rumput.
4. Tidak ada Api Mbeling Di bagian hilir
terdapat Degradasi Groundsil Srandakan
yang berupa tanah. 4. terdapat Agradasi yang Tidak ada
Di bagian hilir berupa bebatuan dan
Jembatan Kereta pasir.
5. Tidak ada Api Mbeling Di bagian hilir
terdapat Degradasi Groundsil Srandakan
yang berupa tanah. 5. terdapat Agradasi yang Tidak ada
berupa pasir dan
Tabel 5.8 Morfologi Sungai Ruas 8 kerikil.
No Keterangan Gambar
Gambar Agradasi Degradasi C. Rekomendasi
Di bagian hilir
Groundsil Bantaran
1. terdapat Agradasi yang Tidak ada
Berdasarkan kajian kondisi morfologi
berupa tanah, bebatuan sungai melalui pengamatan lapangan dan
dan rumput. peta citra satelit, maka dapat disimpulkan
kondisi umum dari morfologi sungai
Tabel 5.9 Morfologi Sungai Ruas 9 Progo, yang kemudian diberikan
beberapa rekomendasi yang dapat
Keterangan Gambar
No menjadi referensi dalam pemeliharaan
Gambar sungai beserta infrastrukturnya (lihat
Agradasi Degradasi
tabel 5.3.1).
Di hilir Bendung Sapon
terdapat Agradasi dan
1. penambangan pasir Tidak ada
yang berupa pasir dan
kerikil
Di hilir bagian hilir
Bendung Sapon
2. terdapat Agradasi yang Tidak ada
berupa tanah dan
rumput.
Di bagian hilir
Bendung Sapon
3. terdapat Agradasi yang Tidak ada
berupa rumput, tanag
dan bebatuan.
Seminar Hasil Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 2016
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dian Eva Solikha (2011). : Perubahan Morfologi
Sungai Code Akibat Aliran Lahar Pasca
Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010