Anda di halaman 1dari 12

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN STUDI KASUS

Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan yaitu Penatalaksanaan Batuk

Efektif dari tanggal 22 Agustus 2018 sampai tanggal 24 Agustus 2018 dengan

sampel sebanyak dua orang di Desa Mukai Mudik Puskesmas Siulak Tahun 2018.

Penulis menemukan perbedaan diatas tindakan yang telah dilakukan.

A. Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan Ketidakbersihan


Jalan Nafas Pada Tn.B dengan TB paru di Puskesmas Siulak Tahun
2018
Hasil penatalaksanaan pada klien Tn.B yang telah dilakukan pada tanggal 22

Agusutus 2018 sampai 24 Agustus 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1
Hasil Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan
Ketidakbersihan Jalan Nafas Pada Tn.B dengan TB Paru di Puskesmas
Siulak Tahun 2018

No Hari/tanggal Batuk Efektif


Pre Batuk Efektif Post Batuk Efektif
1. Rabu a. Sesak a. Masihsesak
22 Agustus Rr : 28 x/menit Rr : 25 x/menit
2018 b. Penumpukan b. Dahak keluar
dahak c. Suara nafas
c. Suara nafas tambahan
tambahan/ronchi berkurang
2 Kamis a. Masih sesak a. Sesak
23 Agustus Rr : 25 x/menit berkurang
2018 b. Penumpukan Rr : 24 x/menit
dahak b. Dahak keluar
c. Suara nafas c. Suara nafas
tambahan/ronchi berkurang
44

3 Jumat a. Klien tidak lagi a. Frekuensi


24 Agustus sesak Pernafasan
2018 Rr : 23 x/menit normal
b. Penumpukan 22 x/menit
dahak berkurang b. Dahak keluar
c. Tidak ada lagi
nafas
tambahan

Bedasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari tindakan keperawatan yang

dilakukan selama tiga hari mulai tanggal 22 Agustus 2018 sampai 24 Agustus

2018 perubahan frekuensi pernafasan pada Tn.B sebelum dan sesudah

diterapkan Batuk Efektif. Dari tabel diatas dapat dilihat Frekuensi pernafasan

yang dirasakan oleh Tn.B sebelum di terapkan Batuk Efektif yaitu 26 x/menit

dan frekuensi pernafasan setelah diterapkan Batuk Efektif mengalami

perubahan yaitu menjadi 25 x/menit.

Latihan batuk efektif merupakan aktivitas perawat untuk membersihkan

sekresi pada jalan nafas. Tujuan batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi

sekresi dan mencegah resiko tinggi retensi sekret. Pemberian batuk efektif

dilaksanakan terutama pada klien dengan masalah keperawatan ketidak

efektifan jalan nafas dan masalah resiko tinggi infeksi saluran pernafasan

bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi sekret pada jalan nafas

yang sering disebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun atau adanya

nyeri setelah pembedahan thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas

sehingga klien merasa malas untuk melakukan batuk. Hal tersebut merupakan

masalah yang sering di temukan perawat praktisi diklinik keperawatan

(muttaqin, 2008).
45

Menurut penelitian Yuliati Alie (2015) yang berjudul “pengaruh batuk efektif

pengeluaran sputum pada pasien tuberculosis di Puskesmas Peterongan

Kabupaten Jombang”. penelitian di ambil dari 24 responden dilakasanakan

penatalaksanaan batuk efektif di nilai dari sebelum dan sesudah di lakukan

batuk efektif. Sebelum di lakukan batuk efektif yang dapat mengeluarkan

sputum 13 orang dari 24 responden dan sesudah dilakukan batuk efektif yang

dapat mengeluarkan sputum 19 orang (Yuliati alie, 2015).

Menurut asumsi peneliti ini menunjukkan bahwa tindakan batuk efektif pada

pasien tuberculosis paru selama tiga hari sangat efektif dan respon pasien

sebelum dan sesudah penatalaksanaan batuk efektif dari hari ke hari terus

membaik serta pernafasan pasien tuberculosis paru menjadi normal, tindakan

batuk efektif ini dapat dilakukan oleh pasien dalam kehidupan sehari-hari

tindakan ini sangat efektif.

B. Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan Ketidakefektifan


Bersihan Jalan Nafas Pada Tn.S dengan TB paru di Puskesmas Siulak
Tahun 2018.

Hasil Penatalaksaan Batuk Efektif pada Klien Tn.B yang telah dilakukan pada

tanggal 22 Agustus sampai 24 Agustus 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
46

Tabel 4.2
Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan Ketidakefektifan
bersihan Jalan Nafas Pada Tn.S dengan TB paru di Puskesmas Siulak
Tahun 2018

No Hari/tanggal Batuk Efektif

Pre Batuk efektif Post Batuk Efektif

1. Rabu a. Sesak a. Masih sesak


22 Rr : 29 x/menit Rr : 25x/menit
Agusutus b. Penumpukan b. Dahak sedikit keluar
2018 dahak c. Suara nafas
c. Suara nafas tambahan berkurang
tambahan
2 Kamis a. Masih sesak a. Sesak berkurangRr :
23 Agustus Rr : 25x/menit 24 x/menit
2018 b. Penumpukan b. Dahak keluar sedikit
dahak c. Suara nafas
c. Suara nafas tambahan mulai
tambahan hlang
sedikit
3 Jumat a. Sesak berkurang a. Tidak sesak
24 Agustus Rr : 24x/menit Rr : 23x/menit
2018 b. Klien terlihat b. Klien tampak tenang
tenang c. Tidak ada lagi suara
nafas tambahan

Bedasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari tindakan keperawatan yang

telah dilakukan selama tiga hari mulai dari tanggal 22 Agustus 2018

sampai 24 Agustus 2018. Dari tabel di atas dapat dilihat perubahan

frekuensi pernafasan yang dirasakan oleh klien Tn.B sebelum dan sesudah

diterapkan Batuk Efektif, berbeda dengan hari kedua dan seterusnya

dimana terjadi penurunan frekuensi pernafasan setelah diterapkan Batuk

Efektif. Dimana frekuensi pernafasan yang dirasakan oleh Tn.B sebelum


47

diterapkan Batuk Efektif yaitu 26 x/menit sedangkan setelah diterapkan

Batuk Efektif yaitu 22 x/menit.

Latihan batuk efektif merupakan aktivitas perawat untuk membersihkan

sekresi pada jalan nafas. Tujuan batuk efektif adalah meningkatkan

mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi retensi sekret. Pemberian

batuk efektif dilaksanakan terutama pada klien dengan masalah

keperawatan ketidak efektifan jalan nafas dan masalah resiko tinggi

infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang berhubungan dengan

akumulasi sekret pada jalan nafas yang sering disebabkan oleh

kemampuan batuk yang menurun atau adanya nyeri setelah pembedahan

thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas sehingga klien merasa

malas untuk melakukan batuk. Hal tersebut merupakan masalah yang

sering di temukan perawat praktisi diklinik keperawatan (muttaqin, 2008).

Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh susilowati

(2015) yang berjudul “pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sekret

pada pasien TB paru di rumah sakit swadana kediri”. Dari hasil

penelitiannya tersebut jumlah pasien ang mengalami kesulitan dalam

mengeluarkan dahak dapat diatasi masalahnya setelah dilakukan batuk

efektif selama 2 hari. Dengan penatalaksanaan batuk efektif pada klien TB

paru mampu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang

dirasakan oleh klien yang menderita TB paru.


48

Karena penelitian diatas sama-sama menunjukkan penurunan frekuensi

pernafasan dari penatalaksanaan batuk efektif. Hal ini menunjukkan bahwa

penatalaksanaan batuk efektif sebagai terapi farmakologi dapat

mengurangi ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang dirasakan oleh

klien. Karena penatalaksanaan Batuk Efektif mampu memaksimalkan

ekspansi paru dan menurunkan upaya penggunaan otot pernafasan,

menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya ke dalam paru-paru

ketika pasien menghirup nafas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan batuk efektif yang

dilakukan pada klien TB paru selama 3 hari sangat efektif dan respon

pasien sebelum dan sesudah batuk efektif dari hari ke hari terus membaik,

serta pernafasan klien TB paru setelah batuk efektif menjdi normal.

Menurut asumsi peneliti tindakan batuk efektif ini sangat efektif

diterapkan pada klien yang menderita TB paru dan tindakan ini sangat

efektif bila dilakukan klien dalam kehidupan sehari-hari.

C. Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan Ketidakefektifan


Bersihan Jalan Nafas Pada Tn.B dan Tn.S dengan TB paru di
Puskesmas Siulak Tahun 2018.

Hasil dari penatalaksanaan Batuk Efektif pada klien Tn.B dan Tn.S yang

telah dilakukan pada tanggal Juli 2018 sampai Juli 2018 dapat dilihat dari

tabel berikut :
49

Tabel 4.3
Penatalaksanaan Batuk Efektif Untuk Melancarkan Ketidakefektifan
bersihan Jalan Nafas Pada Tn.B dan Tn.S dengan TB paru di
Puskesmas Siulak Tahun 2018.
No Hari/tanggal/jam Setelah dilakukan
batuk efektif
Tn B Tn S
1 Rabu a. Masihsesak a. Masih sesak
22 Agustus Rr : 25 x/menit Rr : 25x/menit
2018 b. Dahak keluar b. Dahak
c. Suara nafas sedikit keluar
tambahan c. Suara nafas
berkurang tambahan
berkurang
2 Kamis a. Sesak berkurang a. Sesak
23 Agustus 2018 Rr : 24 x/menit berkurang
b. Dahak keluar Rr : 24x/menit
c. Suara nafas b. Dahak keluar
tambahan sedikit
berkurang c. Suara nafas
tambahan
berkurang
3 Jumat a. Frekuensi a. Frekuensi
24 Agustus 2018 Pernafasan Pernafasan
normal normal
22 x/menit 23 x/menit
b. Dahak keluar b. Dahak
c. Tidak ada lagi sedikit keluar
nafas tambahan c. Tidak ada
lagi nafas
tambahan

Bedasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari penatalaksanaan Batuk

Efektif pada kedua klien yaitu Tn.B dan Tn.S selama 3 hari (22 Agustus

sampai 24 Agustus)menjadi normal dan kedua pasien mengatakan sudah

tidak sesak lagi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindakan batuk

efektif yang di lakukan pada pasien TB paru selama 3 hari sangat efektif
50

dan respon klien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan batuk efektif

dari hari ke hari terus membaik serta pernafasan klien TB paru setelah

pelaksanaan batuk efektif menjadi normal.

Batuk efektif merupakan aktivitas perawat untuk membersihkan sekresi

jalan nafas. Pemberian latihan batuk efektif dilaksanakan terutama pada

klien dengan masalah keperawatan ketidakeffektifan bersihan jalan nafas

dan masalah risiko tinggi infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang

berhubungan dengan akumulasi sekret pada jalan nafas yang seing

disebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun atau adanya nyeri

setelah pembedahan thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas

sehingga klien merasa malas untuk melakukan batuk, ( Muttaqin, 2009 :

242).

Menurut penelitian Rodiyah (2015) yang berjudul “pengaruh batuk efektif

pengeluaran sputum pada pasien tuberculosis di Puskesmas Peterongan

Kabupaten Bandung”. penelitian di ambil dari 20 responden dilakasanakan

penatalaksanaan batuk efektif di nilai dari sebelum dan sesudah di

lakukan batuk efektif. Sebelum di lakukan batuk efektif yang dapat

mengeluarkan sputum 13 orang dari 24 responden dan sesudah dilakukan

batuk efektif yang dapat mengeluarkan sputum 19 orang (Yuliati alie,

2015).
51

Menurut asumsi peneliti ini menunjukkan bahwa tindakan batuk efektif

pada pasien tuberculosis paru selama tiga hari sangat efektif dan respon

pasien sebelum dan sesudah penatalaksanaan batuk efektif dari hari ke hari

terus membaik serta pernafasan pasien tuberculosis paru menjadi normal,

tindakan batuk efektif ini dapat dilakukan oleh pasien dalam kehidupan

sehari-hari tindakan ini sangat efektif.

D. Implikasi Hasil laporan Studi Kasus

Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi yang menjadi dasar bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan keperawatan. Penelitian

ini memberikan gambaran yang mendalam tentang pengaruh dari

penatalaksanaan Batuk Efektif dalam mengurangi ketidakefektifan

Bersihan jalan nafas pada klien Tn. B dan Tn.S

1. Bagi pasien

Hasil yang ditemukan dari penelitian ini hendaknya dapat selalu

dilakukan oleh pasien dalam kehidupan sehari – hari secara rutin

sebagai alternatif untuk menurunkan ketidakefektifan jalan nafas

akibat dari TB Paru sebagai alat farmakologis. Karena mengingat

terdapatnya pengaruh dari penatalaksanaan Batuk Efektif terhadap

frekuensi pernafasan yang dirasakan oleh klien sebelum dan sesudah

diterapkan Batuk Efektif.

2. Bagi Perawat
52

Dalam penelitian ilmu keperawatan juga terkait dengan penelitian ini.

Dalam penelitian ini memperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara

pengetahuan, sikap dan kepatuhan minum obat terhadap kejadian TB

Paru, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan landasan atau data dasar

bagi penelitian selanjutnya. Perlu dikembangkan lagi dengan faktor-

faktor pemicu yang lain dan perluasan variasi jumlah sampel dan

wilayah serta kualitas layanan Puskesmas dan komunikasi yang

berbeda-beda sehingga nantinya akan tergali masalah-masalah baru

yang lebih mampu menggali masalah kesehatan yang akan muncul.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Tenaga kesehatan khususnya keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan harus didasarkan atas asuhan keperawatan yang benar

terutama tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan kepatuhan minum

obat terhadap kejadian TB Paru. Diperlukan kemampuan komunikasi

dan sikap empati perawat untuk mampu menjalin kerja sama yang baik

dengan klien. Hasil yang ditemukan dari hasil penelitian ini hendaknya

dapat dipergunakan oleh tenaga perawat dalam mengakaji kebutuhan

klien dalam memenuhi kebutuhan fisik, dan psikologinya, hal ini dapat

digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang

baik dengan pemberian edukasi selama di rumah sakit ataupun di

komunikasi dalam pencegahan timbulnya masalah kesehatan

khususnya masalah TB Paru sehingga akan berdampak pada

peningkatan kesahatan klien.


53

E. Keterbatasan Studi Kasus

Dalam menyusun studi kasus ini peneliti telah mengusahakan dan

melakukan dengan prosedur, namun demikian masih ada beberapa

keterbatasan maupun hambatan yaitu, tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan, dikarenakan keterbatasan data yang terbaru. Sedangkan

dilapangan saat penelitian peneliti mempunyai kendala yaitu keterbatasan

alat untuk melakukan teknik batuk efektif, tetapi penelitian tetap bisa di

laksanakan sesuai target waktu peneliti.

F. Rencana Tindak Lanjut

Penulis membuat rencana secara sistematik untuk suatu kegiatan yang

akan dilakukan dalam rangka mencapai suatu obyek tertentu, sesuai hasil

studi kasus yang didapatkan.

Tindak lanjut dari penelitian ini setelah dilakukan batuk efektif adalah

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien agar menghindari faktor

pencentus TB paru. Karena TB paru akan kambuh jika pasien tidak

mengkonsumsi obat 6 bulan. Pendidikan kesehatan yang di lakukan oleh

peneliti menyarankan klien jika obat habis cepat mengambilnya ke

puskesmas.

Tindak lanjut untuk penelitian selanjutnya untuk mengurangi

ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan cara non farmakologi bisa

menggunakan Nebulizer, posisi semi fowler, fisioterapi dada. Tindakan


54

tersebut tidak hanya pada penderita TB Paru bisa diterapkan pada

penderita Asma Bronchial, Bronkitis, Bronchopneumonia, PPOK,

Pneumonia, dan penyakit yang tertanggu sistem pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai