PENDAHULUAN
1
perusahaan tersebut. Kedepannya, tim ini akan terus melakukan review untuk
merekomendasikan perubahan TI apa yang tepat untuk perusahaan terkait.
Informasi terkait release CR, selain digunakan oleh Tim PDM, juga
diperlukan oleh Tim IT Operation Center (ITOC) untuk mendukung
operasionalnya. Departemen ITOC menggunakan data terkait CR dari sistem
PDM untuk memantau tingkat keberhasilan atau Success Rate (SR) yang dilihat
dari tingkat transaksi pada semua sistem layanan yang telah berjalan dan tersedia
bagi publik. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua sistem layanan
senantiasa memberikan tingkat layanan yang memuaskan dan error free bagi
pelanggan.
Saat ini, sistem PDM sudah membuka akses bagi sistem internal lain yang
membutuhkan data terkait release CR menggunakan API. Namun, sistem lain
yang memanfaatkan data release, khususnya Departemen ITOC, masih belum
menggunakan data release yang tersedia secara maksimal dalam membuat
dashboard release yang informatif dan interaktif untuk mendukung pemantauan
SR oleh ITOC. Salah satu informasi penting yang belum tercakup dalam
dashboard release pada sistem ITOC adalah informasi terkait daftar release yang
bersifat kritikal yang dijadikan ITOC sebagai acuan dalam menentukan prioritas
pemantauan SR. Kendati tersedianya API untuk mengambil data yang
dibutuhkan untuk menghasilkan informasi release kritikal tersebut, sistem ITOC
belum dilengkapi dengan kemampuan untuk mengolah data release untuk
kemudian menghasilkan kategorisasi prioritas release.
Keterbatasan fungsionalitas pada sistem ITOC mengharuskan Tim ITOC
untuk memperoleh informasi daftar release kritikal secara manual dengan
mendatangi Tim PDM untuk memintanya melakukan pengolahan data release
dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Pengolahan data oleh Tim PDM
juga masih dilakukan secara manual oleh analis sehingga cukup menyita waktu
dan menjadikan informasi tersebut tidak tersedia secara langsung. Selain itu
proses ini juga memiliki kemungkinan terjadinya human error karena bergantung
pada tingkat pemahaman analis dalam melakukan kategorisasi release
berdasarkan kriteria kategorisasi yang telah ditentukan Tim PDM.
Delay yang dialami Tim ITOC dalam akuisisi informasi release, khususnya
terkait daftar release yang bersifat kritikal, akan menghambat penentuan prioritas
pemantauan sehingga menghambat pendeteksian dan penanggulangan anomali
2
yang terjadi pada release yang tercermin pada penurunan SR. Pada akhirnya,
keterlambatan ini menyebabkan terjadinya penurunan layanan dan keluhan
pelanggan yang berujung pada penurunan kepuasan pelanggan.
---
Gambar 1.1 Dashboard Release ITOC Saat Ini
3
relevan secara cepat sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan terkait
prioritasi pemantauan release dengan semakin tepat dan cepat kedepannya.
4
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam gagasan ini adalah mengembangkan sistem informasi e-Reporting
berbasis web yang mencakup halaman dashboard yang dilengkapi informasi
pendukung keputusan berupa rekomendasi peringkat prioritasi release
menggunakan pemodelan Analytic Hierarchy Process (AHP) pada sistem
ITOC di PT XYZ untuk menyediakan informasi terkait release CR yang lebih
relevan secara cepat sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan
terkait prioritasi pemantauan release dengan semakin tepat dan cepat
kedepannya.
1.4.2 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka pengembangan
gagasan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Bagi pengguna sistem ITOC, memberikan kemudahan dalam memperoleh
informasi terkait kategorisasi severity dan prioritasi release CR, terutama
daftar release yang bersifat kritial untuk dijadikan acuan dalam
menentukan prioritasi pemantauan terhadap release sehingga
meningkatkan kemampuan ITOC dalam mendeteksi dan menanggulangi
anomali untuk menjaga tingkat layanan dan menghindari keluhan
pelanggan untuk mencegah penurunan tingkat kepuasan pelanggan.
b. Bagi pejabat terkait, diharapkan dengan adanya sistem e-Reporting ini
dapat menyediakan informasi terkait Change Request untuk membantu
pengambilan keputusan untuk strategi perusahaan ke depan.
c. Bagi penulis, meningkatkan pengetahuan terkait pengembangan sistem e-
Reporting dan Change Request Management baik secara teori maupun
teknis.
d. Bagi peneliti lain, sebagai referensi dalam pembelajaran terkait sistem e-
Reporting dan Decision Support System.
5
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri atas tiga tahapan
berikut:
a. Studi Pustaka
Penulis mencari informasi yang berasal dari buku dan berbagai
literatur terkait sistem e-Reporting, Change Request Management,
Decision Support System dan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Sumber tersebut digunakan sebagai landasan teori dan alat bantu dalam
menganalisis.
b. Observasi
Dalam observasi ini, penulis melakukan pengamatan kondisi yang
sedang berjalan pada Tim PDM dan ITOC di PT XYZ dan
mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan aplikasi melalui wawancara.
c. Wawancara
Untuk menjelaskan permasalahan dan mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk pengembangan dilakukan wawancara dengan project
manager dari Tim PDM.
6
b. Perencanaan (Plan), perencanaan dan pemonitoran proyek. Pada tahap ini
akan ditentukan apa yang akan dilakukan, bagaimana caranya, dan siapa
yang akan melakukan.
Pada tahap ini, penulis akan mengembangkan rencana dan menyusun
jadwal yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem informasi e-
Reporting.
7
ini yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan
framework CI.
Pengujian sistem yang dilakukan yaitu pengujian penerimaan user
atau user acceptance test (UAT). Pengujian penerimaan user digunakan
untuk mengetahui tanggapan user terhadap sistem e-Reporting dan
memastikan kesesuaian fitur sistem dengan kebutuhan user.
Sistem informasi yang telah dikembangkan nantinya akan
diintegrasikan dengan sistem ITOC saat ini sebagai penambahan pada
fitur pelaporan untuk melengkapi informasi yang tersedia pada halaman
dashboard release CR.
8
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, dimana
masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub-bab dengan cakupan
yang lebih spesifik. Adapun pembahasan tiap bab dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
9
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
10
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1.2. SDLC
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), SDLC adalah suatu
pengembangan sistem yang mengidentifikasi semua kegiatan yang diperlukan
untuk membangun, meluncurkan, dan memelihara sistem informasi. Biasanya
SDLC mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian dari analisis
sistem, desain sistem, pemrograman, pengujian, dan pemeliharaan sistem
serta proses manajemen proyek lainnya yang diperlukan untuk keberhasilan
penyebaran sistem informasi.
Ada banyak pendekatan untuk SDLC dan banyak variasi untuk proyek
yang memiliki berbagai kebutuhan. Namun, ada serangkaian proses inti yang
selalu dibutuhkan, meskipun ada juga variasi proses inti yang lain. Setiap
proses direncanakan dan dilaksanakan untuk kemudian digabungkan menjadi
sebuah proyek. Berikut adalah enam proses inti yang diperlukan dalam
pengembangan aplikasi baru (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012):
1. Identifikasi masalah atau kebutuhan dan mendapatkan persetujuan
untuk melanjutkan rencana pengembangan.
11
2. Merencanakan dan memantau proyek terkait apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
3. Menemukan dan memahami detail masalah atau kebutuhan.
4. Merancang komponen sistem yang memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan.
5. Membangun, menguji, dan mengintegrasikan komponen sistem.
6. Menyelesaikan pengujian sistem dan mendeploy solusi.
12
terlebih dahulu. Rencana-rencana ini meliputi mengetahui tujuan, memahami
detail, melakukan spesifikasi kebutuhan, sebelum memulai menulis kode.
Arsitek aplikasi harus memiliki kemampuan untuk memahami dan
mengetahui tujuan dari pihak yang mendanai proyek. Biasanya arsitek
software disebut sistem analis. Pada situasi dimana programmer memiliki
kecakapan yang setara dengan analis, akan lebih mudah untuk merekam jejak
pada detail tanpa menuliskannya. Namun untuk sebuah tim yang cukup besar,
penting untuk memiliki dokumentasi tertulis untuk membantu memahami,
mengumpulkan dan menentukan spesifikasi untuk mengembangkan
perangkat lunak.
Singkatnya, analisis sistem dan desain (SA&D) adalah tentang
menyediakan alat-alat dan teknik-teknik kepada pengembang untuk
mengkomunikasikan kebutuhan bisnis, mengetahui tujuan dan menemukan
solusi untuk menentukan langkah-langkah untuk membangun aplikasi,
mengkonfirmasi bahwa solusi memenuhi kebutuhan dan meluncurkan solusi
yang diwujudkan dalam aplikasi.
Analisis sistem terdiri dari aktivitas-aktivitas yang memungkinkan
seseorang memahami dan menentukan spesifikasi untuk mencapai sistem
yang baru. Analisis sistem menjelaskan secara terperinci "apa" yang harus
dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan atau untuk menyelesaikan
masalah (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
Desain sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
seseorang untuk menggambarkan secara rinci sistem yang memecahkan
kebutuhan. Kata operatif dalam kasus ini adalah "solves." Dengan kata lain,
desain sistem menjelaskan "bagaimana" sistem akan bekerja. Ini menentukan
secara rinci semua komponen sistem solusi dan bagaimana bersama-sama
bekerja untuk memberikan solusi yang diinginkan (Satzinger, Jackson, &
Burd, 2012).
13
4. Desain antarmuka sistem.
5. Desain basis data.
6. Desain kontrol dan keamanan sistem
2.1.6. UML
Unified Modeling Language (UML) adalah seperangkat standar
konstruksi dan notasi model yang didefinisikan oleh Object Management
Group (OMG), sebuah organisasi standar untuk pengembangan sistem.
Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna akhir dapat
menggambarkan dan memahami berbagai diagram spesifik yang digunakan
dalam proyek pengembangan sistem. Sebelum UML ada, tidak ada standar
yang ditetapkan untuk sebuah sistem, sehingga diagram dapat
membingungkan, dan mereka bervariasi dari perusahaan ke perusahaan (dan
dari buku ke buku) (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
14
Use case diagram merupakam model UML yang digunakan untuk
menunjukkan use case dan hubungannya dengan pengguna secara grafik.
15
2.1.8. Use Case Description
Use case description merupakan sebuah model tekstual yang berisi
daftar dan mendeskripsikan rincian proses untuk setiap use case.
16
atau requirement pengguna. Simbol - simbol yang digunakan Activity
Diagram diantaranya:
1. Oval
Merepresentasikan aktivitas individu dalam alur kerja.
2. Connecting arrow (Bentuk Panah penghubung)
Merepresentasikan urutan antara aktivitas.
3. Black circle denote (Bentuk Lingkaran hitam)
Menunjukkan awal dan akhir alur kerja.
4. Diamond (Bentuk Berlian)
Adalah titik keputusan di mana aliran proses akan mengikuti satu jalur
atau lainnya.
5. Syschronization bar (Bentuk Garis utuh tebal)
Adalah bilah sinkronisasi (pemisah), yang membagi jalan menjadi
beberapa jalur konkuren atau menggabungkan kembali jalur konkuren.
6. Swimlane heading (Judul swimlane)
Merepresentasikan agen yang melakukan kegiatan. Karena dalam alur
kerja memiliki agen yang berbeda (mis., Orang) melakukan langkah-
langkah berbeda dari proses alur kerja, simbol swimlane membagi
aktivitas alur kerja menjadi kelompok yang menunjukkan agen mana
yang melakukan aktivitas mana.
17
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram
18
2.1.10. Domain Class Diagram
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Class Diagram adalah
diagram yang terdiri dari beberapa kelas (misalnya sekumpulan objek) dan
asosiasi di antara kelas-kelas. Class Diagram digunakan untuk menunjukkan
class objek pada sebuah sistem.
Domain model Class Diagram adalah diagram kelas yang hanya
mencakup kelas-kelas dari domain masalah (Satzinger, Jackson, & Burd,
2012).
Pada Class Diagram, persegi panjang merepresentasikan kelas, dan
garis-garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi
antara kelas. Simbol Domain Class Diagram adalah persegi panjang dengan
dua bagian. Bagian atas berisi nama kelas dan bagian bawah daftar atribut
kelas.
19
dan dari aktor atau bolak-balik antara internal objek. System Sequence
Diagram (SSD) digunakan untuk menggambarkan aliran informasi masuk
dan keluar dari sistem otomatis.
Seperti halnya diagram use case, gambar stick mewakili aktor —
seseorang (atau peran) yang berinteraksi dengan sistem. Dalam use case
diagram, aktor “menggunakan” sistem, tetapi penekanan pada SSD adalah
pada bagaimana aktor “berinteraksi” dengan sistem dengan memasukkan data
input dan penerimaan data output. Kotak berlabel: Sistem adalah objek yang
merepresentasikan keseluruhan sistem otomatis. Dalam SSD dan semua
diagram interaksi lainnya, analis menggunakan objek notasi alih-alih notasi
kelas. Dalam notasi objek, kotak mengacu pada objek individual, bukan kelas
dari semua objek serupa. Notasi hanyalah sebuah persegi panjang dengan
nama objek yang digarisbawahi. Titik dua sebelum digarisbawahi nama kelas
adalah bagian notasi objek yang sering digunakan tetapi opsional. Dalam
diagram interaksi, pesan dikirim dan diterima oleh individu objek, bukan oleh
kelas. Dalam sebuah SSD, satu-satunya objek yang disertakan adalah yang
mewakili seluruh sistem.
Jadi Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku
pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan
message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini di dalam use case.
20
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012)
21
Pemrograman Web merupakan aktivitas untuk membuat halaman web atau
aplikasi web atau sistem informasi yang bekerja di platform web (Bramer, 2015).
2.1.14. HTML
HTML (Hypertext Markup Language) digunakan untuk menyusun konten
halaman web agar mudah ditangani oleh klien Web di sisi penerima (Wang,
2013).
2.1.15. CSS
Apabila HTML adalah bahasa yang menangani struktur halaman, cara
informasi sebenarnya disajikan (secara visual atau lainnya) kepada pengguna
akhir dikendalikan oleh browser Web yang menggunakan styling yang terkait
dengan halaman web. Styling dikodekan dalam aturan CSS (Cascading Style
Sheets) dan dilampirkan ke berbagai bagian halaman web. Styling biasanya
ditempatkan di file terpisah dari halaman web. Memisahkan styling halaman dari
struktur halaman memudahkan desainer web untuk menggunakan kembali
styling di halaman yang berbeda dan untuk menerapkan gaya visual yang
konsisten di seluruh situs web (Wang, 2013).
2.1.16. PHP
PHP adalah bahasa yang sangat kuat dan populer yang dirancang khusus
untuk skrip sisi server di Web (Wang, 2013).
22
2.1.18. Database
Database adalah kumpulan data yang saling terintegrasi, disimpan, dikelola
dan dikendalikan secara terpusat. Database biasanya menyimpan informasi
tentang lusinan atau ratusan kelas. Database dikelola dan dikendalikan oleh
sistem manajemen basis data (DBMS). DBMS adalah komponen perangkat lunak
sistem yang umumnya dibeli dan diinstal secara terpisah dari komponen
perangkat lunak sistem lainnya, seperti sistem operasi. Contoh sistem manajemen
basis data modern termasuk Microsoft SQL Server, Oracle, dan MySQL
(Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
2.1.19. MySQL
MySQL (My Structured Query Language) menurut situs resminya (Official
Website MySQL, 2019) adalah salah satu sistem basis data relation atau RDBMS
(Relational Database management System) yang mampu bekerja secara cepat dan
mudah digunakan. MySQL Community Edition didistribusikan gratis dibawah
lisensi GPL (General Public License).
23
Codeigniter menggunakan konsep M-V-C (Model-View-Controller) yang
memungkinkan pemisahan antara layer application-logic dan presentation.
Dengan konsep ini kode PHP, query Mysql, dan CSS dapat saling
dipisah-pisahkan sehingga ukuran file menjadi lebih kecil dan lebih mudah
untuk dilakukan pengembangan.
Model adalah bagian kode program yang digunakan untuk
berhubungan dengan database MySQL sekaligus untuk
memanipulasinya (input-edit-delete).
View yaitu komponen kode program berupa template atau PHP
untuk menampilkan data dan tampilan antarmuka aplikasi.
Controller merupakan kode yang digunakan untuk mengontrol
aliran atau dengan kata lain sebagai pengontrol model dan view.
2.1.21. Testing
Testing adalah salah satu kegiatan pengembangan proyek. Testing adalah
bagian penting dari kegiatan implementasi. Berbagai jenis testing digunakan
dalam setiap proses inti. Testing adalah proses memeriksa suatu komponen,
subsistem, atau sistem untuk menentukan karakteristik operasionalnya dan
apakah mengandung cacat. Untuk melakukan pengujian, pengembang harus
memiliki standar yang ditetapkan dengan baik untuk persyaratan fungsional dan
nonfungsional. Dari persyaratan dan kebutuhan, pengembang mengembangkan
definisi yang tepat mengenai karakteristik operasional yang diharapkan dan yang
tidak. Pengembang dapat menguji perangkat lunak dengan meninjau konstruksi
dan komposisi atau dengan merancang dan membangun perangkat lunak,
menjalankan fungsinya, dan memeriksa hasilnya. Jika hasilnya menunjukkan
kekurangan, pengembang kembali melakukan perbaikan sampai kekurangan
diperbaiki atau cacat dihilangkan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012).
24
menjalankan bisnis. Untuk mencapai itu, perusahaan harus mengetahui strategi
perubahan yang tepat dan pelaksanaannya terus berkelanjutan.
Menurut (Jerald Greenberg, 2008), perubahan merupakan transformasi secara
terencana atau tidak terencana yang terjadi di dalam struktur organisasi, teknologi
dan atau pekerja sebagai sumber daya manusia.
Menurut (Stephen P. Robbins, 2002), manajemen adalah proses untuk
menyelesaikan aktivitas secara efisien dan efektif melalui orang lain. Efisiensi
menunjukkan hubungan antara input dan output dengan mencari biaya sumber
daya minimum. Efektif menunjukkan makna pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Manajemen perubahan adalah suatu proses yang dilakukan sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan dalam rangka
mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses
tersebut (Rebecca Potts, 2004).
2.2.2. Dashboard
25
(atau kriteria) dan alternatif-alternatif yang mungkin. Keunggulan terbesar dari
metode ini yaitu AHP memungkinkan penyertaan dari hal yang tak berwujud
(intangibles) seperti pengalaman, preferensi subjektif dan intuisi, dalam suatu
cara yang logis dan terstruktur (Mu & Pereyra-Rojas, 2017).
langkah berikut:
26
2. Menurunkan prioritas (bobot) untuk kriteria: Tingkat kepentingan kriteria
dibandingkan secara berpasangan dengan tujuan yang diinginkan untuk
menurunkan bobotnya. Kemudian dilakukan pemeriksaan konsistensi dari
penilaian; yaitu sebuah review dari penilaian yang dilakukan untuk
memastikan sebuah tingkat konsistensi yang wajar dalam hal proporsionalitas
dan transivitas.
Tidak semua kriteria memiliki tingkat kepentingan yang sama. Oleh
karena itu, pada langkah ini akan dilakukan penurunan prioritas relatif
(bobot) dari kriteria. Disebut relatif karena prioritas kriteria yang didapat
diukur berkenaan dengan setiap kriteria lainnya.
27
Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Penilaian Intensitas
Setiap sel pada matriks perbandingan akan memiliki sebuah nilai dari
skala numerik pada Tabel 2.1 untuk mencerminkan preferensi relatif (atau
disebut juga penilaian intensitas atau penilaian) dalam setiap pasangan yang
telah dibandingkan.
Sebagai contoh, jika kita menganggap bahwa biaya (cost) lebih penting
(strongly more important) daripada faktor kenyamanan (comfort), sel
perbandingan biaya-kenyamanan (cost/comfort) akan diisi nilai 7 dan sel
kenyamanan-biaya (comfort/cost) akan berisi timbal balik 1 / 7 = 0,143.
Begitu juga, jika kita merasa bahwa keamanan (safety) lebih penting
(moderately more important) daripada kenyamanan (comfort), sel
keselamatan-kenyamanan (safety/comfort) akan berisi nilai 3 dan sel
keselamatan-kenyamanan (comfort/ safety), akan memiliki timbal balik 1/3 =
0,333. Setelah semua penilaian ini dimasukkan pada matriks perbandingan
berpasangan, didapat hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Selanjutnya kita perlu menghitung keseluruhan prioritas atau bobot dari
kriteria dengan menggunakan metode perkiraan (approximate method).
Metode perkiraan membutuhkan normalisasi dari matriks perbandingan, yang
didapat dengan, menambahkan nilai di setiap kolom (Tabel 2.3). Selanjutnya,
bagi setiap sel dengan total dari kolom (Tabel 2.4).
28
Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Penilaian Intensitas
dengan Kolom Total (Sum)
29
Tabel 2.5 Perhitungan Prioritas: Rata-Rata Baris
3. Konsistensi
Karena nilai numerik diturunkan dari preferensi subjektif dari invididu,
inkonsistensi menjadi tidak mungkin untuk dihindari dalam matriks akhir dari
penilaian. AHP menghitung sebuah rasio konsistensi / Consistency Ratio
(CR) untuk mengetahui seberapa banyak inkonsistensi yang dapat diterima.
Perhitungan ini membutuhkan matrik random (acak). Matriks acak adalah
matriks yang penilaiannya dimasukkan secara acak dan oleh karenanya
diharapkan sangat tidak konsisten. Lebih spesifik, Random-like matrix Index
(RI) adalah Consistency Index (CI) rata-rata dari 500 yang diisi secara acak
dalam matriks. Saaty memberikan nilai RI yang telah dihitung untuk matriks
dengan ukuran yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.7.
30
Tabel 2.7 Index Konsistensi untuk Sebuah Matriks Random
31
Tabel 2.8 Prioritas sebagai Faktor
d) Tambahkan nilai dalam setiap baris untuk mendapatkan satu set nilai
yang disebut jumlah berbobot (weighted sum) seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.10.
32
e) Bagi elemen-elemen dari vektor penjumlahan tertimbang (diperoleh
pada langkah sebelumnya) dengan prioritas yang sesuai dari setiap
kriteria seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.11. Hitung rata-rata
dari nilai dari langkah sebelumnya; nilai ini disebut λmax.
λmax = (3.014 + 3.002 + 3.005) /3 = 3.007
f) Sekarang kita perlu menghitung indeks konsistensi (CI) sebagai
berikut:
C.I. = (λmax - n) / (n – 1)
dimana n adalah jumlah elemen yang dibandingkan (dalam contoh
kita n = 3).
Sehingga,
C.I. = (λmax - n) / (n – 1) = (3.007 – 3) / (3 -1) = 0.004
33
Tabel 2.13 Preferensi sehubungan dengan biaya
34
Tabel 2.17 Hasil sehubungan dengan kenyamanan
35
Pertanyaan Pembanding 3: Sehubungan dengan kriteria keselamatan,
alternatif mana yang lebih disukai: Car 1 atau Car 2?
36
Tabel 2.21 Prioritas Lokal (atau preferensi) dari alternatif sehubungan dengan
masing-masing kriteria
37
Tabel 2.22 Persiapan untuk menimbang prioritas
38
Sekarang kita dapat membuat daftar alternatif yang dipesan
berdasarkan prioritas atau preferensi keseluruhannya sebagai berikut:
Tabel 2.25 Hasil Prioritas Keseluruhan dari Alternatif
Tabel 2.26 adalah sistensis model asli dimana opsi yang paling disukai adalah
Car 1 (0.624).
39
Tabel 2.27 Skenario kedua: semua kriteria memiliki bobot yang sama
Tabel 2.28 Skenario ketiga: bobot biaya mengarah ke preferensi yang sama dari
alternatif
40
7. Membuat keputusan akhir: Berdasarkan hasil sintesis dan analisis sensitivitas,
sebuah keputusan dapat dibuat.
Menganalisis hasil analisis sensitivitas (Tabel 2.26, 2.27 dan 2.28).
Dari analisis ini, kami dapat menyatakan rekomendasi akhir kami sebagai
berikut: Jika pentingnya biaya lebih dari 50% dari keseluruhan kepentingan
kriteria dalam keputusan, alternatif terbaik adalah Car 1 (Tabel 2.26); namun,
jika pentingnya biaya jauh lebih kecil dari 50%, Car 2 adalah keputusan
terbaik (Dari Tabel 2.27 dan 2.28).
41
2.3. Literature Review
Tabel 2.29 Literature Review Beberapa Penelitian terkait E-Reporting dan AHP
42
tergolong bisa
dijangkau oleh seluruh
masyarakat pada umumnya.
3 Supanji Development Penelitian dilakukan dengan Hasil penelitian menunjukkan
Setyawan, Model of E- empat tahap sebagai berikut: bahwa penyusunan e-budgeting
Nuwun Priyono Budgeting and E- (1) tahap studi pendahuluan dalam kegiatan anggaran
dan Chaidir Reporting System yaitu merancang model Pemerintah Kabupaten
Iswanaji on the konseptual berdasarkan teori Magelang telah membantu
Management of dan studi lapangan; (2) tahap efisiensi realisasi dana desa yaitu
Village Fund pengembangan model dengan dengan membuat proses
Finance merancang desain model; (3) kegiatan anggaran menjadi lebih
tahap validasi internal melalui cepat dan dapat mengurangi
Focus Group Discussion biaya yang dikeluarkan oleh
(FGD) dengan rekan dan Pemerintah Desa Balesari dalam
pakar dan uji coba terbatas; mencapai realisasi anggaran.
(4) tahap uji coba ekstensif Sistem e-budgeting dan e-
model dan model penyebaran reporting memungkinkan
model akhir pencarian dan perolehan
direkomendasikan. informasi terkait pencarian asal
anggaran dan implementasi
43
dengan cepat.
4 Oletta E. Pengembangan Pengembangan sistem Aplikasi e-report layanan 1. Pengembangan
Mambu, Yaulie Aplikasi E- dilakukan dengan RAD. masyarakat Kota Manado telah selanjutnya adalah
D. Y Report Layanan berhasil dibangun dan dapat menambah fitur fitur
Rindengan, dan Masyarakat untuk menjadi sarana informasi dalam komentar antara user dan
Stanley D. S Manado Smart mewujudkan pelayanan yang operator, fitur respon time
Karouw City baik bagi masyarakat dalam apabila pengaduan sudah
melaporkan suatu kejadian ditangani atau belum.
darurat yang terjadi di 2. Aplikasi dapat
lingkungan Kota Manado. memperluas kategori
Aplikasi ini juga dapat pengaduan kejadian.
membantu pemerintah menerima 3. Pengembangan
setiap laporan dan informasi dari platform lebih luas seperti
masyarakat agar masalah yang dapat berjalan di iOS,
dilaporkan dapat diterima lebih mobile, windows phone
cepat, efektif dan efisien bahkan yang lainnya.
4. Aplikasi diharapkan
dapat terintegrasi dengan
seluruh instansi
pemerintahan terkait
44
dengan data yang
dibutuhkan.
5 Soriya Sushila A Study of Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian: Lingkup untuk penelitian
dan Dhaigude Corporate Web- analisis konten untuk Tidak mendukung lebih lanjut meliputi:
Amol Based Reporting mengukur tingkat pelaporan asumsi adanya relasi 1. Meningkatkan prediksi
in Hotel Industry berbasis web di industri positif antara indeks model dengan
perhotelan India. keuangan dengan menambahkan lebih
profitabilitas dari pemilik banyak indikator atau
saham. lebih banyak prediktor.
Adanya keterkaitan 2. Mencari cara untuk
pelaporan melalui mengurangi variasi dalam
internet dengan indeks pengungkapan.
keuangan. 3. Studi perbandingan
Tidak ada keterkaitan pada industri yang
penting antara gaya berorientasi pada layanan
presentasi dengan dan produk lainnya.
keterbukaan informasi. 4. Melakukan penelitian
untuk mendapatkan
pelaporan berbasis web
45
standar.
6 Hudaifi, Aditya Analisis dan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan Saat ini, masih terjadi
Soleh, dan Pengembangan metode pengembangan SDLC bahwa solusi dapat mempercepat keterbatasan dimana
Yuvita D. A. Sistem Informasi untuk mengembangkan proses pengalokasian gudang, belum adanya support dari
Novitasari Pendukung sistem informasi yang sehingga proses pendistribusian pihak armada ekspedisi
Keputusan mengotomatiskan penentuan berjalan lebih optimal. dan dari PT AHM untuk
Alokasi Gudang keputusan pengalokasian pemanfaatan teknologi
Pada PT Wahana gudang di PT Wahana Internet of Things (IoT),
Makmur Sejati Makmur Sejati dengan yaitu pemasangan chip
metode pengolahan data khusus pada setiap armada
Analytical Hierarchy Process ekspedisi, untuk secara
(AHP). otomatis mendeteksi
armada dan mengetahui
alokasi gudang tujuan.
Berdasarkan beberapa penelitian terkait sistem informasi e-Reporting diatas, khususnya yang dilakukan oleh (Saputra, Herdiansyah, &
Udariansyah, 2019) dan (Mambu, Rindengan, D, & Karouw, 2016) dengan menggunakan metode SDLC adaptif dengan pendekatan Rapid
Application Development (RAD) terbukti menghasilkan sistem e-Reporting yang mampu membantu masyarakat Buay Madang dan Manado
dalam melaporkan kejadian darurat dan membantu pemerintah untuk menerima setiap laporan dan informasi dari masyarakat dengan lebih
46
cepat, efektif dan efisien. Oleh karena itu, kami hendak mengembangkan sistem informasi e-Reporting dengan menggunakan metode SDLC
adaptif dengan pendekatan prototyping dimana hasil yang diharapkan berupa sistem informasi e-Reporting Change Request Management.
Penelitian yang dilakukan oleh (Soleh, Hudaifi, & Novitasari D. A., 2019) mengenai pengembangan sistem informasi Pendukung
Keputusan Alokasi Gudang menggunakan metode pengolahan data Analytical Hierarchy Process (AHP) terbukti mempercepat proses
pengalokasian gudang sehingga proses pendistribusian berjalan lebih optimal. Berdasarkan penelitian ini, kami memilih metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pengolahan data untuk menyediakan informasi pendukung keputusan pada sistem e-Reporting
berupa informasi untuk mendukung penentuan prioritasi release CR sebagai pembeda antara penelitian kami dengan penelitian sebelumnya.
47
2.4. Kerangka Pikir
Teori
Teori Umum
Teori Khusus
Literature Review
Hasil
Metode Penelitian
Analis tidak perlu menganalisa severity setiap CR karena sudah dilakukan oleh sistem dan Tim ITOC mela
Dari sudut pandang tim, pengerjaan dilakukan dengan SDLC dengan pendekatan Prototyping
User Analisis
Requirement
Solusi = E-Reporting + AHP
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi mampu mendukung pemrosesan mendukung pemrosesan dan akuisisi informasi dan
Validasi Desain
Deep Interview dan Testing dengan user pendekatan Prototyping. Sistem
48