Proposal New
Proposal New
SKRIPSI
Oleh:
MELISA
F1C118098
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
ii
Proposal Penelitian
Diajukan oleh:
Melisa
F1C118098
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu, air selokan menjadi berwarna dan
mengubah kualitas air selokan atau air sungai sehingga tidak sesuai
cair zat warna adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu teknik yang efesien untuk
menghadapi masalah kontaminasi limbah caor domestik dan industri karena dapat
menghilangkan bau serta menurunkan kadar zat warna dari larutan dengan
dkk., 2017).
terlebih dahulu, air selokan menjadi berwarna dan mengubah kualitas air selokan
atau air sungai sehingga tidak sesuai peruntukannya. Industri tekstil yang
dari limbah proses pencelupan dimana mengandung zat warna dan logam berat.
Limbah cair zat warna yang tidak diolah sedemikian rupa berdampak mencemari
lingkungan perairan. Banyaknya molekul zat warna dalam air akan mengganggu
proses fotosintesis. Selain itu dapat merusak estetika badan perairan akibat
terurai contohnya seperti limbah zat warna Remazol Brilliant Blue R limbah zat
dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini
permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan
umum dari air limbah yang berasal dari berbagai proses industri termasuk tekstil,
pencelupan kertas, pulp penyamakan kulit, cat dan manufaktur pewarna. Limbah
Zat warna reaktif merupakan salah satu zat warna komersional yang
angka penjualan yang tinggi dengan permintaan mencapai empat kali lipat
3
dibanding zat warn lain untuk serat selulosa. Zat warna ini banyak digunakan
karena memiliki warna yang cerah, rentang warna yang luas, ketahanan warna
yang cukup baik, kelarutannya tinggi dalam air dan penggunaanya mudah. Salah
satu zat warna reaktif tersebut adalah Remazol Brilliant Blue R (RBBR) zat warna
ini memiliki gugus kromofor yang mudah memberikan warna-warni yang cerah
dan tidak mudah luntur. Selain itu, Remazol Brilliant Blue R sangat tahan
Pasir besi berwarna abu-abu gelap atau kehitaman pada mineral besi yang
ada di dalam endapan pasir besi dengan komposisi mineral utamanya adalah
oksida besi dengan kadar yang bervariasi. Menurut Susilawati dkk., (2018)
kandungan persentase pada pasir besi alam di kota Mataram dari lokasi pantai
gading pada kadar pasir besi dari pesisir pantai lansilowo. Menurut Rettob dan
Karbeka, (2019). Pasir besi terdapat oksida lain juga seperti alumina oksida
(Al2O3), magnesium oksigen (MgO), dan silika (SiO 2), kalsium oksida (CaO),
titanium oksida (TiO2) dan unsur lainnya sebagai mineral minor yang juga
diterapkan untuk pengelolahan air dan air limbah karena murah, efisien, sederhana
dengan gaya van der waals, dan pertukaran ion. Pengetahuan tentang mekanisme
4
katakterisasi adsorben sebelum dan setelah adsorpsi, studi dinamika molekul dan
teori fungsi densitas (DFT) perhitungan (Wang and Xuan., 2020). Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian Adsorpsi Limbah Zat Warna
Remazol Brilliant Blue R (RBBR) Pada Komposit Material Magnetik Pasir Besi
Terlapis Zilika-Zeolit.
adsorpsi ?
adsorpsi.
dan temperatur terhadap adsorpsi zat warna Remazol Brilliant Blue R pada
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai senyawa organik persisten dan bandel umunya di gunakan sebagai bahan
awal dalam produksi pewarna polimer. Analisis beberapa mekanisme yang terlibat
dalam berbagai metode penghilangan zat warna RBBR telah di lakukan untuk
menjelaskan kemudahan dan kerugian dari proses fisik, kimia dan biologi yang
RBBR dengan berbagai metode fisik, kimia dan gabungan perlakuan fisikokimia
2020).
Industri tekstil adalah salah satu sektor industri yang paling rumit yang
menggunakan lebih dari 8000 beberapa bahan kimia dalam berbagai proses
manufaktur tekstil dan sangat besar jumlah air baku, hal ini juga dapat berdampak
limbah berwarna dan membawa beban organik yang sulit terurai dengan pewarna
dengan berbagai sumber daya alam seperti bahan galian tambang. Beberapa
bahan tambang yang banyak terdapat di Indonesia adalah batu bara, emas, perak,
6
nikel, tembaga, intan, batu kapur dan pasir besi Indonesia memiliki banyak
sumber bahan alam seperti pasir besi. Keberadaan pasir besi di Indonesia banyak
dijumpai di daerah pesisir seperti pesisir Jawa, Sumatera, Sulawesi dan gugusan
Nusa Tenggara. Pasir besi juga memiliki komposisi pasir yang sangat bervariasi,
tergantung pada sumber - sumber lokal dan kondisi. Pasir merupakan agregat
alami yang berasal dari letusan gunung berapi, sungai, dalam tanah dan pantai
Oleh karena itu pasir besi dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu pasir galian,
Pasir besi merupakan salah satu sumber daya alam dengan mineral
pembentuknya yaitu CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2 dan P2O5. mineral yang
terdapat pada pasir besi beberapa diantaranya sebagai bahan dasar untuk membuat
semen (Pratama dkk., 2021). Seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini
magnet tidak hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja saja, tetapi
beberapa pengotor. Oleh karena itu, material magnetik perlu dimurnikan dengan
pengotor yang tidak dapat ditarik oleh magnet eksternal (Ricka, 2016).
Endapan pasir besi umumnya terbentuk sebagai hasil pelapukan dan erosi
pesisir pantai. Keberadaan endapan ini di Sulawesi Utara telah teridentifikasi pada
beberapa daerah baik di pesisir pantai timur maupun barat semenanjung utara
Pulau Sulawesi, serta beberapa daerah lain di Bolaang Mongondow. Sumber daya
hingga saat ini hampir tidak ditemukan informasi ataupun pemetaan tentang
kualitas serta karakteristik dan komposisi mineral magnetik oksida besi pada
endapan pasir besi di berbagai wilayah Sulawesi Utara (Tamuntuan dkk., 2017).
peluang aplikasi yang luas. Pengaplikasian pasi besi (Fe 3O4) yang berukuran
kian meningkat. Fe3O4 berukuran nano memiliki aplikasi pada bidang industri
seprti : keramik, katalis, energi storage, magnetik data stroge, ferofluida, maupun
dengan zat yang diserap (adsorbat). Adsorpsi yang terjadi pada permukaan
adsorben dapat bersifat adsorpsi fisika (adsorpsi Van der Waals) atau adsorpsi
kimia (chemisorption). Adsorpsi fisik terjadi akibat adanya perbedaan energi atau
gaya tarik bermuatan listrik (gaya van der Walls) (Hanum dkk., 2017).
Adsorpsi adalah proses perpisahan massa polutan dari fasa cair keadsorben
padat. Adsorpsi adalah salah satu teknologi yang paling banyak digunakan dalam
air dan pengelolahan air limbah, karena memiliki banyak keunggulan seperti
desain yang sederhana, rendah harga, perawatan mudah, dan efisiensi tinggi. Studi
sangat penting untuk desain sistem adsorpsi. (Wang dan Xuan., 2020).
presipitasi, tingkat efisiensi penurunan logam tergantung pada jenis logam yang
derajat dionisasi, spesi yang terserap dalam adsorpsi, dan kesetimbangan kimia.
Waktu adsorpsi juga juga mempengaruhi proses adsorpsi, karena dalam prosesnya
yang lolos dari lapisan sebelumnya juga zeolit sebagai media penyangga anatar
media satu dengan media yang lainnya. Zeolit adalah adsorben yang mempunyai
daya adsorpsi tinggi karena mempunyai pori-pori yang banyak dan mempunyai
kapasitaspenukar ion yang tinggi. Zeolit berfungsi sebagai penyerap kation yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti Pb, Al, Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Zeolit dapat digunakan sebagai adsorben Pb, Hg, dan Cd untuk menyerap zat
pada unsur yang terkandung didalamnya. Jika sebagian besar kandungan unsur
pada adsorben adalah unsur yang memiliki sifat kemagnetan, maka adsorben
tersebut memiliki sifat kemagnetan yang baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini
kandungan unsur pada bahan magnetik pasir besi alam dipelajari sebagai
permukaan suatu bahan, yang tergantung dari spesifikasi antara adsorben dengan
zat yang di serat (adsorbat). Adsorpsi yang terjadi pada permukaan adsorben dapat
bersifat adsorpsi fisika (adsorpsi van der walls) atau adsorpsi kimia
(chemisorption). Adsorpsi fisik terjadi akibat adanya perbedaan energi atau gaya
tarik bermuatan listrik (gaya van der wall) (Hanum dkk., 2017).
alam dengan harga yang murah. Ada beberapa material yang biasanya digunakan
sebagai adsorben seperti arang aktif, tanah diatomae, zeolit, bentonit, asam
humat, pulp, dan silica. Salah satu hasil buangan yang berpotensi digunakan
sebagai adsorben adalah limbah ampas tahu. Beberapa metode yang tersedia untuk
aerobik dan anaerobik, oksidasi kimia, koagulasi dan flokulasi, serta adsorpsi
sangat rendah dari senyawa organik terlarut. Penelitian yang cukup besar telah
dilakukan dalam penghilangan zat warna dari teknik air limbah dengan
menggunakan adsorben yang berbeda seperti karbon aktif serbuk gergaji, tongkol
jagung, kulit jeruk, biomasa mati atau hidup dan adsorben murah lainnya
proses adsorpsi yang efektif adalah dengan cara memilih adsorben yang memiliki
selektivitas dan kapasitas tinggi serta dapat digunakan berulang ulang (Nafi’ah.,
2016).
kesetimbangan distribusi ion-ion logam antara larutan dan fase padat (Jasmal
dkk., 2015).
yang terjadi antara adsorpsi yaitu persamaan langmuir, freundlich dan temkin.
12
yang menghubungkan anatara konsentrasi zat yang diserap oleh suatu adsorben
dengan konsentrasi zat adsorbat tersebut di fasa cairan atau gas di sekelilingnya
pada keadaan setimbang dan pada suatu suhu. Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu,
hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan luas atau per satuan
berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut, pada suhu terntu, di sebut isoterm
adsorpsi.
terdapat situs-situs aktif, yang masing-masing situs aktif tersebut hanya satu
molekul saja yang teradsorpsi. Pengikatan adsorben oleh adsorbat dapat terjadi
secara kimia atau fisika, tetapi harus cukup kuat untuk mencegah terjadinya
W = 1 + K.Ce 2.1
13
persamaan 2.3.
Ce 1 1
= + b
Ce
W b.K
2.2
Dimana :
K = Parameter afinitas
b. Adsorpsi yang telah reversible (dua arah). (Sanjaya dan Rizky, 2015)
langmuir dengan linier metode regresi yang lebih sederhana, nyaman dan mudah
di lakukan menggunakan perangkat lunak microsoft exel. (Guo and Gang, 2019).
2.5.2 Freundlich
14
Menurut Freundlich, jika y adalah berat zat terlarut per gram adsorben dan
c adalah konsentrasi zat terlatrut dalam larutan. Dari konsep tersebut dapat di
adsorpsi
k dan n = Tetapan
persamaan 2.3 dapat di ubah menjadi : log k + 1/n log C persamaan ini
log x/m terhadap log C akan menghasilkan garis lurus. Selanjutnya akan dapat di
2.5.3 Temkin
2.6 Zeolit
magnetik (Fe3O4), material sulfida besi seperti pirhotit (Fe 7S8), dan greigit (Fe3S4).
permanen. Material yang memiliki sifat magnetik dapat diperoleh dari bahan
sintesis dan bahan alam, pertimbangan penggunaan bahan alam dari pasir besi
(Irons sands) atau pasir hitam (Black Sands) yaitu karena melimpahnya sumber
bahan alam yang ada dan belum dimanfaatkan serta biaya pembuatannya lebih
murah. Ekplorasi pasir besi sebagai bahan baku dibidang industri masih terbatas
dibandingkan jumlah dan eksplorasi pasir besi untuk bahan mentah (Arsad dkk.,
2018).
pengolahan air, adsorpsi gas, pertanian, aditif pakan ternak, kimia hijau, serta
banyak lainnya. Zeolit dapat terjadi secara alami atau dibuat secara sintetis, dan
saat ini ada sekitar 234 jenis kerangka kerja yang berbeda. Kebanyakan zeolit
adalah bahan aluminosilikat meskipun, sekarang ada banyak contoh zeolit yang
terdiri dari elemen kerangka lain seperti titanosilikat (Collins dkk., 2019).
luas permukaan yang relative besar, sehingga mempunyai sifat adsorpsi yang
tinggi. Bentuk kristal zeolit relatif teratur dengan rongga yang saling berhubungan
ke segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat luas sehingga baik
untuk digunakan sebagai adsorben. Pengurangan kadar zat-zat organik yang ada
dalam limbah industri tahu sebelum dibuang ke perairan, dapat dilakukan dengan
adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu diaktifkan.
Adsorpsi adalah penumpukan materi pada interface antara dua fasa (Trisnadewi
dkk., 2017).
khusus zeolit dan menghilangkan unsur pengotor. Proses aktivasi juga dapat
mengubah jenis kation dan karakteristik zeolit agar sesuai dengan bahan yang
akan dijerap. Penelitian yang dilakukan zeolit alam teraktivasi dengan kondisi
17
terbaik dicapai pada penambahan zeolit alam dapat mengadsorpsi ion logam Cr
besar adalah zeolit. Zeolit merupakan mineral dengan gugusan alumina silika
yang bertaut silang melalui pengikatan atom oksigen dengan struktur (AlSi)O 4
tetrahedral yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah. Lokasi zeolit alam dapat
dijumpai di daerah yang secara geografis terletak pada jalur pegunungan vulkanik
seperti pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Secara umum, kualitas
dan potensi zeolit dapat ditingkatkan melalui proses aktivasi. Selain untuk
menghilangkan unsur pengotor, proses aktivasi zeolite pun dapat merubah rasio
Si/Al sehingga karakteristik zeolit sesuai dengan bahan yang akan diadsorpsi.
Aktivasi dapat dilakukan secara fisika dan kimia. Proses aktivasi fisika dapat
dilakukan dengan kalsinasi zeolit alam pada suhu 600oC. Aktivasi zeolit alam
secara kimia dilakukan dengan senyawa asam (HCl) dan basa (NaOH) pada
2.7.1 Orde 0
Orde nol atau orde reaksi nol merupakan suatu reaksi di katakan berorde
2.7.2 Orde 1
Orde reaksi satu atau suatu reaksi orde sate terhadap salah satu
perekasinya jika laju reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu.
18
berguna sebagai variabel pertama atau lebih, kemudian saling berkaitan denga
nilai dari fungsi dan juga terunan dalam beragam jenis orde. Selain penting dalam
bidang rekayasa, ilmu ekonomi, fisika dan lainnya. Sebagai contoh bila konsetrasi
pereaksi di lipat-duakan.
Secara umum, adalah persamaan yang memuat turunan, terdiri dari satu
atau beberapa variabel bebas dan beberapa pangkat dari bvariabel terikat.
terdapat satu variabel bebas saja, kemudian .di pangkat dari variabel tidak lebih
Suatu reaksi di sebut berorde dua terhadap salah satu pereaksi, jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Sebagai contoh bila
konsentrasi pereaksi dilipat-duakan, maka laju reaksi akan menjadi kali lipatnya.
2.7.3 Pseudo 1
stabilitas inklusi ini struktur misalnya polaritas pelarut, suhu dan rangsangan
Seperti yang kita ketahui, pelarut dengan polaritas yang kuat seperti DMSO,
pseudo 1 rotaxanes telah dilaporkan dalam pelarut non-polar atau polar lemah,
2.7.4 Pseudo 2 a
Termodinamika dikenal sebagai ilmu yang mempelajari kalor (panas) dan cara
adsorben. Variasi waktu kontak perlu di lakukan untuk melihat banyaknya larutan
yang di butuhkan untuk menyerap zat warna secara optimal. (Aisyahlika dkk.,
2018).
terasorpsu oleh setiap gram adsorben pada keadaan jenuh berdasarkan zat terlarut
A = C 1 – C1 1
×V ×
1000 B
Dimana A adalah jumlah Pb yang teradsorpsi (mg/g), C1 adalah konsentrasi Pb
yang tersisa dalam filtrat (ppm), V adalah volume Pb yang di gunakan (ml) dan B
adsorpsi dan luas permukaan mikropori tidak jelas. Salah satu parameter utama
2.9 Pengaruh pH
pada adsorben. Selain itu, pH juga akan mempengaruhi spesies logam yang ada
dalam air pada pH. Sementara itu, pada pH asam gugus amina kitosan mengalami
penentuan waktu kontak optimum proses adsorpsi di tentukan dengan grafik daya
Kurva standar di sebut juga dengan kurva standar fungsi dari kurva
kalibrasi tersebut adalah untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu
korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi akan linear (A≈C) di sebut daerah
tinggi maka korelasi absorbansi tidak linear lagi (Nisyak et al, 2019). Korelasi
absorbansi dengan konsentrasi akan linear (A≈C) jika milai absorbansi larutan
berkisar 0,2-08 (nm) (0,2≤A < 0,8), maka pada daerah ini berlaku hukum
dengan konsentrasi penyerap dan jarak yang di tempuh cahaya dalam larutan
(tebal larutan) adalah berbanding lurus. Jika nilai absorbansi semakin besar maka
konsentrasi penyerap dan jarak yang di tempuh cahaya juga semakin besar,
yang lain, indeks bias tidak bergantung pada konsentrasi larutan, sinar yang di
penampang luas yang sama dan tidak terjadi peristiwa fluoresensi (Gnajar dan
Rohman, 2018).
24
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2022 sampai Juni
laboratorium Uji Material Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM)-
BATAN.
Transform Infra Red), XRF (X-Ray Difaksi) dan VSM (Vibrating Sample
meter, alat-alat gelas (labu takar, gelas ukur, gelas kimia). Batang pengaduk,
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pasir besi, zeolit
phthalate 0,1 M.
terlapis silika-zeolit dan pengujian adsorpsi pasir besi terlapis silika-zeolit pada
setelah itu diayak menggunakan ayakan 270 mesh. Aktivasi dilakukan dengan
menimbang 50 g zeolit yang berukuran kurang dari 270 mesh lalu dimasukkan
temperature 100 oC dengan menggunakan kertas saring tujuan dari kertas saring
menggunakan akuades hingga pH netral. Kemudain zeolit yang telah netral tadi
pada pasir besi tersebut. Selanjutnya material material magentik yang tertarik
merendam zeolit dalam HCL 1 M sebanyak 100 M selama 3 jam. Zeolit kemudian
mortal dan alu, kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 270 mesh,
larutan asam tersebut dipisahkan dari material magnetik dengan bantuan magnet
ditambahkan larutan HCL 1 M tetes per tetes sambil diaduk sampai terbentuk
gel. Selanjutnya disonikasi selama 15 menit dan didiamkan selama 18 jam. Gel
yang telah didiamkan kemudian dikeringkan dalam oven selama 5 jam pada suhu
75 ⁰C. Hasil yang diperoleh dicuci dengan akuades dan dibilas dengan etanol
dikeringkan dalam oven selama 5 jam pada suhu 70 ⁰C. Hasilnya kemudian
diayak dengan ayakan 80 mesh. Material magnetik pasir besi terlapis silika-zeolit
Transform Infra Red) FTIR, (X-Ray Fluorescence) XRF dan (Vibrating Sample
Magnetometer) VSM.
tanda tera, kemudian dihomogenkan. Dari larutan standar kemudian dibuat larutan
dengan konsentrasi 5,10,15, 25, 50, 100 dan 200 mg/L dengan menggunakan
persamaan 3.2.
M1 x V1 = M2 x M2 (3.2)
merupakan volume awal dalam liter dan V2 volume akhir dalam liter.
28
yang dikemukakan oleh Mustika, (2018) dengan cara membuat suatu seri larutan
baku Remazol Brilliant Blue R dengan konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20 dan 30 ppm.
Y=ax + b. (3.3)
absorbansi.
standar, maka konsentrasi Remazol Brilliant Blue R akhir dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
29
y−b
x= (3.4)
a
temperatur larutan Remazol Brilliant Blue R dan variasi waktu kontak dengan
menggunakan material magnetik pasir besi dan material magentik pasir besi
batch.
dengan alat shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 2 jam. Adsorben
dihomogenkan dengan alat shaker dengan kecepatan 100 rpm dengan variasi
waktu kontak masing-masing 5, 10, 30, 60, 120, dan 240 menit. Kemudian filtrat
sebesar 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 mg/L pada pH optimum. Selanjutnya masing-
dihomogenkan dengan alat shaker dengan kecepatan 100 rpm selama 2 jam.
gelombang maksimum.
kecepatan 100 rpm selama 2 jam dengan variasi suhu 10, 20, dan 30 °C.
Tounsadi, H., Metarfi, Y., Taleb, M., El Rhazi, K., and Rais, Z. 2020. Impact of
chemical substances used in textile industry on the employee's health:
Epidemiological study. Ecotoxicology and Environmental Safety, 1(1).
Trisnadewi, N. W., Putra, K. G. D., dan Simpen, I. N. 2017. Pemanfaatan Zeolit
Alam Teraktivasi Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan BOD dan
COD Pada Limbah Cair Industri Tahu. Kimia, 11(2).
Wang, J., dan Guo, X. 2020. Adsorption Kinetic Models: Physical Meanings,
1(1).
Wu, X., Gao, L., Sun, J., Hu, X. Y., and Wang, L. 2016. Stable pillar arene-
Letters, 27(11).
Yoldi, M., Fuentes-Ordoñez, E. G., Korili, S. A., & Gil, A. 2019. Zeolite
materials, 1(1).
LAMPIRAN
Lampiran I
Pembuatan Komposit
Material-Magnetik-Silika-Zeolit Alam (MM-SiO2-ZA)
Lampiran II
Residu Filtrat
Zeolit
Teraktivasi
39
% rendamen = %
40
Lampiran III
Pasir Besi
Material Magnetik
Pasir Besi
%
Rendamen
41
% rendamen = %
42
Lampiran IV
Padatan
- digerus
- dicuci menggunakan akuades hingga pH
netral
- dicuci dengan etanol 70% 5 mL
- dikeringkan selama 5 jam temperatur 70
°C dengan oven
- digerus
- disaring menggunakan ayakan 80 mesh
% rendamen =
43
g
% rendamen = x 100%
g
% rendamen = %
Diketahui :
= 1.350 g/L
= 1.350.000 mg/L
26
= x 1.350 g/L
100
= 351 g/L
44
1L
= 351 g/L x 1 mL x
1000 mL
= 0,351 g
= 351 mg
Jadi, dalam 1 liter larutan Na2SiO3 terdapat SiO2 sebesar 0,351 g atau 351 mg.
massa
Mol Na2SiO3 =
Mr
1.350 g
=
122 g/mol
= 2,877 M
26 %
=
2
= 13%
13
[SiO2] = x 2,877 M
100
= 0,347 M
13
= x 1.350 g/mL
100
45
= 175,5 g/mL
1L
= 175,5 g/mL x 1 mL x
1000 mL
= 0,1755 g
= 175,5 mg
46
Lampiran V.
Material Magnetik
Pasir Besi Terlapis
Zeolit Teraktivasi Zeolit Teraktivasi
Silika Terkomposit
Zeolit
- dianalisis menggunakan
spektrofotometer FTIR, XRF dan
VSM
Hasil Analisis
47
Lampiran VI.
Larutan Standar = 5, 10, 15, 25, 50, 100 dan 200 mg/L
Rumus Pengenceran:
M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan:
M1 = Molaritas Awal
M2 = Molaritas Akhir
Kurva Standar
y = ax + b
Keterangan:
y = Absorbansi
x = Konsentrasi
a = Slope
b = Intersep
49
Lampiran VII.
1. Kajian Adsorpsi
a. Pengaruh Variasi pH
MM-SiO2-ZA
Filtrat Adsorben
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang optimum
Hasil Penelitian
50
MM-SiO2-ZA
- ditimbang sebanyak 0,1 g
- dimasukkan kedalam 10 mL larutan
methylene blue 25 mg/L pada pH
optimum
- dihomogenkan menggunakan shaker
dengan kecepatan 100 RPM pada
variasi waktu kontak 5, 10, 30, 60,
120 dan 240 menit
- didekantasi menggunakan magnet
eksternal
Filtrat Adsorben
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang optimum
Hasil Penelitian
51
Remazol Brilliant
Blue R
- divariasikan konsentrasinya menjadi
5, 10, 25, 50, 100 dan 200 mg/L
pada pH optimum
- dimasukkan 10 mL kedalam botol
vial
- diatur pH nya dalam 2, 3, 4, 5, 6, 7
dan 8 mg/L menggunakan buffer
- dihomogenkan menggunakan shaker
dengan kecepatan 100 RPM selama
2 jam
- didekantasi menggunakan magnet
eksternal
Filtrat Adsorben
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang optimum
Hasil Peneltian
52
MM-SiO2-ZA
Filtrat Adsorben
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang optimum
Hasil Peneltian
53
Lampiran