A. Kesetimbangan
Mengetahui sifat-sifat kesetimbangan sangat perlu untuk memperkirakan hasil-hasil
lanjut yang dikehendaki. Sebagai contoh penyerapan ammonia dalam campuran gas ammonia-
udara menggunakan penyerap air. Suatu bejana tertutup diisi air dan campuran gas amonia-
udara dengan jumlah yang tertentu pada temperatur dan tekanan tetap. Amonia mudah larut
dalam air, sedangkan udara sukar larut dalam air. Maka amonia (NH3) akan mendifusi kedalam
air melalui muka yang memisahkan gas dan cairan.
Konsentrasi NH3dalam fas gas dapat diukur dari tekanan parsilnya. Lama kelamaan
tekanan parsiel NH3 dalam fasa gas akan menurun, karena sebagian molekul NH3 mendifusi
kedalam air. Kecepatan NH3 mendifusi dalam cairan tergantung pada konsentrasi yang telah
ada dalam cairan. Makin tinggi konsentrasi NH3 dalam cairan, maka kecepatan mendifusi
semakin rendah. Selama terjadi difusi NH3 kedalam cairan ada juga sebagian yang
meninggalkan cairan kembali kefasa gas. Kalau dibiarkan dalam waktu yang cukup lama,
akhirnya dicapai keadaan setimbang yaitu kecepatan NH3 kembali ke fasa gas dan
kesetimbangan ini dinamakan Kesetimbangan Dinamis.
Setelah dicapai keadaan setimbang kedalam bejana ditambah lagi NH3 dan dibiaarkan
sampai waktu tertentu, maka akan dicapai kesetimbangan baru. Pada kesetimbangan baru ini
konsentrasi NH3 dalam keadaan fasa cair dan fasa gas lebih besar dari pada kesetimbangan
mula-mula.
Jika penambahan amoiak dalam bejana diteruskan serta dibiarkan dalam waktu yang
cukup lama, maka akan dicapai lagi keadaan setimbangan berikutnya. Demikian seterusnya.
Pada keadaan setimbang konsentrasi NH3 dalam keadaan fasa cair dinyatakan dengan
konsentrasi CAdan dalam fasa gas konsentrasi dinyatakan dalam parsial pA , maka hubungan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Tek Parsiel
pA Kurva kesertimbangan
Konsentrsi, CA
Gambar 2.4. Diagram kesetimbangan antara fasa cair dan gas pada temperatur tetap
Lapisan cairan
Dinding pipa
Cairan keluar
gas
Terjadinya peristiwa difusi NH3 kedalam fasa cair karena adanya perbedaan konsentrsi
dalam arah difusi dalam kedua fasa.
Dalam teori dua lapisan dari Whitman dan Lewis dikenal apabila terdapat keadaan setimbang
pada antar muka, dan tahanan terhadap perpindahan massa kedua fasa itu dijumlahkan
didapatkan tahanan menyeluruh.
Film gas
CAL
Konsentrasi PAG
Solute, PA CA
PAi CAi
Jarak, Z
Dari kedua persamaan (2.40) dan (2.41) diperoleh persamaan sebagai berikut :
p AG − pAi k
=− L …………(2.39)
C AL − C Ai kG
P
PAG
Kurva
kesetimbangan
PAI
M
Slope = -
Tek parsiel
solute
dalam fasa
gas, PA
CAL CAI
Gambar 2.7. Konsentrasi zat terlarut dalam fasa cair, gas dan pada antar muka
Persamaan (2.39) adalah koefisien arah dari garis P, maka jika koefisien perpindahan
mass k L dan kG diketahui, begitu juga konsentrasi dalam kedua fasa CAL dan PAG diketahui,
konsentrsai antar muka CAI dan PAi dapat ditentukan dari grafik..
kL
Dari titik (CAL, pAG) ditarik garis memotong kurva setimbang dengan koefisien arah - dan
kG
dari titik potong tersebut ditarik garis tegak lurus absis dan ordinat maka diperoleh CAi dan pAi
(seperti gambar (2.7), dimana persamaan kurva setimbang adalah :
pAi = f (CAi ) ………………… (2.40)
NA = Fluks molar zat A
CAi = Konsentrasi zat A dalam cair
PAG = Tekanan parsiel zat A dalam fasa gas
kL = Koefisien perpindahan massa fasa cair
kG = Koefisien perpindahan massa fasa gas
CAi = Konsentrasi zat A pada antar fasa
pAi = tekanan parsiel zat A pada antar fasa.
C.. Koefisien Perpindahan Massa Keseluruhan
Dalam operasi perpindahan massa menyangkut perpindahan massa dari satu fasa ke
fasa lain. Gaya penggerak dalam perpindahan massa adalah perbedaan konsentrasi yang
terdapat dalam masing-masing fasa. Untuk menentukan koefisien perpindahan massa
keseluruhan didasarkan atas konsentrasi –konsentrasi dari masing-masing fasa.
Dalam keadaan mantap persamaan perpindahan massanya dapat dituliskan sebagai berikut :
NA = = kG (pAG – pAi) = kL (CAi – CAL) …(2.41)
Dengan menggunakan koefisien perpindahan massa keseluruhan, maka laju perpindahan massa
adalah :
NA = KG (pAG – pA*) ………….(2.42)
Dan
NA = KL (CA * - CAL ) ………………. (2.43)
Untuk sistim yang mengikuti hukun Henry pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa gas
berlaku :
pA = m CA ……..(2.44)
Dimana :
pA = Tekanan parsiel kompoen A dalam fasa gas, atm
CA = Konsentrasi kompnen A dalam fasa cair yang setimbang fasa gas, lbmole/h3
m = Konstanta Henry, atm ft3/lb mole. Harga konstanta Henry ditentukan dari
Percobaan.
Selanjutnya hukum Henry dapat juga digunakan untuk menentukan tekanan parsiel komponen
suatu gas yang setimbang dengan konsentrasi dalam fasa cair.
PA * = m CAl ………………..(2.45)
Dimana pA* tekanan parsiel komponen A dalam fasa gas yang setimbang dengan fasa cair yang
mempunyai konsentrasi CAL
p AG
Demikian juga : CA* = ……………(2.46)
m
Dimana C A * = konsentrasi komponen A dalam fasa cair yang setimbang dengan gas yang
mempunyai tekanan parsiel pAG
Persamaan (2.37) dapat diubah menjadi :
NA
PAi = pAG - ………….. (2.47)
kG
Persamaan (2.41) dapat diubah menjadi :
NA
CAi = CAL + …………… (2.48)
kL
Atau :
mN A
M CAi = m CAL + ………….(2.49)
kL
Karena pAi = m CAi maka eliminasi persamaan (2.50) dan (2.52) diperoleh :
NA m.N A
pAG - = mC AL + ………………. .( 2.50)
kG kL
Karena pA* = m CAi maka jika disubstitusikan ke persamaan (2.52) dipeorleh :
1 m
pAG - pA * = N A + ………………..( 2.51)
kG k L
Dengan mengeliminasi (pAG – pA *) antara persamaan (2.42) dan persamaan (2.51) diperoleh :
1 1 m
= + ……………….(2.52)
K G kG k L
Dengan cara yang sama seperti diatas diperoleh persamaan :
1 1 1
= + ……………….( 2.53)
K L mkG k L
Dimana :
kG = Koefisien perpindahan massa fasa gas, lbmole/h ft2 atm
kL = Koefisien peprindahan massa fasa cair, lbmole/h ft (lbmole. ft3)
KL = koefisien perpindahan massa keseluruhan fasa cair, lbmole/h ft2 (lbmole/ft3)
KG = Koefisien perpindahan massa keseluruhan fassa gas, lbmole/h ft2. atm.
Kalau dibalik, koefisien perpindahan massa berubah menjadi tahan. Maka :
- ( 1k ) dan ( m k )
Tahanan dalam fasa cair adalah
L L
1
Tahanandalamfasagas kG
= ……………….. (2.54)
Tahantotalkeduafasa 1
KG
1
Tahanandalamfasacair kL
= …………………(2.55)
1
Tahantotalkeduafasa K
L
Besarnya harga m tergantung kepada kelarutan zat terlarut. Untuk gas yang mudah larut maka
haarga m kecil, sehingga persamaan (2.52) dapat ditulis :
1 1
= ……………….( 2.56)
K G kG
dalam perpindahan massa maka tahan yang menentukan adlah tahan dalam fasa gas. Sebaiknya
untuk gas yang sukar larut maka harga m besar sehingga persamaan (2.56) dapat ditulis :
1 1
= ……………….( 2.57)
K L kL
Dalam perpindahan massa, maka tahanan yang menentukan adalah tahanan dalam fasa cair.
Contoh soal
1. Dalam menara penyerap amoniak (NH3) diserap dari campuran amonia-udara menggunakan
air sebagai penyerap. Tekanan total dalam menara 2 atm dan suhu 60 0F.
Harga kG = 0,20 lbmole/h ft2 atm
kL = 1,10 lbmole/h ft2 (lbmole/ft3)
Untuk larutan amoniak encer dalam air pada 60 oF, tekanan parsiel pada kesetimbangan
ammonia adalah : p* = 645 X
Dimana ; p* = tekanan parsiel NH3, mm Hg
X = Fraksi mol NH3 dalam cairan
Hitunglah :
a. Koefisien perpindahan massa gas keseluruhan dalam lbmole/h ft2 atm
b. Tahan relatif dalam masing-masing fasa
Penyelesaian :
Persaman kesetimbangan diubah menjadi :
P=mc
Dimana : p = Tekanan parsiel, atm
C = konsentrasi, lbmole/ft 3
C
X = ………. (b)
3, 45
Dari persamaan (a) dan (b) didapat :
C
760 p = 645
345
p = 0,246 C
atm
m = 0,246
mole 3
ft
Maka :
1 1 m
= +
K G kG k L
1 0, 246
= + = 5, 224
20 1,10
1
a. KG = = 0,1913
5, 224
b. Besarnya tahanan relative :
5
- Dalam fasa gas = x100% = 95,5%
5, 224
- dalam fasa cair = (100 -95,5 % ) = 4,5 %
2. Hasil percobaan penyerapan ammonia dari campurannya dengan udara oleh air dalam kolom
dinding basah ternyata harga koefisien perpindahan massa gas keseluruhan KG = 0,205
lbmole/h ft2 atm. Pada suatu tutik dalam menara menagndung 6% mol NH3 dan konsentrasi
dalam fasa cair 0,04 lbmole/ft3 larutan. Temperatur operasi 68 o F tekanan total 1 atm, dan
85% tahanan total terhadap perpindahan massa terdapat dalam fasa gas. Kalau konstanta
Henry pada 68 oF adalah 0,15 atm/ (lbmole/ft3). Hitunglah koefisien perpindahan massa
lapisan dan komposisi pada antar permukaan ?
Penyelesaian :
a. Tahanan total
1 1
= = 4,87 (h ft2atm)/lbmole
KG 0, 205
Tahanan dalam fasa gas
1
= 0,85 ( 4,87) ) = 4,13 (h ft2 atm)
kG
Maka koefisien perpindahan massa fasa gas :
0,15
4,87 = 4,13 +
kL
kL = 0,212 (lbmole NH3)/[h ft2 (lbmole/ft3)]
Untuk menghitung komposisi pada antar muka dapat diselesaikan secara grafis :
P
PAG 0,06
Slope = -
M
PAi
Slope = 0,15