Anda di halaman 1dari 22

Perpindahan Massa Antar Fasa

(PMFA)

1. Pengertian Perpindahan Massa Antar Fasa


2. Faktor2 Yang Mempengaruhi PMFA
3. Kesetimbangan Fasa
4. Hubungan Kesetimbangan Fasa
1. Perpindahan Massa Antar Fasa

Zat Cair adalah fasa cair (fasa A)


Udara Udara adalah fasa uap (fasa B)

Zat cair memiliki kondisi P, T ; permukaan zat


Zat Cair K T
cair memiliki tekanan pA1; Zat cair berdifusi ke
udara. Sehingga terjadi pada pA2

cairan

Padatan berdifusi ke cairan


Fasa padat ke fasa cair

Padatan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Luas permukaan kontak bahan


Semakin besar luas permukaan kontak bahan
maka transfer massa yang terjadi semakin
banyak.

2. Kadar air di dalam bahan


Makin tinggi kadar air bahan, maka makin
lambat pula kecepatan difusinya.

3. Konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi, maka
transfer massa semakin cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi

4. Jarak dari permukaan ke pusat bahan


Semakin besar jarak dari permukaan ke pusat
bahan maka transfer massa terjadi semakin
lama karena untuk mencapai kesetimbangan
yang merata dibutuhkan waktu yang lama untuk
mencapainya

5. Waktu
Semakin lama waktu kontak, laju pergerakan
perpindahan massa semakin lambat karena
perbedaan konsentrasi semakin kecil (hampir
mencapai kesetimbangan).
Faktor-faktor yang mempengaruhi

6. Karakteristik bahan (hubungannya dengan


koefisien difusi bahan)
Semakin besar difusivitas maka perpindahan
massa semakin cepat.

7. Suhu
Semakin tinggi suhu bahan maka pori-pori
semakin besar karena zat terlarut pada bahan
rusak, sehingga proses difusi semakin cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi

8. Tekanan osmosis
Semakin tinggi tekanan osmosis maka
perpindahan massa semakin cepat.

9. Porositas
Semakin besar/semakin banyak pori pada
bahan maka semakin cepat perpindahan
massa.
3. Kesetimbangan Fasa Pada PMFA

1. Mula-mula air berada di


dalam chamber se-
jumlah volume tertentu
AMMONIA pada kondisi P,T
UDARA AMMONIA tertentu.
UDARA 2. Bersamaan dialirkan
campuran ammonia –
udara sebanyak volume
tertentu. Kemudian
dihentikan alirannya.
AIR 3. Kemudian campuran
yang berada pada
kondisi temperatur dan
tekanan tetap..
DATA:

1. Ammonia sangat larut dalam air


2. Udara sukar larut dalam air
ANALISIS
1. Pada peristiwa di dalam chamber terjadi proses
perpindahan massa dari ammonia ke Air, akibatnya
sebagian ammonia berpindah ke air.
2. Pada saat tertentu ammonia pun tidak dapat larut
kembali kedalam air, sehingga tercapai
kesetimbangan, artinya tidak ada perbedaan
konsentrasi ammonia dalam air dan konsentrasi
ammonia dalam udara (ΔCNH3 = 0)
3. Konsentrasi ammonia di dalam air (fasa cair)
dinyatakan dengan x, sedangkan konsentrasi
ammonia di dalam udara (fasa uap) dinyatakan
dengan y.
ANALISIS

4. Kesetimbangan yang terjadi bersifat


kesetimbangan sementara. Bilamana ditambahkan
kembali, sebanyak volume tertentu ammonia
kedalam chamber, maka kesetimbangan akan
terganggu, dan akan tercapai kembali
kestimbangan yang kedua, dan seterusnya.
5. Bilamana ditambahkan ammonia kedalam chamber
sebanyak volume tertentu, ternyata ammonia tidak
dapat larut kembali kedalam air, maka
kesetimbangan tersebut dinyatakan sebagai
kesetimbangan tetap (permanen), artinya larutan
air jenuh ammonia.
ANALISIS

Fraksi mol A dalam gas = yA


6. Konsentrasi ammo-
nia dalam air (fasa
cair) dinyatakan de-
ngan x. Sedangkan
konsentrasi ammo-
nia dalam udara (fasa
uap) dinyatakan
dengan y.
7. Grafik kesetimbang- Fraksi mol A dalam cairan = xA
an dapat digambar
kan pada Gambar 1. Gambar 1. distribusi Kesetimbangan
dari Zat terlarut antara fasa gas dan
fasa cair pada temperatur tetap
Skematik Difusi Antar Fasa
Konsentrasi Zat terlarut A Antarmuka

Gas

yAG Cair
xAi

yAi
xAL

JARAK

Gambar 2. Konsep Dua Hambatan


Perpindahan Massa Dua Fasa Lokal
Pada Fasa Gas:

Konsentrasi berubah dari Tekanan pada fasa gas PAG


(media gas) menjadi PAi (media antarmuka), Sehingga laju
perubahan konsentrasi, NA adalah

NA = PAG – PAi (dalam bentuk konsentrasi)

Karena perubahan konsentrasi dari fasa gas ke permukaan


antar fasa (merupakan arah dan memiliki besaran) dari
perpindahan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah,
maka dikatakan sebagai koefisien perpindahan massa lokal
pada fasa gas. kG Maka laju konsentrasi lokal fasa gas NA
adalah :

NA = kG (PAG – PAi)
Perpindahan Massa Dua Fasa Lokal

Pada Fasa Gas:

Perubahan konsentrasi dapat dinyatakan dalam bentuk


fraksi, yaitu perpindahan massa fraksi A dari fasa gas yaitu
yAG menjadi yAi (yaitu fraksi gas A di antarmuka). Sehingga
laju perpindahan massanya:

NA = yAG – yAi

Sedangkan koefisien perpindahan massa lokal pada fasa


gas dalam bentuk fraksi adalah ky.

Maka Laju konsentrasi lokal fasa gas dalam bentuk fraksi


adalah:
NA = ky (yAG – yAi)
Perpindahan Massa Dua Fasa lokal
Pada Fasa Cair:

Konsentrasi berubah dari konsentrasi yang tinggi yaitu pada


media antarmuka CAi ke konsentrasi yang lebih rendah yaitu
pada fasa cair CAL, Sehingga laju perubahan konsentrasi
zat A, NA adalah:

NA = CAi – CAL (dalam bentuk konsentrasi)

Karena perubahan konsentrasi dari permukaan antar fasa


(konsentrasi tinggi) ke fasa cair (konsentrasi rendah)
merupakan arah dan memiliki besaran, maka dikatakan
sebagai koefisien perpindahan massa lokal pada fasa cair.
kL Maka laju konsentrasi lokal fasa cair NA adalah :

NA = kL (CAi – CAL)
Perpindahan Massa Dua Fasa Lokal
Pada Fasa Cair:

Perubahan konsentrasi pada fasa cair dapat dinyatakan


pula dalam bentuk fraksi, yaitu perpindahan massa fraksi A
dari permukaan antar fasa cair yaitu xAi menjadi xAL (yaitu
fraksi cair A di fasa cair). Sehingga laju perpindahan
massanya:
NA = xAi – xAL

Sedangkan koefisien perpindahan massa lokal pada fasa


cair dalam bentuk fraksi adalah kx.

Maka Laju konsentrasi lokal zat A pada fasa cair dalam


bentuk fraksi adalah:
NA = kx (xAi – xAL)
Perpindahan Massa Zat A
Pada Fasa Gas dan Cair
Laju perpindahan massa Zat A (dalam bentuk konsentrasi)
dari fasa gas ke fasa cair adalah:

NA = kG (PAG – PAi) = kL (CAi – CAL)


kL (PAG – PAi)
=
kG (CAi – CAL)
(PAG – PAi) kL
=- = Slope
(CAL – CAi) kG
Kurva kesetimbangan
Tekanan PAi = f(CAi)
parsil solut K
A dalam PAG
gas = PA
(PAG – PAi) kL
PAi = - = Slope
L (CAL – CAi) kG

CAL CAi
Konsentrasi solute A
dalam cairan = CA

Gambar 2. Konsentrasi zat terlarut dalam fasa cair, gas dan pada antarmuka
Perpindahan Massa Zat A
Pada Fasa Gas dan Cair
Laju perpindahan massa Zat A (dalam bentuk fraksi ) dari
fasa gas ke fasa cair adalah:

NA = ky (yAG – yAi) = kx (xAi – xAL)


kx (yAG – yAi)
=
ky (xAi – xAL)
(yAG – yAi) kx
=- = Slope
(xAL – xAi) ky
Kurva kesetimbangan
Fraksi solut yAi = f(xAi)
A dalam gas P
= yA yAG

(yAG – yAi) kx
yAi = - = Slope
Q (xAL – xAi) ky

xAL xAi
Fraksi solute A
dalam cairan = xA

Gambar 3. Konsentrasi zat terlarut dlsm fasa cair, gas dan pada antarmuka
4. Hubungan Kesetimbangan Fasa

1. GAS-CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan.
Sering dijumpai di operasi alat-alat transfer
massa yang berdasarkan perbedaan kelarutan
(absorber, stripper).

2. CAIR-CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan.
Sering dijumpau di operasi ekstraksi cair-cair.
Hubungan Kesetimbangan Fasa
3. UAP-CAIR
Hubungan keseimbangan : titik didih, titik
embun, tekanan uap, relatif volatilitas.
Sering dijumpai di operasi distilasi, alat-
alat pertukaran panas dengan perubahan
fasa (HE, condenser, vaporiser).

4. PADAT –CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan.
Sering dijumpai di operasi adsorpsi,
leaching.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai