Disusun Oleh:
4 KIC
Farhan Ihtifazhuddin (062040422364)
Dosen Pengampu : Yuniar, S.T., M.Si.
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian 3
2.2 Prinsip kerja kontrol WLC Melalui Pelampung 4
2.3 Macam-macam sensor 5
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang saat ini berkembang dengan begitu pesatnya
cukup mempengaruhi pada pola kehidupan manusia dengan banyak ditemukannya
peralatan yang dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Hampir dalam
semua aspek kehidupannya yang semakin komplek manusia sangat tergantung
akan produk-produk teknologi, khususnya elektronika.
Dalam dunia industri ataupun rumah tangga, teknologi sangat besar
pengaruhnya, terutama pada bidang otomasi. Otomasi sangat diminati karena
dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan, memperpendek waktu produksi,
dan mengurangi biaya untuk tenaga kerja manusia.
Sistem otomatis dalam dunia industri ataupun rumah tangga sangat beragam
jenisnya diantaranya yaitu sistem packing, sistem water level control, sistem room
temperature control, manufacturing robot, dan lain-lain. Sistem water level control
merupakan sistem yang digunakan untuk menjamin kontinuitas persediaan air
dalam sebuah tandon air (storage tank) yang akan digunakan untuk berbagai
keperluan. Disamping sederhana, sistem water level control tersebut banyak
diterapkan dalam dunia industri misal industri minuman, industri pengolahan air
bersih, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dll.
Sistem water level control biasanya menggunakan sensor analog berupa
pelampung (floater) ataupun penggunaan peralatan yang berbasis digital, semisal
penggunaan PLC. Penggunaan pelampung seringkali menimbulkan masalah
korosi pada kontak-kontaknya, sehingga mengurangi kehandalan dalam
penggunaannya. Sedangkan penggunaan sistem digital pada rumah tangga atau
industri kecil akan menimbulkan biaya yang sangat besar sehingga tidak cocok
untuk digunakan walaupun mempunyai kehandalan yang tinggi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu aplikasi WLC
2. Untuk mengetahui cara kerja aplikasi WLC
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Rangkaian Water Level Control atau yang sering disingkat dengan WLC
atau rangkaian kontrol level air merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian
konvensional dalam bidang tenaga listrik yang diaplikasikan pada motor listrik
khususnya motor induksi untuk pompa air. Fungsi dari rangkaian ini adalah untuk
mengontrol level air dalam sebuah tangki penampungan yang banyak dijumpai di
rumah-rumah atau bahkan disebuah industri di mana pada level tertentu motor
listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan
mati. Untuk mengontrol level air dalam tangki penampungan dapat menggunakan
dua buah pelampung yang mana masing-masing dari pelampung tersebut
menentukan batas atas dan batas dari level air. Jadi pada saat anda sedangkan
menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan rangkaian Water Level Control
pada pompa air yang anda gunakan, tidak perlu menunggu hanya untuk
mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air penuh karena apabila air dalam
tangki sudah penuh maka pompa akan padam dengan sendirinya tanpa harus
menekan tombol stop. Demikian juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai
berkurang sesuai dengan batas yang telah ditentukan maka pompa akan jalan
dengan sendirinya
Level merupakan salah satu variabel yang banyak dijumpai di industri
seperti halnya temperatur (temperature), tekanan (pressure) dan aliran (flow).
Oleh karena itu, pengukuran level merupakan salah satu hal yang penting dalam
kaitannya dengan kelangsungan proses secara keseluruhan. Kegagalan
pengukuran level dapat berakibat pada kegagalan suatu proses atau bahkan dapat
menimbulkan faktor yang berbahaya bagi keselamatan.
Pengukuran tinggi permukaan atau yang biasa dengan pengukuran level di
aplikasikan pada tanki-tanki proses yang ingin diketahui volumenya pengukuran
volume ini dapat digunakan untuk kelancaran sebuah proses atau hanya untuk
kebutuhan keselamatan. Objek pengukuran ini bisa berupa zat cair maupun zat
padat pada zat cair misalnya air dan minyak sedangkan pada zat padat bisa berupa
serbuk atau sejenisnya, namun sebagian besar pengukuran level diterapkan hanya
pada zat cair hal yang perlu diperlukan pada pengukuran tinggi permukaan atau
level adalah:
1. Jarak dari permukaan
2. Keadaan zat cair yaitu temperatur, tekanan, spesific gravity, bersih
atau kotornya cairan
3. Apakah zat cairnya dapat melekat pada dinding tabung atau alat
ukur.
4
kondisi (3) maka Pelampung 1 akan terangkat ke atas atau terapung bersama-sama
dengan pelampung 2. Akibatnya, kontak pelampung antara 2 dan A1 akan
membuka dan motor atau pompa air akan mati. Jadi, bukan Pelampung 2 yang
mendorong Pelampung 1 sehingga kontak pelampung terbuka (open). Apabila air
di dalam tangki atau bak mulai berkurang atau lebih rendah dari Pelampung 1,
maka pelampung 1 akan menggantung pada kontak pelampung seperti lihat pada
gambar untuk kondisi (4). Meskipun Pelampung 1 sudah menggantung, akan
tetapi kontak pelampung masih tetap pada kondisi open karena Pelampung 1
belum cukup berat untuk menutup kontak tersebut. Jika air sudah benar-benar
berkurang dalam tangki sesuai dengan batas bawah yang telah ditentukan maka
pelampung 2 akan menggantung seperti pada kondisi (1) bersama-sama dengan
pelampung 1. Kolaborasi kedua pelampung tersebut menghasil berat yang cukup
untuk menutup kontak pelampung antara 2 dan A1 sehingga pompa air dapat
berjalan atau beroperasi. Setelah itu ke kondisi (2), (3), (4), dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. WLC atau rangkaian kontrol level air merupakan salah satu aplikasi dari
rangkaian konvensional dalam bidang tenaga listrik yang diaplikasikan
pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pompa air.
2. Level merupakan salah satu variabel yang banyak dijumpai di industri
seperti halnya temperatur (temperature), tekanan (pressure) dan aliran
(flow).
3. Pelampung merupakan alat yang sedehana yang dapat digunakan dalam
pengukuran level. Pengukuran ini didasarkan pada suatu benda
(pelampung) yang mampu mengapung pada fluida tertentu.
4. Pengukuran level diterapkan hanya pada zat cair hal yang perlu diperlukan
pada pengukuran tinggi permukaan atau level adalah:
a. Jarak dari permukaan
b. Keadaan zat cair yaitu temperatur, tekanan, spesific gravity, bersih
atau kotornya cairan
c. Apakah zat cairnya dapat melekat pada dinding tabung atau alat
ukur.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.polimdo.ac.id/560/1/Rizal%20Manawan.pdf
http://repository.unjani.ac.id/repository/dbb25a827e3a0fa1d6c50d4a87c9168a.pdf