Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI MAKAN DAN
MINUM YANG HALAL DAN HARAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 4
PALIBELO SATAP

Disusun Oleh:
AHMADIN , S.Pd.I

SMP NEGERI 4 PALIBELO SATAP KABUPATEN BIMA

TAHUN AJARAN 2020-2021

1
LEMBAR

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Setelah membaca dan mencermati proposal penelitian tindakan kelas yang merupakan ulasan
hasil penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di SMP Negeri 4 Palibelo Satap hasil
karya dari:

1. Identitas Penelitian :

Nama : Ahmadin, S.Pd.I

Unit Kerja : SMP Negeri 4 Palibelo Satap

2. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 4 Palibelo Satap


3. Judul Penelitian : “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi
Makanan dan Minuman Halal dan Haram Kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo Satap”

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 12 Juni 2020

Mataram, 12 Juni 2020

Pembimbing,

H. Abdul Manan, S.E


NIP. 196612311987011009

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Makanan dan Minuman
Halal dan Haram Kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo Satap”.
Tujuan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan sebagai acuan sistem
pembelajaran peneliti agar lebih baik lagi dalam mengajar .
Selama pembuatan PTK ini penulis menyadari telah banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. H. Abdul Manan, S.E selaku kepala sekolah yang selalu memberikan Doa, dukungan, dan
motivasi kepada guru-guru untuk membuat PTK.
2. Dewan guru dan staf SMP Negeri 4 Palibelo Satap yang telah memberikan bantuan selama
penulis melakukan penelitian.
3. Peserta didik siswi Kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo Satap yang telah meluangkan waktu
sehingga Proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
4. Keluarga tercinta yaitu Orang Tua, adik-adik tercinta, serta keluarga besar yang selalu
memberikan semangat, doa dan kasih sayang kepada penulis sehingga termotivasi untuk
menyelesaikan penulisan PTK ini.
5. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang sudah memberikan dukungan
dan doanya selama ini.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa PTK ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Dengan segala kerendahan hati penulis
berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Palibelo, Juni 2020
Penulis

3
Ahmadin, S.Pd.I
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………………………..2

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………... 3

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………... 4

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..5

BAB I…………………………………………………………………………………………….. 7

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………. 7
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………… 7
B. Identifikasi Masalah………………………………………………………………………….. 8
C. Batasan Masalah……………………………………………………………………………… 8
D. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………. 8
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………... 8
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………. 8

BAB II…………………………………………………………………………………………... 10

KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………………………… 10
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)………………………………………..
10
B. Hasil Belajar………………………………………………………………………………… 12
C. Materi Belajar……………………………………………………………………………….. 13

BAB III…………………………………………………………………………………………. 17

METODE PENELITIAN………………………………………………………………………17
A. Metode Penelitian…………………………………………………………………………… 17
B. Setting Penelitian…………………………………………………………………………… 17
C. Subjek Penelitian…………………………………………………………………………… 17
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………………...17
E. Teknik Analisis Data…………………………………………………………………………18

4
F. Rancangan Siklus Penelitian…………………………………………………………………19

BAB IV…………………………………………………………………………………………. 22

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………………………….. 22


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………………………………22
B. Hasil Penelitian……………………………………………………………………………… 22

BAB V…………………………………………………………………………………………... 27

PENUTUP……………………………………………………………………………………… 27
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 27
B. Saran………………………………………………………………………………………… 27

DAFTAR PUSTAKA 29

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam konsep umum seringkali dipandang
sebagai mata pelajaran yang membosankan. Hal tersebut dapat kita lihat dari adanya
ketidak tuntasan peserta didik kelas VIII SMPN 4 Palibelo Satap saat ulangan harian pada
masing-masing kompetensi dasar, sehingga guru Pendidikan Agama Islam harus mulai
mengembangkan sistem pembelajaran inovatif untuk membangkitkan minat peserta didik
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehubungan dengan hal tersebut model mengajar yang digunakan oleh guru
hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan sehingga akan bisa
membuat peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Metode atau model yang digunakan
guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran. kendala pembelajaran PAI yang
dihadapi, seperti penguasaan kelas, menerapkan model pembelajaran yang tepat, ketika
proses penjelasan, peserta didik cenderung pasif ketika proses pembelajaran berlangsung,
peserta didik mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, serta hasil ulangan masih
banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan yaitu
78 keatas, 71% peserta didik hasil ulangannya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan inovasi model
pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik peserta didik untuk meningkatkan hasil
belajar PAI. Dalam konteks ini maka digunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan
pembelajaran peserta didik pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan
sebagai suatu masalah yang sering ditemukan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada
Materi Makanan dan Minuman Halal dan Haram Pada Kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo
Satap.

6
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan masalah di atas kondisi yang ada saat ini adalah:
1. Pembelajaran PAI di kelas kurang kreatif (cenderung ceramah)
2. Model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang
disampaikan
3. Rendahnya hasil belajar peserta didik untuk pembelajaran PAI
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dibatasi masalah sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan hasil belajar
peserta didik SMP Negeri 4 Palibelo Satap
2. Penelitian dibatasi pada peserta didik kelas VIII
3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi Makanan dan
Minuman Halal dan Haram
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) terhadap peningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi ‘Makanan
dan Minuman Halal dan Haram’.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan peneliti lakukan di SMP Negeri 4 Palibelo Satap diharapkan
dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi guru:
Untuk memperoleh sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah khususnya guru
Pendidikan Agama Islam dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMP Negeri 4 Palibelo Satap .
2. Bagi peserta didik:

7
Untuk menjadikan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo Satap memiliki
hasil belajar yang baik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) adalah Model pembelajaran berbasis masalah
atau dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
berpusat pada siswa dimana siswa berupaya menemukan pemecahan masalah dengan
menggunakan informasi dari berbagai sumber serta pengalaman sehari-hari. Problem
Based Learning (PBL) membiasakan siswa untuk percaya diri dalam menghadapi
masalah dengan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan keterampilan menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) menurut Ni Made adalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang mengajarkan siswa
bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka
ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan
secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
(2008:76).
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa untuk belajar menggunakan
konsep apa yang mereka pahami dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
Dalam PBL juga dibutuhkan kerjasama yang kuat antar siswa. Mereka akan
bekerjasama dalam mengumpulkan informasi dan menemukan hipotesis permasalahan
untuk kemudian secara bersama-sama saling menukar informasi untuk mencari jalan
keluar dari sebuah permasalahan yang sedang dianalisis.
2. Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki prosedur yang jelas dalam
melibatkan siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. Menurut Mohammad Nur
(Rusmono, 2014:81) langkah-langkah atau tahapan pembelajaran model Problem Based
Learning adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : Mengorganisasikan siswa kepada masalah.
2) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

9
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Berdasarkan langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Mohammad Nur,
penulis menyimpulkan langkah-langkah atau sintaks dalam menggunakan model PBL
yaitu:
1) Pengenalan masalah kepada siswa berdasarkan materi yang diajarkan kepada siswa.
2) Siswa diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dalam
penyelesaian masalah.
3) Hasil analisis kelompok siswa dipresentasikan kepada kelompok siswa yang lain.
4) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi mengenai hasil penyelidikan yang
dilakukan oleh siswa.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Secara umum terdapat kelebihan serta kekurangan dalam setiap model
pembelajaran, begitu pula dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berdasarkan masalah menurut
Sanjaya (2006:220) akan penulis dijabarkan sebagai berikut:
1). Kelebihan Model Pembelajaran PBL
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi
pembelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat merangsang kemampuan siswa untuk menemukan
pengetahuan baru bagi mereka.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuannya
serta dapat digunakan sebagai evaluasi diri terhadap hasil maupun proses
belajar.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk berlatih berpikir dalam
menghadapi sesuatu.
f. Pemecahan masalah dianggap menyenangkan dan lebih digemari siswa.
g. Pemecahan masalah memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.

10
2). Kelemahan dari Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai
berikut :
a. Persiapan pembelajaran yaitu mengenai alat dan konsep yang kompleks.
b. Sulitnya Mencari Problem yang Relevan.
c. Konsumsi Waktu
4. Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah
metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik
merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran
tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka peserta didik
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil
belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana peserta didik dapat
memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap- sikap, apresiasi, abilitas,
dan keterampilan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Hamalik (2004: 49)
“mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.
Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”.
Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses
belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5)
perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar”.
Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5)
11
yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan peserta
didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu Menurut Sudjana
(2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotor”
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut
melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai
oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang
dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat
C. Materi Belajar
Materi Makanan dan Minuman Halal dan Haram
Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan menjauhi yang haram
tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah.
Kita dari sejak kecil telah diajarkan bagaimana agar kita selalu memakan dan meminum
yang halal dan menjauhi yang haram.
1) Makanan Halal
Makanan halal adalah makanan yang boleh dimakan menurut ketentuan
syariat Islam. Bagi seorang muslim, makanan yang dimakan harus memenuhi dua
syarat, yaitu :
a. Halal, artinya dibolehkan berdasarkan ketentuan syariat Islam.
b. Tayyib, artinya baik, mengandung nutrisi, bergizi, dan menyehatkan.
Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Q.S. al-Māidah/5 ayat 88:
ْٓ ‫َو ُكلُ ْوا ِممَّا َر َز َق ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل َط ِّيبًا ۖوَّ ا َّتقُوا هّٰللا َ الَّذ‬
‫ِي اَ ْن ُت ْم ِبهٖ مُْؤ ِم ُن ْو َن‬
Artinya : “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki
yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.
(Q.S. al-Māidah/5 : 88).
Makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak asal mengenyangkan saja,
tetapi harus halalan tayyiban. Adapun halalnya makanan dan minuman meliputi tiga
kriteria berikut ini :
a. Halal dari segi wujudnya zatnya makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan
yang diharamkan oleh Allah Swt.

12
b. Halal dari segi cara mendapatkannya
c. Halal dalam proses pengolahannya.
Adapun jenis-jenis makanan halal menurut wujudnya adalah sebagai berikut :
1. Makanan yang disebut halal oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan hadis
berikut ini yang artinya :
“Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitabnya adalah halal dan apa
yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang
didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimakan”. (H.R.
Ibnu Majah dan Tirmidzi)
2. Makanan yang tidak kotor dan tidak menjijikkan. Hal ini sesuai firman Allah dalam
Q.S. al-A’rāf/7 ayat 157 :
ْ ‫ض ُع َع ْن ُه ْم اِصْ َر ُه ْم َوااْل َ ْغ ٰل َل الَّتِيْ َكا َن‬
‫ت َع َلي ِْه ۗ ْم‬ َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َع َلي ِْه ُم ْال َخ ٰۤب ِٕى‬
َ ‫ث َو َي‬ َّ ‫َو ُي ِح ُّل َل ُه ُم‬
ِ ‫الطي ِّٰب‬
Artinya : “ …dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka… “ (Q.S. al-A’rāf/7 : 157)
3. Makanan yang tidak mendatangkan mudarat, tidak membahayakan kesehatan
tubuh, tidak merusak akal, serta tidak merusak moral dan aqidah. Firman-Nya
dalam Q.S. al-Baqārah/2 ayat 168 :
ٌ‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن ِا َّن ٗه َل ُك ْم َع ُد ٌّو م ُِّبيْن‬ ُ ‫ض َح ٰلاًل َط ِّيبًا ۖوَّ اَل َت َّت ِبع ُْوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬ ِ ْ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ُكلُ ْوا ِممَّا فِى ااْل َر‬
Artinya : “Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh
setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. al- Baqārah/2 : 168)
2) Minuman Haram
a. Semua makanan yang langsung dinyatakan haram dalam Q.S. al- Māidah/5 ayat 3,
yaitu:
‫ت َع َل ْي ُك ُم ْال َم ْي َت ُة َوال َّد ُم َو َلحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َمآ ا ُ ِه َّل ل َِغي ِْر هّٰللا ِ ِبهٖ َو ْال ُم ْن َخ ِن َق ُة َو ْال َم ْوقُ ْو َذةُ َو ْال ُم َت َر ِّد َي ُة‬ ْ ‫حُرِّ َم‬
‫ب َواَنْ َتسْ َت ْقسِ م ُْوا ِبااْل َ ْزاَل ۗ ِم ٰذلِ ُك ْم فِسْ ۗ ٌق‬ ِ ‫ص‬ ُ ‫َوال َّنطِ ي َْح ُة َو َمآ اَ َك َل ال َّس ُب ُع ِااَّل َما َذ َّك ْي ُت ۗ ْم َو َما ُذ ِب َح َع َلى ال ُّن‬
‫ت َع َل ْي ُك ْم‬ ُ ْ‫ت َل ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم َواَ ْت َمم‬ ُ ‫اخ َش ْو ۗ ِن اَ ْل َي ْو َم اَ ْك َم ْل‬
ْ ‫س الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا مِنْ ِد ْي ِن ُك ْم َفاَل َت ْخ َش ْو ُه ْم َو‬ َ ‫اَ ْل َي ْو َم َي ِٕى‬
‫ف اِّل ِ ْث ۙ ٍم َفاِنَّ هّٰللا َ َغفُ ْو ٌر رَّ ِح ْي ٌم‬ٍ ‫ص ٍة َغي َْر ُم َت َجا ِن‬ َ ‫طرَّ فِيْ َم ْخ َم‬ ُ ْ‫ْت َل ُك ُم ااْل ِسْ اَل َم ِد ْي ًن ۗا َف َم ِن اض‬ُ ‫نِعْ َمتِيْ َو َرضِ ي‬
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang (diharamkan pula) yang disembelih
untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah)
(karena) itu perbuatan fasik…” (Q.S. al-Māidah/5 : 3)

13
Dalam ayat tersebut, makanan yang dinyatakan haram adalah :
1. bangkai
2. Darah
3. daging babi,daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah
Swt., hewan yang mati karena tercekik, dipukul, terjatuh, ditanduk
hewan lain, diterkam binantang buas
4. hewan yang disembelih untuk berhala.
b. Semua jenis makanan yang mendatangkan mudarat/bahaya terhadap kesehatan
badan, jiwa, akal, moral, dan akidah. Perhatikan Q.S. al-A’raf/7 ayat 33:
‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َوااْل ِ ْث َم َو ْال َب ْغ َي ِب َغي ِْر ْال َح ِّق َواَنْ ُت ْش ِر ُك ْوا ِباهّٰلل ِ َما‬ َ ‫قُ ْل ِا َّن َما َحرَّ َم َرب َِّي ْال َف َواح‬
‫َل ْم ُي َن ِّز ْل ِبهٖ س ُْل ٰط ًنا وَّ اَنْ َتقُ ْولُ ْوا َع َلى هّٰللا ِ َما اَل َتعْ َلم ُْو َن‬
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya mengharamkan segala
perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, dan perbuatan
zalim tanpa alasan yang benar …” (Q.S. al-A’raf/7 : 33)
3) Minuman Halal
Minuman halal adalah minuman yang boleh diminum menurut ketentuan
hukum syariat Islam.
Adapun jenis-jenis minuman yang halal adalah :
1. tidak memabukkan,
2. tidak mendatangkan mudharat bagi manusia, baik dari segi kesehatan badan, akal,
jiwa maupun akidah,
3. tidak najis,
4. didapatkan dengan cara yang halal.
4) Minuman Haram
a. Minuman yang memabukkan (khamr). Hadis Rasulullah :
Adapun jenis-jenis minuman yang haram adalah yang artinya:
“Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap sesuatu yang
memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah haram” (H.R.
Abu Daud)
Berdasarkan hadis tersebut maka pengertian khamr itu mencakup segala
sesuatu yang memabukkan, baik berupa zat cair, maupun zat padat, baik dengan
cara diminum, dimakan, dihisap, atau disuntikkan ke dalam tubuh. Misalnya ganja,
narkotika, morfin, heroin, bir, arak, dan berbagai minuman beralkohol lainnya.

14
Hukum Islam menegaskan bahwa mengkonsumsi khamr, baik sedikit
maupun banyak hukumnya haram dan termasuk dosa besar. Hal ini sesuai sabda
Rasulullah saw. Yang artinya:
“Dari Abdullah bin Umar dia berkata, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
bersabda:”Setiap yang memabukkan adalah haram dan sesuatu yang banyaknya
memabukkan maka sedikitnya pun haram“ (H.R. Ibnu Majah)
b. Minuman yang berasal dari benda najis atau benda yang terkena najis. Misalnya
minuman yang berasal dari air kencing kucing.
c. Minuman yang didapatkan dengan cara batil (tidak halal). Misalnya minuman yang
didapatkan dengan cara merampok, merampas, dan memeras.
5) Manfaat Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal
1. Mendapat ridho Allah karena telah menaati perintah-Nya dalam memilih jenis
makanan dan minuman yang halal.
2. Memiliki akhlakul karimah karena setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan berubah menjadi tenaga yang digunakan untuk beraktivitas dan beribadah.
3. Terjaga kesehatannya karena setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi
bergizi dan baik bagi kesehatan badan.
6) Akibat Buruk dari Makanan dan Minuman yang Haram
a. Amal ibadah-nya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah
Swt.
b. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa terutama minuman keras (khamr).
Akibat buruk meminum khamr di antaranya seperti : Menyebabkan berbagai
macam penyakit psikologis (gangguan jiwa), misalnya gangguan daya ingat,
gangguan mental, kegagalan daya pikir.
c. Makan dan minuman yang haram dapat mengganggu kesehatan tubuh.
d. Menghalangi mengingat Allah SWT.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan
memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini kemudian dibuat laporan
sesuai dengan kondisi nyata yang dilakukan peneliti di kelasnya. Adapun pelaksanaan
penelitian ini sekurang-kurangnya dilakukan minimal 2 siklus. Dengan tiga kali pertemuan
ditiap siklusnya. Hasil refleksi dari siklus 1 sangat menentukan bentuk siklus berikutnya,
karena hasil refleksi harus digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus
berikutnya.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian merupakan lokasi dimana penelitian dilakukan, dan waktu
adalah mengenai kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk penelitian dari awal
hingga akhir.
Tempat: Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Palibelo Satap
Waktu : Waktu pelaksanaan penelitian 22 Mei 2020, semester genap tahun pelajaran
2020/2021.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelasVIII SMP Negeri 4 Palibelo
Satap, jumlah peserta didik tahun pelajaran 2020-2021 sebanyak 5 peserta didik yang
terdiri dari laki-laki semuanya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Observasi guru pada KBM, data diperoleh dari lembar observasi guru pada KBM
yang diisi oleh guru sejawat yang bertindak sebagai observer dengan cara mengamati
peneliti yang bertindak sebagai guru yang mengajar di kelas dengan menchecklist setiap
aspek yang dinilai pada setiap pertemuan.
1. Observasi aktivitas peserta didik belajar PAI, data diperoleh dari lembar observasi
aktivitas belajar PAI peserta didik yang diisi oleh guru bidang studi yang bertindak
sebagai observer dengan menchecklist setiap aktivitas yang dinilai pada setiap
pertemuan.
2. Dokumentasi, dokumentasi diperoleh dengan cara mengambil gambar segala bentuk
aktivitas peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

16
Data yang sudah terkumpul, kemudian didiskusikan dan dianalisis oleh peneliti dan
guru bidang studi untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
E. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Data Tes
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bidang studi Pendidikan Agama Islam
kelas VIII SMP Negeri 4 Palibelo Satap adalah 78. Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada siklus I dan siklus II, serta peningkatan presentasi belajar maka
digunakan rumus sebagai berikut:

∑𝑋
𝑋= 𝑁

a. Rata-rata Nilai
Ket: ∑x = Nilai peserta didik.
N = Jumlah peserta didik.
b. Persentase Ketuntasan Belajar

Ket:
KB = Persentase Ketuntasan Belajar
F = Jumlah Peserta didik yang mendapat nilai diatas 78
N = Jumlah Seluruh Peserta didik.
Adapun acuan yang digunakan untuk mengetahui kriteria hasil
belajar adalah sebagai berikut :

Rentang Nilai Keterangan

85-100 A Sangat Baik

70-84 B Baik

55-69 C Cukup Baik

40-54 D Kurang Baik


Tabel 1 Indikator Hasil Belajar Peserta Didik

17
2. Data Observasi
Data observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah
dilakukan dan diolah secara deskriptif dengan menghitung:
Skor Pengamatan Setiap Aspek Yang Diamati pada lembar observasi guru dan
peserta didik:
Tabel 2 Indikator Hasil Observasi

No Kriteria

1 Baik

2 Cukup Baik

3 Kurang
Keterangan penilaian:
1. Baik bila mendapatkan nilai 81 sampai dengan 100
2. Cukup bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 80
3. Kurang baik bila mendapatkan nilai kurang dari 61.
3. Dokumentasi
Adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi foto-foto, data yang relevan, guru-guru, peserta didik serta benda-benda atau
alat-alat yang dapat menjadi penunjang penelitian.
F. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mencoba untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
Menurut Suharsimi Arikunto “Penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan
Action Research adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas Penelitian
tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami
pengertian PTK perlu kita telusuri pengertian penelitian tindakan. Menurut Kemmis,
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan
oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan

18
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur
langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian
tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat
rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti
menggunakan dua siklus. Prosedur penelitian ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan
setiap siklus, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.
2. Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap
perencanaan.
3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada peserta didik selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh dari
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan tindakan
selanjutnya.
Secara rinci prosedur penelitian untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai
berikut :
Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1. Menyiapkan program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
2. Menentukan materi yang akan diajarkan untuk setiap pertemuan.
3. Membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM,
lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam, , lembar kerja peserta
didik peserta didik (LKPD) serta lembar soal pada akhir siklus ini.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah- langkah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kepada peserta didik

19
2. Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan
menggunakan LKPD
3. Guru memonitor kegiatan-kegiatan peserta didik pada saat proses pembelajaran
4. Pada akhir pembelajaran guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran
5. Guru memberikan Postest kepada peserta didik
6. Guru memberikan tugas kepada peserta didik pada materi yang akan dibahas
selanjutnya
c. Tahap observasi
Observer (guru bidang studi) mencatat secara detail aktivitas guru dan peserta
didik di kelas pada format observasi.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini guru bidang studi PAI melakukan refleksi. Refleksi dilakukan
untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan atau
observasi tindakan. Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap
perencanaan siklus II

20
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 4 Palibelo Satap. Sekolah ini terletak di
jalan Lintas Ntonggu Ka’owa Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima NTB. Tenaga pengajar
berjumlah 11 orang dan jumlah seluruh kelas di SMP Negeri 4 Palibelo Satap sebanyak 3
kelas. Jumlah seluruh peserta didik pada tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 10 peserta didik.
Khusus kelas VIII yang diberi tindakan peserta didiknya berjumlah 5 orang serta dari pihak
sekolah sebagai observator selama penelitian berlangsung adalah bapak Ahmadin, S. Pd. I.
Selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga kali pertemuan,
siklus kedua juga terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada setiap siklus dilakukan tes awal dan
tes akhir untuk mengetahui kemampuan peserta didik atau hasil belajar peserta didik,
kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar peserta didik
per siklus.
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil observasi, hasil belajar
peserta didik. Hasil penelitian pada setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dilakukan post test kepada seluruh
peserta didik untuk kemudian dibandingkan dengan nilai dasar yang sudah didapat
berdasarkan hasil pretest yang dilakukan pada awal siklus. Pada siklus ini nilai rerata
pretest peserta didik adalah 40 %% dan setelah dilakukan post test nilai reratanya naik
menjadi 60%, untuk nilai peningkatan hasil belajar peserta didik terlampir di halaman
40 pada lampiran 5. Akan tetapi, walaupun mengalami kenaikan guru harus tetap
melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Karena hasil yang didapat belum
memenuhi standar yaitu 78 sesuai dengan KKM sekolah tersebut.
2. Siklus II
Selanjutnya pada akhir tindakan, guru memberikan post test untuk mengukur
kemampuan kognitif peserta didik selama kurang lebih 40 menit. Hasil rerata post test
pada materi Jujur dan Menepati Janji ini adalah 80% dan ini dapat dilihat pada lampiran
11 di halaman 44. Karena pada siklus ini nilai rerata peningkatan hasil belajar peserta

22
didik telah mengalami peningkatan sehingga tidak perlu melanjutkan tindakan ke siklus
berikutnya
C. Pembahasan
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu pembelajaran yang
mengelompokkan peserta didik ke dalam beberapa kelompok.
Suprihatiningrum (2014:215) Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima
langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan peserta didik dengan suatu
situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Yaitu;
Mengorientasi peserta didik pada masalah, Mengorganisasi peserta didik untuk belajar,
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya dan Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Data kondisi awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh setelah peneliti
melakukan observasi dan tes pada pratindakan. Kemudian dari hasil pra tindakan diketahui
beberapa permasalahan dalam pembelajaran PAI Pada materi Makanan dan Minuman Halal
dan Haram di kelas VIII, permasalahan yang harus segera diatasi adalah masih rendahnya
hasil belajar peserta didik dengan rata-rata kelas 40%
Dari data pra tindakan tersebut, kemudian dilaksanakan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I dan siklus II.
Berikut merupakan deskripsi hasil penelitian yang didapatkan peneliti selama
melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning.
Deskripsi Siklus I dan Siklus II
Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, pada hasil
belajar peserta didik kelas VIII dapat diketahui hasil belajar peserta didik yang dapat
digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Hasil Belajar Peserta didik Setiap Siklus

Tahap Nilai Rata-rata Hasil Belajar Peserta didik

Pratindakan 40 %

Siklus I 60 %

Siklus II 80 %
Table 3 Hasil Belajar Peserta didik setiap siklus
Berdasarkan tabel 3 tersebut, dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan rata-rata
nilai hasil belajar mulai dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II. Pada pratindakan, nilai

23
rata-rata peserta didik hanya mencapai 40 % hal ini masih jauh dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditentukan di SMP Negeri 4 Palibelo Satap yaitu 78.
Kemudian, dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning pada siklus I yang menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta
didik menjadi 60%, hal ini sebenarnya belum mencapai indikator capaian penelitian yaitu
>78 akhirnya peneliti bersama dengan guru kolaborator merasa perlu melanjutkan
pelaksanaan siklus II, dari siklus II diketahui bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
meningkat menjadi 80%.
Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik juga didukung dengan
adanya peningkatan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan hasil belajar. Dari 5
peserta didik, pada saat pratindakan yang mengalami ketuntasan hasil belajar hanya
berjumlah 1 peserta didik dengan persentase 20 %, kemudian pada siklus I jumlah peserta
didik yang mengalami ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 2 peserta didik dengan
presentase 40,%, dan pada siklus II jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan
belajar meningkat kembali menjadi 4 peserta didik dengan persentase 80,%.
Dari keseluruhan tahap penelitian, mulai dari pratindakan, siklus I hingga siklus II
dilaksanakan evaluasi belajar secara bertahap. Pada saat melakukan pratindakan,
dilaksanakan evaluasi belajar peserta didik dengan rata-rata hasil belajar peserta didik
20%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil belajar peserta didik menunjukkan
kenaikan dengan rata- rata kelas 60%. Hasil ini belum mencapai target yang telah
ditetapkan yaitu skor rata-rata peserta didik >78, dan hasil ini belum maksimal dan perlu
dilaksanakan tindakan pada siklus II untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kemudian rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II akhirnya meningkat menjadi
80%. Hasil ini telah mencapai target skor yang ditetapkan yaitu >78.
Adanya pembentukan kelompok secara heterogen dan keterlibatan peserta didik
dalam menganalisis masalah dan mencari solusi permasalahan membantu peserta didik
untuk lebih memahami materi yang sedang dibahas, sebab mereka dapat aktif membaca,
mencari berbagai informasi guna memperdalam materi dan berdiskusi dengan teman
sebaya. Dalam kegiatan diskusi yang dibuat secara heterogen ini, terdapat perbedaan
kemampuan kognitif peserta didik pada tiap kelompok sehingga peserta didik yang lebih
pintar dapat membantu peserta didik dalam kelompoknya untuk memahami materi yang
sedang dipelajari.
Meskipun secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar peserta didik dan nilai
rata-rata kelas VIII mengalami peningkatan, tetapi apabila dilihat melalui hasil belajar yang

24
diperoleh setiap peserta didik, menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan perhitungan hasil belajar dari pratindakan,
siklus I dan siklus II, dari 5 peserta didik kelas VIII terdapat 1 peserta didik yang turun
pada siklus I dan naik pada siklus II dan 4 peserta didik yang mengalami kenaikan hasil
belajar pada siklus I namun menurun pada siklus II.
Adanya peserta didik yang mengalami peningkatan dan penurunan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karakteristik setiap peserta didik yang yang
berbeda-beda mengakibatkan perbedaan hasil yang diperoleh dari setiap peserta didik juga
berbeda. Bisa diamati bahwa adanya hasil belajar peserta didik yang turun tersebut,
dikarenakan peserta didik yang bersangkutan kurang tertarik dalam pelaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), mereka terlihat kurang antusias saat
kegiatan diskusi dan kurang fokus pada penjelasan dari guru. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran di kelas, guru dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih
variatif dan inovatif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dari penelitian yang dilakukan peneliti bersama guru kolaborator dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tersebut, terlihat bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yang telah
diterapkan mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti yang diutarakan Sanjaya
di atas. Kelebihan tersebut diantaranya, peserta didik dapat memahami isi pembelajaran
dengan baik karena mereka selalu terpacu untuk membaca materi dan PBL dapat
membantu peserta didik mengembangkan pengetahuannya serta dapat digunakan sebagai
evaluasi diri terhadap hasil maupun proses belajar, terbukti dengan adanya peningkatan
hasil belajar selama tindakan. Adapun kelemahannya adalah konsumsi waktu, sebab model
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Penelitian Tindakan Kelas dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme,PBL mendorong peserta didik
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui permasalahan nyata yang membutuhkan
suatu pemecahan masalah. Dari beberapa teori konstruktivisme, yang paling sesuai dari
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan adalah teori konstruktivisme menurut
Vygotsky, sebab ketika peserta didik terlibat dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan
pada tiap siklusnya, mereka akan saling bertukar pendapat dan informasi, sehingga konsep
dari materi tersebut dapat ditemukan peserta didik. Konstruktivisme Vygotsky memandang
bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut
dapat disesuaikan oleh setiap individu. Ini berarti bahwa konstruktivisme Vygotsky lebih

25
menekankan pada penerapan teknik saling tukar pendapat dan gagasan antar individu
dalam kegiatan kelompok sehingga peserta didik dapat menemukan konsep secara mandiri,
seperti halnya yang dilakukan peserta didik kelas IX pada kegiatan diskusi.
Dari hasil tindakan, pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi Makanan dan Minuman Halal dan Haram kelas VIII
SMP Negeri 4 Palibelo Satap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti tahun ajaran 2021/2022.

26
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih paham tentang materi
Jujur dan Menepati Janji yang diterapkan melalui model Problem Based Learning (PBL)
sehingga berakibat pada peningkatan hasil belajar peserta didik, terbukti dengan nilai
rata-rata kelas IX yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada tahap pratindakan,
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diperoleh adalah 40 , kemudian pada siklus I
mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata hasil belajar 60%, dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 80%. Hasil ini telah mencapai target skor yang ditetapkan
yaitu >78. Meskipun secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami
kenaikan, namun ada beberapa peserta didik yang mengalami penurunan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 4
Palibelo Satap tahun ajaran 2020/2021, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan mampu menerapkan variasi model pembelajaran dalam proses
mengajar di kelas, sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan dengan satu
model saja secara terus-menerus.
b. Guru hendaknya mampu memanajemen waktu dan mengelola kelas dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga tahap- tahap pengajaran yang sudah direncanakan dapat
berjalan dengan efektif sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
2. Bagi Peserta didik
a. Peserta didik hendaknya tidak terpaku pada satu sumber belajar yaitu buku paket,
tetapi peserta didik juga berusaha untuk mencari sumber belajar yang lain misalnya
internet untuk menambah wawasan.
b. Peserta didik hendaknya lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas dan fokus pada penjelasan guru serta aktif pada kegiatan
diskusi kelompok.

27
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya membuat kebijakan kepada guru untuk melakukan PTK agar
guru selalu termotivasi dalam menciptakan perbaikan secara berkesinambungan
dalam proses pembelajaran di kelas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurhayati.Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan


Masalah (problem based Instruction) dalam pembelajaran matematika di
SMU. dalam Jurnal Pendidikan dan kebudayaan Jakarta, Februari 2004
Tahun ke-10, No.05
Arif Jouhar Tontowi, 2019. Penelitian Kuantitatif dan Analisis Data
Menggunakan SEM. Surabaya : Puistaka Radja.
Arikunto, Suharsimi, 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara..
Dimyanti dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Ni, Made. (2008). Penerapan Model Problem Base Learning untuk
Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Laporan Penelitian. Hlm. 74- 84.
Oemar Hamalik, (2013). Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta :
BumiAksara.
Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Rusmono.(2014).Strategi Pembelajaran dengan ProblemBased
Learning itu perlu. Bogor : Penerbit Ghalia Indone Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri
Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sumarji, “Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu
Statika Dan Tegangan Di Smk”.Tesis S1. 2009. Universitas Malang

29
Lampiran-lampiran

LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN TES KOGNITIF

No KD IPK SOAL Kunci Jawaban Skor

1 3.12 Menjelaskan Sebutkan 3 manfaat 1. Mendapat rido Allah 10


manfaat mengkonsumsi 2. Memiliki akhlakul
mengkonsums makanan/minuman karimah
i makanan dan yang halal! 3. Terjaga kesehatannya
minuman yang
2 halal Bagaimana Menurut Kebijaksanaan Guru 30
pendapatmu jika ada
temanmu yang membeli
makanan dengan uang
pemberian orang
tuanya, padahal uang
tersebut harus
digunakan untuk
membayar biaya
sekolah!

3 Sebutkan 2 akibat 1. Jauh dari rahmat Allah 20


mengkonsumsi 2. Amalnya tidak diterima
makanan/minuman yang Allah
haram! 3. Menyebabkan penyakit
fisik dan mental

4 3.12 Menunjukkan Jelaskan isi potongan Arak (minuman keras) itu 20


dalil naqli ayat berikut ini! haram baik banyak ataupun
tentang sedikit
makanan dan
minuman yang
halal dan
haram.

5 Jelaskan isi potongan Allah memerintahkan makan 20


ayat berikut ini yang halal dan baik

30
Hasil akhir Kategori

80 % – 100 % Sangat baik

70 % – 79 % Baik

60 % – 69 % Cukup baik

< 60 % Kurang baik

31
LAMPIRAN 2: NILAI POSTES siklus 1

Keterangan
No Nama KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Irwansyah 78 85 √

2 Jamaludin 78 65 √

3 Muhammad Akbar 78 65 √

4 M. Azmin 78 70 √

5 Susi Susanti 78 85 √

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, serta peningkatan
prestasi belajar maka digunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata Nilai

∑𝑋
𝑋= 𝑁

Ket:
∑x = Nilai siswa.
N = Jumlah siswa.
Persentase Ketuntasan Belajar

Ket:
KB = Persentase Ketuntasan Belajar.
F = Jumlah Siswa yang mendapat nilai diatas 78
N = Jumlah Seluruh Siswa
Hasil Pengamatan
Adapun hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi pada akhir
pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

32
LAMPIRAN 3 Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa (dari Hasil tes Tertulis Pada Akhir
Pelajaran) Siklus I

No. Nilai Jumlah Persentase

1 > 78 2 siswa 40 %

2 < 78 3 siswa 60%

Jumlah 5 100
Dari tabel ini dapat dilihat 2 siswa (40%) yang telah mencapai ketuntasan belajar dan masih
terdapat 3 siswa (60%) yang belum mencapai ketuntasan belajar.

33
LAMPIRAN 4 : NILAI POSTES siklus 2

Keterangan
No Nama KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas

1 Irwansyah 78 85 √

2 Jamaludin 78 65 √

3 Muhammad Akbar 78 65 √

4 M. Azmin 78 70 √

5 Susi Susanti 78 85 √

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, serta peningkatan
prestasi belajar maka digunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata Nilai

∑𝑋
𝑋= 𝑁

Ket:
∑x = Nilai siswa.
N = Jumlah siswa.
Persentase Ketuntasan Belajar

Ket:
KB = Persentase Ketuntasan Belajar.
F = Jumlah Siswa yang mendapat nilai diatas 78
N = Jumlah Seluruh Siswa
Hasil Pengamatan
Adapun hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi pada akhir
pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

34
LAMPIRAN 5 Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa (dari Hasil tes Tertulis Pada Akhir
Pelajaran) Siklus I

No. Nilai Jumlah Persentase

1 > 78 4 siswa 80 %

2 < 78 1 siswa 20 %

Jumlah 5 100
Dari tabel ini dapat dilihat 4 siswa (80%) yang telah mencapai ketuntasan belajar dan masih
terdapat 1 siswa (20%) yang belum mencapai ketuntasan belajar.

35
Lembaran Observasi Penerapan Model Pembelajaran
Based Learning Terhadap Guru
Pelaksanaan
Langkah
Sintaks PBL Aktivasi Guru
Pembelajaran YA TIDAK

Kegiatan Awal Orientasi Peserta Menjelaskan tujuan Pembelajaran √


(Pembuka) didik pada pada peserta didik
masalah
Menjelaskan logistik yang √
diperlukan oleh peserta
didik
Memotivasi peserta didik terlibat √
pada aktivasi pemecahan masalah

Membantu peserta didik dalam √


mengemukakan pertanyaan terkait
permasalahan yang disajikan
menggunakan video/gambar

Kegiatan Inti Mengorganisasi Membuat Kelompok-kelompok √


peserta didik diskusi
untuk belajar
Mengarahkan peserta didik untuk √
menyimak materi yang disajikan

Membantu peserta didik dalam √


mendefinisikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah
tersebut

Membantu dan memotivasi peserta √


didik untuk bertanya dan
menanggapi

Membimbing Mendorong peserta didik √


pengalaman untuk mengumpulkan
individu atau informasi yang sesuai
kelompok √
Mendorong peserta didik untuk
melakukan pengamatan

Mendorong peserta didik untuk √


menuliskan hasil pengamatan

Mendorong peserta didik untuk √


berdiskusi dengan anggota
kelompoknya

Membimbing peserta didik untuk √

36
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah

Mengenbangkan Membantu peserta didik dalam √


dan menyajikan membuat kesimpulan dan solusi
hasil karya masalah hasil diskusi

Membantu peserta didik dalam √


menyiapkan hasil diskusi
untuk dipresentasikan

Membantu peserta didik untuk √


berbagi tugas dengan temanya
dalam bertanya menanggapi

Kegiatan Menganalisis Membantu peserta didik untuk √


akhir(penutup) dan melakukan refleksi terhadap
mengevaluasi penyelidikan mereka dan proses
proses yang mereka gunakan
pemecahan √
masalah Mendorong peserta didik untuk
menyampaikan
pertanyaan/tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok lain

Mendorong peserta didik untuk √


menjawab atau menanggapi
komentar kelompok lain

Membantu peserta didik untuk √


melakukan evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses
yang mereka gunakan
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑋𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 100

18
20
x100 = 90 %

Kategori
Hasil Akhir Kategori

80 % – 100 % Sangat baik

70 % – 79 % Baik

60 % – 69 % Cukup baik

< 60 % Kurang baik

37
LEMBAR
OBSERVASI PTK

Dengan hormat,
Bersama ini kami mohon kesediaan ibu bapak untuk membantu mengisi lembar
observasi penelitian yang kami lakukan.
Tidak ada jawaban yang benar maupun salah, ibu bapak diharapkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan seakurat mungkin berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya.

Komponen Siswa
No Hal yang Diamati Skor
Siswa 1 2 3 4
1 Keaktifan Siswa: √
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
2 Perhatian Siswa: √
a. Diam, tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias

3 Kedisiplinan: √
a. Kehadiran/absensi
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
4 Penugasan/Resitasi: √
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan;
4 : Sangat
Baik 3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik

Palibelo, 14 Juni 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. ABDUL MANAN, S.E


NIP. 196612311987011009

38
LEMBAR
OBSERVASI PTK

Komponen Guru
No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi: √
a. Kelancaran menjelaskan materi
b. Kemampuan menjawab pertanyaan
c. Keragaman pemberian contoh

2 Sistematika penyajian: √
a. Ketuntasan uraian materi
b. Uraian materi mengarah pada tujuan
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD

3 Penerapan Metode: √
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi
b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
c. Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan Media: √
a. Ketepatan pemilihan media dengan materi
b. Ketrampilan menggunakan media
c. Media memperjelas terhadap materi

5 Performance: √
a. Kejelasan suara yang diucapkan
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian Motivasi: √
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
b. Kepedulian guru terhadap siswa
c. Ketepatan pemberian reward dan punishment

Keterangan;
4 : Sangat Baik 2 : Tidak Baik
3 : Baik 1 : Sangat Tidak Baik

Palibelo, 14 Juni 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. ABDUL MANAN, S.E


NIP. 196612311987011009
39
LEMBAR
OBSERVASI PTK

Komponen Materi
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum: √
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada
silabus
b. Materi sudah sesuai dengan KD yang tercantum pada
RPP
c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

2 Sistematika penyampaian Materi: √


a. Penyajian materi sesuai urutan
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif
c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke
abstrak

3 Urgensi: √
a. Sangat dibutuhkan peserta didik
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
c. Diujikan dalam UAN

4 Menarik: √
a. Materi didukung media yang sesuai
b. Materi didukung metode yang menyenangkan
c. Materi dapat direspon secara antusias

Keterangan;
4 : Sangat Sesuai 3 : Sesuai
2 : Tidak Sesuai 1 : Sangat Tidak Sesuai

Palibelo, 14 Juni 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. ABDUL MANAN, S.E


NIP. 196612311987011009

40

Anda mungkin juga menyukai