Poli dalam
1. Askep HiperTensi
Ganggauan rasa nyaman : nyeri (sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
Intervensi ;
Ukur ttv
Anjurkan px untuk tidak mengkonsumsi makanan yg tidak mengandung garam
Mengurangi aktifitas berat
Kolaborasi dengan dokter
2. Askep dm
7. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, kehilangan cairan
berlebih akibat muntah dan diare.
Kaji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, riwayat muntah, kehausan dan turgor
kulit
Observasi adanya tanda-tanda syok, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah
Berikan cairan peroral pada klien sesuai kebutuhan
Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara
dekuat
Kolaborasi pemberian cairan intravena
9. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, mual, muntah dan anoreksia.
Kaji kemampuan makan klien
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Beri nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein
Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk memberikan makanan yang disukai
Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk menghindari makanan yang
mengandung gas/asam, pedas
Kolaborasi. Berikan antiemetik, antasida sesuai indikasi
10. Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
Kaji pola eliminasi klien
Auskultasi bising usus
Selidiki keluhan nyeri abdomen
Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah feses
Anjurkan makan makanan lunak, buah-buahan yang merangsang BAB
Kolaborasi. Berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi
11. Askep dengan Diare
Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
Ukur ttv
Anjurkan pasien untuk selalu minum air putih atau larutan oralit
Kolaborasi dengan dokter
Resiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BB sering
Ukur ttv
Gunakan pakaian yg longgar
Anjurkan pasien untukmenggunakan pakaian "anglonggar
Hindari kerutan padaa tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien *ubah posisipasien+ setiap dua )am sekali
Monitor kulit akan adannya kemerahan
Oleskan lotion atau minnyak pada daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Kolaborasi dengan dokter
19. Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan (OAT) b.d Efek samping program
pengobatan dan perawatan, Beban pembiayaan program pengobatan/perawatan, Program
terapi kompleks dan/atau lama, Hambatan mengakses pelayanan kesehatan( ggn mobilisasi,
masalah transportasi, ketiadaan orang yang merawat anak di rumah, cuaca
tidak menentu
Identifikasi penyebab yang mungkin dari perilaku ketidakpatuhan klien
Memantau kepatuhan tentang regimen pengobatan.
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai tindakan dan efek
samping obat.
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai metode pemberian obat yang
sesuai
.
Mengembangkan strategi bersama klien untuk meningkatkan kepatuhan mengenai
regimen obat yang diresepkan
.
Memberikan klien dan anggota keluarga mengenai informasi obat untuk
meningkatkan pemahaman diri mengenai pemberian obat yang tepat
POLI POKJA
Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan (ARV) b.d Efek samping program pengobatan dan
perawatan, Beban pembiayaan program pengobatan/perawatan, Program terapi kompleks dan/atau
lama, Hambatan mengakses pelayanan kesehatan( ggn mobilisasi, masalah transportasi, ketiadaan
orang yang merawat anak di rumah, cuaca
tidak menentu
Identifikasi penyebab yang mungkin dari perilaku ketidakpatuhan klien
Memantau kepatuhan tentang regimen pengobatan.
Menjelaskan tujuan terapi ARV: memperbaiki, mutu hidup, memulihkan dan memelihara
fungsi kekebalan, menekan replikasi virus semaksimal mungkin dalam waktu y lama,
menurunkan biaya perawatan, mencegah penularan HIV .
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai tindakan dan efek
samping obat.
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai metode pemberian obat yang sesuai
.
Mengembangkan strategi bersama klien untuk meningkatkan kepatuhan mengenai
regimen obat yang diresepkan
.
Memberikan klien dan anggota keluarga mengenai informasi obat untuk meningkatkan
pemahaman diri mengenai pemberian obat yang tepat
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status cairan, perubahan pigmentasi,
perubahan turgor, kondisi ketidak seimbangan nutrisi, penurunan imunologis
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan respon imun , kerusakan
kulit,malnutrisi dan pola hidup yang beresiko
Monitor tanda-tanda infeksi baru
Lakukan tekni aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien
Mengajarkan kepada pasien dan keluarga adanya tanda-tanda infeksi
(demam,kemerahan,nyeri)
Anjurkan pasien metode pencegahan terpapar terhadap linhgkungan yang patogen ( selalu
memakai masker, menghindari makanan yang setangah matang,tidak dimasak)
Anjurkan pasien atau orang penting lainnya metode mencegah transmisi HIV dan kuman
patogen lainnya
Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien
Kolaborasi dengan dokter dalam terapi obat
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP
Gangguan citra tubuh b.d penampakan kulit yang tidak bagus
Kaji adanya gangguan citra tubuh ( menghindari kontak mata, ucapan merendahkan diri
sendiri)
Berikan kesempatan pengungkapan perasaan
Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri seperti merias , merapikan pakaian
Mendorong sosialisasi dengan orang lain
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.(adanya candidiasis oral)
Monitor BB, intake dan ouput
Kaji adanya mual, muntah dan nafsu makan
Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
Kolaborasi dengan dokter gizi untuk Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting
lainnya.
Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai.
Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya
Biarkan keluarga mengungkapkan a perasaan secara verbal
Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya
Poli Syaraf :
25. Askep dengan vertigo
Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologi
Ukut ttv pasien
Ajarkan teknik nafas dalam untuk menekan reflek muntah
Kolaborasi dengan team dokter
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
anjurkan klien istirahat ditempat tidur
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Kolaborasi dengan dokter
26. Askep pada chepalgia
Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai dengan Pasien mengatakan nyeri hebat
dibagian kepala,
Pantau dan catat tanda-tanda awal nyeri kepala, penurunan, lokasi, lamanya
Catat perkembangan tingkat nyeri
Anjurkan pada klien untuk mengurangi aktivitas yang berat dan menambah
waktu istirahat
Massage kepala dan leher
Kompres hangat atau dingin pada daerah kepala
Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai dengan, Pasien mengeluh cepat
lelah saat melakukan aktivitas dan bertambah pusing, Klien tampak dibantu saat beraktivitas
Lakukan rentang gerak aktif atau pasif
Tinggikan kepala dan tangan
Anjurkan klien untuk membantu pergerakan ekstremitas yang sehat
Resiko infeksi b.d luka terbuka/luka gigitan
Pantau TTV,terutama suhu tubuh
Ajarkan tehnik aseptik pada pasien
Cuci tangan sebelum memberi asuhan ke pasien
Lakukan perawatan luka dengan prinsip steril
Kolaborasi dalam pemberian profilaksis : VAR
Poli bedah umum :
27. Asuhan keperawatan dengan abses
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Ukur ttv
Berikan teknik relaksasi
Berikan suasana yg nyaman
Kolaborasi dengan dokter
Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit
Observasi tanda tanda infeksi
Ganti balutan
Kolaborasi dengan dokter
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
Ukur ttv
Beri suasana yg nyaman
Kolaborasi dengan dokter
Poli THT :
28. Askep pada infeksi telinga
Nyeri (akut/kronik) b.d trauma, infeksi jamur/virus/bakteri
Kaji tingkat nyeri
Lakukan kebersihan telinga secara teratur ( ke dr THT 3-6 bulan sekali)
Beri edukasi tentang penyebab nyeri dan penyakit yang diderita
Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotic
Kolaborasi dalam tindakan aspirasi ( jika terjadi abses)
29. Gangguan pendengaran berhubungan dengan penyumbatan pada liang telinga sekunder
terhadap pembesaran furunkel, jaringan granulasi yang subur, penumpukan secret pada
liang telinga, telinga terasa penuh/ Penurunan persepsi sensori (pendengaran) b.d akumulasi
mukopus
Kaji kemampuan mendengar klien
Edukasi tentang kebersihan telinga secara teratur ( ke dr THT 3-6 bulan sekali)
Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan irigasi telinga untuk mengeluarkan serumen
atau secret, dan lakukan aspirasi
30. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain
(kurangnya pendengaran), sekunder terhadap penumpukkan serumen/sekret pada liang telinga,
jaringan granulasi yang subur, edema pada liang telinga.
Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasi, menggunakan tulisan
atau isyarat tangan dengan cara menunjuk (gerakan pantomin).`
Kurangi kebisingan lingkungan
Perawat atau keluarga berbicara lebih keras serta menggunakan gerak tubuh
31. Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, pengeluaran sekret yang
banyak dan berbau, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi : jamur, bakteri, virus, alergi,
penumpukkan serumen, penutupan liang telinga oleh jaringan granulasi yang subur atau
furunkel yang membesar.
Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan,
pemikiran dan perasaan sesesorang.
Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan,
pemikiran dan perasaan sesesorang.
Berikan informasi yang akurat kepada klien dan perkuat informasi yang sudah ada
Berikan dorongan untuk pilihan pemecahan masalah
Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri, perawatan atau pemberi
perawatan
Beri privacy dan suatu keamanan lingkungan
Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan irigasi telinga untuk mengeluarkan serumen
atau secret, dan lakukan aspirasi
Kaji ulang keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas.
Berikan posisi yang nyaman pada pasien.
Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, seperti nafas dalam
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgesik).
33. Gangguan persepsi dan sensori (auditori) b.d. perubahan persepsi sensori.
Kaji ketajaman pendengaran pasien Menggunakan tanda – tanda nonverbal (mis.
Ekspresi wajah, menunjuk, atau gerakan tubuh) dan bentuk komunikasi lainnya.
Anjurkan kepada keluarga atau orang terdekat klien untuk tinggal Bersama klien
Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mematuhi program teraphy
34. Resiko infeksi b.d trauma pada kulit
Ajarkan teknik aseptik pada pasien
35. Nyeri (kepala, tenggorokan) berhubungan dengan peningkatan tekanan sinus sekunder terhadap
peradanggan sinus paranasal
kaji nyeri menggunakan skala nyeri 0-10, karakteristik, intensitas, kaji ekspresi wajah
klien
Observasi tanda-tanda vital
Ajarkan teknik distraksi atau pengalihan nyeri dan teknik relaksasiTeknik distraksi
Kolaborasi:Berikan obat analgesicObat analgesic
36. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan system imun, aspek
kronik penyakit. Faktor resiko : klien batuk tidak menggunakan penutup mulut,
klien sehari-hari tidak menggunakan masker, keluarga dan klien dilingkungannya
tidak menggunakan masker, tidak terdapat wadah untuk tempat sputum klien
dan lingkungan nampak kurang bersih,
Bersihkan lingkungan
Mencuci tangan saat melakukan asuhann
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan, Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah maka
Poli Mata
37. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d berkurangnya daya akomodasi pasa usia
anak,dewasa dan lanjut
Orientasikan klien terhadap lingkungan serta ukur jarak pandang klien
Bedakan kemampuan ketajaman penglihatan (visus) diantara kedua mata
Anjurkan klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata)
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana
Kolaborasi sesuai indikasi
38. Ansietas b.d berkurangnya penglihatan
Gunakan komunikasi terapeutik dalam pendekatan kepada klien
Bantu klien untuk mengungkapkan perrasaan cemasnya
Menjelaskan pada klien tentang kegiatan dari perioptif
Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan terhadap perawatan yang
dilakukan
39. Potensial terjadinya injury b.d ketidakmampuan melihat jarak jauh atau tidak dapat melihat
dekat
Orientasikan lingkungan staf dan situasi lain disekitar klien
Anjurkan klien untuk mempelajari kembali ADL yang sering dilakukan
Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berbahaya pada malam hari
atau keadaan yg dpt membuat klien melihat dengan jelas
40.
Poli anak
41. Pengingkatan suhu tubuh (hipertemi) b.d dengan proses infeksi salmonella typhi
Observasi tanda-tanda vital
Beri kompres dengan tehnik water sponge
Ukur suhu tubuh 4 jam
Motivasi anak dan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan per oral
Anjurkan ibu untuk menggantikan pakaian yang mudah menyerap keringat dari
bahan katun
Kolaborasi pemberian paracetamol sesuai indikasi ( bisa diberikan per 4 jam)
Kolaborasi dengan dokter
42. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, mual, muntah dan anoreksia.
Kaji kemampuan makan klien
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Beri nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein
Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk memberikan makanan yang disukai
Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk menghindari makanan yang
mengandung gas/asam, pedas
Kolaborasi. Berikan antiemetik, antasida sesuai indikasi
43. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, kehilangan cairan
berlebih akibat muntah dan diare.
Kaji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, riwayat muntah, kehausan dan turgor
kulit
Observasi adanya tanda-tanda syok, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah
Berikan cairan peroral pada klien sesuai kebutuhan
Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara
dekuat
Kolaborasi pemberian cairan intravena
44. Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
Kaji pola eliminasi klien
Auskultasi bising usus
Selidiki keluhan nyeri abdomen
Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah feses
Anjurkan makan makanan lunak, buah-buahan yang merangsang BAB
Kolaborasi. Berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi
45. Askep dengan Diare
Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
Ukur ttv
Anjurkan pasien untuk selalu minum air putih atau larutan oralit
Kolaborasi dengan dokter
Resiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BB sering
Ukur ttv
Gunakan pakaian yg longgar
Anjurkan pasien untukmenggunakan pakaian "anglonggar
Hindari kerutan padaa tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien *ubah posisipasien+ setiap dua )am sekali
Monitor kulit akan adannya kemerahan
Oleskan lotion atau minnyak pada daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Kolaborasi dengan dokter
Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan (ARV) b.d Efek samping program
pengobatan dan perawatan, Beban pembiayaan program pengobatan/perawatan, Program
terapi kompleks dan/atau lama, Hambatan mengakses pelayanan kesehatan( ggn mobilisasi,
masalah transportasi, ketiadaan orang yang merawat anak di rumah, cuaca
tidak menentu
Identifikasi penyebab yang mungkin dari perilaku ketidakpatuhan klien
Memantau kepatuhan tentang regimen pengobatan.
Menjelaskan tujuan terapi ARV: memperbaiki, mutu hidup, memulihkan dan
memelihara fungsi kekebalan, menekan replikasi virus semaksimal mungkin dalam
waktu y lama, menurunkan biaya perawatan, mencegah penularan HIV .
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai tindakan dan efek
samping obat.
Mengajarkan klien atau anggota keluarga mengenai metode pemberian obat yang
sesuai
.
Mengembangkan strategi bersama klien untuk meningkatkan kepatuhan mengenai
regimen obat yang diresepkan
.
Memberikan klien dan anggota keluarga mengenai informasi obat untuk
meningkatkan pemahaman diri mengenai pemberian obat yang tepat
POLI KEBIDANAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis : perubahan fisiologis kehamilan
Gangguan eliminasin urine b.d penekann kandung kemih karena pembesaran uterus
Diagnosa kebidanan Ny. S : P A O umur dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus
Masalah : ibu merasa cemas dan tidak nyaman berhubungan dengan cairan yang keluar dari
vaginanya