Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BULLYING

PADA REMAJA DI SMP N 1 TALAGA JAYA

JURNAL

SILVANA DJAFAR IBRAHIM


NIM. C01417181

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo


ISSN 2301– 5691
Artikel Penelitian
TEMPLATE PENULISAN ARTIKEL JURNAL ZAITUN
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BULLYING PADA
REMAJA DI SMP N 1 TALAGA JAYA

ARTICLE WRITING TEMPALTE OF ZAITUN JOURNAL IN NURSING


DEPARTMENT
FACTORS INFLUENCING BULLYING BEHAVIOR IN ADOLESCENTS AT SMPN
1 TALAGA JAYA
¹Silvana Djafar Ibrahim ²Firmawati ³Sabirin B.Syukur
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
e-mail : Iyana7624@gmail.com

ABSTRAK
SILVANA DJAFAR IBRAHIM. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja di
SMPN 1 Talaga Jaya. Dibimbing oleh FIRMAWATI sebagai ketua dan SABIRIN B. SYUKUR
sebagai anggota.

Bullying merupakan suatu tindakan kekerasan fisik dan psikologis yang dilakukan seseorang yang
dimaksudkan untuk melukai, membuat takut, atau membuat seseorang merasa tertekan bahkan malu
pada dirinya. Kesehatan psikologis pada korban bullying yaitu merasa cemas, takut, stress, depresi,
tertekan, terancam, kesepian, dendam, bahkan timbul keinginan untuk bunuh diri. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja.
Desain penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Jumlah populasi sebanyak 367 orang, penentuan sampel menggunakan tehnik random sampling
dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 92 orang. Hasil penelitian didapatkan mayoritas
responden tidak melakukan bullying, analisis data variabel fungsi keluarga diperoleh nilai
p=0.000<0.05, konformitas teman sebaya diperoleh nilai p=0.000<0.05 dan lingkungan diperoleh nilai
p=0.000>0.05. Kesimpulan penelitian ini Ha diterima yang berarti fungsi keluarga, konformitas teman
sebaya dan lingkungan berpengaruh terhadap perilaku bullying. Saran untuk keluarga agar
memperhatikan perilaku anak agar tidak melakukan bullying dalam menyakiti orang lain, untuk
sekolah agar menerapkan aturan atau sanksi pada siswa yang melakukan bullying.

Kata Kunci : Remaja, Fungsi Keluarga, Konformitas Teman Sebaya, Lingkungan dan Perilaku
Bullying.

ABSTRACT

SILVANA DJAFAR IBRAHIM. Factors influencing bullying behavior in adolescents at SMPN 1


Talaga Jaya.Supervised by FIRMAWATI as chairman and SABIRIN B. SYUKUR as member.

Bullying is an act of physical and psychological violence perpetrated by a person intended to injure,
frighten, or make a person feel depressed or even ashamed of himself. Psychological health of victims
of bullying, namely are feeling anxious, afraid, stressed, depressed, threatened, lonely, revengeful, and
even suicidal. The purpose of this research was to determine the factors that influence bullying
behavior in adolescents. The research design used an analytic observational method with a cross
sectional approach. The total population is 367 people, the determination of the sample using random
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
sampling technique with the number of samples obtained as many as 92 people. The results showed
that the majority of respondents did not do bullying, data analysis of family function variables
obtained p value = 0.000 < 0.05, peer conformity obtained p = 0.000 < 0.05 and the environment
obtained p value = 0.000> 0.05. The conclusion is that Ha is accepted, which means that family
function, peer conformity and the environment affect bullying behavior. Suggestions for families to
pay attention to the behavior of children so as not to do bullying in hurting others, for schools to apply
rules or sanctions to students who do bullying.

Keywords: Adolescents, Family Functions, Peer Conformity, Environment


and Bullying Behavior.

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan
PENDAHULUAN bullying cyber seperti (mengejek melalui
Bullying merupakan fenomena yang elektronik) (Priyatna, 2010).
tersebar di seluruh dunia. Menurut LSM Plan Perilaku bullying memberikan dampak negatif,
International dan International Center for baik bagi korban maupun pelaku. Dampak
Research on Women (ICRW) prevalensi bullying fisik bagi korban yaitu akan
bullying diperkirakan 8 hingga 50% di mengalami sakit kepala, sakit dada, luka
beberapa negara Asia dan Negara lain seperti memar, luka tergores, benda tajam dan sakit
Portugal, Inggris, Estonia, Australia dan fisik lainnya. Bahkan dalam beberapa kasus
Amerika (Gusti, 2020). Di Indonesia komisi akibat dari bullying fisik mengakibatkan
perlindungan anak (KPAI) menerima 37.381 kematian. Sedangkan dampak psikologisnya
laporan perundungan dalam kurung waktu antara lain menurunnya kesejahteraan
2011-2019, dari jumlah tersebut sebanyak psikologis, semakin buruknya penyesuaian
4.437 kasus terjadi di dunia pendidikan (KPAI, sosial, mengalami emosi negatif seperti marah,
2020). Sedangkan jumlah kasus kekerasan dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih,
pada anak (bullying) di Provinsi Gorontalo tidak nyaman, terancam, cemas dan bahkan
terbilang tinggi yaitu sebanyak 177 anak, kasus keinginan korban untuk bunuh diri dari pada
tertinggi terjadi di Kabupaten Bone Bolango harus menghadapi tekanan-tekanan berupa
sebanyak 49 kasus, disusul Kota Gorontalo hinaan dan hukuman.
sebanyak 45 kasus, Gorontalo Utara sebanyak Kerugian bagi pelaku adalah adanya sanksi,
26 kasus, Kabupaten Boalemo sebanyak 22 lebih lanjut jika perilaku kekerasan (bullying)
kasus, Kabupaten Gorontalo sebanyak 21 sampai melampaui batas otoritas lembaga dan
kasus serta Kabupaten Pohuwato sebanyak 14 peraturan sekolah, kekerasan tersebut dapat
kasus, kekerasan yang dialami anak terdiri dari mengarah pada pelanggaran atas Hak Asasi
kekerasan fisik, psikologis (bullying) dan Manusia (HAM) yang dapat dikenakan sebagai
seksual (Dinsos Prov Gorontalo, 2020). kasus pidana, selain itu dampak bullying pada
Beberapa faktor diyakini bisa pelaku ataupun korban bullying akan sama-
mempengaruhi terjadinya perilaku bullying di sama mengalami gangguan dalam kesehatan
sekolah, antara lain adalah fungsi keluarga, mentalnya (Pramoko, 2019).
konformitas teman sebaya dan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Jannatung
Kemungkinan para siswa menjadi pelaku (2018) faktor-faktor penyebab terjadinya
bullying dipengaruhi oleh beberapa variabel. perilaku bullying di Sman 2 Barru. Hasil
Beberapa studi telah mengidentifikasi variabel penelitian menunjukan bahwa memiliki
umum yang terdiri dari empat domain yaitu hubungan keluarga, pengaruh teman sebaya
individual, hubungan keluarga, kelompok dan memiliki hubungan penggunaan media
teman sebaya dan sekolah, yang mana dalam hal ini handphone.
berkontribusi pada siswa dalam berperilaku
bullying. Perilaku bullying dan hubungan yang DESAIN PENELITIAN
mempengaruhinya telah diuji keabsahannya
dibeberapa negara dan ditemukan adanya Jenis penelitian yang digunakan adalah
faktor-faktor yang signifikan yang penelitian Observasional Analitik dengan
mempengaruhi perilaku bullying pada pendekatan Cross sectional study adalah suatu
kesehatan psikologis dan perkembangan fisik penelitian untuk mempelajari dinamika
(Jannatung, 2018). kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan
Perilaku bullying dikelompokkan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
menjadi empat kategori, yaitu bullying fisik, pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
verbal, psikologis dan cyber. Bullying fisik dimana melakukan observasi atau pengukuran
seperti (memukul, mendorong, mencubit dan variabel sekaligus dan sekaligus pada waktu
mencakar), bullying verbal seperti yang sama. Populasi dalam penelitian ini
(mengancam, mengganggu, memberi nama adalah seluruh jumlah siswa SMP N 1 Talaga
yang bersifat mengejek dan menggosipkan), Jaya yaitu 367 orang siswa-siswi. Teknik
bullying psikologis seperti (menyebarkan pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
gosip, mengancam, mengisolasikan dan menggunakan Purposive Sampling dengan
menghancurkan reputasi seseorang) dan menggunakan kriteria insklusi dan ekslusi.
Pengambilan jumlah responden dalam

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo


penelitian ini akan dicari berdasarkan Lingkungan Frekuensi Presentase
perhitungan rumus arikunto. Perhitungan
sebagai berikut : n = 25% x N n = 25% x 367 Baik 63 68.5 %
n = 91,75 dibulatkan menjadi 92 dari
perhitungan rumus diatas sampel dalam Buruk 29 31.5 %
penelitian ini adalah sebesar 92 responden.
Total 92 100.0 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
Frekuensi responden berdasarkan fungsi bahwa faktor lingkungan responden yang
keluarga berada di SMPN 1 Telaga Jaya yang tertinggi
yaitu baik sebanyak 63 orang (68,5%).
Tabel 6. Distribusi frekuensi fungsi keluarga
responden Frekuensi responden berdasarkan perilaku
Fungsi Frekuensi Presentase bullying
keluarga Tabel 9. Distribusi frekuensi perilaku bullying
responden
Cukup 28 30.4 % Perilaku Frekuens Presentase
bullying i
Baik 64 69.6 % Tidak
melakukan 61 66.3 %
Total 92 100.0 %
bullying
Sumber: Data primer 2021 Melakukan
31 33.7 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bullying
bahwa fungsi keluarga responden yang berada Total 92 100.0 %
di SMPN 1 Telaga Jaya yang tertinggi fungsi Sumber: Data primer 2021
baik sebanyak 64 orang (69,6%). Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa
Frekuensi responden berdasarkan perilaku bullying yang berada di SMPN 1
konformitas teman sebaya Telaga Jaya yang tertinggi yaitu tidak
Tabel 7. Distribusi frekuensi konformitas melakukan bullying sebanyak 61 orang
teman sebaya responden (66,3%).
Konformitas Frekuensi Presentase
teman sebaya Analisis Bivariat

Tidak Hubungan fungsi keluarga dengan perilaku


59 64.1 % bullying remaja di SMPN 1 Telaga Jaya
dipengaruhi

Dipengaruhi 33 35.9 % Tabel 10. Distribusi hubungan fungsi keluarga


dengan perilaku bullying
Total 92 100.0 % Perilaku bullying
Fungsi Tidak
Melakuka P=
Sumber: Data primer 2021 keluarg melakuka Tota
Berdasarkan tabel diatas a n Valu
n l
menunjukan bahwa faktor konformitas teman bullying e
bullying
sebaya yang berada di SMPN 1 Telaga Jaya
yang tertinggi yaitu tidak dipengaruhi Cukup 10 18 28
sebanyak 59 orang (64,1%).
0,00
Baik 51 13 64
Frekuensi responden berdasarkan 0
lingkungan Total 61 31 92

Tabel 8. Distribusi frekuens lingkungan


responden
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Berdasarkan tabel diatas menunjukan Tabel 12. Distribusi hubungan lingkungan
bahwa responden dengan fungsi keluarga dengan perilaku bullying
cukup tidak melakukan bullying sebanyak 10 Perilaku bullying
orang dan melakukan bullying sebanyak 18 Lingk
orang, pada responden dengan fungsi keluarga P=
u Tidak
baik tidak melakukan bullying sebanyak 51 Melakuka Tota
orang dan dan melakukan bullying sebanyak melakuka Valu
n bullying l
13 orang. Diketahui nilai chi square hitung > n bullying
Gan e
chi square tabel (16.858>0,2050) atau
p=0.000<0.05, maka Ha diterima, jadi dapat
simpulkan bahwa terdapat hubungan faktor 59 4 63
keluarga dengan perilaku bullying remaja di Baik
SMPN 1 Telaga Jaya.
0,00
Hubungan konformitas teman sebaya 2 27 29
Buruk 0
dengan perilaku bullying remaja di SMPN 1
Telaga Jaya
Tabel 11. Distribusi hubungan konformitas 61 31 92
Total
teman sebaya dengan perilaku bullying

Perilaku bullying Berdasarkan tabel diatas menunjukan


bahwa responden dengan lingkungan baik
Konformita Mela tidak melakukan perilaku bullying sebanyak 59
Tidak P=
s teman kuka orang dan melakukan perilaku bullying
melakuk Tot
sebaya n sebanyak 4 orang sedangkan responden dengan
an al Valu
bully lingkungan buruk tidak melakukan perilaku
bullying e
ing bullying sebanyak 2 orang dan melakukan
perilaku bullying sebanyak 27 orang.
Tidak Diketahui nilai chi square hitung > chi square
47 12 59
dipengaruhi tabel (66,898>0,2050) atau p=0.000<0.05,
0,00 maka Ha diterima, jadi dapat simpulkan bahwa
Dipengaruhi 14 19 33 0 terdapat hubungan faktor lingkungan dengan
perilaku bullying remaja di SMPN 1 Telaga
Total 61 31 92
Jaya.
Pembahasan
Sumber: Data primer 2021 Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
bahwa responden dengan konformitas teman Usia Responden
sebaya tidak dipengaruhi dan tidak melakukan
bullying sebanyak 47 orang dan melakukan Usia responden yang berada di SMPN 1
perilaku bullying sebanyak 12 orang Telaga Jaya yang terbanyak yaitu usia 14
sedangkan responden dengan konformitas tahun. Pada usia 12-13 tahun mulai terlihat
teman sebaya dipengaruhi dan tidak onset perilaku bullying ditinjau dari perilaku
melakukan bullying sebanyak 14 orang dan bullying siswa-siswi sebanyak 17 orang
melakukan perilaku bullying sebanyak 19 (18,5%) pada usia 12 tahun dan 31 orang
orang. Diketahui nilai chi square hitung > chi (33,7%) pada usia 13 tahun dan memuncak
square tabel (13,134>0,2050) atau pada usia 14 tahun sebanyak 37 orang (40,2%)
p=0.000<0.05, maka Ha diterima, jadi dapat dan, pada usia 15 tahun turun menjadi 7 orang
simpulkan bahwa terdapat hubungan faktor (7,6%). Hal ini dapat diartikan peristiwa
konformitas teman sebaya dengan perilaku perilaku bullying akan mulai berkurang sejalan
bullying remaja di SMPN 1 Telaga Jaya. dengan pertambahan usia. Rentang usia 12-15
Hubungan lingkungan dengan perilaku tahun diyakini lebih rentan perilaku bullying,
bullying remaja di SMPN 1 Telaga Jaya sebab di usia ini perilaku bullying anak akan
mulai muncul.
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Berdasarkan uraian diatas peneliti mempengaruhi pergaulan anak dilingkungan
berasumsi bahwa usia remaja merupakan usia sosialnya. Apabila peran atau kualitas peran
yang sangat rentan dengan kejadian bullying dalam keluarga tidak berjalan dengan
hal ini karena pada usia ini remaja beresiko semestinya maka akan mempengaruhi karakter
terjadinya penyimpangan seperti menjadi dan pribadi anak namun begitupun sebaliknya.
agresif, emosi tidak dapat dikendalikan bahkan Konformitas Teman Sebaya
rasa ingin mencoba pada hal-hal yang baru, Konformitas teman sebaya dengan
sehingga remaja melakukan bullying pada hal- responden yang berada di SMPN 1 Telaga Jaya
hal yang tidak ia sukai bahkan pada hal yang yang tertinggi yaitu tidak dipengaruhi
baru dilihatnya atau hal yang menurutnya sebanyak 59 orang (64,1%). Hal ini karena
aneh. teman sebaya memiliki peran penting bagi
pembentukan kepribadian remaja tersebut,
Jenis kelamin responden salah satunya adalah perkembangan identitas
Jenis kelamin responden yang berada di diri serta mengembangkan kemampuan
SMPN 1 Telaga Jaya yang terbanyak yaitu komunikasi interpersonal dalam bergaulan
jenis kelamin perempuan sebanyak 63 orang dengan kelompok teman sebaya.
(68,5%). Hal ini menunjukan bahwa perilaku Lingkungan
bullying lebih banyak dilakukan oleh anak Lingkungan responden yang berada di
perempuan, perilaku ini seperti menyindir atau SMPN 1 Telaga Jaya yang tertinggi yaitu baik
adu argument yang berakibat pada saling sebanyak 63 orang (68,5%). Pada dasarnya
menghina. lingkungan yang dihadapi anak adalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti lingkungan keluarga, lingkungan tempat
berasumsi bahwa perilaku bullying pada anak tinggal dan lingkungan sekolah. Masalah
perempuan dan laki-laki sama yang individu yang berhubungan dengan lingkungan
membedakannya hanya jika anak laki-laki sosialnya misalnya ketidakmampuan anak
lebih cenderung melakukan bullying secara dalam melakukan penyesuaian diri (adaptasi)
fisik dan anak perempuan lebih cenderung baik dengan lingkungan keluarga (tetangga),
menunjukan sikap yang tidak baik atau sekolah dan masyarakat. Kegagalan dalam
mengejek bahkan menghina tidak jarang juga bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan
anak perempuan melakukan kekerasan secara dapat menyebabkan anak untuk melakukan
langsung seperti menarik rambut korban atau tindakan bullying.
mendorong korban. Perilaku Bullying
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Perilaku bullying yang berada di SMPN
yang dilakukan oleh Rohman (2015) hasil 1 Telaga Jaya yang terbanyak yaitu tidak
penelitian menunjukan bahwa sebagian besar melakukan bullying sebanyak 61 orang
responden berjenis kelamin perempuan (66,3%). Hal ini karena salah satu faktor
sebanyak 44 responden (54,3%) dan sisanya terjadinya perilaku bullying yaitu konformitas
adalah laki-laki sebanyak 37 responden teman sebaya tidak dipengaruhi sebanyak 59
(45,7%). Biasanya bullying yang dilakukan orang (64,1%) dimana teman sebaya
oleh anak laki-laki dan perempuan berbeda merupakan faktor langsung penyebab remaja
yaitu anak laki-laki cenderung melakukan melakukan bullying karena teman merupakan
bullying fisik terhadap anak lain. Sedangkan orang terdekat anak setelah orangtua.
anak perempuan cenderung melakukan Analisis Bivariat
bullying secara emosi. Hubungan keluarga dengan perilaku
bullying remaja di SMPN 1 Telaga Jaya
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
AnalisisUnivariat hubungan yang signifikan antara keluarga
dengan perilaku bullying remaja di SMPN 1
Fungsi keluarga Telaga Jaya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa fungsi keluarga tertinggi yaitu fungsi
Keluarga responden yang berada di keluarga baik sebanyak 64 orang (69,6%)
SMPN 1 Telaga Jaya yang tertinggi yaitu dimana 51 remaja tidak melakukan bullying
fungsi keluarga baik sebanyak 64 orang dan 13 orang melaukan bullying hal ini karena
(69,6%). Hal ini karena peran dan fungsi bullying akibat beberapa faktor seperti teman
keluarga dalam tumbuh kembang anak sangat sebaya dan lingkungan walaupun anak berada
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
dalam keluarga yang baik namun jika teman dasarnya remaja tersebut tidak terbiasa
sebaya sering melakukan bullying tidak melakukan bullying dan dapat mengontrol
menutup kemungkinan remaja tersebut emosi.
melakukan bullying, selain itu lingkungan Hubungan lingkungan dengan perilaku
yang buruk membuat anak melakukan bullying bullying remaja di SMPN 1 Telaga Jaya
karena cara bersosialisasi yang buruk. Apabila Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
fungsi atau kualitas peran dalam keluarga tidak hubungan yang signifikan antara lingkungan
berjalan dengan semestinya maka akan dengan perilaku bullying remaja di SMPN 1
mempengaruhi karakter dan pribadi anak Telaga Jaya. Hasil penelitian menunjukan
namun begitupun sebaliknya. faktor lingkungan tertinggi yaitu baik sebanyak
Sedangkan dalam penelitian ini fungsi 63 orang (68,5%) dimana sebanyak 59 remaja
keluarga cukup sebanyak 28 orang, 10 orang tidak melakukan bullying 4 remaja melakukan
tidak melakukan bullying hal ini karena bullying, seorang remaja melakukan bullying
perilaku bullying terjadi akibat beberapa faktor karena bisa dipengaruh oleh orang lain seperti
salah satunya yaitu individu itu sendiri teman sebaya walapun memiliki lingkungan
diamana 10 orang remaja yang tidak baik tetapi tidak menutup kemungkinan remaja
melakukan bullying ini bisa jadi karena tersebut tidak melakukan bullying karena pada
memiliki perilaku baik dan dapat mengontrol dasarnya lingkungan yang dihadapi anak
emosinya. adalah lingkungan keluarga, lingkungan
Hubungan konformitas teman sebaya tempat tinggal dan lingkungan sekolah.
dengan perilaku bullying remaja di SMPN 1 Masalah individu yang berhubungan dengan
Telaga Jaya lingkungan sosialnya misalnya
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada ketidakmampuan anak dalam melakukan
hubungan yang signifikan antara konformitas penyesuaian diri (adaptasi) baik dengan
teman sebaya dengan perilaku bullying remaja lingkungan keluarga (tetangga), sekolah dan
di SMPN 1 Telaga Jaya. Hasil penelitian masyarakat. Kegagalan dalam bergaul dan
menunjukan bahwa konformitas teman sebaya beradaptasi dengan lingkungan dapat
tertinggi yaitu tidak dipengaruhi sebanyak 59 menyebabkan anak untuk melakukan tindakan
orang (64,1%), 47 remaja tidak melakukan bullying.
bullying dan 12 orang melakukan bullying, Sedangkan remaja dengan lingkungan
diketahui bahwa remaja yang melakukan buruk sebanyak 29 orang, 2 orang tidak
bullying dipengaruhi oleh faktor lainnya melakukan bullying dan 27 orang melakukan
seperti fungsi keluarga, dimana anak yang bullying, remaja tidak melakukan bullying
memiliki fungsi keluarga cukup yang berarti meskipun berada pada lingkungan yang buruk
hubungan anak dengan keluarga tidak terlalu hal ini bisa terjadi saat remaja tersebut
dekat seperti anak mendapat kurang perhatian, memiliki perilaku baik sehingga remaja
anak dituntut untuk selalu melakukan sesuatu tersebut tidak tertarik untuk melakukan
yang terbaik, orangtua yang bersikap kasar kejahatan pada orang lain seperti mem-buli.
pada anak atau didepan anak, hal ini membuat
anak bersikap agresif saat marah dan mencari Penutup
perhatian diluar rumah seperti disekolah Kesimpulan
dengan cara menganggu remaja lain, Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:
sedangkan anak dengan lingkungan buruk akan 1. Diketahui nilai chi square hitung > chi
mendorong anak melakukan bullying hal ini square tabel (16.858>0,2050) atau
karena sering bersosialisasi dengan cara yang p=0.000<0.05, maka Ha diterima, jadi
kasar, memandang rendah orang lain karena dapat simpulkan bahwa terdapat
status sosial orangtua sehingga sangat mudah hubungan fungsi keluarga dengan
baginya melakukan bullying pada orang lain. perilaku bullying remaja di SMPN 1
Sedangkan pada konformitas teman Telaga Jaya.
sebaya yang dipengaruhi terdapat 14 anak 2. Diketahui nilai chi square hitung > chi
tidak melakukan bullying dan 19 anak square tabel (13,134>0,2050) atau
melakukan bullying, meskipun dapat p=0.000<0.05, maka Ha diterima, jadi
dipengaruhi namun tidak berarti harus dapat simpulkan bahwa terdapat
melakukan bullying terdapat beberapa remaja hubungan faktor konformitas teman
tidak melakukan bullying karena pada
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
sebaya dengan perilaku bullying remaja
di SMPN 1 Telaga Jaya.
3. Diketahui nilai chi square hitung > chi
square tabel (66,898>0,2050) atau
p=0.000>0.05, maka Ha diterima, jadi
dapat simpulkan bahwa terdapat
hubungan faktor lingkungan dengan
perilaku bullying remaja di SMPN 1
Telaga Jaya.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Sosial Provinsi Gorontalo. (2020).


Gorontalo.

Jannatung. (2018). Faktor - Faktor Penyebab


Terjadinya Perilaku Bullying Di Sman 2
Barru. Skripsi. Diakses pada 08 Juni
2021.

Priyatna. (2010).Lets End


Bullying:Memahami, Mencegah, dan
Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Pramoko. (2019). Pengaruh Penerimaan Diri


Remaja Terhadap Perilaku Bullying
Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1
Turi. Skripsi. Diakses pada 08 Juni
2021.

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai