Anda di halaman 1dari 11

STUDI LITERATUR ( PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS

TEH SEBAGAI SABUN CUCI TANGAN DALAM


MENINGKATKAN UKHUWAH MASA PANDEMI )
[ Tugas UAS Bahasa Indonesia A-1.2 ]

Oleh:

Gilang Ratri Sakti

NIM : 022111133024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2021
1 

STUDI LITERATUR ( PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS


TEH SEBAGAI SABUN CUCI TANGAN DALAM
MENINGKATKAN UKHUWAH MASA PANDEMI )
Gilang Ratri Sakti
Program Studi S1 Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
Kampus A UNAIR, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.47, Pacar Kembang, Kec. Tambaksari,
Kota SBY, Jawa Timur 60132.
e-mail: gilang.ratri.sakti−2021@fkg.unair.ac.id

Article Info ABSTRAK


Article history: Latar belakang : Teh merupakan bahan minuman yang dibuat dari
pucuk daun muda tanaman teh melalui proses pengolahan. Setelah teh
Making Dec 22, 2021
diolah menjadi minuman, akan terbentuk residu yang disebut dengan
Accepted Jan 10, 2022
ampas teh. Ampas teh umumnya sering dibuang begitu saja, padahal
ampas teh (Camellia sinensis) mengandung senyawa antibakteri.
Kata Kunci: Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sabun cuci tangan untuk menjaga
Ampas teh (Camellia sinensis) kebersihan dan kesehatan tubuh kita pada masa pandemi Covid-19 ini.
Escherichia coli Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan sabun ramah
Sabun cair lingkungan dan halal yang dapat menjaga kebersihan serta kesehatan
Staphylococcus aureus untuk beribadah. Metode : DOAJ, Google Scholar, ProQuest, Pubmed, Sci-
Ukhuwah Hub, Science Direct digunakan untuk mencari jurnal dengan kata kunci
‘tea extract’, ‘saponin’, ’polifenol’, dan istilah terkait lainya. Sebanyak 20
jurnal dipilih dan disaring melalui abstraknya. Hasil : Enam belas studi
terkait pemanfaatan ampas teh sebagai bahan alami sabun cair
diperoleh. Secara keseluruhan menghasilkan data bahwa pemanfaatan
ampas teh sebagai bahan alami pembuatan sabun cair dinilai efektif
membunuh terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Pembahasan : Sediaan ampas the memiliki glikosida, saponin, flavonoid,
tanin serta steroid/ triterpenoid. Ekstrak ampas teh pada jumlah 0,3%(
3 miligram/ml) sudah mempunyai kegiatan antibakteri yang efisien
terhadap bakteri Staphylococcus aureus serta Escherichia coli.
Kesimpulan : Disimpulkan bahwa pemakaian sabun cair ini bisa
digunakan sebagai langkah ikhtiar dalam melindungi kesehatan diri di
masa pandemi. Umat muslim juga bisa beribadah di masjid serta
melaksanakan silaturahmi dengan tenang. Sehingga meningkatkan
ukhuwah sebab kebersihan terjamin. Dengan ini ukhuwah hendak
senantiasa terpelihara.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


2

Pandemi COVID-19 mengubah banyak hal dalam tatanan kehidupan


masyarakat (Fauzi, A., 2020; WHO 2020). Berbagai adaptasi telah dilakukan
manusia demi terus bertahan untuk melewati pandemi yang masih berlangsung.
Seluruh komponen masyarakat bersatu mengupayakan dan menaati segala aturan
yang diberlakukan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen dalam menghadapi
pandemi (Putra et al, 2020). Dalam perkembanganya upaya tersebut berupa kegiatan
pembatasan mobilisasi masyarakat yang diberlakukan secara berkelanjutan seperti
PSBB dan PPKM (Nasruddin et al, 202; Fauzi, A., 2020). Pembatasan tersebut
menyebabkan aktivitas manusia menjadi tertunda bahkan diubah pelaksanaannya
menjadi kegiatan individual demi mengurangi potensi penyebaran virus COVID-19
di Indonesia. Salah satu kegiatan yang terdampak dari adanya aturan pembatasan
mobilisasi tersebut adalah kegiatan ibadah di masjid yang sejatinya menjadi jembatan
dalam mempererat ukhuwah bagi umat islam (Sudirman et al, 2021; Harbani, R.I.,
2021).
Budaya Islam di Indonesia sangat erat kaitanya dengan kebersamaan, hidup
rukun, dan gotong royong. Masyarakat Islam di Indonesia sering melakukan berbagai
kegiatan yang dipusatkan di masjid seperti shalat berjama’ah, pengajian, kajian
umum, gerakan pemuda masjid, dll (Sudirman et al, 2021; Harbani, R.I., 2021).
Selain bertujuan untuk memakmurkan masjid, tujuan lain dari kegiatan tersebut
adalah untuk menjalin ukhuwah yang terus dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat
islam Indonesia (Nasrulloh et al, 2021; Cornelis, A. et al. 2021). Tetapi disaat
pandemi kegiatan itu dibatasi dan kita dihimbau untuk tidak pergi ke masjid dengan
alasan kesehatan. Tentunya hal ini sangat disayangkan dan harus segera diberikan
solusi terbaik. Melalui program vaksinasi dan protokol kesehatan yang tepat dalam
menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini.
Salah satu protokol yang wajib untuk dilakukan adalah mencuci tangan dengan
sabun dan air yang mengalir, tetapi dengan diterapkannya kebiasaan tersebut, tak
terasa menelan biaya yang cukup signifikan (Kurniasih, Y. 2020). Padahal banyak
bahan bahan daur ulang yang dapat kita manfaatkan kandunganya guna membuat
sabun cuci tangan yang halal dan ekonomis. Salah satu bahan yang bisa kita gunakan
adalah ampas teh (Camellia sinensis) yang mengandung katekin dan polifenol yang
berperan sebagai antibakteri (Sitinjak, F.Y., 2019).

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


3

Dari kasus yang telah diuraikan diatas, penulis bermaksud mengumpulkan


berbagai data dan fakta yang berkaitan dengan penggunaan ampas teh (Camellia
sinensis) sebagai bahan pembuatan sabun cuci tangan yang halal dan ekonomis untuk
menunjang protokol kesehatan di masjid (Kurniasih, Y., 2020; Cornelis, A. et al.
2021). Dengan sabun cuci tangan ampas teh ini, masyarakat dapat menjadi lebih
kreatif, ramah lingkungan, dan menghemat anggaran. Diharapkan sabun cuci tangan
ampas teh ini dapat membantu kita sekalian dalam menjaga ukhuwah sebagai umat
Islam.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas ampas teh dalam membunuh bakteri atau virus ?


2. Bagaimana pengaplikasian sabun cuci tangan ampas teh pada penerapan
protokol kesehatan ?
3. Bagaimana sabun cuci tangan ampas teh dapat menjaga ukhuwah ?
4. Bagaimana proses pengolahan ampas teh menjadi sabun cuci tangan yang
halal?

1.3. Tujuan

1. Menjelaskan efektivitas ampas teh dalam membunuh bakteri dan virus


2. Menjelaskan aplikasi sabun cuci tangan ampas teh pada penerapan protokol
kesehatan
3. Menjelaskan sabun cuci tangan ampas teh dapat menjaga ukhuwah
4. Menjelaskan proses pengolahan ampas teh menjadi sabun cuci tangan yang
halal

1.4. Manfaat
Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan dan menambah
wawasan tentang pemanfaatan ampas teh sebagai sabun cuci tangan yang halal
dan ekonomis dalam rangka menjaga ukhuwah umat islam di masa pandemi.

2. METODE

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


4

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Kajian literatur dijadikan


sebagai dasar dalam membangun konsep atau teori baru (H. Snyder, 2019). Data yang
digunakan berasal dari data sekunder seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan pada
jurnal internasional bereputasi (DOAJ, ProQuest, Science direct) dan jurnal nasional
(Google scholar, PubMed). Selain itu, sebagian data sekunder juga berasal dari buku baik
berbahasa Indonesia atau asing dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis data melalui
empat tahap meliputi pengumpulan data, reduksi data, verifikasi, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan (Hermanto et al, 2019).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Teh adalah minuman yang terbuat dari pucuk daun muda tanaman teh yang telah
mengalami proses pengolahan. Setelah teh diolah menjadi minuman, akan terbentuk
residu yang disebut dengan ampas teh. Ampas teh (Camellia sinensis) mengandung
saponin, steroid/triterpenoid, dan polifenol yang berperan sebagai antibakteri terutama
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Sitinjak, F.Y., 2019).
Senyawa polifenol seperti tanin dan flavonoid adalah molekul kompleks metabolit
golongan sekunder pada tumbuhan yang bersifat antibakteri. Flavonoid adalah molekul
kompleks metabolit polar, karena mampu untuk menembus membran protein pada bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan mudah (Sitinjak, F.Y., 2019).
Flavonoid juga sebagai salah satu antibakteri yang mempunyai mekanisme kerja dengan
melisiskan membran sitoplasma (Zarwinda et al, 2021).
Selanjutnya, senyawa teh yang berperan aktif dalam menghambat mikroorganisme
yaitu tanin atau katekin (epikatekin, galokatekin, epigalokatekin, dan epigalokatekin
galat). Molekul kompleks tersebut dapat memerangi dan mencegah pertumbuhan
mikroba yang merugikan, seperti patogen penyebab kanker. Bahkan, komponen volatil
dari teh hijau dapat memerangi jenis bakteri lainnya, yaitu kapang, virus dan parasit.
Saponin adalah molekul kompleks metabolit golongan sekunder yang bersifat antibakteri.
Saponin mempunyai mekanisme kerja menggoyahkan tegangan permukaan dinding sel.
Maka komponen antibakteri akan lebih rentan masuk ke dalam sel dan mengacaukan
metabolisme hingga pada akhirnya mengakibatkan bakteri lisis (Sitinjak, F.Y., 2019).
Steroid/triterpenoid memiliki pengaruh sebagai antibakteri. Steroid/triterpenoid bekerja

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


5

memperlambat bakteri berkembang biak dengan menghambat proses pembuatan susunan


protein sel sehingga menyebabkan perubahan komponen sel bakteri (Rosyidah dkk.,
2010).

Tabel 1 (Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak teh hijau terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli)

Selain mengandung senyawa antibakteri ampas teh tersebut mudah didapatkan dan
harganya yang terjangkau. Ketersediaan melimpahnya ampas teh yang biasanya sering
dibuang begitu saja dan menjadi limbah pada lingkungan masyarakat. Maka peneliti
mencoba memanfaatkan ampas teh sebagai alternatif upaya untuk menjaga kebersihan

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


6

diri terutama pada masa pandemi ini yang dimana semua orang harus benar-benar mampu
menjaga kebersihan diri supaya terhindar dari COVID-19 yang masih beredar berupa
sabun cuci tangan. Itulah alasan peneliti, mengapa memilih ampas teh untuk
dimanfaatkan sebagai bahan alami sabun cuci tangan dalam upaya menjaga kesehatan diri
(Kurniasih, Y. 2020).
Mekanisme pembuatan sabun cair ekstrak ampas teh melalui beberapa tahap. Yang
pertama diawali dengan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan zat target dengan
zat yang tidak berguna. Ekstraksi bisa dicoba dengan metode ekstrak maserasi
menggunakan larutan etanol 96%. Metode kerja: Sebanyak 1500 gram sediaan serbuk
dimaserasi dengan 75 bagian larutan (11250 ml) etanol 96%, diletakkan ke dalam wadah
tertutup dan ditinggalkan pada suhu kamar selama 5 hari tanpa terkena cahaya matahari
langsung sembari kerap dicampur, setelah itu disaring dan diperas. Ampas ditambah
dengan pengencer yaitu larutan etanol 96% hingga didapatkan 100 bagian (15 L) maserat
kemudian ditinggalkan di tempat sejuk tanpa cahaya matahari selama 2 hari.
Dikondensasi dengan alat rotary evaporator pada suhu sekitar 40˚C sampai didapatkan
ekstrak kental (Sitinjak, F.Y., 2019). Selanjutnya dilakukan proses formula dan
pembuatan sabun cuci tangan dari ekstrak ampas teh melalui beberapa tahapan berikut ini
(Sitinjak, F.Y., 2019) :
A. Natrium lauril sulfat 10 g
B. Kokoamidopropil betain 7 g
C. Gelatin 5 g
D. Gliserin 9 g
E. Dinatrium EDTA (Na2EDTA) 0,1 g
F. Pewangi 1 g
G. Aquademineralisata ad 100 ml
Pembuatan Sabun :
Bagian I : Aquademineralisata sebanyak 40 ml dipanaskan sampai bersuhu 50˚C
(diukur dengan menggunakan termometer), lalu ditambahkan SLES sebanyak 10 g,
kemudian diaduk hingga terbentuk larutan.
Bagian II : Aquademineralisata sebanyak 15 ml dipanaskan sampai bersuhu 50˚C
(diukur dengan menggunakan termometer), lalu ditambahkan NaCl 4,5 g, kemudian

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


7

diaduk hingga terbentuk larutan. Larutan NaCl tersebut ditambahkan ke bagian I,


kemudian diaduk hingga membentuk campuran yang homogen.
Bagian III : Na2EDTA, gliserin, dan kokamidopropil betaine dimasukkan secara
bertahap ke dalam bagian II, setelah itu dicampur hingga membentuk hasil yang
homogen. Ekstrak teh hijau berlabel A dan pewangi (aroma teh hijau) ditambahkan pada
campuran tersebut dan diaduk hingga homogen. Diadakan dengan aquademineralisata
hingga 100 ml ke dalam erlenmeyer yang telah dikalibrasikan terlebih dahulu.
Dihomogenkan. Dimasukkan ke dalam botol pump. Dienapkan satu malam hingga
terbentuk larutan bening.
Pada masa pandemi ini sangat dibutuhkan upaya-upaya untuk menjaga kesehatan
terutama diri sendiri. Supaya terhindar dari infeksi COVID-19 yang sedang merebak pada
dunia ini. Sehingga membuat kondisi interaksi sosial masyarakat yang berubah secara
signifikan dibandingkan dengan keadaan normal sebelum pandemi COVID-19 menyebar
luas. Saat ini masyarakat harus membatasi interaksi sosial mereka dengan tidak bertatap
muka bahkan berkontak fisik langsung dengan beralih ke interaksi secara virtual atau
daring melalui platform digital seperti zoom atau google meet (Aeni et al, 2021) Oleh
karena rasa takut terinfeksi COVID-19 tersebut maka akan berakibat menurunnya rasa
persatuan ukhuwah pada masyarakat terutama ukhuwah islamiah. Sebagai seorang
muslim wajib bagi kita jika tidak ada halangan apapun untuk beribadah ke masjid secara
berjamaah. Hal ini pada masa pandemi tidak bisa dilakukan lagi secara bebas. Dengan
alasan inilah peneliti membuat suatu terobosan agar masyarakat tidak lagi takut terhadap
pandemi ini dan juga sudah bisa memulai aktifitas seperti normal.
Diawal bulan September kemarin kondisi COVID-19 misalnya di Surabaya sudah
mulai turun dan termasuk zona PPKM level 1 (Kemenkes RI, 2021). Berarti sudah bisa
memulai aktifitas new normal seperti pergi ke masjid sebagai umat muslim untuk
beribadah. Akan tetapi kita harus menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan memakai
masker, jaga jarak, dan mengikuti program vaksin yang diadakan oleh pemerintah.
Upaya-upaya tersebut juga didukung dengan menjaga kebersihan diri seperti mencuci
tangan memakai sabun atau hand sanitizer.
Dengan adanya sabun cair cuci tangan dari ekstrak ampas teh (Camellia sinensis) ini
diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dengan menunjang adanya

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


8

protokol kesehatan sehingga membuat masyarakat tidak lagi khawatir jika akan
beraktifitas di lingkungan luar.

4. KESIMPULAN
Dari hasil studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa simpulan bahwa: (1) ampas
teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun cuci tangan yang halal dan
ekonomis; (2) zat yang terkandung dalam sabun cuci tangan berbahan baku ampas teh
terbukti dapat membunuh bakteri dan virus di telapak tangan; dan (3) dengan
memanfaatkan ampas teh sebagai bahan sabun cuci tangan dapat meningkatkan serta
menjaga ukhuwah terutama bagi sesama umat muslim dalam menjalankan ibadah baik di
masjid maupun dirumah.

5. SARAN

Adapun saran dari penelitian ini adalah

1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan dalam ampas teh (Camellia sinensis).
2. Bagi Masyarakat
Disarankan bagi masyarakat agar lebih optimal dalam memanfaatkan residu
yang bisa di daur ulang seperti ampas daun teh sehingga dapat menghasilkan
manfaat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ibu
Nadya Afdholy, S.Hum., M.Pd., M.Hum. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia A-
1.2 Universitas Airlangga, dan semua pihak yang mendukung penulis dalam membuat
karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Nurul (2021): „Pandemi covid-19: Dampak Kesehatan, Ekonomi, & sosial“. In:
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK. 17 (1),
pp. 17–34, DOI: 10.33658/jl.v17i1.249.

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


9

Cornelis, A. et al. (2021) ‘Edukasi Bahaya COVID 19 & Implementasi Protokol


Kesehatan Di Masjid Al-Ikhlas Jakarta Barat’, Jurnal PADMA: Pengabdian
Dharma Masyarakat, 1(3). DOI: 10.32493/jpdm.v1i3.11425.

Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat (2021): „404 website


Direktorat promosi Kesehatan Dan pemberdayaan masyarakat“. Direktorat
Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Retrieved am 09.01.2022 from
https://promkes.kemkes.go.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-
coronavirus.

Fauzi, A. (2020) ‘Implementasi Pembatasan Sosial Berskala Penanganan Pandemi Covid-


19’, Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 16(1), pp. 174–178.

F. Y. Hermanto, S. Sutirman, B. Hidayati, and M. Sholikah (2019), “The need of practical


teaching in vocational high school of Automation and Office Management
Program,” J. Pendidik. Vokasi, vol. 9, no. 3, pp. 238–248. DOI:
10.21831/jpv.v9i3.26734.

Harbani, R.I. (2021). Ukhuwah Artinya Persaudaraan dan 4 Asasnya dalam Islam.
[online] detik edu. Available at: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5731755/ukhuwah-artinya-persaudaraan-dan-4-asasnya-dalam-islam [Accessed
22 Dec. 2021].

H. Snyder (2019), “Literature review as a research methodology: An overview and


guidelines,” J. Bus. Res., vol. 104, pp. 333–339. DOI:
10.1016/j.jbusres.2019.07.039.

Kurniasih, Yulvina (2020): „Pengaruh pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan


Siswa sekolah dasar Tentang Mencuci Tangan“. In: Jurnal Endurance. 5 (1),
p. 98, DOI: 10.22216/jen.v5i1.4234.

Nasruddin, Rindam; Haq, Islamul (2020): „Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah“. In: SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i. 7 (7), DOI: 10.15408/sjsbs.v7i7.15569.

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021


10

Nasrulloh, Nasrulloh; Vevi Mokoginta, Siti Mustika (2021): „Pengaruh kekhusyuan


beribadah Dalam Penerapan Protokol kesehatan di masjid Baitul Makmur
Kotamobagu“. In: SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. 8 (5), p. 1289,
DOI: 10.15408/sjsbs.v8i5.22154.

Putra, M. Wahyu; Kasmiarno, Kurnia Sari (2020): „Pengaruh covid-19 TERHADAP


Kehidupan Masyarakat Indonesia: Sektor Pendidikan, Ekonomi Dan spiritual
Keagamaan“. In: POROS ONIM: Jurnal Sosial Keagamaan. 1 (2), pp. 144–159,
DOI: 10.53491/porosonim.v1i2.41.

Rosyidah, K.; Nurmuhaimina, S. A.; Komari, N.; et al. (2018): „Aktivitas antibakteri
FRAKSI saponin Dari Kulit Batang Tumbuhan Kasturi (mangifera casturi)“. In:
BIOSCIENTIAE. 7 (2), DOI: 10.20527/b.v7i2.181.

Sitinjak, Feggy Yustika (2019): „Formulasi Sediaan Sabun Cair Ekstrak teh Hijau
(camellia sinensis(l.) kuntze) merek a Dan Uji Aktivitasnya Terhadap bakteri
staphylococcus aureus Dan escherichia coli“. USU. Universitas Sumatera Utara
Retrieved am 09.01.2022 from
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24311.

Sudirman; Gunawan, Edi; Rasyid, Muh Rusdi (2021): „Covid-19 Dan Ibadah ( resistensi
Perubahan Hukum islam Dalam Mempertahankan rutinitas ibadah)“. In: Aqlam:
Journal of Islam and Plurality. 6 (1), DOI: 10.30984/ajip.v6i1.1583.

WHO. (2020): „Qa for public“. World Health Organization. World Health Organization
Retrieved am 09.01.2022 from https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa/qa-for-public.

Zarwinda, Irma; Fauziah, Fauziah; Shevalinda, Shara; et al. (2021): „Uji Daya Hambat
Ekstrak Etanol Daun Belimbing wuluh (Averrhoa Blimbi L.) TERHADAP
pertumbuhan staphylococcus epidermidis“. In: Jurnal Serambi Engineering. 6
(1), DOI: 10.32672/jse.v6i1.2609.

Artikel Ilmiah UAS Bahasa Indonesia A-1.2 Universitas Airlangga 2021

Anda mungkin juga menyukai