Oleh:
NIM : 022111133024
2021
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan dan menambah
wawasan tentang pemanfaatan ampas teh sebagai sabun cuci tangan yang halal
dan ekonomis dalam rangka menjaga ukhuwah umat islam di masa pandemi.
2. METODE
Tabel 1 (Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak teh hijau terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli)
Selain mengandung senyawa antibakteri ampas teh tersebut mudah didapatkan dan
harganya yang terjangkau. Ketersediaan melimpahnya ampas teh yang biasanya sering
dibuang begitu saja dan menjadi limbah pada lingkungan masyarakat. Maka peneliti
mencoba memanfaatkan ampas teh sebagai alternatif upaya untuk menjaga kebersihan
diri terutama pada masa pandemi ini yang dimana semua orang harus benar-benar mampu
menjaga kebersihan diri supaya terhindar dari COVID-19 yang masih beredar berupa
sabun cuci tangan. Itulah alasan peneliti, mengapa memilih ampas teh untuk
dimanfaatkan sebagai bahan alami sabun cuci tangan dalam upaya menjaga kesehatan diri
(Kurniasih, Y. 2020).
Mekanisme pembuatan sabun cair ekstrak ampas teh melalui beberapa tahap. Yang
pertama diawali dengan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan zat target dengan
zat yang tidak berguna. Ekstraksi bisa dicoba dengan metode ekstrak maserasi
menggunakan larutan etanol 96%. Metode kerja: Sebanyak 1500 gram sediaan serbuk
dimaserasi dengan 75 bagian larutan (11250 ml) etanol 96%, diletakkan ke dalam wadah
tertutup dan ditinggalkan pada suhu kamar selama 5 hari tanpa terkena cahaya matahari
langsung sembari kerap dicampur, setelah itu disaring dan diperas. Ampas ditambah
dengan pengencer yaitu larutan etanol 96% hingga didapatkan 100 bagian (15 L) maserat
kemudian ditinggalkan di tempat sejuk tanpa cahaya matahari selama 2 hari.
Dikondensasi dengan alat rotary evaporator pada suhu sekitar 40˚C sampai didapatkan
ekstrak kental (Sitinjak, F.Y., 2019). Selanjutnya dilakukan proses formula dan
pembuatan sabun cuci tangan dari ekstrak ampas teh melalui beberapa tahapan berikut ini
(Sitinjak, F.Y., 2019) :
A. Natrium lauril sulfat 10 g
B. Kokoamidopropil betain 7 g
C. Gelatin 5 g
D. Gliserin 9 g
E. Dinatrium EDTA (Na2EDTA) 0,1 g
F. Pewangi 1 g
G. Aquademineralisata ad 100 ml
Pembuatan Sabun :
Bagian I : Aquademineralisata sebanyak 40 ml dipanaskan sampai bersuhu 50˚C
(diukur dengan menggunakan termometer), lalu ditambahkan SLES sebanyak 10 g,
kemudian diaduk hingga terbentuk larutan.
Bagian II : Aquademineralisata sebanyak 15 ml dipanaskan sampai bersuhu 50˚C
(diukur dengan menggunakan termometer), lalu ditambahkan NaCl 4,5 g, kemudian
protokol kesehatan sehingga membuat masyarakat tidak lagi khawatir jika akan
beraktifitas di lingkungan luar.
4. KESIMPULAN
Dari hasil studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa simpulan bahwa: (1) ampas
teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun cuci tangan yang halal dan
ekonomis; (2) zat yang terkandung dalam sabun cuci tangan berbahan baku ampas teh
terbukti dapat membunuh bakteri dan virus di telapak tangan; dan (3) dengan
memanfaatkan ampas teh sebagai bahan sabun cuci tangan dapat meningkatkan serta
menjaga ukhuwah terutama bagi sesama umat muslim dalam menjalankan ibadah baik di
masjid maupun dirumah.
5. SARAN
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan dalam ampas teh (Camellia sinensis).
2. Bagi Masyarakat
Disarankan bagi masyarakat agar lebih optimal dalam memanfaatkan residu
yang bisa di daur ulang seperti ampas daun teh sehingga dapat menghasilkan
manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Nurul (2021): „Pandemi covid-19: Dampak Kesehatan, Ekonomi, & sosial“. In:
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK. 17 (1),
pp. 17–34, DOI: 10.33658/jl.v17i1.249.
Harbani, R.I. (2021). Ukhuwah Artinya Persaudaraan dan 4 Asasnya dalam Islam.
[online] detik edu. Available at: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5731755/ukhuwah-artinya-persaudaraan-dan-4-asasnya-dalam-islam [Accessed
22 Dec. 2021].
Nasruddin, Rindam; Haq, Islamul (2020): „Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah“. In: SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i. 7 (7), DOI: 10.15408/sjsbs.v7i7.15569.
Rosyidah, K.; Nurmuhaimina, S. A.; Komari, N.; et al. (2018): „Aktivitas antibakteri
FRAKSI saponin Dari Kulit Batang Tumbuhan Kasturi (mangifera casturi)“. In:
BIOSCIENTIAE. 7 (2), DOI: 10.20527/b.v7i2.181.
Sitinjak, Feggy Yustika (2019): „Formulasi Sediaan Sabun Cair Ekstrak teh Hijau
(camellia sinensis(l.) kuntze) merek a Dan Uji Aktivitasnya Terhadap bakteri
staphylococcus aureus Dan escherichia coli“. USU. Universitas Sumatera Utara
Retrieved am 09.01.2022 from
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24311.
Sudirman; Gunawan, Edi; Rasyid, Muh Rusdi (2021): „Covid-19 Dan Ibadah ( resistensi
Perubahan Hukum islam Dalam Mempertahankan rutinitas ibadah)“. In: Aqlam:
Journal of Islam and Plurality. 6 (1), DOI: 10.30984/ajip.v6i1.1583.
WHO. (2020): „Qa for public“. World Health Organization. World Health Organization
Retrieved am 09.01.2022 from https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa/qa-for-public.
Zarwinda, Irma; Fauziah, Fauziah; Shevalinda, Shara; et al. (2021): „Uji Daya Hambat
Ekstrak Etanol Daun Belimbing wuluh (Averrhoa Blimbi L.) TERHADAP
pertumbuhan staphylococcus epidermidis“. In: Jurnal Serambi Engineering. 6
(1), DOI: 10.32672/jse.v6i1.2609.