Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN 7

I. Tujuan Percobaan
Memahami efek beberapa obat pada sistem saraf simpatis terutama pada mata.
II. Pengantar
Sistem saraf otonom merupakan saraf yang bekerja tanpa dikendalikan oleh kesadaran umum
namun dapat berjalan sesuai fungsinya. Sistem saraf ini berfungsi mengendalikan dan
memelihara organ-organ tubuh bagian dalam misalnya jantung, saluran nafas, saluran
cerna, kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah. Obat-obat otonom simpatomimtika
terutama bekerja pada reseptor yang diperantarai syaraf simpatik. Terutama golongan
obat adrenergic karena efeknya mirip perangsangan syaraf adrenergik atau efek
neurotransmitter adrenergik. Syaraf simpatik terutama memberi respons terhadap
stimulus “ fight or flight”

Fungsi dari saraf simpatis adalah untuk mempersiapkan diri dalam keadaan darurat,
merespons situasi yang tidak menyenangkan dan penuh tekanan (stress), serta keadaan
ancaman dari luar. Oleh karena itu, dengan mduah efek dominansi simaptis adalah
adanya keadaan fight-or-flight. Dengan demikian, dapat dippeningkatan denyut
jantung, tekanan darah, pelebran pembuluh darah,erkirakaan apa efek yang ditimbulkan
akibat perangsangan simpatis, seperti peningkatan denyut dan kekuatan kontraksi
jantung, pemecahan glikogen, pelebaran pembuluh darah, pelebaran pupil, berkeringat,
dan penurunan sementara fungsi sistem pencernaan dan perkemihan. 1 Pengaruh aktivasi
sistem saraf simpatis terhadap kelenjar saliva adalah sekresi saliva yang kental dan
kaya akan lendir. Efek lengkap dapat dilihat di lembaran lampiran.

Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis memperlihatkan
fungsi antagonis. Bila yang satu menghambat suatu fungsi maka yang lain memacu
fungsi tersebut. Contoh midriasis terjadi dibawah pengaruh saraf simpatis dan miosis
dibawah pengaruh parasimpatis.
Respon sel efektor pada peransangan saraf otonom.
Organ efektor Impuls Impuls
adrenergik/simpatis kolinergik/parasimpatik
Mata Midriasis Miosis

Jantung Denyut bertambah Denyut menurun

Vena Konstriksi, dilatasi -

Sekresi kel. Lbng Berkurang Bertambah

Alat kelamin Ejakulasi Ereksi

Kel. Keringat Sekresi local Sekresi umum

III. Alat dan Bahan Bahan:


Bahan :
a. Efedrin 0,036%
b. Epinefrin 0,086%
c. Prostigmin 0,023%
Alat yang digunakan :
a. Penggaris dengan skala millimeter
b. Pipet tetes
c. Lampu senter

IV.Hewan Percobaan
Kelinci albino/ 2 ekor Marmut

V. Prosedur percobaan :
1. Tiap kelompok mahasiswa bekerja dengan satu kelinci
2. Tetesi mata kanan dengan 2 tetes Efedrine, lima menit kemudian bandingkan mata
kanan dengan mata kiri. Kemudian mata kiri ditetesi dengan 2 tetes Adrenalin dan 15
- 20 kemudian bandingkan antara mata kanan dan mata kiri. Tes terhadap refleks
cahaya (dengan lampu senter) refleksi kornea, keadaan vasa darah pada konjunctiva.
3. Dua puluh menit kemudian tetesi mata kanan dengan Prostigmin 2 tetes catat apa
yang terjadi.
4. Sepuluh menit kemudian tetesi mata kiri dengan Efedrin 2 tetes, catat apa yang
terjadi.
5. Buat data tabulasi ukuran diameter pupil mata yang ditetesi dengan masing-masing
obat, kesimpulan.

KELOMPOK 1 GANJIL
VI. Tabel Hasil Pengamatan

Dosis BB Denyut Mata Kelinci


(g) Jantung Kanan Kiri
Vertikal Horizontal Vertikal Horizontal
Tidak Disinari Tidak Disinari Tidak Disinari Tidak Disinari
disinari disinari disinari disinari
Keadaan 370 164 5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 5 mm 4 mm
normal / menit
Efedrin 370 170 9 mm 8 mm 9 mm 8 mm 5 mm 4 mm 5 mm 4 mm
(kanan) / menit
Epinefrin 370 184 9 mm 8 mm 9 mm 8 mm 7 mm 6 mm 7 mm 6 mm
(Kiri) / menit
Prostigmin 370 165 8 mm 7 mm 8 mm 7 mm 7 mm 6 mm 7 mm 6 mm
(Kanan) / menit
Efedrin 370 177/ 8 mm 7 mm 8 mm 7 mm 8 mm 7 mm 8 mm 7 mm
(Kiri) menit

Lampiran
Diameter mata kelinci (pupil) sebelum ditetesi
Kanan tidak disinari Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
Vertikal horizonta vertikal horizonta vertikal horizonta vertikal horizonta
l l l l
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi efedrin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal horizontal vertikal horizontal

Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epineprin 2 tetes pada mata kiri

Kiri tidak disinari Kiri disinari


Vertikal horizontal vertikal horizontal
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi prostigmin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal horizontal vertikal horizontal

Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epedrin 2 tetes pada mata kiri setelah 10 menit

Kiri tidak disinari Kiri disinari


Vertikal horizontal Vertical horizontal
KELOMPOK 2 GANJIL

A. Hasil Pengamatan

Mata Kelinci (Pupil)


Denyut
No Dosis BB Jantung Kanan tidak Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
disinari
vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal
1 Sebelum 210 121/ 5 mm 5 mm 4 mm 4 mm 5 mm 5 mm 4 mm 4 mm
ditetesi (g) menit
2 Efedrin 127/ 7 mm 7 mm 6 mm 6 mm 5 mm 5 mm 4 mm 4 mm
(kanan) menit
3 Epinefrin 133 / 7 mm 7 mm 6 mm 6 mm 8 mm 8 mm 7 mm 7 mm
(kiri) menit
4 Prostigmin 151/ 5 mm 5 mm 4 mm 5 mm 7 mm 7 mm 6 mm 7 mm
(kanan) menit
5 Efedrin 120 / 5 mm 6 mm 6 mm 4 mm 6 mm 6 mm 5 mm 6 mm
(kiri) menit

B. Pembahasan

LAMPIRAN

Diameter mata kelinci (pupil) sebelum ditetesi


Kanan tidak disinari Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
Vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizont
al
( 4mm ) ( 4mm ) ( 3mm ) ( 3mm ) ( 3mm ) ( 3mm ) ( 2mm ) (2mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi efedrin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal Horizontal vertikal Horizontal
( 6mm ) ( 6mm ) ( 5mm ) ( 5mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epineprin 2 tetes pada mata kiri

kiri tidak disinari kiri disinari


Vertikal horizontal vertikal horizontal
( 4mm ) ( 4mm ) ( 3mm ) ( 3mm )

Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi prostigmin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal Horizontal vertikal Horizontal
( 5mm ) ( 5mm ) ( 4mm ) ( 4mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epedrin 2 tetes pada mata kiri setelah 10 menit

kiri tidak disinari kiri disinari


Vertikal Horizontal vertikal Horizontal
( 5mm ) ( 5mm ) ( 4mm ) ( 4mm )
KELOMPOK 3 GANJIL

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Mata Kelinci (Pupil)


Denyut
No Dosis BB Jantung Mata Kanan Mata Kiri
Horizontal Vertikal
Disinari Tidak Disinari Tidak Disinari Tidak Disinari Tidak
disinari disinari disinari disinari
1 Sebelum 404 123 / 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm
ditetesi g menit
2 Efedrin (Mata 136 / 6 mm 7 mm 6 mm 7 mm 4 mm 4 mm 4 mm 4 mm
kanan) menit
3 Epinefrin ( 155 / 5 mm 5 mm 4 mm 6 mm 4 mm 5 mm 4 mm 5 mm
mata kiri) menit
4 Prostigmin ( 128 / 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 4 mm 5 mm 4 mm 4 mm
mata kanan) menit
5 Efedrin ( 128 / 4 mm 4 mm 4 mm 4 mm 4 mm 6 mm 4 mm 6 mm
mata kiri) menit

LAMPIRAN
Diameter mata kelinci (pupil) sebelum ditetesi
Kanan tidak disinari Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
Vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal
( 4 mm ) ( 4 mm ) ( 3 mm ) ( 3 mm ) (4 mm ) ( 4mm ) ( 3mm ) ( 3mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi efedrin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal horizontal Vertical Horizontal
( 7mm ) ( 7mm ) ( 6mm ) ( 6mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi prostigmin 2 tetes pada mata kanan

Kanan tidak disinari Kanan disinari


Vertikal horizontal Vertical Horizontal
( 4mm ) ( 4mm ) ( 3mm ) ( 3mm )

Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epedrin 2 tetes pada mata kiri setelah 10 menit

kiri tidak disinari kiri disinari


Vertikal Horizontal vertikal Horizontal
( 6mm ) ( 6mm ) ( 4mm ) ( 4mm )
KELOMPOK 4 GANJIL

I. TABEL PENGAMATAN
Mata
enyut Kanan kiri
elinci Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
jantung
idak idak idak
disinari isinari disinari isinari disinari isinari k disinari isinari
aan normal 133/mm
3 mm mm 3 mm mm 3 mm 4 mm 3 mm
Menit
es Efedrin 141/
(mata Menit mm 4 mm mm 4 mm mm 3 mm 4 mm 3 mm
kanan)
2 tetes
Epinephri 147/
mm 4 mm mm 4 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
ne (mata Menit
kiri)
2 tetes
prostigm 154/ in
mm 3 mm mm 3 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
(mata Menit
kanan)
es efedrin
145/
(mata mm 5 mm mm 5 mm mm 5 mm 7 mm 5 mm
Menit
kiri)

LAMPIRAN
Penimbangan kelinci

 keadaan
normal
Mata kanan pada keadaan normal
Horizontal vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari disinari
Mata kiri pada keadaan normal
Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari

 Diberi Efedrine

Mata kanan pada keadaan diberi Efedrine


Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari
Mata kiri pada keadaan yang tidak diberi Efedrine
Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari

 Diberi Epineprin

Mata kiri pada keadaan diberi Epineprin


Horizontal Vertikal

Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari

Mata kanan pada keadaan yang tidak diberi Epineprin


Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari
 D
iber
i
Frostagmin

Mata kiri pada keadaan tidak ditetesi Frostagmin


Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari

Mata kanan pada keadaan diberi Frostagmin HorizontalVertikal


Tidak disinariDisinariTidak disinariDisinari
 Diberi Efedrin kembali

Mata kanan pada keadaan yang tidak diberi efedrin


Horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari

Mata kiri pada keadaan yang diberi efedrin


Horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari
KELOMPOK 5 GANJIL
HASIL DAN PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

Mata
KELINCI Denyut Kanan Kiri Kanan Kiri
416 g Jantung Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
Tidak Tidak Tidak Tidak
Disinari Disinari Disinari Disinari
Disinari Disinari Disinari Disinari
Keadaan
Normal 181 /
4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm
menit

Efedrin
188 /
7 mm 6 mm 7 mm 6 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm
menit

Efineprin
191 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 6 mm 5 mm 6 mm 5 mm
menit

Prostagmin
180 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 6 mm 5 mm 6 mm 5 mm
menit

Efedrin
183 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 7 mm 6 mm 7 mm 6 mm
menit
LAMPIRAN

 Penimbangan kelinci

 Mata kanan dan mata Kiri pada keadaan normal

 Mata kanan pada keadaan diberi Prostigmin


 Mata kiri pada keadaan diberi Efedrin

 Mata kiri pada keadaan diberi Epinefrin


KELOMPOK 6 GANJIL
A. TABEL PENGAMATAN
Mata

Kelinci enyut jantung Kanan Horizontal


kiri
Vertikal Horizontal idak disinari
Vertikal isinari k disinari
idak disinari
isinari idak disinari
isinari isinari
4 mm mm 4 mm 5 mm
adaan normal3/ menit mm 5 mm mm 4 mm
mm 5 mm mm 4 mm 5 mm 4 mm
menit
tetes Efedrin (mata kanan) mm 6 mm
7/ 6 mm mm 6 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
es Epinephrine 8/
menit mm
(mata kiri)
es prostigmin mm 4 mm mm 5 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
(mata1/ kanan) menit
etes efedrin6/ (mata
menitkiri) mm 4 mm mm 4 mm mm 6 mm 7 mm 6 mm

LAMPIRAN

Penimbangan kelinci Perhitungan denyut jantung pada


keadaan normal

Mata kanan pada keadaan normal


horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari
Mata kiri pada keadaan normal
horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari

Diberi 2 tetes Efedrin


Mata kanan Perhitungan denyut jantung

Mata kanan pada keadaan diberi Efedrin


horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari
Diberi 2 tetes Epineprin
Mata kiri Perhitungan denyut jantung

Mata kiri pada keadaan diberi Epinefrin


horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari

Diberi prostigmin
Mata kanan

Perhitungan denyut jantung


Mata kanan pada keadaan diberi Prostigmin
horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari

Diberi 2 tetes Efedrin


Mata kiri Perhitungan denyut jantung

Mata kiri pada keadaan diberi Efedrin


horizontal vertikal
Tidak disinari disinari Tidak disinari disinari
PEMBAHASAN

Efedrin digunakan dalam tatalaksana bronkospasme akut, hidung tersumbat dan


hipotensi setelah anestesi spinal, pada saat ditetesi efedrin, mata kiri lebih sempit
dibandingkan mata sebelah kanan , jadi hal ini menandakan bahwa mata sebelah kiri
mengalami Miosis.Epinefrin digunakan untuk mengobati reaksi alergi yang dapat
membahayakan nyawa, yaitu syok anafilaktik. Pada saat ditetesi Epinefrin, mata sebelah kiri
mengalami penyempitan pupil yang menandakan bahwa mata sebelah kiri mengalami
Miosis.Prostigmin digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun yang menghasilkan
kelemahan otot untuk mecegah distensi dan retensi urin pasca operasi, mengatasi kelumpuhan
otot.pada saat ditetesi prostigmin, mata sebelah kanan mengalami pembesaran pupil mata
atau mengalami Midriasis.

KESIMPULAN

Berdasarkan tabel pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Perlakuan pada kelinci yang diberi efedrin dan epinefrin menghasilkan efek simpatis yang
menyebabkan midriasis atau pelebaran pupil pada mata kelinci dan denyut jantung
bertambah.
2. Perlakuan pada kelinci yang diberi prostigmin menghasilkan efek parasimpatis yang
menyebabkan meiosis atau pengecilan pupil pada mata kelinci dan denyut jantung
menurun.

Anda mungkin juga menyukai