I. Tujuan Percobaan
Memahami efek beberapa obat pada sistem saraf simpatis terutama pada mata.
II. Pengantar
Sistem saraf otonom merupakan saraf yang bekerja tanpa dikendalikan oleh kesadaran umum
namun dapat berjalan sesuai fungsinya. Sistem saraf ini berfungsi mengendalikan dan
memelihara organ-organ tubuh bagian dalam misalnya jantung, saluran nafas, saluran
cerna, kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah. Obat-obat otonom simpatomimtika
terutama bekerja pada reseptor yang diperantarai syaraf simpatik. Terutama golongan
obat adrenergic karena efeknya mirip perangsangan syaraf adrenergik atau efek
neurotransmitter adrenergik. Syaraf simpatik terutama memberi respons terhadap
stimulus “ fight or flight”
Fungsi dari saraf simpatis adalah untuk mempersiapkan diri dalam keadaan darurat,
merespons situasi yang tidak menyenangkan dan penuh tekanan (stress), serta keadaan
ancaman dari luar. Oleh karena itu, dengan mduah efek dominansi simaptis adalah
adanya keadaan fight-or-flight. Dengan demikian, dapat dippeningkatan denyut
jantung, tekanan darah, pelebran pembuluh darah,erkirakaan apa efek yang ditimbulkan
akibat perangsangan simpatis, seperti peningkatan denyut dan kekuatan kontraksi
jantung, pemecahan glikogen, pelebaran pembuluh darah, pelebaran pupil, berkeringat,
dan penurunan sementara fungsi sistem pencernaan dan perkemihan. 1 Pengaruh aktivasi
sistem saraf simpatis terhadap kelenjar saliva adalah sekresi saliva yang kental dan
kaya akan lendir. Efek lengkap dapat dilihat di lembaran lampiran.
Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis memperlihatkan
fungsi antagonis. Bila yang satu menghambat suatu fungsi maka yang lain memacu
fungsi tersebut. Contoh midriasis terjadi dibawah pengaruh saraf simpatis dan miosis
dibawah pengaruh parasimpatis.
Respon sel efektor pada peransangan saraf otonom.
Organ efektor Impuls Impuls
adrenergik/simpatis kolinergik/parasimpatik
Mata Midriasis Miosis
IV.Hewan Percobaan
Kelinci albino/ 2 ekor Marmut
V. Prosedur percobaan :
1. Tiap kelompok mahasiswa bekerja dengan satu kelinci
2. Tetesi mata kanan dengan 2 tetes Efedrine, lima menit kemudian bandingkan mata
kanan dengan mata kiri. Kemudian mata kiri ditetesi dengan 2 tetes Adrenalin dan 15
- 20 kemudian bandingkan antara mata kanan dan mata kiri. Tes terhadap refleks
cahaya (dengan lampu senter) refleksi kornea, keadaan vasa darah pada konjunctiva.
3. Dua puluh menit kemudian tetesi mata kanan dengan Prostigmin 2 tetes catat apa
yang terjadi.
4. Sepuluh menit kemudian tetesi mata kiri dengan Efedrin 2 tetes, catat apa yang
terjadi.
5. Buat data tabulasi ukuran diameter pupil mata yang ditetesi dengan masing-masing
obat, kesimpulan.
KELOMPOK 1 GANJIL
VI. Tabel Hasil Pengamatan
Lampiran
Diameter mata kelinci (pupil) sebelum ditetesi
Kanan tidak disinari Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
Vertikal horizonta vertikal horizonta vertikal horizonta vertikal horizonta
l l l l
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi efedrin 2 tetes pada mata kanan
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epineprin 2 tetes pada mata kiri
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epedrin 2 tetes pada mata kiri setelah 10 menit
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
LAMPIRAN
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi prostigmin 2 tetes pada mata kanan
A. Hasil Pengamatan
LAMPIRAN
Diameter mata kelinci (pupil) sebelum ditetesi
Kanan tidak disinari Kanan disinari Kiri tidak disinari Kiri disinari
Vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal vertikal horizontal
( 4 mm ) ( 4 mm ) ( 3 mm ) ( 3 mm ) (4 mm ) ( 4mm ) ( 3mm ) ( 3mm )
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi efedrin 2 tetes pada mata kanan
Diameter mata kelinci (pupil) ditetesi Epedrin 2 tetes pada mata kiri setelah 10 menit
I. TABEL PENGAMATAN
Mata
enyut Kanan kiri
elinci Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
jantung
idak idak idak
disinari isinari disinari isinari disinari isinari k disinari isinari
aan normal 133/mm
3 mm mm 3 mm mm 3 mm 4 mm 3 mm
Menit
es Efedrin 141/
(mata Menit mm 4 mm mm 4 mm mm 3 mm 4 mm 3 mm
kanan)
2 tetes
Epinephri 147/
mm 4 mm mm 4 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
ne (mata Menit
kiri)
2 tetes
prostigm 154/ in
mm 3 mm mm 3 mm mm 5 mm 6 mm 5 mm
(mata Menit
kanan)
es efedrin
145/
(mata mm 5 mm mm 5 mm mm 5 mm 7 mm 5 mm
Menit
kiri)
LAMPIRAN
Penimbangan kelinci
keadaan
normal
Mata kanan pada keadaan normal
Horizontal vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari disinari
Mata kiri pada keadaan normal
Horizontal Vertikal
Tidak disinari Disinari Tidak disinari Disinari
Diberi Efedrine
Diberi Epineprin
A. Hasil Pengamatan
Mata
KELINCI Denyut Kanan Kiri Kanan Kiri
416 g Jantung Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
Tidak Tidak Tidak Tidak
Disinari Disinari Disinari Disinari
Disinari Disinari Disinari Disinari
Keadaan
Normal 181 /
4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm
menit
Efedrin
188 /
7 mm 6 mm 7 mm 6 mm 4 mm 3 mm 4 mm 3 mm
menit
Efineprin
191 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 6 mm 5 mm 6 mm 5 mm
menit
Prostagmin
180 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 6 mm 5 mm 6 mm 5 mm
menit
Efedrin
183 /
5 mm 4 mm 5 mm 4 mm 7 mm 6 mm 7 mm 6 mm
menit
LAMPIRAN
Penimbangan kelinci
LAMPIRAN
Diberi prostigmin
Mata kanan
KESIMPULAN