Anda di halaman 1dari 20

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Latihan Dasar CPNS Golongan II

Angkatan :I

Nama Mata Pelatihan : Pelayanan Publik

Nama Peserta : Tiara Rizki

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BDA Sukamandi

1. Identifikasi dan sebutkan jenis pelayanan publik yang ada di unit


kerja saudara!

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Penyelenggara pelayanan publik merupakan setiap institusi penyelenggara
Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik di lingkungan Kementerian Kelautan dan


Perikanan, adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu
direktorat jenderal yang melakukan pelayanan publik ialah Direktorat Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (DJPDSPKP). DJPDSPKP
menyediakan beberapa layanan publik yakni layanan penerbitan RPHP
(Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan), SKP Online, LS-Pro Perikanan, dan
SIUP Bidang Pengolahan Ikan. DJPDSPKP memiliki beberapa direktorat yang
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang terdiri dari Sekretariat,
Direktorat Logistik, Direktorat Pemasaran, Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu,
dan Direktorat Usaha dan Investasi.

Direktorat Logistik KKP sebagai penyedia layanan penerbitan RPHP.


Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan (RPHP) adalah keterangan tertulis yang
diberikan kepada importir yang akan melakukan pemasukan Hasil Perikanan
selain sebagai bahan baku dan bahan penolong industri ke dalam wilayah Negara
Republik Indonesia. Pelaku Usaha yang melakukan pemasukan Hasil Perikanan
selain sebagai bahan baku dan bahan penolong industri harus memiliki
Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan selain sebagai bahan baku dan bahan
penolong industri. Sistem RPHP adalah sistem untuk penyelengaraan penerbitan
rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan secara elektronik. Setiap Pelaku Usaha
yang melakukan pemasukan Hasil Perikanan selain sebagai bahan baku dan bahan
penolong industri dapat menjadi importir, apabila melakukan registrasi pada
Sistem RPHP.

Sebelum melakukan registrasi pada Sistem RPHP, Pelaku Usaha Pemasukan


Hasil Perikanan selain sebagai bahan penolong industri harus memenuhi
persyaratan berikut :

a. kesehatan ikan, mutu, dan keamanan Hasil Perikanan;


b. diberikan label dan/atau disertai dokumen (invoice/packing list) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. tidak berasal dari kegiatan perikanan yang melanggar hukum, tidak
dilaporkan, dan tidak diatur (Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing).

Pemasukan Hasil Perikanan selain sebagai bahan baku dan bahan penolong
industri digunakan untuk:

a. pemindangan
b. umpan
c. konsumsi hotel, restoran, dan catering
d. pasar modern
e. bahan pengayaan makanan
f. bahan produk olahan berbasis daging lumatan
2. Lakukan identifikasi kelengkapan komponen standar pelayanan
berdasarkan PERMENKP RI No. 32/PERMEN-KP/2014 tentang
Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Standar Pelayanan
Sudah
Standar Pelayanan Penerbitan RPHP selain
sesuai
No menurut PERMENKP sebagai Bahan Baku dan
dan
No.32/PERMEN-KP/2014 Bahan Penolong Industri
lengkap ?
(Lampiran I)
1 Komponen Standar Pelayanan Komponen Standar Pelayanan
yang terkait dengan proses yang terkait dengan proses
penyampaian pelayanan penyampaian pelayanan
(service delivery) meliputi: meliputi:
a. Dasar hukum a. Dasar hukum V
b. Persyaratan b. Persyaratan V
c. System, mekanisme, dan c. System, mekanisme, dan V
prosedur prosedur
d. Jangka waktu penyelesaian d. Jangka waktu penyelesaian V
e. Biaya/tarif e. Biaya/tarif V
f. Produk pelayanan f. Produk pelayanan V
g. Penanganan pengaduan, g. Penanganan pengaduan, V
saran, dan masukan saran, dan masukan
2 Komponen Standar Pelayanan Komponen Standar Pelayanan
yang terkait dengan proses yang terkait dengan proses
pengelolaan pelayanan pengelolaan pelayanan
internal organisasi internal organisasi meliputi:
(manufacturing) meliputi:
a. Sarana, prasarana, a. Sarana, prasarana, V
dan/atau fasilitas; dan/atau fasilitas;
b. Kompetensi pelaksana; b. Kompetensi pelaksana; V
c. Pengawasan internal; c. Pengawasan internal; V
d. Penanganan pengaduan, d. Penanganan pengaduan, V
saran, dan masukkan; saran, dan masukkan;
e. Jumlah pelaksana; e. Jumlah pelaksana; V
f. Jaminan pelayanan yang f. Jaminan pelayanan yang V
memberikan kepastian memberikan kepastian
pelayanan sesuai dengan pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan; standar pelayanan;
g. Jaminan keamanan dan g. Jaminan keamanan dan V
keselamatan pelayanan keselamatan pelayanan
dalam bentuk komitmen dalam bentuk komitmen
untuk memberikan rasa untuk memberikan rasa
aman, bebas dari bahaya, aman, bebas dari bahaya,
dan resiko keragu-raguan; dan resiko keragu-raguan;
dan dan
h. Evaluasi Kinerja Pelaksana. h. Evaluasi Kinerja Pelaksana. V

3. Setelah Anda menyimak video pembelajaran tentang “Si Chupang”,


silakan identifikasi nilai-nilai berorientasi pelayanan yang terdapat
pada video tersebut!
Dalam kode etik nilai berorientasi pelayanan terdapat beberapa konsep,
meliputi :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti

Dari video pembelajaran “Si Chupang” dapat di indentifikasi bahwa BKIPM


Mataram selalu berusaha melakukan inovasi dan pembaharuan pelayanan
publik berdasarkan kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tingkat
kepuasan masyarakat yang mengalami peningkatan, dengan Aplikasi Si
Chupang dapat mempermudah layanan sertifikasi antara karantina dengan bea
cukai, semua layanan dapat dipenuhi melalui Aplikasi Si Chupang, memiliki
kemudahan akses untuk pembayaran PNBP, memudahkan pembuatan sertifikat
(CKIB, HACCP), dan memudahkan pengiriman ikan para pelaku usaha.

Aplikasi Si Chupang menyediakan berbagai macam pelayanan yang meliputi :

a. Kemudahan pelayanan sertifikasi kesehatan ikan


b. PPK Online (Pemohonan Pengajuan Pengujian Karantina)
c. Sertifikasi CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik)
d. Sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
e. Pembayaran Online PNBP (realtime melalui notifikasi Aplikasi)

Manfaat reformasi pelayanan digital

a. Pengurangan waktu layanan


Sebelum ada layanan digital “Aplikasi Si Chupang” sekiranya
membutuhkan waktu pelayanan 1-4 hari, kini untuk memperoleh
pelayanan hanya membutuhkan waktu 30 menit.
b. Peningkatan frekuensi ekspor
Terjadi peningkatan frekuensi ekspor dari 148 menjadi 271
frekuensi, mengalami kenaikan sebesar 83,11%.
c. Peningkatan nilai ekspor
Terjadi peningkatan nilai ekspor dari 20,6 milyar menjadi 66,8
milyar, mengalami peningkatan sebesar 223,97%
d. Peningkatan lalu lintas domestik perikanan
Terjadi peningkatan lalu lintas dari 19.067 menjadi 22.869 frekuensi,
mengalami kenaikan 19,91%. Mengalami kenaikan nilai dari 1,30 triliun
menjadi 1,39 triliun, terjadi peningkatan senilai 7,13%.
e. Peningkatan frekuensi penerbitan sertifikat CKIB
Terjadi peningkatan frekuensi penerbitan sertifikat CKIB dari 11
menjadi 19 sertifikat, mengalami kenaikan sebesar 72,73%.
f. Peningkatan penerbitan sertifikat HACCP
Terjadi peningkatan frekuensi penerbitan sertifikat HACCP dari 19
menjadi 23 sertifikat, mengalami kenaikan sebesar 21,01%.
g. Peningkatan penerbitan sertifikat CPIB
Terjadi peningkatan frekuensi penerbitan sertifikat CPIB dari 8
sertifikat menjadi 29 sertifikat, mengalami kenaikan sebesar 262,5%.
h. Peningkatan nilai PNBP
Terjadi peningkatan nilai PNBP dari 545 juta menjadi 660 juta rupiah,
mengalami kenaikan sebesar 21,05%.
i. Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat
Terjadi Peningkatan tingkat kepuasan masyarakat dari nilai 86,25
menjadi 96,13.
Dengan demikian, BKIPM Mataram sudah memahami dan menjalankan
nilai-nilai berorientasi pelayanan. Dimulai dengan memahami kebutuhan
masyarakat, karena keterbatasan SDM dan jarak tempuh dapat menghambat
pelaku usaha menerima pelayanan publik yang dibutuhkan. Sehingga, BKIPM
Mataram selalu melakukan inovasi dan pembaharuan reformasi pelayanan
publik yakni dengan membuat Aplikasi Si Chupang. Setelah Aplikasi Si Chupang
digunakan oleh para pelaku usaha, banyak dari mereka yang merasa terbantu
dan puas akan pelayanan yang didapatkan.

4. Learning journal materi Berorientasi Pelayanan


• Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan
Publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan
publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
a. penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
b. penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat,
c. kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan

• Membangun Budaya Pelayanan Prima


Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada
pemenuhan kepuasan pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas
ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada
customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan
prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh
penyelenggara. Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai
atau melebihi harapan pengguna layanan. Berdasarkan pengertian
tersebut, dalam memberikan pelayanan prima terdapat beberapa tingkatan
yaitu:
a. memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
b. memenuhi harapan pengguna,
c. melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang
diharapkan.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik tentunya tidak lepas dari strategi
pelaksanaan kebijakan pelayanan publik. Berkaitan dengan hal tersebut,
Kementerian PANRB telah melahirkan beberapa produk kebijakan
pelayanan publik sebagai wujud pelaksanaan amanat Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diantaranya adalah:
a. penerapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan;
b. tindak lanjut dan upaya perbaikan melalui kegiatan Survei
Kepuasan Masyarakat;
c. profesionalisme SDM;
d. pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP) untuk
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat;
e. mendorong integrasi layanan publik dalam satu gedung melalui Mal
Pelayanan Publik;
f. merealisasikan kebijakan “no wrong door policy” melalui Sistem
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N-LAPOR!);
g. penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik melalui
Evaluasi Pelayanan Publik sehingga diperoleh gambaran tentang
kondisi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik untuk kemudian
dilakukan perbaikan;
h. kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara
penyelenggara layanan publik dengan masyarakat untuk
membahas rancangan kebijakan, penerapan kebijakan, dampak
kebijakan, ataupun permasalahan terkait pelayanan publik melalui
kegiatan Forum Konsultasi Publik; dan
i. terobosan perbaikan pelayanan publik melalui Inovasi Pelayanan
Publik

Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima


sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik. Apabila setiap lembaga pemerintah
dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat maka akan
menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.

• ASN sebagai Pelayan Publik


Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengenai
bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik, termasuk ASN, dalam
menyelenggarakan pelayanan publik, yaitu:
a. adil dan tidak diskriminatif;
b. cermat;
c. santun dan ramah;
d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;
e. profesional;
f. tidak mempersulit;
g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi
penyelenggara;
i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari
benturan kepentingan;
k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan publik;
l. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam
menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat;
m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan
yang dimiliki;
n. sesuai dengan kepantasan; dan
o. tidak menyimpang dari prosedur

• Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN


Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World
Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai
Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya
oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas
dan kehidupan sehari-hari.
Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan
budaya pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan
tanpa dilandasi oleh perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat
penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem,
penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan
berbasis digital. Pelayanan yang diberikan aparatur harus merujuk pada
standar yang ditetapkan pemerintah. Standar mutu layanan pada institusi
pemerintah dapat dibedakan dalam dua paradigma, yaitu:
a. standar berbasis peraturan perundang-undangan (producer view)
b. standar berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai
pelanggan (consumer view or public view).
Dalam kode etik nilai berorientasi pelayanan terdapat beberapa konsep,
meliputi :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti

Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan
pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN
mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya,
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
LAMPIRAN I

STANDAR PELAYANAN
PENERBITAN REKOMENDASI PEMASUKAN HASIL PERIKANAN
SELAINSEBAGAI BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG INDUSTRI

No. Komponen Keterangan

A. KOMPONEN STANDAR PELAYANAN YANG TERKAIT DENGAN


PROSES PENYAMPAIAN PELAYANAN

1. Dasar 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang


hukum Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang


Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi
Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5870);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015


tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk
Hasil Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 181, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726);
-2-

No. Komponen Keterangan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang


Tata Cara Pengendalian Impor Komoditas Perikanan
dan Komoditas Pergaraman sebagai Bahan Baku
dan Bahan Penolong Industri (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 31,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Nomor 6188);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018


tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6215);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang


Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang


Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015
tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 5);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor


6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita
-3-

No. Komponen Keterangan

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220)


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018
tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 617); dan

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor


58/PERMEN-KP/2018 tentang Rekomendasi Pemasukan
Hasil Perikanan Selain Bahan Bakudan Bahan Penolong
Industri Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1874).

2. Persyaratan a. Surat permohonan;

b. NIB;

c. Rencana usaha selama 1 (satu) tahun;

d. Surat hasil analisis risiko (untuk pemasukan


pertama kali bagi negara anggota The World
Organization for Animal Health (OIE) atau setiap kali
pemasukan bagi negara bukan Anggota The World
Organization for Animal Health (OIE);

e. Fotokopi Sertifikat Kelayakan Pengolahan;

f. Laporan stok bahan baku ikan; dan

g. Daftar nama dan jumlah kapal penangkap ikan


yang dimiliki oleh pemohon atau yang menjadi
-4-

No. Komponen Keterangan

mitranya disertai dengan fotokopi perjanjian kemitraan,


dan fotokopi Surat Izin Penangkapan Ikan kapal
penangkap ikan yang dimiliki oleh pemohon atau yang
menjadi mitranya (khusus importir peruntukan umpan).

4. Sistem,
Mekanisme,
dan
Prosedur

Keterangan:

1. Importir registrasi ke sistem aplikasi RPHP-


online.kkp.go.id yang sebelumnya telah memiliki NIB
yang telah menchecklist perizinan komersial RPHP
untuk:

a. Pemindangan bagi importir yang tidak memiliki


-5-

No. Komponen Keterangan

izin usaha industri;

b. Umpan;

c. Konsumsi hotel, restoran, dan catering;

d. Pasar modern;

e. Bahan pengkayaan makanan; atau

f. Bahan produk olahan berbasis daging lumatan


bagi importir yang tidak memiliki izin usaha
indutri.

2. Admin mengesahkan registrasi, memberikan


username dan password kepada importir;
3. Importir terdaftar dapat mengajukan permohonan
RPHP ke website (rphp-online.kkp.go.id) melalui fitur
permohonan RPHP;
4. Importir mengunggah semua dokumen persyaratan
RPHP dan data perusahaan pada fitur data
perusahaan;
5. Admin melakukan pemeriksaan administrasi atas
kelengkapan dan keabsahan persyaratan yang telah
diunggah oleh pemohon RPHP dengan hasil:

a. Admin melakukan notifikasi penolakan melalui


sistem apabila persyaratan permohonan
dinyatakan tidak lengkap dan tidak sah; atau

b. Admin melakukan penilaian teknis melalui


sistem online apabila persyaratan permohonan
dinyatakan lengkap dan sah.

6. Admin mengusulkan Hasil dari penilaian teknis yang


-6-

No. Komponen Keterangan

berupa Berita Acara Penilaian Teknis kepada Direktur


Logistik.
7. Direktur Logistik meminta admin untuk melakukan
verifikasi lapangan dalam hal memastikan hasil
berita acara penilaian teknis yang perlu diklarifikasi

8. Berdasarkan Hasil dari penilaian teknis yang berupa


Berita Acara Penilaian Teknis dan verifikasi
lapangan, Direktur Logistik menyampaikan hasil
untuk meminta paraf kepada Sekretariat Direktorat
Jenderal PDSPKP yang berupa:

a. Konsep surat penolakan dengan disertai alas an


penolakan terhadap hasil pemeriksaan
administrasi tidak lengkap, tidak sah, dan/atau
tidak benar atau hasil penilaian teknis tidak
sesuai; atau

b. Konsep RPHP apabila hasil penilaian teknis


sesuai.

9. Sekretaris Direktorat Jenderal PDSPKP mereview


usulan RPHP dan memberikan paraf persetujuan
yang berupa:

a. Konsep surat penolakan dengan disertai alasan


penolakan terhadap hasil pemeriksaan
administrasi tidak lengkap, tidak sah, dan/atau
tidak benar atau hasil penilaian teknis tidak
sesuai; atau

b. Konsep RPHP apabila hasil penilaian teknis


sesuai.
-7-

No. Komponen Keterangan

10. Direktur Jenderal mendatangani:

a. surat penolakan dengan disertai alasan


penolakan terhadap hasil pemeriksaan
administrasi tidak lengkap, tidak sah, dan/atau
tidak benar atau hasil penilaian teknis tidak
sesuai; atau

b. RPHP apabila hasil penilaian teknis sesuai.


diteruskan ke Direktur Logistik.

11. Direktur Logistik meneruskan RPHP atau surat


penolakan yang telah mendapat persetujuan
Direktur Jenderal kepada admin.

12. Admin menerbitkan dan mengirim scan berupa:

a. RPHP kepada importir dengan tembusan ke


BKIPM, UPT karantina ikan di pintu pemasukan,
Ditjen PSDKP; atau

b. surat penolakan kepada importir;

pada Sistem OSS yang diterima secara realtimemelalui


sistem aplikasi (online);
13. Importir menerima surat RPHP atau surat
penolakan sebagaimana dimaksud dalam angka 10.

4. Jangka Waktu Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak dokumen


penyelesaian dinyatakan lengkap

5. Biaya/tarif Tidak dikenakan biaya.


-8-

No. Komponen Keterangan

6. Produk Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan Selain


Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri

7. Penanganan 1. Melalui nomor telepon pelayanan pelanggan


Pengaduan, 082240000167;
Masukan, 2. Surel pengaduan: imporikankkp@gmail.com;
dan Saran 3. Kotak pengaduan dan Formulir Keluhan Pelanggan
Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan Selain
Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri
di Loket 5 PTSP Kementerian Kelautan dan
Perikanan;

4. Tatap muka di Loket 5 PTSP Kementerian Kelautan


dan Perikanan; dan/atau

5. Melalui aplikasi LAPOR! atau SMS 1708.

B. KOMPONEN STANDAR PELAYANAN YANG TERKAIT DENGAN


PROSES PENGELOLAAN PELAYANAN INTERNAL ORGANISASI

8. Sarana, Sarana:
prasarana, 1. Komputer;
dan/atau 2. Printer;
fasilitas
3. Meja Kerja;

4. Kamera;
5. Alat komunikasi

6. Seragam dan atribut; dan

7. Scanner.

Prasarana:

Ruang pelayanan RPHP Loket 5, Pelayanan Terpadu


-9-

No. Komponen Keterangan

Satu Pintu (PTSP), dilengkapi:

1. Area Tunggu;

2. Area Penitipan Anak;

3. Televisi;

4. Bahan bacaan;

5. Monitor antrian;

6. Air Conditioner;

7. Air minum;

8. Hotspot/Wifi/Komputer;

9. Ruang ibadah;

10. Jalur evakuasi

11. Tabung pemadam kebakaran;

12. Toilet pria dan toilet wanita;

13. Fasilitas kebutuhan khusus (toilet khusus, loket


khusus, dan jalur khusus kursi roda).

9. Kompetensi 1. Admin memiliki kompetensi di bidang mutu dan


pelaksana keamanan produk perikanan.

2. Sekretariat Pelayanan RPHP:

a. memahami sistem administrasi yang baik dan


service excellence;
b. memahami budaya pelayanan prima dengan
menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan
dan Santun), tanpa adanya diskriminasi;
c. memahami prosedur dan alur penerbitan RPHP;

d. memiliki pengetahuan di bidang perikanan; dan


- 10 -

No. Komponen Keterangan

e. mampu mengoperasikan sarana kerja dan


aplikasi daring.

8. Pengawasan Audit Pengawasan Instansi Pemerintah


internal

11. Penanganan 1. Melalui nomor telepon pelayanan pelanggan


Pengaduan, 082240000167;
Masukan, 2. Surel pengaduan: imporikankkp@gmail.com;
dan Saran 3. Kotak pengaduan dan Formulir Keluhan Pelanggan
Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan Selain
Sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri
di Loket 5 PTSP Kementerian Kelautan dan
Perikanan;

4. Tatap muka di Loket 5 PTSP Kementerian Kelautan


dan Perikanan; dan/atau

5. melalui aplikasi LAPOR! atau SMS 1708.

12. Jumlah 12 orang


pelaksana

13. Jaminan Sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai prosedur


pelayanan pelayanan penerbitan RPHP yang telah dibuat.

14. Jaminan 1. Penerimaan layanan RPHP dilakukan di ruang PTSP


keamanan yang dilengkapi dengan Air Conditioner dan
dan penerangan yang cukup;
keselamatan 2. Ruangan pelayanan dilengkapi dengan tabung
pelayanan pemadam kebakaran dan alarm kebakaran; dan

3. Tersedia tangga untuk jalur evakuasi.


- 11 -

No. Komponen Keterangan

15. Evaluasi 1. Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai oleh atasan


kinerja langsung;
pelaksana 2. Evaluasi pencapaian sasaran melalui rapat kerja
teknis;

3. Sistem dokumentasi database; dan

4. Evaluasi pelayanan RPHP secara periodik per


triwulan.

Anda mungkin juga menyukai