Anda di halaman 1dari 38

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO

KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

KEPUTUSAN KEPALA
FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO
NOMOR : SK/ /LKBP/ /2019

TENTANG

LAYANAN KLINIS

KEPALA FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat, tepat, bermutu,
profesional dan dengan memperhatikan keselamatan pasien serta untuk
memberi kepuasan kepada pasien dan keluarga di FKTP Klinik Pratama
Poskes 05.10.09 Bojonegoro maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang berkesinambungan mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang;

b. bahwa sehubungan dengan pernyataan butir a, maka dipandang perlu adanya


kebijakan Kepala FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan klinis yang menjamin
kesinambungan layanan di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro;

c. bahwa berdasarkan dengan pernyataan pada butir a dan b maka perlu


menetapkan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Tentang
Layanan Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan


Publik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 Tentang
Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Pencegahan Pengendalian Infeksi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/
2008 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09


BOJONEGORO TENTANG KEBIJAKAN LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN
KESINAMBUNGAN LAYANAN DI FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09
BOJONEGORO

Kesatu : Penyelenggaran managemen layanan klinis berorientasi pasien sebagaimana


tercantum dalam terlampir merupakan bagian tak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

Kedua : Alur pendaftaran pasien klinik sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan
kepada publik terlampir dalam lampiran ke 1

Ketiga : Cara penilaian kepuasan pasien terlampir dalam lampiran ke 2

Keempat : Langkah-langkah alur pelayanan pasien dan jenis-jenis pelayanan

Kelima : Rencana pelayanan medis dan asuhan keperawatan

Keenam : Pembentukan tim interprofesi untuk melakukan kajian / pengambilan keputusan


layanan klinis

Ketujuh : Rencana layanan yang mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,


social spiritual dan tata nilai budaya pasien

Kedelapan : Managemen resiko klinis

Kesembilan : Pendidikan / penyuluhan pasien

Kesepuluh : Cara penanganan pasien gawat darurat dan beresiko tinggi


Kesebelas : Kebijakan dan prosedur untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu
dalam pelaksanaan dan layanan klinis.
Keduabelas : Kebijakan dan prosedur untuk menjamin kesinambungan layanan

Ketigabelas : prosedur rujukan dan pemulangan pasien

Keempatbelas : prosedur untuk menyusun rencana layanan klinis dan terpadu

Kelimabelas : Hak dan kewajiban pasien

Keenambelas : Alasan menolak dan tidak melanjutkan pengobatan.

Ketujuhbelas : hak pasien memilih tenaga kesehatan bila memungkinkan

Kedelapanbelas : Prosedur pemberian cairan intravena dan injeksi intravena

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019
PROSES PENDAFTRAN PASIEN

 PASIEN BARU

1. Pasien mengambil nomer antrian


2. Petugas memanggil pasien sesuai nomer urut antrian loket
3. Petugas mendaftarkan pasien dengan ketentuan :
a. Petugas meminta kartu BPJS / ASKES / KTA / KPI /KTP
b. Petugas menginput data pasien pada bagian pendaftaran
c. Petugas mencatat identitas pasien ke dalam buku rekam medis untuk
pasien baru
d. Petugas menjelaskan hak dan kewajiban pasien dan mempersilahkan
pasien menandatangani form sosialisasi hak dan kewajibab yang telah
disediakan
e. Petugas membuat rekam medis dan mencatat di buku register pasien,
lalu menyarankan pasien menunggu di ruang tunggu poli yang dituju.

 PASIEN LAMA
1. Pasien mengambil nomer antrian
2.. Petugas memanggil pasien sesuai nomer urut antrian loket
3. Petugas menanyakan kartu berobat pasien
4. Petugas mengambilkan rekam medis pasien

 PASIEN LAMA YANG TIDAK MEMBAWA KARTU BEROBAT

1. Petugas meminta kartu BPJS / KTA / KTP


2. Petugas menyampaikan pada pasien karena tidak membawa kartu berobat
harus menunggu sedikit lebih lama karena petugas harus mencari nomer rekam
medis pasien di buku register rekam medis
3. Petugas mencari Rekam Medis dan menyarankan pasien menunggu di ruang
tunggu poli yang dituju.

 PASIEN LANSIA / DISABILITAS DAN BERKEBUTUHAN KHUSUS


1. Pasien mengambil nomer antrian
2. Petugas memanggil pasien dengan kebutuhan khusus / lansia terlebih dahulu
3. Petugas menanyakan kartu berobat pasien
4. Petugas mengambilkan rekam medis pasien
5. Jika pasien baru menanyakan kartu BPJS atau KTA ,petugas membuatkan
rekam medis baru
6. Petugas menyerahkan rekam medis ke poli yang di tuju pasien dan
mempersilahkan pasien duduk kembali
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

CARA MENILAI KEPUASAN PELANGGAN

A. Persiapan
1. Petugas kotak saran menyiapkan formulir saran dan keluhan pelanggan beserta ballpoint
didekat kotak saran
2. Petugas poli membagikan undangan kepada peserta
Pelaksanaan

a) Kotak Saran
1. Petugas mengambil form keluhan pelanggan di kotak saran
2. Bagian mutu bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan survey secarea
periodik selama 1 bulan 1x
3. Petugas mencatat pada buku keluhan pelanggan
4. Petugas menyampaikan adanya saran/keluhan yang masuk kepada tim mutu
( Yankes/Program )
5. Tim mutu melakukan konfirmasi dan analisis terhadap petugas/unit/system yang
dikeluhkan
6. Tim mutu melalukan rencana perbaikan terhadap keluhan
7. Tim mutu melakukan perbaikan
8. Tim mutu memajang hasil saran dan keluhan pasien di papan yang telah
disediakan

b) Penanganan Koin Kepuasan Pelanggan


1. Bagian mutu bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan survey secara periodik
sesuai dengan waku yang ditentukan
2. Pengukuran Tingkat kepuasan dilakukan setiap hari dalam 5 hari pelayanan dalam
seminggu
3. Metode pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan menggunakan koin kepuasan
yaitu puas dan tidak puas.
4. Hasil pengukuran tingkat kepuasan masyarakat harus disosialisasikan dan
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab unit kerja.
5. Realisasi tindak lanjut harus dimonitor dan dilakukan pertemuan untuk membahas
hambatan yang ditemukan.
6. Hasil tindak lanjut kepuasan masyarakat tersebut dapat disampaikan dalam
pertemuan tinjauan manajemen.
7. Pengukuran Pencapaian Key Performance Indicator (KPI) :
a) Perhitungan pengukuran pencapaian key permormance
b) Menyiapkan kotak pengukuran pencapaian key performance indicator (KPI)
c) Menyiapkan kartu pengukuran pencapaian key performance indicator (KPI)
dengan menggunakan warna dan bobot berbeda :

A Puas tersenyum Bobot 1

C Tidak Puas marah Bobot 0

d) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan penilaian


terhadap pelayanan dan jasa yang diterimanya dengan cara mengambil kartu
pengukuran pencapaian key performance indicator dan memasukkan kartu
pilihannya kekotak pengukuran pencapaian key performance indicator FKTP
klinik siliwangi.
e) Perhitungan hasil pengukuran pencapaian key performance indikator dilakukan
dengan cara :
 Menghitung total jumlah kartu pengukuran pencapaian key performance
indicator yang terkumpul
 Memisahkan dan menghitung kain perolehan tiap kotak
 Menghitung pencapaian key performance indikator

Jumlah Skor (Puas) x 100%


Jumlah Total Responden

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

ALUR PELAYANAN PASIEN DAN JENIS JENIS PELAYANAN

1. ALUR PELAYANAN PASIEN

PENDAFTARAN

 POLI UMUM
RUJUK RUNAH  POLI GIGI BILA PERLU
SAKIT  POLI KIA PENUNJANG

 LABORAT

APOTEK

PASIEN
PULANG

2. JENIS – JENIS PELAYANAN DI FKTP SILIWANG


A. PELAYANAN POLI UMUM
- Di buka setiap hari kerja senin – sabtu
- Pendaftaran di mulai pukul 07.30 s/d 12.00 * bila ada kegiatan khusus
maka jam pendaftaran disesuaikan
B. PELAYANAN POLI GIGI
- Di buka setia hari kerja senin – kamis
- Pendaftaran poli gigi di sesuaikan dengan nomer, batas nomer
pandaftaran sampai dengan nomer 30 karena alasan tenaga dan alat.
C. PELAYANAN KIA / KEBIDANAN
- Di buka setiap hari kerja
D. RUANG OBAT
- Di buka setiap hari kerja

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO
Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

RENCANA LAYANAN MEDIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. RENCANA LAYANAN MEDIS

Rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun terapi atau pengobatan yang akan
dilakukan untuk pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien agar
pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal.
Prosedur rencana layanan medis :
a. Petugas menerima nomer antrian pendaftaran dari pasien yang diberikan oleh
petugas pendaftaran.
b. Petugas memanggil masuk pasien keruang kajian awal
c. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien
d. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
e. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang bila dianggap perlu
f. Dokter mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien
g. Dokter menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan standar
atau evidence base terbaru
h. Dokter menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien
i. Dokter memastikan bahwa pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
petugas
j. Dokter mengevaluasi pasien mengenai penjelasan yang telah diberikan.
k. Dokter meresepkan obat yang dibutuhkan oleh pasien.
l. Dokter mendokumentasikan kegiatan dalam rekam medis.

2. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi
tahap:
a. pengkajian
pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi data tentang pasien agar
dapat mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan pasien baik. Baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan.
Tahap ini mencakup 3 kegiatan yaitu
a) pengumpulan data
bertujuan agar diperoleh data dan informasi mengenai
masalah kesehatan yang ada pada klien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut, yang menyangkut masalah fisik, mental,
sosial, dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis –jenis data dalam keperawatan
 data subjektif : data ungkapan/keluhan klien secara
langsung maupun tidak langsung
 data objektif : data yang diperoleh secara langsung
melalui observasi dan pemeriksaan pada pasien.

Sumber data keperawatan :

 sumber data primer : data yang dikumpulkan dari klien,


yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dialami.
 sumber data sekunder : data yang dikumpulkan dari
orang terdekat pasien (keluarga).
 Sumber data lainnya : rekam medis pasien yang
merupakan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
pada masa lalu

Teknik pengumpulan data


 Anamnesis/wawancara : kegiatan tanya jawab yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi pasien
 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
b) Analisis data
merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berpikir dan penalaran, diperlukan kemampuan mengkaitan
data dan menghubungkan data dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien
c) Penentuan masalah
Daftar masalah yang ditemukan kemudian di prioritaskan
karena tidak mungkin semua masalah diatasi sekaligus jadi
harus diputuskan masalah mana yang dapat diatasi terlebih
dahulu.
Dalam memprioritaskan kebutuhan pasien, hirarki moslow
menjadi rujukan perawat. Kebutuhan utama adalah kebutuhan
fisiologis, psikososial (rasa aman- nyaman) cinta-memiliki,
harga diri dan aktualisasi diri.
b. Diagnosa keperawatan
Adalah salah satu tahap proses keperawatan yaitu mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi, ditangani, dikurangi
atau diubah melalui intervensi dan manajemen keperawatan.
Diagnosis keperawatan merupakan sebuah pernyataan singkat dalam
pertimbangan perawat untuk menggambarkan respon pasien pada
masalah kesehatan baik aktual maupun resiko.
Tujuan diagnosis keperawatan.
a) Tujuan perumusan
- Mengidentifikasi masalah melalui respon pasien
- Menyelidiki dan menentukan faktor penunjang
(penyebab, tanda dan gejala)
- Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam mengatasi
masalah.
b) Tujuan pencatatan
- Sarana komunikasi masalah pasien pada tim
kesehatan
- Menunjukan tanggung jawab keperawatan sebagai
proses mandiri
- Mengidentifikasi perkembangan dan keberhasilan
intervensi keperawatan.

Syarat menegakan diagnosis keperawatan

 Jelas dan mudah dimengerti


 Merupakan respon pasien terhadap situasi/ keadaan
yang dihadapi
 Berorientasi kepada pasien
 Spesifik dan akurat
 Dapat diatasi oleh intervensi keperawatan.

Komponen diagnosa keperawatan

 masalah ( problem ) : pernyataan tentang keadaan pasien


atau masalah kesehatan yang aktual dan potensial yang
memberi gambaran bahwa terapi keperawatan harus
diterapkan
 penyebab (etiologi ) : komponen ini mengidentifikasi
penyebab atau kemungkinan penyebab keadaan kesehatan
pasien dan memberi arah pada terapi keperawatan yang
diperlukan
 gejala (symptom) : ciri atau tanda gejala berdasarkan data
yang ditemukan. Data harus spesifik berupa data subyektif
atau objektif.

c. Pelaksanaan (intervensi )
Intervensi keperawatan adalah apa yang harus dilakukan untuk
perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan / atau tindakan
yang harus dilakukan perawat.
Prioritas pemilihan adalah metode yang digunakan perawat dan klien
untuk mebuat peringkat diagnose dalam urutan kepentingan yang
didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan keselamatan pasien.
5 tingkat prioritas :
1. Aktualisasi diri
2. Harga diri
3. Rasa cinta memiliki dan dimiliki
4. Rasa aman dan perlindungan
5. Kebutuhan fisiologis.

d. Pelaksanaan (implementasi)
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi
keperawatan.
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien keluar dari status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses implementasi :
 Pengkajian ulang terhadap pasien
 Meninjau dan merevisi rencana asuhan keperawatan yang
ada
 Antisipasi dan pencegahan komplikasi
 Mengenali area asistensi.

e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah membandingkan efek / hasil suatu
tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria yang sudah
ditetapkan.
Proses evaluasi :
 Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
 Mengumpulkan data baru tentang pasien
 Menafsirkan data baru
 Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
 Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
 Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Kegunaan evaluasi menentukan

 Perkembangan kesehatan klien


 Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktivitas asuhan
keperawatan yang diberikan
 Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
 Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun
siklus baru dalam proses keperawatan
 Menunjang tanggug jawab dan tanggung gugat dalam
pelaksanaan keperawatan.

Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian


asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah (Nursalam, 2001:6).

ASUHAN KEPERAWATAN POLI UMUM


a. Perawat memanggil pasien, memberi salam dan mempersilakan pasien
untuk duduk dengan nyaman
b. Perawat melakukan pemeriksaan subyektif/anamnesa
c. Perawat melaksanakan pendidikan kesehatan (Health Education)
d. Perawat mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan dokter.
e. Perawat mencatat hasil pengkajian dan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dalam form asuhan keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN POLI GIGI


a. Perawat gigi memanggil pasien
b. Perawat gigi memberi salam dan mempersilahkan pasien untuk duduk
dengan nyaman di dental unit
c. Perawat gigi melaksanakan anamnesa sesuai keluhan pasien
d. Perawat gigi melakukan pengukuran vital sign
e. Perawat gigi mencatat hasil pengkajian di rekam medis
f. Perawat gigi melaksanakan pendidikan kesehatan (Health Education)
g. Perawat gigi mempersilahkan pasien untuk diperiksa oleh dokter gigi
h. Perawat gigi mencatat tindakan keperawatan gigi yang telah dilakukan
(melakukan dokumentasikeperawatan gigi)

ASUHAN KEPERAWATAN POLI KIA / KEBIDANAN


a. Bidan memanggil pasien
b. Bidan mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
c. Bidan melaksanakan anamnesa sesuai keluhan pasien
d. Bidan membuat catatan keluhan pasien
e. Bidan melakukan pengukuran vital sign
f. Bidan mencatat hasil pengkajian di rekam medis
g. Bidan menuliskan diagnosa kebidanan
h. Bidan melaksanakan pendidikan kesehatan (Health Education
i. Bidan mempersilakan pasien untuk menunggu panggilan pemeriksaan
pasien
j. Bidan mencatat tindakan kebidanan yang telah dilakukan (melakukan
dokumentasi kebidanan
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PENETAPAN PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI UNTUK MELAKUKAN KAJIAN

/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN LAYANAN KLINIS

I. PENETAPAN PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI

NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS


1 Koirul Soleh, Amd ketua Bertanggung jawab terhadap kinerja tim layanan
Kep medis
2 Dr.Mirna Ayu P Wakil ketua Membantu wakil ketua
3 Nasir Salasa sekretaris Notulasi terhadap hasil pertemuan dan program
kerja tim
4 Lia Avivi anggota Bertanggung jawab terhadap indikator klinis
rekam medis
5 Zaenal Arifin anggota Bertanggung jawab terhadap indikator poli umum
6 Citra Yulianti anggota Bertanggung jawab terhadap indikator poli KIA
7 Drg. Dwi Risna D anggota Bertanggung jawab terhadap indikator poli gigi
8 M.ikrom anggota Bertanggung jawab terhadap unit farmasi.
II. PROGRAM KERJA TIM
a. Merekap dan mengevaluasi pencapaian manajemen mutu klinis tiap tiap poli / unit
setiap 1 bulan sekali
b. Mencatat kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masing-masing poli / unit
c. Membahas dan menganalisa masalah yang terjadi pada masing-masing poli/unit dan
menyusun rencana tindak lanjut
d. Menerapkan rencana tindak lanjut sesuai kesepakatan.

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM

MAUPUN PELAYANAN DI FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

1 Kepala FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro dan seluruh penanggung jawab
pelayanan klinis, administrasi manajemen dan penanggung jawab program Upaya FKTP Klinik
Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro wajib berpartisipasi dalam Penerapan Manajemen
Resiko dalam melaksanakan program maupun pelayanan, mulai dari identifikasi masalah,
pelaksanaan, monitoring  dan evaluasi.

2 Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam melaksanakan manajemen resiko dalam
pelaksanaan program maupun pelayanan klinis untuk keselamatan pasien yang
diselenggarakan di seluruh jajaran FKTP.

3 Manajemen Resiko Pelayanan Klinis disusun oleh penanggung jawab pelayanan klinis pada
masing masing unit sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4 Manajemen Resiko pelaksanaan program disusun oleh penanggung jawab program upaya
FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro sesuai peraturan yang berlaku.

5 Setiap petugas yang terkait dalam pelaksanaan program dan pelayanan klinis mengetahui
kebijakan dan prosedur manajemen resiko serta menerapkan bila terjadi permasalahan.

6 Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan manajemen resiko dengan pelaksanaan program


maupun pelaksanaan layanan klinis sesuai dengan kebijakan dan prosedur.

7 Tindak lanjut bila terjadi ketidak sesuaian.

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PENDIDIKAN / PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN

KESEHATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF

1. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keuarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat,
tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan
maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).
Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada
pasien yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai penyakit dan kebutuhan klinis pasien demi untuk tercapainya hasil klinis yang
optimal
2. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan kepada Pasien dan keluarga pasien
adalah :
a. Tersampainya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis pasien kepada pasien
dan keluarga pasien.
b. Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan hasil klinis yang optimal.
c. Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga, yang sesuai dengan konsep
hidup sehat.
3. Sasaran
a. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan yang dapat
dilakukan di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro.
b. Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan
yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, di antaranya adalah anggota keluarga
yang menderita penyakit menular, penyakit kronis, keluarga dengan masalah sanitasi
lingkungan yang buruk, keadaan gizi y ang buruk.
4. Hasil yang diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam diri pasien dan keluarga
sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari –
hari untuk mencapai derajad kesehatan yang optimal.
5. Tempat penyuluhan
Dilakukan di dalam lingkungan FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro
6. Metode pendidikan dan penyuluhan pasien
Metode pendidikan dan penyuluhan pasien dilaksanakan dengan menggunakan metode
pendidikan individual dengan pendekatan bimbingan dan konseling dan tanya jawab.
7. Prosedur pendidikan dan penyuluhan
a. Dokter, perawat, bidan mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Dokter, perawat, bidan mempersiapkan sarana dan prasarana
c. Dokter, perawat, bidan memberikan salam perkenalan
d. Dokter, perawat, bidan menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
e. Dokter, perawat, bidan menyampaikan mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien
terhadap materi penyuluhan
f. Dokter, perawat, bidan menyampaikan materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
pasien
g. Dokter, perawat, bidan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyanyakan
materi yang kurang dipahami
h. Dokter, perawat, bidan mengadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan
i. Dokter, perawat, bidan mendokumentasikan hasil kegiatan penyuluhan
j. Dokter, perawat, bidan membereskan sarana dan prasarana.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DAN BERESIKO TINGGI

PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

1. Pengertian
Kegawat daruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan
segera guna menyelamatkan jiwa / nyawa.
Pasien Gawat Darurat adalah Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawa nya dan atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Biasanya di lambangkan
dengan label merah.
2. Tujuan
Melakukan pemeriksaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan secara tepat dan
cepat, dan menstabilkan pasien sebelum dirujuk kerumah sakit
3. Prosedur atau langkah – langkah
a. Petugas mengecek kelengkapan alat
b. Petugas menerima pasien datang di ruang tindakan
c. Petugas mencuci tangan
d. Petugas menggunakan alat pelindung diri (handscoon, masker, kacamata
pelindung, alas kaki yang tertutup)
e. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan sesuai dengan triage
f. Petugas mengidentifikasi pasien berdasarkan prioritas penangan (pasien gawat
tidak darurat, pasien darurat tidak gawat, pasien gawat darurat), Jika pasien lebih
dari satu
g. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien
h. Petugas menilai kesadaran pasien
i. Petugas mengecek airway dan melakukan tindakan bila terjadi sumbatan jalan
nafas
j. Petugas memastikan bahwa pernafasan tidak terganggu, apabila terjadi gangguan,
petugas memberikan bantuan pernafasan
k. Petugas memperbaiki peredaran darah. Jika ada perdarahan, petugas melakukan
tindakan untuk menghentikan perdarahan
l. Petugas memasang IV line jika terdapat tanda – tanda kekurangan cairan pada
pasien
m. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
n. Petugas memastikan pasien bahwa pasien dalam kondisi stabil,
o. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
apabila diperlukan
p. Petugas mendekontaminasi alat – alat yang telah digunakan dan bahan habis
pakai
q. Petugas mencuci alat – alat yang telah digunakan
r. Petugas mensterilkan alat – alat yang telah digunakan
s. Petugas bahan habis pakai pada tempat sampah medis
t. Petugas mencuci tangan
u. Petugas mendokumentasikan kegiatan di dalam rekam medis pasien

4. Daftar penyakit yang termasuk gawat darurat yang dapat di tangani di FKTP Klinik
Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro
a. Demam tinggi > 39’C
b. Kecelakaan ringan
c. Kejang demam
d. Asma serangan ringan
e. Diare / muntah dengan dehidrasi ringan sedang

PENANGANAN PASIEN BERESIKO TINGGI

1. Pengertian
proses memberikan pelayanan klinis kepada pasien dengan penyakit yang bisa
menimbulkan kematian ataupun pasien dengan penyakit yang bisa menular kepada
petugas maupun pasien lainnya.
2. Tujuan
a. Mencegah kematian, kecacatan maupun komplikasi
b. Merujuk pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
3. Prosedur atau langkah – langkah
a. Petugas mengecek kelengkapan alat
b. Petugas menerima pasien datang di ruang tindakan
c. Petugas mencuci tangan
d. Petugas menggunakan alat pelindung diri (handscoon, masker, kacamata
pelindung, alas kaki yang tertutup)
e. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan sesuai dengan triage
f. Petugas mengidentifikasi pasien berdasarkan prioritas penangan (pasien gawat
tidak darurat, pasien darurat tidak gawat, pasien gawat darurat), Jika pasien lebih
dari satu
g. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien
h. Petugas menilai kesadaran pasien
i. Petugas mengecek airway dan melakukan tindakan bila terjadi sumbatan jalan
nafas
j. Petugas memastikan bahwa pernafasan tidak terganggu, apabila terjadi gangguan,
petugas memberikan bantuan pernafasan
k. Petugas memperbaiki peredaran darah. Jika ada perdarahan, petugas melakukan
tindakan untuk menghentikan perdarahan
l. Petugas memasang IV line jika terdapat tanda – tanda kekurangan cairan pada
pasien
m. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
n. Petugas memastikan pasien bahwa pasien dalam kondisi stabil,
o. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
apabila diperlukan
p. Petugas mendekontaminasi alat – alat yang telah digunakan dan bahan habis
pakai
q. Petugas mencuci alat – alat yang telah digunakan
r. Petugas mensterilkan alat – alat yang telah digunakan
s. Petugas bahan habis pakai pada tempat sampah medis
t. Petugas mencuci tangan
u. Petugas mendokumentasikan kegiatan di dalam rekam medis pasien
4. Daftar penyakit yang beresiko tinggi yang dapat ditangani di FKTP Klinik Pratama
Poskes 05.10.09 Bojonegoro:
a. Tb paru
b. Kejang demam
c. Asma serangan ringan
d. Selulitis ringan

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019
PROSEDUR UNTUK MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU

Prosedur untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu adalah hal hal yang perlu
diperhatikan dalam menciptakan keterpaduan, baik pengkajian atau tindakan yang tidak
perlu dilakukan pada pasien yang telah disebabkan telah dilakukan sebelumnya. Hal ini
dilakukan agar pelayanan klinis yang diberikan efektif dan efisien baik perencanaannya
maupun pelaksanaanya harus menghindari pengulangan yang tidak perlu sebagai
pendukung yang sesuai dengan kemampuan FKTP Klinik Siliwangi dan dipadukan sebagai
hasil kajian dalam merencanakan dan melaksanakan layanan klinis guna menjamin
kesinambungan layanan.

Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu maka dibuatlah 2 kata kunci yaitu nama
lengkap dan tahun kelahiran guna mencocokan data rekam medis pasien. Dipastikan
pasien yang menjawab jangan kita yang memastikannya.

1. Pengkajian di Poli Umum


Perawat : selamat pagi / siang Ibu / Bapak mohon maaf nama lengkap
bapak ibu / bapak siapa ?
Pasien : ibu x / bapak x
Perawat : tahun berapa ibu / bapak lahir ?

2. Pengkajian di Poli Gigi


Perawat : selamat pagi / siang Ibu / Bapak mohon maaf nama lengkap
bapak ibu / bapak siapa ?
Pasien : ibu x / bapak x
Perawat : tahun berapa ibu / bapak lahir ?

3. Pengkajian di poli KIA / KB


Perawat : selamat pagi / siang Ibu / Bapak mohon maaf nama lengkap
bapak ibu / bapak siapa ?
Pasien : ibu x / bapak x
Perawat : tahun berapa ibu / bapak lahir ?

4. Pengkajian di Ruang Obat


Perawat : selamat pagi / siang Ibu / Bapak mohon maaf nama lengkap
bapak ibu / bapak siapa ?
Pasien : ibu x / bapak x
Perawat : tahun berapa ibu / bapak lahir ?

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019
PROSEDUR UNTUK MENJAMIN KESINAMBUNGAN LAYANAN

1. Perawat menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran


2. Perawat memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Perawat melakukan anamnesa
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
5. Dokter merumuskan diagnose pasien
6. Dokter memberikan form pemeriksaan laborat jika di perlukan
7. Dokter menyusun rencana asuhan pasien
8. Dokter berkolaborasi dengan tim kesehatan lain sesuai masalah kesehatan pasien
9. Dokter memberitahukan pasien mengenai layanan yang akan diberikan untuk
mengatasi masalah kesehatan pasien
10. Dokter / perawat mengidentifikasi persetujuan atau penolakan pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan
11. Dokter / perawat melakukan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien
sesuai rencana asuhan
12. Dokter / perawat melakukan evaluasi formatif terhadap tindakan yang dilakukan
13. Dokter menyusun rencana tindak lanjut bila masalah kesehatan pasien belum
teratasi
14. Dokter / perawat memberi pesan pada pasien untuk melakukan kunjungan ulang
(kontrol) sesuai kriteria waktu yang ditentukan
15. Dokter / perawat mendokumentasikan hasil kegiatan di dalam rekam medis
pasien.
16. Data pasien di catat di RM

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PROSEDUR RUJUKAN DAN PEMULANGAN PASIEN

1. Prosedur proses rujukan


a. Rujukan eksternal
Rujukan Eksternal merupakan rujukan antar pelayanan yang berbeda tingkatan.
Rujukan Eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat yang lebih
tinggi di lakukan apabila :
 Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih spesifik atau sub spesialistik
 FKTP tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

Prosedur atau langkah – langkah dalam proses rujukan eksternal


1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien
6. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang
dialami pasien
7. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien tidak mampu
ditangani di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro dan pasien harus
segera dirujuk
8. Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi / tidak mampu mengatasi masalah pasien
9. Petugas meminta tanda tangan inform consent persetujuan tindakan rujukan kepada
pasien, Pasien / keluarga pasien menandatangani inform consent
10. Petugas memberikan kesempatan pasien untuk memilih sarana pelayanan
yang diinginkan sesuai sistem BPJS jika menggunakan BPJS, untuk pasien umum
sesuai dengan keinginan pasien

b. Rujukan internal
Rujukan Internal merupakan rujukan yang ditujukan atau berawal dari sub unit lain
dalam lingkungan FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro meliputi Rawat
jalan poli umum,poli gigi,poli KIA/KB dan ruang tindakan

Prosedur atau langkah – langkah dalam proses rujukan internal


1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien
6. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa
7. Apabila diperlukan, petugas merujuk pasien ke poli terkait
8. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di rekam medis
9. Petugas mencatat apa yang akan dikonsultasikan ke unit lain
10. Petugas membubuhkan tanda tangan di rekam medis
11. Petugas mengisi blanko rujukan internal
12. Petugas mempersilahkan pasien ke poli atau unit penunjang yang dituju
13. Petugas yang dirujuk melakukan anamnesa
14. Petugas unit yang dirujuk memberikan jawaban secara tertulis di rekam medis
15. Petugas unit yang dirujuk membubuhkan tanda tangan di rekam medis
16. Petugas unit yang dirujuk mempersilahkan pasien kembali ke unit yang merujuk
17. Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi atau pemerikasaan
18. Petugas memberi resep / memberi rujukan eksternal
19. Petugas mempersilahkan ke bagian farmasi apabila pasien diberi resep.

2. Proses pemulangan pasien


Pemulangan pasein adalah prosedur untuk memulangan pasien yang sudah dinyatakan
bisa meninggalkan klinik baik karena sembuh, dirujuk.
Prosedur pemulangan pasien :
a. Petugas melakukan anamnesa
b. Petugas melakukan pemeriksaan
c. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan
d. Petugas melakukan pengobatan berdasarkan hasil pengobatan
e. Petugas mengevaluasi keadaan pasien selama proses perawatan
f. Petugas menyatakan pasien telah sembuh dan boleh pulang atau merujuk pasien
jika diperlukan
g. Petugas memberi informasi kepada pasien/keluarga tentang kondisi terakhir
pasien
h. Apabila pasien diperbolehkan pulang, petugas menginformasikan cara minum obat
dirumah, minum obat sesuai aturan pada lebel obat, obat harus diminum secara
teratur, obat harus dihabiskan.
i. Petugas memberi informasi bahwa pasien kontrol setelah habis obat.
j. Apabila dirujuk petugas membuat surat rujukan
k. Petugas mencatat hasil pelayanan di rekam medis pasien
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS DAN

LAYANAN TERPADU DI FKTP KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

1. KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS DI FKTP KLINIK PRATAMA


POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

a. Kepala FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro dokter, perawat, bidan dan
seluruh penanggung jawaban setiap unit bagian wajib berpartisipasi dalam
penyususnan rencana layanan medis mulai dari perencanaa, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.

b. Pelayanan medis FKTP harus memiliki prinsip :

1. komprehensif

2. berkelanjutan

3. mengutamakan pencegahan

4. koordinatif dan kolaborasi

5. mempertimbangkan aspek keluarga, kerja, dan lingkungan

6. menjunjung etika

7. sadar mutu

8. dapat dipertanggung jawabkan

c. Penyusunan rencana layanan medis dilakukan secara terpadu dan


berkesinambungan antara tenaga kesehatan di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09
Bojonegoro demi tercapainya derajat kesehatan pasien yang lebih baik. Tenaga
kesehatan di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro meliputi :

1. Dokter umum
2. Dokter gigi
3. Perawat umum
4. Bidan
5. Rekam medis

2. KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN TERPADU DI FKTP KLINIK


PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Penyusunan rencana layanan terpadu adalah suatu proses penyusunan rencana

tindakan dan pengobatan yang dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas

sesuai kebutuhan pasien dan keselamatan pasien serta sesuai dengan standar
pelayanan yang dikerjakan secara tim interprofesi.

Dalam kondisi pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim kesehatan,

disusun rencana layanan terpadu. Penyusunan rencana layanan terpadu harus

meliputi hal-hal :

 Tujuan layanan yang akan diberikan


 Pendidikan kesehatan pada pasien dan / keluarga pasien
 Jadwal kegiatan
 Sumber daya yang akan digunakan
 Kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam
 melaksanakan layanan
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


HAK PASIEN
1. Mengetahui informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro.
2. Mendapatkan informasi mengenai penyakit yang diderita, dan
tindakan medis yang dilakukan di FKTP Klinik Pratama Poskes
05.10.09 Bojonegoro.
3. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu aman, nyaman, adil
dan jujur.
4. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di
deritanya.
5. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
6. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan
7. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin akan terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biya pengobatan.
8. Mengajukan usul, saran, kritik dan keluhan yang berkaitan dengan
pelayanan
9. Pasien berhak memilih tenaga kesehatan yang akan di tuju
dengan catatan bila memungkinkan
KEWAJIBAN PASIEN

1. Membawa kartu BPJS dan Kartu berobat


2. Membawa kartu identitas
3. Mematuhi alur pasien yang ada di klinik
4. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk
pengobatan
5. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga kesehatan di FKTP Klinik
Kesehatan
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO
KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

ALASAN MENOLAK DAN TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN

Alasan pasien menolak dan tidak melanjutkan pengobatan :

1. Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang berhak memberikan

penolakan tindakan medis dan pengobatan dalah orang tua ,keluarga atau wali

2. Bila pasien sudah menikah suami atau istri tidak diikut sertakan dalam penolakan.

pasien harus memberikan penolakanan tindakan sendiri

3. Apabila pasien sesudah menerima informasi tetap menolak tindakan

4. Medis dan pengobatan yang akan dilakukan oleh tim medis ,maka penolakan tersebut

harus di lakukan secara tertulis.akibat dari penolakan pengobatan tersebut menjadi

tanggung jawab pasien

5. Pasien dapat menarik kembali (mencabut) setiap saat persetujuan yang di berikan
kecuali

pengobatan atau tindakan medis yang sudah di laksanakan dan tidak mungkin lagi di

batalkan. Yang boleh menarik kembali persetujuan adalah anggota keluarga pasien atau

yang berkedudukan hukum sebagai wali

6. Penarikan atau pencabutan persetujuan harus di berikan secara tertulis dengan


menandatangani format penolakan tindakan medis atau pengoabatan

7. Bila pasien tetap menolak di berikan tindakan medis atau pengobatan ssetelah di
jelaskan

kembali tentang tujuan dari tindakan pengobatan tidak di laksanakan maka perawat wajib

mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melaporkan ke kepada dokter yang

memberikan instruksi pengobatan tersebut

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

HAK PASIEN MEMILIH TENAGA KESEHATAN BILA MEMUNGKINKAN

HAK PASIEN

1 Mengetahui informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang


berlaku di FKTP Klinik Pratama Poskes 05.10.09 Bojonegoro.
2 Mendapatkan informasi mengenai penyakit yang diderita, dan
tindakan medis yang dilakukan di FKTP Klinik Pratama Poskes
05.10.09 Bojonegoro.
3 Memperoleh pelayanan medis yang bermutu aman, nyaman, adil
dan jujur.
4 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di
deritanya.
5 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
6 Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan
7 Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin akan terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biya pengobatan.
8 Mengajukan usul, saran, kritik dan keluhan yang berkaitan dengan
pelayanan
9 Pasien berhak memilih tenaga kesehatan yang akan di tuju
dengan catatan bila memungkinkan

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MOJOKERTO


KLINIK PRATAMA POSKES 05.10.09 BOJONEGORO

Lampiran : SK Payung
Layanan klinis
yang menjamin
kesinambungan
layanan
Nomor :
Tanggal : 10
Juli 2019

PROSEDUR PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA DAN INJEKSI INTRAVENA

5. Prosedur pemberian cairan intravena


1) Persiapan
 Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan
 Tanda tangan informed consent
 Persiapan alat injeksi
 Kapas alkohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 – 5 ml
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Pembendung vena ( tourniquet )
 Kassa steril
 Bengkok

 Persiapan alat standar infus


 Cairan infus dan infus set yang diperlukan
 Jarum / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
 Perlak dan tourniquet
 Plester dan gunting
 Bengkok
 Handscoon
 Kassa steril
 Kapas alkohol dan tempatnya
 Bethadine dalam tempatnya

2) Prosedur kerja
 Prosedur kerja injeksi
 Cuci tangan
 Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
 Salam terapeutik
 Identifikasi klien
 Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan
diberikan
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pasang perlak pengalas
 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
 Letakkan pembendung
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda tanda
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari
gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang
berlebihan
 Pakai handscoon
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alkohol dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar
dengandiameter sekitar 5 cm, Tunggu sampai kering,
metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit
yang mengandung mikroorganisme
 Pegang kapas alkohol dengan jari.jari tengah pada
tangan non dominan
 Buka tutup jarum, Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5
cm dibawah area penusukan dengan tangan non
dominan,membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena
tidak bergeser, memudahkan penusukan, Sejajar vena
yang akan ditusuk perlahan dan pasti, !egang jarum
pada posisi 30
 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum
ke dalam vena
 Lakukan aspirasi
 Observasi adanya darah dalam spuit
 Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan masukan obat
secara perlahan
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukan sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
 Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa
steril yang diberi betadin
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang sudah tidak terpakai ke dalam
bengkok
 Buka handscoon
 Cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan

 Prosedur kerja infus


 Mencuci tangan
 Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
 Mengisi selang infus
 Membuka plastic infus set dengan benar
 Tetap melindungi ujung selang steril
 Menggantungkan selang infus set dengan cairan infus
dengan posisi cairan infus mengarah ke atas
 Menggantungkan cairan infus di standar cairan infus
 Mengisi cairan infus dengan cara menekan ( tapi jangan
sampe terendam )
 Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
 Menutup ujung selang dan tutup dengan
mempertahankan ke sterilan
 Cek adanya udara dalam selang
 Pakai handscoon bila perlu
 Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
 Meletakan perlak dan pengalas
 Memilih vena yang tepat dan benar
 Memasang tourniquet
 Desinfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah
dengan sekali hapus
 Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
 Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
 Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen
darah dalam abocath
 Tourniquet di cabut
 Menyambungkan dengan ujung selang yang telah
terlebihdahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil
dibiarkan menetes sedikit
 Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak
menyentuharea penusukan untuk fiksasi
 Membalut dengan kassa betadinsteril dan
menutupnyadengan kassa steril kering
 Memberi plester dengar benar dan
mempertahankankeamanan abocath agar tidak tercabut
 Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
 Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon
pasien
 Kembali cuci tangan
 Catat tindakan yang dilakukan
3) Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien
terhadap pemberian tindakan
4) Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan waktu pelaksanaan, hasil
tindakan reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan
dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang,
dan petugas yang melakukan) pada catatan dokumentasi

6. Prosedur pemberian injeksi intravena


1) Persiapan
 Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan
 Tanda tangan informed consent
 Persiapan alat injeksi
• Kapas alkohol
• Sarung tangan
• Obat yang sesuai
• Spuit 2 – 5 ml
• Bak spuit
• Baki obat
• Plester
• Perlak pengalas
• Pembendung vena ( tourniquet )
• Kassa steril
• Bengkok
2) Prosedur kerja
 Cuci tangan
 Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
 Identifikasi pasien
 Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
 Atur posisi klien pada posisi yang nyaman
 Pasang perlak pengalas
 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
 Letakkan pembendung
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan
absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit
yang mengandung mikroorganisme.
 Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan
non dominan.
 Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukan dengan tangan non dominan.
Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak
bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang
akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada
posisi 30.
 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke
dalam vena
 Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan
barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
 Observasi adanya darah pada spuit
 Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat
perlahan
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
 Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril
yang diberi betadin
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam
bengkok
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Ditetapkan di Bojonegoro
Pada Tanggal 10 Juli 2019

Kepala FKTP Klinik Pratama Poskes


05.10.09 Bojonegoro,

Koirul Soleh, Amd Kep


Letda Ckm NRP 625286

Anda mungkin juga menyukai