Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Statistik dalam praktek berhubungan dengan banyak angka, hingga bisa

diartikan “ numerical description “ oleh banyak orang. Misalnya Indeks Bursa

Saham Gabungan ( IHSG ), jumlah tanaman di suatu wilayah, jumlah penduduk

wanita di suatu desa. Dalam dunia usaha, statistik juga sering diasosiasikan

dengan sekumpulan data, bilangan maupun non – bilangan yang disusun dalam

tabel. Namun selain merupakan sekumpulan data, statistik juga dipakai untuk

melakukan peramalan atau melakukan uji hipotesis.

SPSS merupakan salah satu program oleh data statistik yang paling

banyak diminati oleh para peneliti. Sebab SPSS relatif fleksibel dan dapat

digunakan hampir semua bentuk dan tingkatan penelitian. Hampir semua model

amplikasi statistik, mulai dari yang sederhana yakni statistik deskriptve (mean,

median, modus, sum, prosentasi, minimum, maksimum, kuartil, desil, persentil,

range, distribusi, varian, standrad deviasi, standrad eror, nilai kemiringan, dll),

Setelah mendapat isian angket dari responden, maka dapat dilakukan

analisis cluster. Analisis ini pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data,

yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan

menamakannya sebagai cluster atau mengelompokan obyek – obyek berdasarkan

kesamaan karakteristik diantara obyek – obyek tersebut. Pada riset pemasaran,

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
cluster biasanya digunakan untuk melakukan proses segmentasi sejumlah

responden (konsumen) berdasarkan ciri – ciri sejumlah atribut yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam praktikum statistik ini, kita akan merumuskan masalah tentang :

“ Bagaimana mengelompokan objek-objek berdasarkan karakteristik diantara

objek-objek tersebut ? ”

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini, adalah :

1. Mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik diantara

objek-objek tersebut.

2. Melakukan proses segmentasi responden kuisioner berdasarkan ciri-ciri

sejumlah atribut yang ada.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang timbul dari ruang lingkup yang ada pada praktikum

ini khususnya pada statistik, yaitu :

1. Data yang dianalisis variabel nama , layout, kelengkapan, rasa, harga,

kenyamanan, pelayanan kasir, promosi, image, parker luas, lokasi strategis,

pelayanan customer.

2. Dalam menselesaikan data tersebut dengan program SPSS hanya

menggunakan Classify yaitu Hierarchichal Cluster

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
1.5 Asumsi-Asumsi

Asumsi dalam praktikum tentang Analisis Cluster ini adalah :

1. Semua data yang ada merupakan data yang siap untuk diolah analisa cluster.

2. Software ini mampu membuat hasil yang representatif karena telah tersebar

diseluruh dunia dan telah diuji kevalid-annya yaitu dengan mengukurnya

secara manual.

1.6 Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh dalam praktikum dan menyusun laporan ini adalah :

1. Mengetahui cluster yang dibentuk serta anggota yang ada atau terdapat pada

tiap cluster tersebut.

2. Membekali praktikum untuk bersaing dengan mahasiswa lain di dunia kerja.

3. Agar dapat mengelompokkan obejk-objek yang berdasarkan karakteristik

masing-masing.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan pada praktikum yang kita lakukan adalah

sebagai berikut:

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
BABI PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan yang ada

didalam dunia industri, tujuan dan manfaat praktikum, batasan

masalah, asumsi-asumsi dari permasalahan yang ada, serta

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan teori-teori yang ada dalam praktikum ini. Tentang teori

penentuan sampel, ukuran sampel, analisis cluster, cara kerja

analisis cluster, algoritma cluster, dan kuesioner.

BAB III PENGUMPULAN DATA

Berisikan tentang variabel terikat dan variabel bebas, data-data

yang diinputkan pada software serta langkah-langkah pengerjaan

dari awal sampai akhir.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Berisikan tentang perhitungan secara manual sebagai pembanding

dari perhitungan secara otomatis. Serta output dan analisa hasil

pengolahan data tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan hasil atau kesimpulan dari batasan masalah yang ada

yang diambil dari uji kelayakan. Serta saran yang diajukan sebagai

bentuk respon dari hasil kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penentuan Sampel

Secara umum sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang mewakili

karakteristik populasi dalam peneltian. Sampel mempunyai cakupan lebih kecil

dari pada populasi. Untuk mendapatkan sampel, maka digunakanlah teknik

penggambilan sampel atau sering disebut dengan sampling. Tenik pengambilan

sampel ada bermacam-macam. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang

sampel dan sampling, maka kita perlu merujuk teori-teori yang sudah ada. Berikut

Teori Sampel dan Sampling Penelitian menurut para pakar:

a. Teori Sampel dan Sampling Penelitian Menurut Sugiyono (2011:115-127)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin

memperlajari semua yang ada pada populasi. Teknik Sampling, adalah

teknik pengambilan sampel. Untuk menetukan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian, terdapat macam-macam teknik sampling yaitu Probability

Sampling dan Non Probability Sampling:

 Probability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Tekni ini meliputi. Simple rambom

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
sampling, Proportionate stratified random sampling, Disproportionate

stratified random sampling, dan Sampling area.

1. Simple Rambom Sampling, adalah pengambilan sampel dari populasi

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi bersifat homogen.

2. Proportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik

pengambilan sampel yang digunakan jika populasi mempunyai anggota

atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3. Disproportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata

tetapi kurang proporsional.

4. Sampling Area, teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan

sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal

penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan

penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan

sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

 Non Probability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi pelung atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,

Sampling sistematis, Kuota, Insidental, Purposive, Jenuh, Snowball.

1. Sampling Sistematis, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau

kelipatan dari bilangan tertentu.

2. Sampling Kuota, adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diiginkan.

3. Sampling Insidental, adalah teknik menentukan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika orang tersebut

dipandang cocok sebagai sumber data.

4. Sampling Purposive, adalah teknik menentukan sampel dengan

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Sampel ini

lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-

penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

5. Sampling Jenuh, adalah teknik menentukan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah

populasi relatif kecil yakni kuran dari 30 orang.

6. Snowball Sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang

menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Terdapat 4 parameter yang dianggap menentukan apakah sample cukup

representative, yaitu :

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
 Variabilitas Populasi :

- Parameter ini “ given “ tidak seperti parameter yang lain, tidak dapat diatur /

dimanipulasikan oleh peneliti.

- Variabilitas populasi menunjukkan TINGKAT KERAGAMAN (

heterogenitas / variabilitas ) individu yang merupakan anggota populasi.

 Ukuran / Besar Sampel

- Makin besar ukuran sample, maka makin representative sample itu sebagai

wakil populasi.

- Makin homogen suatu populasi, maka sample berukuran kecilpun sudah

cukup representative.

 Teknik Penetuan Sampel

- Jika populasi tidak homogen sempurna, maka : semakin acak

( random ) sample, maka sample itu makin representative sebagai wakil

populasi.

- Karena itu teknik penentuan sam[el perlu dipilih sedemikan rupa sehingga

dapat memperoleh sample dengan tingkat keacakan yang memadai.

 Kecermatan memasukkan ciri – ciri populasi : semakin lengkap ciri – ciri

populasi yang dimasukkan ikut dipertimbangkan dalam sample, maka semakin

representative sample tersebut.

Metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat sebagai berikut :

1. Mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya mengenai

keseluruhan populasi.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
2. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.

3. Efisien, mampu memberikan keterangan sebanyak mungkin suatu

penelitian.

4. Mampu memberikan gambaran tentang tingkat ketelitian suatu penelitian.

Semakin efisien metode pengambilan sample, berarti metode tersebut dapat

memberikan tingkat ketelitian yang lebih tinggi walaupun penelitian dilakukan

dengan pengorbanan biaya, waktu, dan tenaga yang rendah.

Ukuran sample

Semakin besar sample, biaya penelitian semakin mahal tetapi diperoleh

tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Terdapat berbagai pendapat tentang ukuran

sample agar representative, antara lain :

Ukuran sample ≤ 10 % ukuran populasi.

Ukuran sample ≤ 5 % ukuran populasi.

Ukuran sample tergantung tingkat heterogenitas individu dalam populasi.

Terdapat 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan ukuran sample

bagi suatu penelitian, yaitu :

1. Derajat keseragaman ( homogeneity ) populasi : makin homagen populasi,

makin kecil sample yang dibutuhkan. Jika populasi homogen sempurna, satu

individu anggota populasi sudah cukup representative untuk diteliti.

Sebaiknya, apabila populasi heterogen sempurna maka sample harus sebesar

populasi agar representative.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
2. Tingkat ketelitian ( presisi ) yang dikehendaki : makin tinggi tingkat

ketelitian yang diinginkan, maka semakin besar sample yang diperlukan,

makin besar sample maka makin tinggi tingkat ketelitian makin rendah

tingkat kesalahan.

3. Analisis yang direncanakan : mungkin saja ukuran sample sudah sesuai

dengan tingkat ketelitian yang diinginkan, tapi jika dikaitkan dengan cara

analisis yang akan dilakukan ternyata belum mencukupi.

4. TENAGA, BIAYA dan WAKTU. Keterbatasan tenaga, biaya dan waktu,

sering memaksa peneliti menyesuaiakan ( mengecilkan ) ukuran sample,

walaupun kadang – kadang tingkat ketelitian perlu dikorbankan.

Beberapa Metode Pengambilan Sampel

Secara umum metode pengambilan sample dapat dibagi menjadi dua kelompok

berikut :

Pengambilan sample secara acak (random sampling / probability sampling).

Pengambilan sample yang bersifat tidak acak .

Beberapa contoh metode pengambilan sample :

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
a. Pengambilan Sample Acak Sederhana

Setiap individu dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih.

N : ukuran populasi

n : ukuran sample

maka, besarnya kesempatan ( probabilitas ) bagi individu untuk terpilih

n
akan menjadi anggota sample adalah M . Dua carapengambilan sample

sederhana :

1. Dengan mengundi individu anggota populasi : tiap individu diundi dan yang

terpilih akan menjadi anggota sample tidak sesuai untuk populasi besar,

karena :

- Kesulitan melakukan undian secara sempurna.

- Manusia cenderung mempunyai angka favorit.

2. Dengan menggunakan tabel Random : bisa untuk populasi berukuran besar,

karena adanya tabel random bisa meringankan pekerjaan. Memberikan

kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk terpilih untuk menjadi

anggota sample.

Syarat utama penggunaan metode ini adalah populasi bersifat homogen, jika

tidak homogen akan terjadi ‘ bias ’.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
b. Pengambilan Sample Sistematis ( Systematic Sampling ):

Jika ukuran populasi terlalu besar, pengambilan sample acak sederhanasulit

dilakukan. Biasa dengan sample systematic. Dalam pengambilan sample

systematic hanya individu pertama yang dipilih acak, individu lainya dipilih

secar sistematik menurut pola tertentu.

Metode ini sering dikritik, dianggap tidak random / acak sehingga akhirnya

muncul persyaratan sebgai berikut :

1. N harus besar, agar pengambilan sample biasa dianggap bersifat acak.

2. Populasi homogen.

c. Pengambilan Sample Acak Distrafikasi ( Stratified Random Sampling ).

Jika populasi tdak homogen, terdiri dari lapisan – lapisan ( strata ) yang

masing- masing, maka dari setiap lapisan dapat diambil sample secara acak.

Syarat penggunaan:

1. Perlu ada kriteria yang jelas untuk membuat stratifikasi populasi, bisa berupa

variabel yang akan diteliti atau variabel lain yang dianggap berhubungan erat

dengan variabel yang akan diteliti.

2. Perlu ada data pendahuluan tentang populasi, tentang varibel yang akan

digunakan sebagai kriteria stratifikasi.

3. Perlu diketahui secara tepat jumlah individu pada setiap lapisan.

Besar sample dari tiap lapisan dapat diambil berimbang, biasa juga tidak

berimbang.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
Pengambilan sample berimbang bisa menyebabkan suatu lapisan tertentu

ukurannya ( n ) sangat kecil, sehingga lebih baik digunakan sample tidak

berimbang ( tergantung judgment peneliti ).

d. Pengambilan Sample Gugus Sederhana ( Simple Cluster Sampling ).

Seringkali, tidak dimiliki data yang lengkap tentang populasi. Maka

individu anggota populasi dikelompokan menurut gugus ( cluster ) yang akan

menjadi satuan pengambilan sample. Pengambilan gugus sebagai sample

dilakukan secara acak.

e. Pengambilan Sample Gugus Bertahap ( Dua Atau Lebih Tahapan).

Seperti sample gugus sederhana tetapi pengambilan sample dilakukan

secara bertahap sebagai berikut :

1. Populasi dibagi menjadi gugus tingkat pertama.

2. Guigus tingkat pertama dibagi gugustingkat kedua, dan seterusnya.

f. Pengambilan Sample Wilayah ( Area Sampling ).

Pengambilan sample menurut wilayah, diman daerah penelitian dianggap

terbagi menjadi wilayah – wialayah.

g. Pengambilan Sample Yang Tidak Acak

Pemilihan sample tidaka acak, tetapi berdasarkan pertimbangan tertentu,

sesuai tujuan penelitian ( purposive ). Perlu diketahui lebih dahulu sifat – sifat

populasi agar sample dapat diusahakan masih bersifat sama dengan populasi.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
2.2 Analisis Cluster

Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan

utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang

dimilikinya. Analisis cluster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang

paling dekat  kesamaannya dengan objek lain berada dalam cluster yang sama.

Cluster-cluster yang terbentuk memiliki homogenitas internal yang tinggi dan

heterogenitas eksternal yang tinggi. Berbeda dengan teknik multivariat lainnya,

analisis ini tidak mengestimasi set variabel secara empiris sebaliknya

menggunakan setvariabel yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri.

Fokus dari analisis cluster adlah membandingkan objek berdasarkan set

variabel, hal inilah yang menyebabkan para ahli mendefinisikan set variabel

sebagai tahap kritis dalam analisis cluster. Set variabel cluster adalah suatu set

variabel yang merpresentasikan karakteristik yang dipakai objek-objek. Bedanya

dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan

objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.

Solusi analisis cluster bersifat tidak unik, anggota cluster untuk tiap

penyelesaian/solusi tergantung pada beberapa elemen prosedur dan beberapa

solusi yang berbeda dapat diperoleh dengan mengubah satu elemen atau lebih.

Solusi cluster secara keseluruhan bergantung pada variabel-variaabel yang

digunakan sebagai dasar untuk menilai kesamaan. Penambahan atau pengurangan

variabel-variabel yang relevan dapat mempengaruhi substansi hasi analisisi

cluster.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Identifikasi Variabel

A. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat

yakni waktu.

B. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas yaitu

faktor kepuasan (lokasi kampus, kenyamanan mahasiswa/i di kampus,

kebersihan kampus, kebersihan toilet, pelayanan karyawan dan dosen ,

pelayanan kantin di kampus, luas area parkir, keamanan parkir, pandangan

masyarakat terhadap universitas, dan keamanan mahasiswa/i di kampus)

3.1.2 Soal Laporan Resmi

Kami melakukan riset pasar untuk mengetahui apa saja yang mendorong

seorang pengunjung mengunjungi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Untuk

itu, kepada setiap responden diberikan daftar kuisioner yang memuat pertanyaan

tentang pendapat responden terhadap atribut-atribut Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
a. Beberapa atribut yang digunakan :

1. Jarak lokasi kampus ( Lokasi )

2. Kenyamanan Mahasiswa/i di kampus (Nyaman)

3. Kebersihan kampus (Kebersihan)

4. Kebersihan toilet (Pass_room)

5. Pelayanan Karyawan dan dosen (Pelayanan)

6. Pelayanan kantin di kampus (Pel_kantin)

7. Luas area parkir (luas_parkir)

8. Keamanan parkir (Kea_parkir)

9. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya di mata masyarakat (Image)

10. Keamanan Mahasiswa/i di kampus (Savety)

b. Skala likert ( Skala jawaban )

1 = Sangat Tidak Puas

2 = Tidak Puas

3 = Biasa

4 = Puas

5 = Sangat Puas

c. Jenis kelamin :

0 = Perempuan

1 = Laki-laki

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
Pertanyaan :

a. Lakuakan analisa output yang ada di Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya?

b. Apakah angket tersebut sudah valid dan reliabel ?

c. Jika data tidak valid dan reliabel, apakah yang seharusnya dilakukan ?

3.2 Tabel Pengumpulan Data

No Nama Lokasi Nyaman Kebersihan Pass_ Pelayanan Pel_ Luas_ Kea_ Image Savety Gender Usia Pekerjaan
room Kantin parkir parkir
1 Roni 4 4 4 3 5 4 4 5 5 3 L 20 Mahasiswa
2 Annisa 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 L 20 Mahasiswa
3 Ricky 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 L 21 Mahasiswa
4 Rahma 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 L 20 Mahasiswa
5 Indah 5 4 5 4 4 3 4 4 5 5 L 19 Mahasiswa
6 Kartika 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 L 20 Mahasiswa
7 Lily 4 5 4 3 5 3 5 3 5 5 L 21 Mahasiswa
8 Yunita 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 L 20 Mahasiswa
9 Fikri 4 4 5 4 5 4 5 3 4 5 L 19 Mahasiswa
10 Devi 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 L 21 Mahasiswa
11 Arnold 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 L 19 Mahasiswa
12 Arum 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 L 21 Mahasiswa
13 Mustika 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 L 19 Mahasiswa
14 Bagas 3 4 5 5 4 5 4 4 5 4 L 19 Mahasiswa
15 Fandi 3 3 5 4 5 5 5 5 4 5 L 20 Mahasiswa
16 Chorinta 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 L 21 Mahasiswa
17 Dannia 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 L 20 Mahasiswa
18 Fika 3 3 5 3 3 3 4 4 5 4 L 21 Mahasiswa
19 Firli 3 5 5 3 4 4 5 4 4 5 L 20 Mahasiswa
20 Lala 3 5 3 4 5 3 3 3 4 4 L 21 Mahasiswa
21 Mila 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 L 20 Mahasiswa
22 Ibrahim 3 3 4 4 4 3 3 3 5 5 L 21 Mahasiswa
23 Maki 3 3 5 4 3 4 5 3 5 4 L 21 Mahasiswa
24 Harya 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 L 21 Mahasiswa
25 Bana 3 5 3 5 4 5 4 3 3 4 L 21 Mahasiswa
26 Yogi 5 5 5 3 3 4 4 5 4 5 L 20 Mahasiswa
27 Nur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 L 20 Mahasiswa
28 Syaroful 4 4 4 4 5 4 4 5 3 3 L 19 Mahasiswa
29 Nazila 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 L 19 Mahasiswa
30 Ellyana 4 4 4 4 5 5 3 3 4 5 L 20 Mahasiswa
31 Novia 4 3 5 4 5 5 5 5 4 3 L 20 Mahasiswa
32 Hendra 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 L 20 Mahasiswa
33 Ageng 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 L 20 Mahasiswa
34 Nikhla 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 L 20 Mahasiswa
35 Lely 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 L 20 Mahasiswa
36 Rifqah 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 L 20 Mahasiswa
37 Raihatus 5 5 5 3 3 4 4 5 4 5 L 19 Mahasiswa
38 Tania 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 L 20 Mahasiswa
39 Elfrida 4 5 4 4 4 3 3 5 2 4 L 19 Mahasiswa
40 Okta 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 L 19 Mahasiswa
41 Rahma 5 3 5 3 4 4 4 4 5 4 L 19 Mahasiswa
42 Ulil 5 3 3 4 4 5 4 3 3 4 L 19 Mahasiswa
43 Maynar 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 L 20 Mahasiswa
44 Aditya 5 4 4 3 5 3 4 3 5 4 L 21 Mahasiswa
45 Fitri 5 3 3 3 3 4 5 5 4 4 L 20 Mahasiswa
46 Pitta 3 5 4 4 4 5 3 3 5 4 L 19 Mahasiswa
47 Reza 4 5 3 4 5 3 4 4 4 4 L 20 Mahasiswa
48 Ramya 5 4 3 3 3 3 3 4 5 3 L 21 Mahasiswa
49 Faldy 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 L 20 Mahasiswa
50 Ringga 3 3 3 4 4 5 3 5 4 5 L 19 Mahasiswa

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Print Out dan Analisa

a. Case Processing Summary

Analisa:

 Dengan jumlah data atau case (N=50), data atau case yang valid adalah 100%.

 Tidak ada data atau case yang keluar atau tidak valid karena nilai yang

ditunjukkan oleh jumlah data atau case (N=0) dengan prosentase 0%.

 Maka total jumlah data atau case (N) adalah 50 dengan total prosentase 100%

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
b. Proximity Matrix

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI
MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
Analisa:

 Responden yang digunakan yaitu, mely-ellyana, ricky-annisa, dan arnold-

maynar dengan nilai koefisien 4,000

 Makin kecil nilai koefisien maka semakin mempunyai selera yang sama atau

kesamaan dalam pemilihan. Maka mely, ellyana, ricky, annisa, arnold dan

maynar memiliki selera yang sama atau kesamaan dalam penilaian tentang

Universitas Perkapalan Negeri Surabaya.

c. Average Linkage

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
Analisa:

1. Stage 1

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 26 dan 37 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 26

dengan cluster 2 adalah nomor 37 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

0,000 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

16.

2. Stage 16

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 11 dan 26 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 11

dengan cluster 2 adalah nomor 26 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

4,000 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

39.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
3. Stage 39

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 11 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 11 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

9,091 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.


 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 40.

4. Stage 40

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 9 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 9 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

9,429 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

43.

5. Stage 43

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 17 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 17 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

10,417 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.


 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 45.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
6. Stage 45

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 2 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 2 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

11,715 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.


 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 47.

7. Stage 47

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 34 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 34 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

13,353 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

49.

8. Stage 49

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 18 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 18 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

14,366 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 0.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
d. Culster Membership

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
Analisa:

1. Cluster membership dengan 2 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia, Firly, Lala, Mila, Bana, Yogi, Syaroful,

Ellyana, Novia, Hendra, Nikhla, Railhatus, Rahma, Yulli, Maynar,

Aditya, Pitta, Reza, dan Ringga

- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,
Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Fitri, Ramya, dan Faldy

2. Cluster membership dengan 3 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia,

- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,

Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Ramya, dan Faldy

- Yang termasuk dalam cluster 3 adalah Fitri.

3. Cluster membership dengan 4 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia, Firly, Lala, Mila, Bana, Yogi, Syaroful,

Ellyana, Novia, Hendra, Railhatus, Rahma, Yulli, Maynar, Aditya, Pitta,

Reza, dan Ringga

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,

Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Ramya, dan Faldy

- Yang termasuk dalam cluster 3 adalah Nikhla.

- Yang termasuk dalam cluster 4 adalah Fitri.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

A. Case Processing Summary

1. Dengan jumlah data atau case (N=50), data atau case yang valid adalah

100%.

2. Tidak ada data atau case yang keluar atau tidak valid karena nilai yang

ditunjukkan oleh jumlah data atau case (N=50) dengan prosentase 0%.

3. Maka total jumlah data atau case (N) adalah 50 dengan total prosentase

100%

B. Proximity Matrix

1. Responden yang digunakan yaitu, mely-ellyana, ricky-annisa, dan arnold-

maynar dengan nilai koefisien 4,000

2. Makin kecil nilai koefisien maka semakin mempunyai selera yang sama atau

kesamaan dalam pemilihan. Maka mely, ellyana, ricky, annisa, arnold dan

maynar memiliki selera yang sama atau kesamaan dalam penilaian tentang

Universitas Perkapalan Negeri Surabaya.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
C. Average Linkage (Between Grouph)

1. Stage 1

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 26 dan 37 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 26

dengan cluster 2 adalah nomor 37 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

0,000 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

16.

2. Stage 16

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 11 dan 26 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 11

dengan cluster 2 adalah nomor 26 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

4,000 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

39.

3. Stage 39

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 11 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 11 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

9,091 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.


 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 40.

4. Stage 40

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 9 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 9 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

9,429 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

43.

5. Stage 43

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 17 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 17 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

10,417 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

45.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
6. Stage 45

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 2 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 2 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

11,715 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

47.

7. Stage 47

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 34 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 34 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

13,353 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage)

8. 49. 49
Stage

 Cluster combined untuk cluster 1 adalah nomor 1 dan 18 yang diperoleh

dari urutan data pada tabel pengumpulan data.

 Hubungan kombinasi pengelompokan antara cluster 1 adalah nomor 1

dengan cluster 2 adalah nomor 18 yang ditunjukkan pada nilai koefisien

14,366 yang dijadikan acuan dalam pembuatan dendogram.

 Dan untuk langkah selanjutnya (next stage) langsung ke langkah (stage) 0.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
D. Cluster Membership

1. Cluster membership dengan 2 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia, Firly, Lala, Mila, Bana, Yogi, Syaroful,

Ellyana, Novia, Hendra, Nikhla, Railhatus, Rahma, Yulli, Maynar,

Aditya, Pitta, Reza, dan Ringga

- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,

Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Fitri, Ramya, dan Faldy

4. Cluster membership dengan 3 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia,

- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,

Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Ramya, dan Faldy

- Yang termasuk dalam cluster 3 adalah Fitri.

5. Cluster membership dengan 4 clusters

- Yang termasuk dalam cluster 1 adalah Roni, Annisa, Ricky, Rahma,

Indah, Kartika, Lily, Yunita, Fikri, Devi, Arnold, Arum, Mustika, Bagas,

Fandi, Chorinta, Dannia, Firly, Lala, Mila, Bana, Yogi, Syaroful,

Ellyana, Novia, Hendra, Railhatus, Rahma, Yulli, Maynar, Aditya, Pitta,

Reza, dan Ringga

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q
- Yang termasuk dalam cluster 2 adalah Fika, Ibrahim, Maki, Harya, Nur,

Nazla, Ageng, Lely, Rifqah, Tanta, Elfrida, Okta, Ramya, dan Faldy

- Yang termasuk dalam cluster 3 adalah Nikhla.

- Yang termasuk dalam cluster 4 adalah Fitri.

5.2 Saran

1. Format kuesioner sebaiknya dibuat lebih resmi lagi agar lebih meyakinkan

pihak dari tempat pengamatan dan dari pengisi kuesioner sendiri.

2. Praktikan sebaiknya diberikan surat pengantar sebagai tanda bukti

pengamatan.

3. Praktikan sebaiaknya lebih di jelaskan mengenai analisa dari tiap output.

4. Cara perhitungan manual untuk tiap sampel lebih dijelaskan lagi.

5. Praktikan lebih di jelaskan lagi cara input data ke SPSS.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI


MODUL 6 (ANALISIS CLUSTER)
SENIN / Q

Anda mungkin juga menyukai