(145020301111005)
Kelas CG
Resume Metodologi Penelitian Bab 6
Sampel
Buku Karangan Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M.B.A., Ak.
Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi.
Kriteria Sampel
1. Akurat
Sampel yang akurat adalah sampel yang bersifat tidak bias. Berikut terdapat 3 cara guna
meningkatkan akurasi dari sampel:
Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
Menghindari bias diseleksi sampel
Menghindari bias hanya diperusahaan-perusahaan yang bertahan
2. Presisi
Sampel dikatakan memiliki presisi tinggi jika tingkat kesalahan pengambilan
sampelnya rendah. Presisi dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah sampel.
Semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil kesalahan standar estimasinya.
Skala adalah suatu instrumen untuk membedakan individu dalam hal terkait variablel yang kita
pelajari. Ada empat tipe skala, yaitu:
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subyek pada
kategori atau kelompok tertentu. Pada skala nominal, merupakan data kualitatif serta tidak
menunjukkan urutan atau peringkat.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukururan yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
menyatakan peringkat kontruk yang diukur.
Skala Interval
Skala interval melakukan operasi aritmatika tertentu pada data yang dikumpulkan dari
responden. Sedangkan skala nominal memungkinkan kita hanya untuk kualitatif membedakan
kelompok dengan mengelompokkan mereka ke dalam set eksklusif dan kolektif lengkap dan
skala ordinal ke peringkat-order preferensi, skala interval memungkinkan kita mengukur jarak
antara dua titik pada skala.
Skala Rasio
Skala rasio mengatasi kelemahan dari titik asal sewenang-wenang dari skala interval, dalam
hal ini memiliki mutlak (berbeda dengan sewenang-wenang) titik nol, yang merupakan titik
pengukuran bermakna. Skala rasio tidak hanya mengukur besarnya perbedaan antara titik-titik
pada skala tetapi juga mengukur proporsi dalam perbedaan.
Skala Peringkat
Skala Dikotomi adalah skala yang menawarkan dua pilihan jawaban yang harus dipilih
salah satunya.
Skala Kategori yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang berisi beberapa
alternative ketegori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan
alternative penilaian.
Skala Sematic Differential adalah skala pengukuran sikap dengan menggunakan
pernyataan ekstrem yang penilaiannya terdiri dari dua kutup.
Skala Numerikal skala semantik yang penilaian menggunakan nomor terdiri atas 5 atau 7
alternatif.
Skala Itemized Rating adalah skala pengukuran yang menyatakan pilihan responden dengan
melingkari nomor satu dari 5 atau 7 titik yang ada.
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu.
Skala Constant Sum Rating adalah skala yang digunakan untuk pengukuran sikap dengan
mendistribusikan sejumlah poin dan mengakumulasikannya.
Skala Stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan penilaian mulai
dari +3 sampai -3 atas item yang ada.
Skala Graphic Rating skala yang pengukuran yang menggunakan peringkat grafis atas
jawaban responden untuk pertanyaan tertentu.
Skala Konsensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan atau relevansinya
dengan konsep.
Skala Ranking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan untuk membuat
perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkap pilihan yang lebih disukai
dan merangkingnya. Skala ini terdiri dari: Paired Comparison adalah skala yang digunakan
ketika diantara sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek yang
dibandingkan pada satu waktu, Forced Choice adalah skala pengukuran dengan meminta
responden untuk merangking objek secara relatif satu sama lainnya, dan Comparative Scale.
Goodness of Measures
Ketepatan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan analisis item terhadap
respon atas pertanyaan yang mengungkap variabel dam kemudian keandalan dan validitas
ukuran.
Analisis Item
Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang sudah
seharusnya berada dalam instrument atau tidak untuk membedakan subjek yang total skornya
tinggi dan yang rendah.
Validitas
Validitas maksudnya adanya pendalaman persoalan otentisitas hubungan sebab dan
akibat dan generalisasinya untuk lingkungan eksternal. Ada beberapa jenis uji validitas yang
digunakan untuk menguji ketepatan yakni: validitas isi yaitu memastikan bahwa pengukuran
memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili dalam mengungkap konsep;
validitas berdasarkan kriteria yaitu terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut
suatu kriteria yang diharapkan diprediksi; validitas konsep yaitu menunjukkan seberapa baik
hasil yang diperoleh dar penggunaan ukuran cocok dengan teori yang mendasari desain tes.
Hal tersebut dapat dinilai melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Reliabilitas
Keandalan memperlihatkan penelitian bebas dari kesalahan sehingga menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Keandalan
suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument
mengurup konsep dengan menekankan pada:
Stabilitas pengukuran, yakni kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama
sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi yang tidak dapat dikontrol.
Keandalan tes ulang, yakni diperoleh dnegan pengulangan ukuran yang sama pada
kesempatan kedua.
Keandalan bentuk pararel, yakni diperoleh jika respons terhadap dua tes serupa yang
mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi.
Konsistensi ukuran internal, merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide.
Keandalan konsistensi antar-item, merupakan pengujian konsistensi jawaban
responden atas semua item yan diukut.
Keandalan belah dua, mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen.
Skala Pengukuran Reflektif v.s Formatif
Dalam skala reflektif, keseluruhan item diharapkan untuk dapat terkorelasi. Skala
formatif digunakan ketika membangun pandangan yang jelas indikatornya. Skala yang berisi
item yang tidak selalu berhubungan disebut skala formatif.
Alasan Sampling
Memudahkan peneliti daripada harus mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dalam
investigasi penelitian yang melibatkan beberapa ratus dan bahkan ribuan elemen, secara praktis
mustahil untuk dapat dikumpulkan, diuji dan ditelaah dari setiap elemen tersebut.
Proses Sampling
Sampling adalah proses pemilihan jumlah yang memadai dengan elemen yang tepat dari
populasi, sehingga peneliti mampu menggeneralisasi sifat atau karakteristik elemen populasi.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Mendefinisikan populasi
Pengumpulan sampel dimulai dengan pendefinisian target populasi dimana target
populasi harus didefinisikan dalam elemen, batasan geografis dan waktu.
Menentukan Kerangka Sampel
Kerangka pengambilan sampel adalah representasi dari semua elemen dalam populasi
dari mana sampel tersebut diambil.
Menentukan Desain Sampel
Terdapat dua desain pengambilan sampel yakni dengan cara probabilitas dan non
probabilitas. Dalam pengambilan sampel cara probabilitas, besarnya peluang atau
probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui sementara
pengambilan sampel non probabilitas, besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai
subjek tidak diketahui
Menentukan ukuran sampel
Ukuran sampel harus sesuai dengan representasi yang memungkinkan mewakili
kelompok populasi yang digunakan. Hal-hal yang memengaruhi ukuran sampel adalah
tujuan peneitian, interval kepercayaan, level keberanian, jumlah variasi, masalah biaya
dan waktu.
Melaksanakan Proses Sampel
Proses pengambilan sampel adalah langkah terakhir dalam pengambilan sampel yang
berkaitan erat dengan target populasi, kerangka dasar pengambilan sampel, teknik
sampel dan ukuran sampel yang harus dimplementasikan.
Pengambilan Sampel dengan Cara Probabilitas
Pengambilan sampel cara probabilitas dapat bersifat tidak terbatas atau terbatas.
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana atau Tidak Terbatas
Dalam desain pengambilan sampel cara probabilitas tidak terbatas, yang lebih
dikenal sebagai pengambilan sampel acak sederhana, tiap elemen populasi memiliki
peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek.
2. Pengambilan Sampel Cara Probabilitas Kompleks atau Terbatas
Pengambilan sampel sistematis adalah kemungkinan bias sistematis yang
menyusup ke dalam sampel.
Pengambilan sampel acak berstrata melibatkan proses stratifikasi atau
segregasi yang diikuti dengan pemilihan acak subjek dari setiap strata.
Pengambilan sampel acak berstrata proposional dan disproposional
Setelah populasi distratakan secara bermakna, sampel anggota dari tiap strata
dapat diambilmenggunakan prosedur pengambilan sampel acak sederhana atau
pengambilan sampel sistematis. Subjek yang diambil dari setiap strata dapat
proposional atau disproposional untuk jumlah elemen dalam strata
Pengambilan sampel klaster
Kelompok atau kumpulan elemen yang secara ideal akan memiliki heterogenitas
di antara anggota kelompok, dipilih untuk penelitian dalam pengambilan sampel
klaster
Pengambilan Sampel Dobel
Pengambilan sampel di mana pada awalnya sebuah sampel digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan sejumlah informasi pendahuluan dan kemudian
subsampel dari sampel pertama tadi dipakai untuk mengungkap sesuatu secara
lebih dalam.