Anda di halaman 1dari 8

Ayu Nurul Sabilla

(145020301111005)
Kelas CG
Resume Metodologi Penelitian Bab 6
Sampel
Buku Karangan Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M.B.A., Ak.

Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi.

Kriteria Sampel
1. Akurat
Sampel yang akurat adalah sampel yang bersifat tidak bias. Berikut terdapat 3 cara guna
meningkatkan akurasi dari sampel:
 Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
 Menghindari bias diseleksi sampel
 Menghindari bias hanya diperusahaan-perusahaan yang bertahan
2. Presisi
Sampel dikatakan memiliki presisi tinggi jika tingkat kesalahan pengambilan
sampelnya rendah. Presisi dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah sampel.
Semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil kesalahan standar estimasinya.

Metode Proses Pengambilan Sampel


Terdapat dua metode pengambilan sampel, yakni:
1. Berbasis pada profitabilitas
Metode yang dapat digunakan sebagai berikut:
 Random sederhana (simple random)
Simple random dilakukan dengan mengambil secara langsung dari populasi
secara acak. Pemilihan sampel didasarkan pada angka random (bisa didapat dari
tabel angka random)
 Random komplek (complex random), berupa:
a. Systematic random sampling: dilakukan dengan membagi populasi
sebanyak n bagian dan mengambil sebuah sampel pada masing-masing
bagian dimulai dari bagian pertama secara random.
b. Cluster sampling: membagi populasi menjadi beberapa grup bagian, lalu
beberapa bagian/cluster dipilih secara random. Item-item data yang terdapat
pada cluster terpilih merupakan sampelnya.
c. Stratified sampling: membagi populasi menjadi beberapa strata, kemudian
pengambilan sampel random sederhana dapat dilakukan didalam masing-
maisng strata tersebut.
d. Double sampling: mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada
dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampelnya.
2. Berbasis pada non-profitabilitas
Metode yang dapat digunakan sebagai berikut:
 Convenience: memilih sampel bebas sesuai kehendak peneliti.
 Purposive (mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu), terdiri dari:
a. Judgment: kriteria berupa pertimbangan tertentu. Misalnya: kriteria
perusahaan yang sudah listing di BEI, dan lain-lain.
b. Quota: sampel harus mempunyai karateristik yang dimiliki oleh
populasinya.
 Snowball: mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari referensi
suatu jaringan. Contoh: melalui grup di facebook, dan lain sebagainya.

Strategi Pengumpulan Data dan Sumber Datanya


Strategi pengamatan langsung, yaitu data dikumpulkan dengan mengamati langsung
pada sumber datannya. Sumber data dapat diperoleh dengan beberapa cara sebagai berikut:
 Studi kasus (case)
 Studi lapangan (field)
 Studi laboratorium (laboratory)
Strategi opini, yaitu data dikumpulkan melalui pendapat-pendapat responden. Sumber
data diperoleh dari:
 Responden individu
 Responden grup
Strategi arsip, yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber
data strategi ini adalah:
 Data primer (primary data)
 Data sekunder (secondary data)
Strategi analitikal (analytical). Strategi ini mengunakan data kuantitif tetapi prinsip atau
hipotesis dibuktikan dengan menggunakan lojik matematik periset.

Tehnik Pengumpulan Data


Sebenarnya, tehnik pengumpulan data itu tergantung dari strategi dan sumber datanya.
1. Strategi pengamatan langsung
 Jika ingin mendapatkan data kasus, maka tehnik pengumpulan datanya berupa
wawancara dan observasi
 Jika ingin mendapatkan data lapangan, tehnik pengumpulan data data bisa
berupa tehnik studi waktu dan gerak
 Jika ingin mendapatkan data laboratorium, tehnik pengumpulan datanya bisa
dengan cara tehnik eksperimen dan simulasi
2. Strategi opini
 Agar memperoleh data opini individu, tehnik pengumpulan data yang dapat
digunakan adalah tehnik pengumpulan data survei
 Agar memperoleh data opini grup, tehnik pengumpulan data yang dapat
digunakan adalah tehnik pengumpulan data delphi
3. Strategi arsip
 Guna memperoleh data primer, dapat menggunakan tehnik pengumpulan data
analisis isi
 Guna memperoleh data sekunder, dapat menggunakan tehnik pengumpulan data
dari basis data
4. Strategi analitikal
Untuk mendapatkan data lojik periset, dapat menggunakan tehnik pengumpulan data
model matematik.

Faktor-faktor Pengaruh di Pengumpulan Data


Beberapa faktor yang memengaruhi pemilihan strategi pengumpulan data, yakni:
1. Mainstream yang dianut
2. Tujuan
3. Level yang akan diteliti
4. Pengontrolan dari periset
5. Kemudahan riset jika data tersedia
6. Validitas luar dan kedalaman riset
7. Validitas internal
8. Biaya
9. Waktu

Resume Metodologi Penelitian Bab 11


Pengukuran Variabel: Definisi Operasional
Buku Karangan Uma Sekaran

Bagaimana Variabel Diukur?


Pengukuran adalah penempatan atau karakteristik sebuah objek berdasarkan aturan
tertentu. Objek tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah karakteristik atau atributnya.
Atribut ini dapat diukur secara fisik melalui alat ukur tertentu, namun bagi atribut yang lebih
abstrak dan subjektif (contohnya perasaan, perilaku, dan persepsi) akan menjadi sulit. Dengan
demikian ada dua jenis variabel, yaitu:
 Variabel yang bisa diukur secara tepat dan objektif
 Variabel yang sulit diukur dengan tepat dan bersifat subjektif

Definisi Operasinal (Operasionalisasi)


Meskipun sulit dalam mengukur objek yang abstrak, namun pengukuran masih bisa
dilakukan. Salah satu cara agar variabel abstrak dapat diukur secara lebih tepat adalah dengan
mengurangi konsep abstrak sehingga perilaku variabel lebih dapat diukur. Konsep ini disebut
operasionalisasi, yaitu dengan melihat dimensi perilaku melalui konsepnya. Konsep ini terdiri
dari beberapa langkah. Langkah pertama adalah dengan mengetahui konstruksi dari objek yang
akan diukur, kemudian tentukan konsep dari konstruksi objek, membuat format respon, dan
terakhir adalah penilaian validitas skala pengukuran.

Operasionalisasi: Dimensi dan Elemen


Untuk mengukur objek yang abstrak, perlu ada konten yang dapat diukur secara
spesifik, misalnya untuk mengukur tingkat kelaparan, kita bisa mengukurnya dengan berapa
banyak makanan yang dapat di makan saat lapar. Jumlah makanan ini akan menjadi jumlah
yang harus kita ukur karena jika kurang dari itu, hasil pengukuran kita tidak akan valid. Untuk
objek yang memiliki lebih dati satu dimensi, semua dimensi harus diikutsertakan agar
pengukuran objek valid.

Penerapan: mengoperasionalisasikan konsep multidimensi dari pencapaian motivasi


Misalnya kita akan meneliti tentang hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi
prestasi. Objek yang abstrak adalah motivasi prestasi, untuk itu harus dilakukan
operasionalisasi. Caranya adalah dengan melihat karakteristik dan memecahnya menjadi
beberapa elemen dimensi. Contoh:
Elemen dimensi 1: bekerja
Elemen dimensi 2: tidak bisa santai saat bekerja
Elemen dimensi 3: tidak sabaran ketika melihat ketidakefektifan
Elemen dimensi 4: mencari tantangan
Elemen dimensi 5: mencari timbal balik (feedback)
Dari lima elemen ini dapat ditentukan skala pengukuran yang lebih objektif sehingga
dapat diukur dengan hasil yang lebih valid.
Yang Bukan Termasuk Operasionalisasi
Operasionalisasi tidak menjelaskan korelasi antar konsep, karena tidak
menggambarkan alasan, penyebab, akibat, atau korelasi dari tiap konsep. Hal ini menjelaskan
karakteristik yang dapat diobservasi agar sebuah objek dapat diukur. Pemahaman konsep ini
penting agar menghasilkan pengukuran yang valid.

Resume Metodologi Penelitian Bab 12


Pengukuran Skala, Reliabilitas, dan Validitas
Buku Karangan Uma Sekaran

Skala adalah suatu instrumen untuk membedakan individu dalam hal terkait variablel yang kita
pelajari. Ada empat tipe skala, yaitu:
 Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subyek pada
kategori atau kelompok tertentu. Pada skala nominal, merupakan data kualitatif serta tidak
menunjukkan urutan atau peringkat.
 Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukururan yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
menyatakan peringkat kontruk yang diukur.
 Skala Interval
Skala interval melakukan operasi aritmatika tertentu pada data yang dikumpulkan dari
responden. Sedangkan skala nominal memungkinkan kita hanya untuk kualitatif membedakan
kelompok dengan mengelompokkan mereka ke dalam set eksklusif dan kolektif lengkap dan
skala ordinal ke peringkat-order preferensi, skala interval memungkinkan kita mengukur jarak
antara dua titik pada skala.
 Skala Rasio
Skala rasio mengatasi kelemahan dari titik asal sewenang-wenang dari skala interval, dalam
hal ini memiliki mutlak (berbeda dengan sewenang-wenang) titik nol, yang merupakan titik
pengukuran bermakna. Skala rasio tidak hanya mengukur besarnya perbedaan antara titik-titik
pada skala tetapi juga mengukur proporsi dalam perbedaan.

Skala Peringkat
 Skala Dikotomi adalah skala yang menawarkan dua pilihan jawaban yang harus dipilih
salah satunya.
 Skala Kategori yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang berisi beberapa
alternative ketegori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan
alternative penilaian.
 Skala Sematic Differential adalah skala pengukuran sikap dengan menggunakan
pernyataan ekstrem yang penilaiannya terdiri dari dua kutup.
 Skala Numerikal skala semantik yang penilaian menggunakan nomor terdiri atas 5 atau 7
alternatif.
 Skala Itemized Rating adalah skala pengukuran yang menyatakan pilihan responden dengan
melingkari nomor satu dari 5 atau 7 titik yang ada.
 Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu.
 Skala Constant Sum Rating adalah skala yang digunakan untuk pengukuran sikap dengan
mendistribusikan sejumlah poin dan mengakumulasikannya.
 Skala Stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan penilaian mulai
dari +3 sampai -3 atas item yang ada.
 Skala Graphic Rating skala yang pengukuran yang menggunakan peringkat grafis atas
jawaban responden untuk pertanyaan tertentu.
 Skala Konsensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan atau relevansinya
dengan konsep.

Skala Ranking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan untuk membuat
perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkap pilihan yang lebih disukai
dan merangkingnya. Skala ini terdiri dari: Paired Comparison adalah skala yang digunakan
ketika diantara sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek yang
dibandingkan pada satu waktu, Forced Choice adalah skala pengukuran dengan meminta
responden untuk merangking objek secara relatif satu sama lainnya, dan Comparative Scale.

Goodness of Measures
Ketepatan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan analisis item terhadap
respon atas pertanyaan yang mengungkap variabel dam kemudian keandalan dan validitas
ukuran.

Analisis Item
Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang sudah
seharusnya berada dalam instrument atau tidak untuk membedakan subjek yang total skornya
tinggi dan yang rendah.

Validitas
Validitas maksudnya adanya pendalaman persoalan otentisitas hubungan sebab dan
akibat dan generalisasinya untuk lingkungan eksternal. Ada beberapa jenis uji validitas yang
digunakan untuk menguji ketepatan yakni: validitas isi yaitu memastikan bahwa pengukuran
memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili dalam mengungkap konsep;
validitas berdasarkan kriteria yaitu terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut
suatu kriteria yang diharapkan diprediksi; validitas konsep yaitu menunjukkan seberapa baik
hasil yang diperoleh dar penggunaan ukuran cocok dengan teori yang mendasari desain tes.
Hal tersebut dapat dinilai melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan.

Reliabilitas
Keandalan memperlihatkan penelitian bebas dari kesalahan sehingga menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Keandalan
suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument
mengurup konsep dengan menekankan pada:
 Stabilitas pengukuran, yakni kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama
sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi yang tidak dapat dikontrol.
 Keandalan tes ulang, yakni diperoleh dnegan pengulangan ukuran yang sama pada
kesempatan kedua.
 Keandalan bentuk pararel, yakni diperoleh jika respons terhadap dua tes serupa yang
mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi.
 Konsistensi ukuran internal, merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide.
 Keandalan konsistensi antar-item, merupakan pengujian konsistensi jawaban
responden atas semua item yan diukut.
 Keandalan belah dua, mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen.
Skala Pengukuran Reflektif v.s Formatif
Dalam skala reflektif, keseluruhan item diharapkan untuk dapat terkorelasi. Skala
formatif digunakan ketika membangun pandangan yang jelas indikatornya. Skala yang berisi
item yang tidak selalu berhubungan disebut skala formatif.

Resume Metodologi Penelitian Bab 13


Sampel
Buku Karangan Uma Sekaran

Populasi, Elemen, Sampel, Unit Pengambilan Sampel, Dan Subjek


1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang
ingin peneliti investigasi.
2. Elemen
Elemen adalah anggota tunggal dari populasi.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang
dipilih dari populasi.
4. Unit Pengambilan Sampel
Unit pengambilan sampel yaitu elemen atau pengaturan elemen yang tersedia untuk
menyeleksi beberapa tahapan dalam proses sampling.
5. Subjek
Subjek adalah satu anggota sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari
populasi.

Alasan Sampling
Memudahkan peneliti daripada harus mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dalam
investigasi penelitian yang melibatkan beberapa ratus dan bahkan ribuan elemen, secara praktis
mustahil untuk dapat dikumpulkan, diuji dan ditelaah dari setiap elemen tersebut.
Proses Sampling
Sampling adalah proses pemilihan jumlah yang memadai dengan elemen yang tepat dari
populasi, sehingga peneliti mampu menggeneralisasi sifat atau karakteristik elemen populasi.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Mendefinisikan populasi
Pengumpulan sampel dimulai dengan pendefinisian target populasi dimana target
populasi harus didefinisikan dalam elemen, batasan geografis dan waktu.
 Menentukan Kerangka Sampel
Kerangka pengambilan sampel adalah representasi dari semua elemen dalam populasi
dari mana sampel tersebut diambil.
 Menentukan Desain Sampel
Terdapat dua desain pengambilan sampel yakni dengan cara probabilitas dan non
probabilitas. Dalam pengambilan sampel cara probabilitas, besarnya peluang atau
probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui sementara
pengambilan sampel non probabilitas, besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai
subjek tidak diketahui
 Menentukan ukuran sampel
Ukuran sampel harus sesuai dengan representasi yang memungkinkan mewakili
kelompok populasi yang digunakan. Hal-hal yang memengaruhi ukuran sampel adalah
tujuan peneitian, interval kepercayaan, level keberanian, jumlah variasi, masalah biaya
dan waktu.
 Melaksanakan Proses Sampel
Proses pengambilan sampel adalah langkah terakhir dalam pengambilan sampel yang
berkaitan erat dengan target populasi, kerangka dasar pengambilan sampel, teknik
sampel dan ukuran sampel yang harus dimplementasikan.
Pengambilan Sampel dengan Cara Probabilitas
Pengambilan sampel cara probabilitas dapat bersifat tidak terbatas atau terbatas.
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana atau Tidak Terbatas
Dalam desain pengambilan sampel cara probabilitas tidak terbatas, yang lebih
dikenal sebagai pengambilan sampel acak sederhana, tiap elemen populasi memiliki
peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek.
2. Pengambilan Sampel Cara Probabilitas Kompleks atau Terbatas
 Pengambilan sampel sistematis adalah kemungkinan bias sistematis yang
menyusup ke dalam sampel.
 Pengambilan sampel acak berstrata melibatkan proses stratifikasi atau
segregasi yang diikuti dengan pemilihan acak subjek dari setiap strata.
 Pengambilan sampel acak berstrata proposional dan disproposional
Setelah populasi distratakan secara bermakna, sampel anggota dari tiap strata
dapat diambilmenggunakan prosedur pengambilan sampel acak sederhana atau
pengambilan sampel sistematis. Subjek yang diambil dari setiap strata dapat
proposional atau disproposional untuk jumlah elemen dalam strata
 Pengambilan sampel klaster
Kelompok atau kumpulan elemen yang secara ideal akan memiliki heterogenitas
di antara anggota kelompok, dipilih untuk penelitian dalam pengambilan sampel
klaster
 Pengambilan Sampel Dobel
Pengambilan sampel di mana pada awalnya sebuah sampel digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan sejumlah informasi pendahuluan dan kemudian
subsampel dari sampel pertama tadi dipakai untuk mengungkap sesuatu secara
lebih dalam.

Pengambilan Sampel Cara Non-Probabilitas


1. Pengambilan Sampel yang Mudah
Merupakan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang
hati bersedia memberikannya. Pengambilan sampel yang mudah paling sering dipakai
selama tahap eksploratif proyek penelitian dan barangkali merupakan cara terbaik
untuk memperoleh sejumlah informasi dasar secara cepat dan efisien
2. Pengambilan Sampel Bertujuan
Pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan entah karena mereka adalah satu-satunya yang
memiliki atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan peneliti. Ada dua jenis tipe
pengambilan sampel bertujuan, yakni:
 Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
Melibatkan pemilihan subjek yang berada ditempat yang paling menguntungkan
atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi.
 Pengambilan sampel kuota
Bertujuan memastikan bahwa kelompok tertentu secara memadai terwakili dalam
penelitian melalui penggunaan kuota.
Persoalan Ketelitian dan Keyakinan dalam Menentukan Ukuran Sampel
Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memampukan kita untuk
menggeneralisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti.
 Ketelitian
Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran kita dengan karakteristik populasi
yang sebenarnya. Biasanya, kita akan menaksir parameter populasi berada dalam suatu
kisaran, berdasarkan taksiran sampel.
 Keyakinan
Keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran kita akan benar-benar berlaku
bagi populasi. Keyakinan mencerminkan tingkat keyakinan dimana kita dapat
menyatakan bahwa taksiran kita terhadap parameter populsi, berdasarkan statistik sam
pel akan berlaku.

Data Sampel, Ketelitian, Dan Keyakinan Dalam Penaksiran


Karena taksiran poin tidak menyediakan ukuran kemungkinan kesalahan, kita
melakukan penaksiran interval untuk memastikan penaksiran yang relatif akurat terhadap
parameter populasi. Statistik yang memiliki distribusi yang sama sebagai distribusi
pengambilan sampel rata-rata yang digunakan dalam prosedur ini, biasanya statistik z atau t.

Trade Off Antara Keyakinan Dan Ketelitian


Jika memnginginkan ketelitian yang lebih tinggi, atau keyakinan yang lebih besar, atau
keduanya, ukuran sampel perlu ditingkatkan. Tetapi, bila ukuran sampel tidak dapat
ditingkatkan, karena alasan apapun maka, dengan n yang sama, cara satu-satunya untuk
mempertahankan tingkat ketelitian yang sama adalah dengan mengorbankan keyakinan dengan
apa kita dapat memprediksi penaksiran.

Menentukan Ukuran Sampel


Ukuran sampel dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dan keyakinan yang hanya berkaitan
dengan satu variabel.

Pentingnya Desain Pengambilan Sampel Dan Ukuran Sampel


Desain pengambilan sampel dan ukuran sampel adalah penting untuk membentuk
representasi sampel untuk generalisasi. Bila desain pengambilan sampel yang tepat tidak
digunakan, ukuran sampel yang besar tidak akan memungkinkan temuan untuk digeneralisasi
pada populasi. Karena itu, keputusan pengambilan sampel harus mempertimbangkan desain
pengambilan sampel dan ukuran sampel. Tetapi, ukuran sampel yang terlalu besar juga dapat
menjadi masalah karema akan rentan terhadap kesalahan.

Efisiensi Dalam Pengambilan Sampel


Efisiensi dalam pengambilan sampel tercapai ketika untuk tingkat ketelitian tertentu,
ukuran sampel dapat dikurangi, atau untuk tingkat ketelitian tertentu, tingkat ketelitian dapat
ditingkatkan. Pemilihan desain pengambilan sampel bergantung pada tujuan penelitian,
sekaligus tingkat dan sifat efisiensi yang diinginkan.

Pengambilan Sampel Dalam Kaitan Dengan Studi Kualitatif


Prosedur analisis data kebanyakan berupa tipe nonparametrik dan validitas eksternal
akan rendah. Dalam studi kualitatif adalah mungkin untuk menggunakan desain pengambilan
sampel apa pun, tetapi jika tujuan penelitian semata-mata untuk mengeksplorasi dan mencoba
memahami fenomena, pengambilan sampel yang mudah hampir selalu digunakan.

Anda mungkin juga menyukai