2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
Oleh:
Ertambang Nahartyo
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Esai ini memberikan otokritik kepada pendidikan tinggi akuntansi dari perspektif pondasi teori
yang digunakan dalam edukasi di bidang akuntansi. Posisi yang saya ajukan merupakan ekstensi dan
kontekstualisasi kritik yang disampaikan oleh Ghoshal (2005) dan Cohen dan Holder-Webb (2006).
Esai ini mendiskusikan bagaimana pendidikan akuntansi sedang mempertaruhkan legitimasinya dalam
mempersiapkan akuntan yang andal dan berintegritas tinggi. Pembahasan diperluas ke masalah krisis
ideologi dalam pendidikan akuntansi. Salah satu akar penyebab penurunan relevansi pendidikan
akuntansi, yaitu ketergantungan berlebihan terhadap teori ekonomika tradisional, dikupas. Kemudian,
esai ini menyampaikan rekomendasi kepada institusi penyelenggara pendidikan akuntansi untuk
mengadopsi perspektif keperilakuan yang lebih luas agar nilai ideal pendidikan akuntansi tetap dapat
dicapai dan dipertahankan.
Abstract
This essay provides self-criticism to higher education from the perspective of theory used as the
foundation of the accounting education. I propose an extension and contextualization of criticism
delivered by Ghoshal (2005) and Cohen and Holder-Webb (2006). This essay discusses how
accounting education puts its legitimacy at risk. The discussion expands to the crisis of ideology in
accounting education. In particular, I analyze one of the root causes of the decline in the relevance of
accounting education, an excessive dependence on traditional economics theory. Finally, this essay
make recommendations to accounting education providers to adopt a broader perspective of
behavioral accounting.
98
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
99
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
100
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
101
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
102
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
kecepatan cahaya, teori Einstein tersebut tak ekspektasi kegunaan hasil riset dari sudut
akan mengubah kenyataan penciptaan energi pandang rasional dunia nyata.
yang sesungguhnya terjadi. Namun, kasus Ariely (2009, 2010) berargumen
yang sama tidak terjadi pada ilmu-ilmu bahwa manusia melakukan kesalahan-
sosial. Ghoshal menyatakan bahwa teori- kesalahan yang sama secara berulang-ulang.
teori ilmu sosial mempunyai karakter Perilaku tak rasional tersebut dapat
swabukti atau self-fulfilling. Teori yang diprediksi dan bersifat sistematis, bukan
dikembangkan dan kemudian digunakan random dan unik.1 Lebih jauh, Ariely
dalam menjelaskan fenomena sosial akan menyatakan bahwa ekonomika menjadi
berperan besar mengubah fenomena tersebut lebih masuk akal apabila ilmu ini
menjadi seperti atau mendekati kondisi yang mengakomodasi realita bagaimana manusia
diteorikan. Fenomena sosial adalah fungsi sesungguhnya berperilaku dan bukan hanya
dari perilaku manusia. Teori yang bagaimana manusia seharusnya berperilaku.
menjelaskan perilaku manusia besar Tesis Ariely mengisyaratkan
kemungkinan akan mengakibatkan terbukanya kesempatan bagi pelaku maupun
perubahan perilaku, sehingga fenomena periset bisnis dan ekonomi untuk terus
sosial pun akan mengalami modifikasi. berupaya memperbaiki kesalahan dalam
Apabila kita mengamati pengambilan keputusan dan penentuan
perkembangan pemikiran ekonomika yang kebijakan. Jika kemungkinan kesalahan dan
ada, para pendukung ekonomika bias tersebut diakomodasi dalam proses
keperilakuan menawarkan sudut pandang keputusan, maka para ahli dan pelaku dapat
yang berbeda. Ide sederhana dari bidang ini menentukan strategi, metoda, dan alat
adalah bahwa manusia mempunyai aneka keputusan yang tepat sehingga kualitas
bias dalam berkeputusan dan berperilaku. keputusan yang dihasilkan akan meningkat
Rasionalitas manusia terbatas pada dan kemudian berpotensi meningkatkan
kemampuan kognitifnya dalam memperoleh kesejahteraan manusia. Ariely juga
dan mengolah informasi. Dalam mencatat bahwa banyak risiko bisnis dan
kenyataannya, tingkat rasionalitas yang ekonomi yang dapat dihindari jika
dimiliki manusia berada pada tataran di ketergantungan terhadap ilmu ekonomi
bawah tingkat rasionalitas yang diasumsikan tradisional dalam penentuan kebijakan
oleh ekonomika tradisional. dikurangi dan digantikan dengan
Ihwal yang sama berlaku untuk argumentasi komplementer yang bersumber
bidang akuntansi keperilakuan. Riset dari bidang atau sudut pandang ilmu
akuntansi keperilakuan selama puluhan keperilakuan.
tahun dikonsentrasikan untuk menemukan Pemikiran di atas mempunyai
dan menguji pendekatan-pendekatan yang argumentasi dan hasil-hasil penelitian yang
digunakan dalam penyelesaian permasalahan solid sebagai dasar pijakannya. Semestinya,
dalam dunia managemen dan bisnis. jika kemudian kita bawa ke konteks
Kemanfaatan riset akuntansi keperilakuan, pendidikan akuntansi (atau bisnis dalam
sebagai konsekuensi cirinya yang pragmatis, pengertian yang lebih luas), kesejahteraan
diuji dengan pertanyaan apakah riset yang meningkat tajam sebagai akibat dari
tersebut mampu mempengaruhi praktik peningkatan kualitas keputusan dan
akuntansi. Para periset akuntansi
mempublikasikan kajian ilmiah mereka
1
dengan konteks manfaat praktis dalam Beberapa contoh klasik bias dan kesalahan
pengambilan keputusan dan pembuatan dalam perilaku ekonomi diajukan oleh
kebijakan. Hampir semua tulisan ilmiah sejumlah ilmuwan, misalnya Amos Tversky
yang bersumber dari penelitian menyertakan dan Daniel Kahneman (1986). Serangkaian
teori menjelaskan fenomena ini, misalnya
teori prospek dan framing.
103
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
kebijakan sudah dapat diakses dan dinikmati fenomena. Realitas kita ciptakan dan
oleh pelaku bisnis dan masyarakat luas kemudian kita beri makna, bukan sekadar
sebagai salah satu pemangku kepentingan kita persepsi dan nilai. Pengangkatan teori
bisnis. Namun kenyataannya, manfaat yang ekonomika tradisional sebagai teori utama
diperoleh masih relatif sangat kecil dalam bisnis akan berakibat perilaku para
dibandingkan dengan ekspektasi awal. aktor bisnis akan menjadi seperti yang
Caplan (1989) memuji diteorikan. Teori yang bebas nilai dan tak
perkembangan dan kontribusi riset akuntansi bernuansa moral akan membentuk insan
keperilakuan. Sebagai bidang yang relatif bisnis dengan kecenderungan yang jauh dari
baru, khasanah teori dan metodologi terus tatanan nilai dan moralitas pula.
mengalami perkembangan yang pesat. Simaklah pendirian Milton Friedman
Pendekatan metodologis yang kontemporer yang luar biasa berikut ini (2002: 133, dalam
misalnya ditunjukkan oleh Parsons (2007) Ghoshal, 2005: 79):
yang mengkombinasikan eksperimen Few trends could so thoroughly
lapangan dengan laboratorium. Riset pun undermine the very foundations of our free
mencakup semua bidang dalam akuntansi: society as the acceptance by corporate
auditing (misalnya Bhattacharjee dkk, 2007), officials of a social responsibility other
akuntansi keuangan (misalnya Maines dan than to make as much money for their
McDaniel, 2000), akuntansi managemen stockholders as possible.
(lihat Chang, Cheng, dan Trotman, 2008),
sistem informasi (lihat Mauldin, 2003), Tidak mengherankan jika kewajiban sosial
hingga perpajakan (contohnya Boylan dan korporasi dewasa ini memang ditujukan
Sprinkle, 2001). Caplan menengarai bahwa untuk peningkatan laba perusahaan dan nilai
riset akuntansi keperilakuan masih dalam pemegang saham. Jiwa sosial dalam
proses pencarian model (atau model-model) program-program kemanusiaan yang berasal
yang baku dengan rerangka berpikir yang dari dana sebagian keuntungan perusahaan
lebih kuat. Namun demikian, masih dikerdilkan sehingga yang berlaku adalah
menurut Caplan, masalah utama yang aturan main transaksional ekonomi.
dihadapi oleh domain akuntansi Pendukung panji kapitalisme menolak
keperilakuan tidak berkaitan dengan tudingan di atas. Forbes dan Ames (2011:
peningkatan kualitas riset, melainkan apati 31) menulis, “Democratic capitalism is
atau ketidakpedulian para pihak (pelaku moral precisely because it gives people the
bisnis dan penentu kebijakan ekonomi dan greatest latitude to meet their needs and
bisnis) yang semestinya memperoleh desires by serving those of their fellow
keuntungan utama dari riset akuntansi citizens. Through doing so, it generates
keperilakuan. broad-based prosperity.” Sudut pandang
yang diambil oleh Forbes dan Ames tidak
Akuntansi dan Ideologi Kemanusiaan: memungkinkan mereka untuk melihat dari
Trust and Empower sisi yang lain, yaitu bahwa kebebasan
Ilmuwan sosial berbeda dan harus memilih yang dimiliki oleh warga
berbeda dengan ilmuwan eksakta. Karena masyarakat dalam ekonomi ditentukan oleh
ilmuwan sosial mempunyai pengaruh kemampuan mereka mengakses sumber daya
terhadap perilaku manusia lewat teori yang ekonomi yang terbatas. Kemampuan orang
mereka kembangkan, mereka mempunyai tentu tidak sama, sehingga moral yang
tanggung jawab sosial dan moral yang lebih dimaksud dalam pernyataan kedua penulis
besar daripada ilmuwan eksakta. Peran teori tersebut hanya berlaku bagi para pemilik
di dalam khasanah ilmu sosial bukan modal dengan kekuatan yang memadai
terbatas hanya pada penjelasan dan prediksi untuk memperoleh kesejahteraan.
fenomena, namun juga penciptaan
104
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
105
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
106
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
Boylan, S.J. dan Sprinkle. 2001. Gioia, D.A. 2002. Business Education’s
Experimental Evidence on the Role in the Crisis of Corporate
Relation between Tax Rates and Confidence. Academy of
Compliance: The Effect of Earned Management Executive. 16 (3): 142-
vs. Endowed Income. The Journal of 144.
the American Taxation Association. Giroux, H.A. 2010. The Disappearing
23 (1): 75-90. Intellectual in the Age of Economic
Bradshaw, D. dan S. London. 2005. Darwinism. Global Research.
Shredded Credibility? The MBA ___________. 2002. The Corporate War
Industry May Be Facing A Shakeout. Against Higher Education.
Financial Times. 29 April: 17.
Workplace.
Caplan, E.H. 1989. Behavioral Accounting: Grossman, S.D. dan R.H. Strawser. 1978.
A Personal View. Behavioral Accounting and Behavioral
Research Concepts: A Classroom Approach.
inAccounting. 1: 109-123. The Accounting Review. LIII (2):
Chang, L., M. Cheng, dan K.T. Trotman. 495-500.
2008. The Effect of Framing and Lind, E.A. dan T.R. Tyler. 1988. The Social
Negotiation Partner’s Objective on Psychology of Procedural Justice.
Judgments About Negotiated New York: Plenum Press.
Transfer Prices. Accounting,
Organizations and Society. 33: 704– Maines, L.A. dan L.S. McDaniel. 2000.
717. Effects of Comprehensive-Income
Characteristics on Nonprofessional
Cohen, J.R. dan L.L. Holder-Webb. 2006. Investors’ Judgments: The Role of
Rethinking the Influence of Agency Financial-Statement Presentation
Theory in the Accounting Academy. Format. The Accounting Review. 75
Issues in Accounting Education. 21 (2): 179-207.
(1): 17-30.
Mauldin, E.G. 2003. An Experimental
Davis, J. H., F. D. Schoorman, L. Donaldson
Examination of Information
(1997). Toward A Stewardship Theory of Technology and Compensation
Management. Academy of Structure Complementarities in an
Management Review 22 (1): 20-47. Expert System Context. Journal of
Information Systems. 17 (1): 19-41.
Forbes, S. dan E. Ames. 2011. How
Capitalism Will Save Us; Why Free Merino, B.D. 2006. Financial Scandals:
People and Free Markets Are the Another Clarion Call for Educational
Best Answer in Today’s Economy. Reform – A Historical Perspective.
New York: Crown Publishing Group. Issues in Accounting Education. 21
(4): 363-381.
Friedman, M. 2002. Capitalism and
Freedom 40th Anniversary Edition. Monsour, E. 2007. Teaching Ethics to
Chicago: The University of Chicago Accounting Majors. The Tax Adviser.
Press. May: 294-296.
Ghoshal, S. 2005. Bad Management Parsons, L.M. 2007. The Impact of Financial
Theories Are Destroying Good Information and Voluntary
Management Practices. Academy of Disclosures on Contributions to Not-
Management Learning & Education. For-Profit Organizations. Behavioral
4 (1): 75-91. Research in Accounting. 19: 179-
196.
107
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Ertambang Nahartyo
98 - 108
PricewaterhouseCoopers (PwC). 2003. Titard, P.L., R.L. Braun, dan M.J. Meyer.
Educating for Public Trust: The 2004. Accounting Education:
PricewaterhouseCoopers Position on Response to Corporate Scandals.
Accounting Education. New York, Journal of Accountancy. November:
N.Y.: PricewaterhouseCoopers. 59-65.
Rynes, S.L., C.Q. Trank, A.M. Lawson, dan Tversky, A. dan D. Kahneman. 1986.
R. Ilies. 2003. Behavioral Rational Choice and The Framing of
Coursework in Business Education: Decisions. The Journal of Business.
Growing Evidence of Legitimacy 59 (4): S251-S278.
Crisis. Academy of Management
Learning and Education. 2 (3): 269-
283.
108