ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN HIPETERMI PADA PASIEN ACUTE LYMPHOBLASTIC
LEUKIMIA (ALL) PADA ANAK DI RUANG ASTER
RSUD dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Oleh:
BAGUS FADHILAH, S.Kep
1811040008
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN HIPETERMI PADA PASIEN ACUTE LYMPHOBLASTIC
LEUKIMIA(ALL) PADA ANAK DI RUANG ASTER RSUD DR.
MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pembimbing
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1811040008
adalah hasil karya saya dan bukan penjiplakan hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini, dan apabila kelak di kemudian hari terbukti ada
Purwokerto,September 2019
Yang menyatakan,
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN HIPETERMI PADA PASIEN ACUTE LYMPHOBLASTIC
LEUKIMIA(ALL) PADA ANAK DI RUANG ASTER RSUD dr.
MARGONO SOEKARJO
1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang berkat limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya, Karya Ilmiah Akhir Ners berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Hipetermi
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kitadari jaman jahiliyyah menuju jaman yang penuh dengan sinar indah
Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat
ners pada Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Purwokerto.
Purwokerto
Akhir Ners yang telah memberikan motivasi serta bimbingan kepada penulis
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
penulis semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................viii
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A.Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B.Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
C.Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
D.Manfaat Penelitian................................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 6
A. Acute limpoblastik leukimia ........................................................................6
B.Hipertermi ........................................................................................................... 39
BAB III ............................................................................................................................ 49
ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................................... 49
A.Pengkajian ........................................................................................................... 49
B.Analisa Data ........................................................................................................ 61
C.Prioritas Masalah ................................................................................................ 62
BAB IV ............................................................................................................................ 63
ANALISA SITUASI...................................................................................................... 63
A.Profil Lahan Praktik ........................................................................................... 63
B.Gambaran Umum Ruang Aster RSUD Prof Dr Margono Soekarjo ............ 66
C.Analisa Masalah Keperawatan ......................................................................... 72
D.Analisis Intervensi Keperawatan ...................................................................... 74
E. Analisi Pemecahan Masalah ............................................................................. 76
BAB V ............................................................................................................................. 79
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 79
A.Kesimpulan ......................................................................................................... 79
B.Saran..................................................................................................................... 80
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mieloblastic Leukemia (AML). Kurang lebih 80% leukemia akut pada anak
tahun di negara berkembang, angka kejadian ALL mencapai 83%. Rasio laki-
sel prekursor limfoid, yakni sel darah yang nantinya akan berdiferensiasi
menjadi limfosit T dan limfosit B. LLA ini banyak terjadi pada anak-anak
yakni 75%, sedangkan sisanya terjadi pada orang dewasa. Lebih dari 80%
dari kasus LLA adalah terjadinya keganasan pada sel T, dan sisanya adalah
oleh anak-anak usia < 15 tahun, dengan insiden tertinggi pada usia 3-5 tahun
dan ketiga sebagai penyebab kematian pada anak (Andra dalam Farmacia,
pasti.Namun dari beberapa penelitian ada beberapa faktor resiko yang dapat
virus,kelainan genetik, ibu yang umurnya relatif tua saat melahirkan, ibu
yangmerokok saat hamil, konsumsi alkohol saat hamil, pekerjaan orang tua,
berat lahir, urutan lahir, radiasiprenatal dan postnatal, vitamin K, serta diet
(Simanjorang, 2010)
leukemia di dunia mencapai sekitar 500-600 juta orang. Setiap 1 juta jumlah
penduduk di dunia akan terlahir 120 orang anak yang menderita kanker
terdapat kasuskanker pada anak sekitar 12.060 kasus baru dalam rentang usia
antara 0-14tahun dan 1/3 dari kasus tersebut merupakan kasus kematian yang
prognosis pada anak yang didiagnosis kanker seperti leukemia jauh lebih
bahaya kanker. Pada umumnya penderita datang berobat ketempat yang salah
sudah lanjut, sehingga diagnosa penyakit yang lambat dan biaya pengobatan
B. Perumusan Masalah
Leukemia?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Leukemia)
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
yang sudah ada, terutama dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan
semua dan referensi bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Akut (LLA) adalah suatu keganasan pada sel-sel prekursor limfoid, yakni
sel darah yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi limfosit T dan limfosit
B. LLA ini banyak terjadi pada anak-anak yakni 75%, sedangkan sisanya
terjadi pada orang dewasa. Lebih dari 80% dari kasus LLA adalah
terjadinya keganasan pada sel T, dan sisanya adalah keganasan pada sel B.
tahun, dengan insiden tertinggi pada usia 3-5 tahun (Landier, 2001)
ALL adalah patologis dari sel pembuluh darah yang bersifat sistematik
sumsum tulang oleh blas (sel darah yang masih muda) leukemik (Robbins,
2007).
limfoblastik akut lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita dan lebih
factor genetic, lingkungan, infeksi, dan di pengaruhi imun. Gejala pada saat
Nyeri tulang sering di jumpai, dan anak kecil dapat datang untuk dievaluasi
karena karena pincang atau tidak mau berjalan. Pada pemeriksaaan fisik
melebihi 10.000/mm3 pada saat didiagnosis, dan pada 20% pasien melebihi
biokimiawi sel. Cairan spinal juga perlu diperiksa karena sistem saraf pusat
berlangsung selama 2-3 tahun dan dimulai dengan fase induksi remisi yang
dari 5%. Fase terapi berikutnya bertujuan untuk menurunkan dan akhirnya
menghilangkan semua sel leukemik dari tubuh. Terapi preventif pada saraf
obat merupakan terapi utama, walaupun pada beberapa pasien yang berisiko
tinggi dilakukan radiasi pada sistem saraf pusat. Transplantasi sumsum tulang
mengalami relaps sumsum tulang. Tempat relaps lain adalah sistem saraf
pusat dan testis. Prognosis untuk daya tahan tubuh hidup bebas penyakit yang
ekskresi fosfat dan asam urat, dan alupurinol mengurangi pembentukan asam
memantau konsentrasi elektrolit dan fungsi ginjal secara kilat, seseorang dapat
2. Anatomi Fisiologi
darah yang warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang
dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-
kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap organ-organ tidak
darah.
Bagian-bagian darah:
1. Air : 91%
2) Plasma darah
a. Eritrosit
b. Leukosit
dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa
mm3 leukopenia.
12
1. Agranulosi.
a. Limfosit
b. Monosit
lembayung muda.
13
2. Granulosit
60 – 70%
2 – 4%
3. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah
(RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau
platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang
terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam
menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus.
dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir
Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem
plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem
cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan
limfosit T supresor.
terjadi penurunan jumlah leucosit, sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi
1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz &
Sowden, 2002).
18
NO ALL AML
1 Morfologi Limfoblast: Mieloblast:
Kromatin: bergumpal Lebih halus
Nukleoli: lebih samar, Lebih
lebih sedikit prominent
Sel pengiring: limfosit Lebih banyak
(>2)
2 Sitokimia Netrofil
a. Mieloperok sidase - +
b. Sudan black - +
c. Esterase non spesifik - +
3
Ensim - + (monositik
Serum lysozyme
Tabel 2.1
4. Pathways
Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)
Radiasi ionisasi Bahan kimia Obat-obatan genetik alkohol Riwayat reproduksi
19
ALL
(Wilkinson, Judith. M, Nancy R. Ahern. 2012.)
Penurunan pembentukan sel Penurunan jumlah Sel-sel leukemia menginvasi Penurunan produksi
darah merah neutrofil periosteum trombosit
Imunitas menurun
Peningkatan tekanan pada
Anemia Proses pembekuan
periosteum
darah menjadi
terganggu
MK: Resiko
MK: Nyeri akut
Infeksi
MK : Keletihan
MK : Resiko
perdarahan
Proses Inflamasi
20
MK :hipertermi
(Wilkinson, Judith. M, Nancy R. Ahem. 2012)
Penatalaksanaan
Mukosa bibir Mual/muntah Rambut rontok Kulit kering dan Mengganggu mukosa dan
gampang luka motilita usus
MK : Gangguan
Stomatitis Nafsu makan
citra tubuh Diare Susah BAB
menurun MK : Kerusakan
int.kulit
5. Etiologi
1. Faktor Prediposisi
a. Genetik
1) Keturunan
Saudara kandung
2) Faktor Lingkungan
khususnya ALL ,
18
b. Virus
sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini
berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan
leukemia pada hewan. Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan
1) Bahan Kimia
elektromagnetik
2) Obat-obatan
d. Radiasi
leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan bom atom.
e. Leukemia Sekunder
f. Faktor lain
e. Sindroma meningeal (khusus pada ALL) sakit kepala, erek (neusia) dan
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah tepi
Jumlah Blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang
4. Biopsi limpa
dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti:
5. Cairan serebropinalis
6. Sistogenik
7. Penatalaksanaan Medis
sumsum tulang.
antibiotik.
getah bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau ditambah
Penatalaksanaan lain :
1. Pelaksanaan Kemoterapi
a. Melalui mulut
intravena)
darah normal dalam proses membunuh sel leukemia. Pada tahap ini
kemudian.
26
Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60%
6. Terapi Biologi
7. Terapi Radiasi
akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam
tulang.)
dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi
dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel
28
memadai.
10. Kortikosteroid
11. Sitostatika.
capai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 - 106),
kan sel leukemia yang telah diradiasi. Dengan cara ini diharapkan
Cara pengobatan :
a. Induksi
b. Konsolidasi
dirilagi.
c. Rumat (maintenance)
d. Reinduksi
f. Pengobatan imunologik
1) Pengkajian keperawatan
a. Identitas
anak perempuan.
b. Riwayat Kesehatan
terjadi perdarahan.
darah segar dan faeces berwarna ter, darah dalam urin, serta
dapat dikaji.
2) Pemeriksaan Diagnostik
Retikulosit : menurun/rendah
kesulitan tertentu
3) Diagnosa Keperawatan
cairan
agents
kebutuhan
35
4) Rencana Keperawatan
infeksi.
Kriteria Hasil :
Klien akan :
Intervensi Rasional
- Lakukan tindakan untuk mencegah - Kewaspadaan meminimalkan
pemajanan pada sumber yang diketahui atau pemajanan klien terhadap bakteri,
potensial terhadap infeksi : virus, dan patogen jamur baik endogen
- Pertahankan isolasi protektif sesuai maupun eksogen
kebijakan institusional - Perubahan tanda-tanda vital
- Pertahankan teknik mencuci tangan dengan merupakan tanda din terjadinya sepsis,
cermat utamanya bila terjadi peningkatan suhu
- Beri hygiene yang baik tubuh
- Batasi pengunjung yang sedang demam, flu - Kultur dapat mengkonfirmasikan
atau infeksi infeksi dan mengidentifikasi
- Berikan hygiene perianal 2 x sehari dan organisme penyebab
setiap BAB - Pengertian klien dapat memperbaiki
- Gunakan protokol rawat mulut. kepatuhan dan mengurangi faktor
- rawat klien dengan neutropenik terlebih resiko
dahulu - Granulositopeniaa dapat menetap 6-12
- Laporkan bila ada perubahan tanda vital minggu. Pengetian tentang sifat
- Dapatkan kultur sputum, urine, diare, darah sementara granulositopenia dapat
dan sekresi tubuh abnormal sesuai anjuran membantu mencegah kecemasan klien
- Jelaskan alasan kewaspadaan dan pantangan dan keluarganya
- Yakinkan klien dan keluarganya bahwa - Prosedur tertentu dapat menyebabkan
peningkatan kerentanan pada infeksi hanya trauma jaringan, menngkatkan
sementara kerentanan infeksi
- Minimalkan prosedur invasive
36
Intervensi Rasional
- Monitor intake dan output . Catat - Penurunan sirkulasi sekunder dapat
penurunan urin, dan besarnya PH menyebabkan berkurangnya sirkulasi
- Hitung berat badan setiap hari ke ginjal atau berkembang menjadi
- Motivasi klien untuk minum 3 – 4 batu ginjal sehingga menyebabkan
l/hari jika tanpa kontra indikasi retensi cairan atau gagal ginjal
- Kaji adanya petechie pada kulit dan - Sebagai ukuran keadekuatan volume
membran mukosa, perdarahan gusi cairan. Intake yang lebih besar dari
- Gunakan alat-alat yang tidak output dapat diindikasikan menjadi
menyebakan resiko perdarahan renal obstruksi
- Berikan diet makanan lunak - Meningkatkan aliran urin, mencegah
Kolaborasi : asam urat, dan membersihkan sisa-
- Pemberian cairan sesuai indikasi sisa obat neoplastic
- Monitor pemeriksaan diagnostik : - Supresi bone marrow dan prosuduksi
Platelet, Hb/Hct, bekuan darah platelet menyebabkan klien beresiko
mengalami perdarahan
- Jaringan yang mudah robek dan
mekanisme pembekuan dapat
menyebabkan perdarahan meskipun
karena trauma ringan
- Mencegah iritasi gusi
- Mempertahankan cairan dan
elektrolit yang tidak bisa dilakukan
per oral, menurunkan komplikasi
renal
- Bila platelet <20.000/mm( akibat
pengaruh sekunder obat neoplastik
)klien cenderung mengalami
perdarahan. Penurunan Hb/Hct
berindikasi terhadap perdarahan.
37
Intervensi Rasional
- Kaji tingkat nyeri, gunakan skala 1 - Berguna mengkaji kebutuhan intervensi
– 10 ,bisa berindikasi perkembangan
- Monitor vital signs, catat reaksi komplikasi
non verbal - Berguna dalam validasi verbal dan
- Ciptakan lingkungan yang tenang mengevaluasi keefektifan intervensi
dan kurangi stimulus - Meningkatkan kemampuan istrahat dan
- Berikan posisi yang nyaman memperkuat kemampuan koping
- Latih ROM exercise - Menurunkan gangguan pada tulang dan
- Evaluasi mekanisme koping klien sendi
Kolaborasi : - Meningkatkan sirkulasi jaringan dan
- Analgetik mobilitas sendi
- Penggunaan persepsi pribadi untuk
mengatasi nyeri dapat membantu klien
2 memiliki koping yang lebih efektif
- Diberikan untuk nyeri ringan
38
Batasan karakteristik :
beraktifitas
Kriteria hasil :
- Klien akan menunjukkan partisipasi dalam ADL sesuai
kemampuan
Intervensi Rasional
- Evaluasi keluhan lemah, rewel, - Efek leukemia, anemia dan kemoterapi
ketidakberdayaan dalam ADL dapat menjadi satu sehingga memerlukan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan bantuan dalam pemenuhan aktifitas ADL
istrahat yang tidak terganggu - Mengumpulkan energi untuk beraktifitas
- Bantu dalam setiap pemenuhan rawat dan untuk regenerasi sel
diri/ADL - Memaksimalkan kemampuan untuk rawat
- Jadwalkan pemberian makan sebelum diri
kemoterapi. Beri oral hidrasi sebelum - Meningkatkan intake sebelum terjadi mual
makan dan anti emetik sesuai indikasi akibat efek samping kemoterapi
Kolaborasi : - Memaksimalkan kemampuan oksigenasi
- Pemberian suplemen O2 sesuai anjuran untuk uptake seluler
39
B. Hipertermi
1. Pengertian
berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu
2. Penyebab
bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat
menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa
protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh
Faktor penyebabnya:
1. Dehidrasi
berkeringat
6. Pengobatan/ anesthesia
panjang)
3. Batasan Karakteristik
meliputi :
a. Konvulsi
b. Kulit kemerah-merahan
d. Kejang
e. Takikardia
2008).
f. Takipnea
akan hilang dan anak akan merasa hangat. Hal ini juga terjadi
hangat.
42
hipertermi meliputi :
a. Anestesia
b. Penurunan perspirasi
c. Dehidrasi
600 - 900 cc air tiap harinya menguap dari kulit dan paru-paru
sehingga terjadi kehilangan air dan panas. Kehilangan panas air ini
e. Penyakit
hipertermia.
h. Medikasi
terhadap obat.
44
i. Trauma
j. Aktivitas berlebihan
menjadi dua yaitu mekanisme yang diaktifkan oleh dingin dan mekanisme
yang diaktifkan oleh panas. Mekanisme yang diaktifkan oleh dingin itu
gerakan otot yang menjadi sumber utama panas. Epinefrin dan norepinefrin
atas tigabagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh
suhu tubuh, maka adatiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu
sistem yang lain adalah sistem saraf somatis. Bila sistem ini dirangsang,
mempertahankan suhu tubuh pada angka sekitar set point (370 C). Suhu
panas untuk mempertahankan suhu set point yang konstan. Akan tetapi,
preoptik/anterior yang disuplai oleh suatu jaringan kaya vaskuler dan sangat
7. Penatalaksanaan
berdasarkan suhu awal, 5 mg/kg Bb untuk suhu kurang dari 39,1ºC atau 10
mg/kg BB untuk suhu lebih dari 39ºC. Durasi penurunan demam umumnya
6 – 8 jam.Dosis dapat diberikan setiap 4 jam tetapi tidak lebih dari 5 kali
dalam 24 jam. Suhu tubuh secara normal menurun pada malam hari, 3 – 4
– 50 ml cairan per jam (misalnya air putih, jusbuah, dan cairan tanpa kafein
lainnya).
melepas jaket atau tidak menggunakan baju yang tebal, dan mengatur suhu
karena pada kenyataan demam tidak turun bahkan naik dan dapat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
2. Keluhan Utama
Demam, lemas, nyeri persendian
Riwayat Intranatal:
Spontan/tidak spontan : Spontan
Berat badan lahir : 3.000 gram
Panjang badan lahir : 46 cm
Lingkar kepala : Ibu lupa
Penolong : Bidan
Tempat : RS
51
Riwayat Postnatal:
Bayi lahir langsung menangis, kulit kemerahan dan bergerak aktif.
Tidak ada riwayat asfiksia postpartum. Bayi kuat menyusu dan diberikan ASI
eksklusif.
Riwayat Perkembangan
Tengkurap : 4 bulan
Merangkak : 6bulan
Duduk : 8bulan
Berdiri : 12bulan
Berjalan : 16 bulan
Saat ini : Saat ini anak usia 5 tahun, anak mudah lelah bila
beraktivitas, tetapi Anak tetap aktif dan tetap melakukan
aktivitas seperti bermain bola dengan teman-temannya
walau sudah dilarang oleh oran tua.
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien/ Pasien
: Tinggal serumah
: Menikah
: Keturunan
An. MA (5 Tahun) merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan
Tn.H Dan Ny.N
Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang sakit seperti pasien atau penyakit
menular maupun menurun.
7. Riwayat Sosial
Yang mengasuh : Orang tua (Ibu dan Bapak)
Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
Hubungan dengan teman sebaya : Baik
Pembawaan secara umum : Baik, tenang
Lingkungan rumah : Bersih
53
8. Kebutuhan Dasar
1) Nutrisi
Sebelum sakit : An. MA makan 3 x sehari di rumah (Nasi, sayur,
lauk) makan selalu habis
Saat sakit : Nafsu makan (+) baik, pasien tetap ikut makan
sahur bersama bapak, tapi pasien tidak puasa.
2) Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1 x sehari dan BAK 4-5 kali sehari
Saat sakit : BAB 1 x sehari dan BAK 4 x sehari
3) Istirahat tidur
Sebelum sakit : An. MA tidur 8 jam pada malam hari dan 2 jam
siang hari (sepulang sekolah)
Saat sakit : An. MA tidur 8 jam pada malam hari dan lebih
banyak tidur saat siang hari
4) Aktivitas
Sebelum sakit : An. MA sangat aktif, beraktivitas seperti biasa
dengan teman seusianya
Saat sakit : An. MA lebih banyak bed rest, An. MS lebih cepat
merasa lelah dan lemas.
c) Pemeriksaan respiratori
1) Bernafas
Frekuensi pernafasan, : RR= 24 x/ menit, nafas reguler
kedalaman dan kesimetrisan dan dangkal, pergerakan dinding
dada simetris
Pola nafas : Reguler
Retraksi : Tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Posisi : Supine
2) Hasil auskultasi thoraks
Bunyi nafas : vesikuler
Fase ekspirasi dan inspirasi : 1 : 2
memanjang
3) Hasil pemeriksaan thoraks
Lingkar dada : Tidak diukur
Bentuk dada : Simetris
4) Hasil auskultasi paru
Suara Tambahan : Ronkhi (negatif / negatif)
Wheezing (negatif / negatif)
d) Pengkajian neurologi
1) Tingkat kesadaran (GCS): Apatis (E4V5M4)
2) Pemeriksaan Kepala
Bentuk : Mesosefali
Fontanel : Tegas
Lingkar kepala : Tidak diukur
3) Rambut
Warna : Hitam
Tebal/tipis : Sedikittipis
Distribusi : Merata
4) Mata
Palpebra : Tidakedem
Alis dan bulu mata : Tidakmudah dicabut
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidakikterik
Produksi air mata : Cukup
Pupil: Diameter : 3 mm/ 3mm
Simetris : Isokor
56
5) Telinga
Bentuk : Simetris
Sekret : Tidak ada
Serumen : Minimal
Nyeri : Tidakada
Lokasi : -
6) Hidung
Bentuk : Simetris
Pernafasan Cuping Hidung : Minimal
Epistaksis : Tidakada
Sekret : Tidakada
7) Mulut
Bentuk : Simetris
Bibir : Mukosa bibir lembab
Gusi : Mudah berdarah,terdapat
hipertropi
Gigi-geligi : Gigi tumbuh lengkap
8) Lidah
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak
Tremor : Tidak
Kotor : Tidak
Warna : Merahmuda
9) Faring
Hiperemi : Tidakada
Edem : Tidakada
Membran/pasieneudomembran : Tidakada
10) Tonsil
Warna : Merahmuda
Pembesaran : Tidakada
Abses/tidak : Tidakada
Membran/pasieneudomembran : Tidakada
57
11) Leher
a. Vena jugularis
Pulsasi : Tidakterlihat
Tekanan : Tidakmeningkat
b. Pembesaran kelenjar leher : tidak ada
Kaku kuduk : Tidak ada
Massa : Tidak ada
h) Pengkajian hematologi
1) Kulit
Warna : Sawo matang
Adanya pteckie, memar : Tidak ada
Adanya lesi : Ada
Lokasi di ekstremitas atas/
tangan
Perdarahan dari membran : Pinggir bibir pecah-pecah, gusi
mukosa atau dari lukasuntikan berdarah, darah keluar sedikit
2) Abdomen
Pembesaran hati/ limfa : tidak ada
i) Pengkajian endokrin
1) Status hidrasi
Poliuria : Tidak ada
Polifagia : Tidak ada
Polidipasieni : Tidak ada
Kulit kering : Tidak
2) Tampilan umum
Alam perasaan : Tenang
Iritabilitas : Tidak ada
Sakit kepala : Tidak ada
Gemetaran : Tidak ada
j) Obat-obatan saat ini
Daftar Obat Yang Digunakan Pasien
No/ Tanggal Nama obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek samping
1 / 29-07-2019 Ceptiaxone 3 x 300 mg Mengobati/ Hipersensitifitas Mual, muntah,
mencegah infeksi pusing
2 / 26-07-2019 Transfusi TC 3 kantong/
(Trombosit) kolf
3 / 29-07-2019 Ampicilin 4 x 400 mg
4/ 29-07-2019 Ceftriaxone 1 x 2 g drip Antibotik Hipersensitifitas Mual, muntah,
pusing
5 / 29-07-2019 Dexamethasone 5 mg per IV Mengatasi alergi Hipertensi, dm, Mual muntah,
jantung mual, muntah,
lemas
6/29-07-2019 Gentamicin Mengatasi alergi Gangguan
mental, depresi
Tabel 3.1
60
Pemeriksaan labooratorium
Tabel 3.2
k) Pemeriksaan diagnostik
-
61
Ringkasan Keperawatan
B. Analisa Data
DO:
Ps puasa
BB = 12 kg
TB = 90 cm
BMI= 14,8
62
DO:
Tampak gusi berdarah, darah keluar
sedikit, gusi bengkak
Anak tampak lemas
Aktivitas bed rest
4. DS: Resiko tinggi infeksi Tidak adekuatnya
- Bapak pasien mengatakan anak pertahanan
sudah 2 x dirawat RSUP banjar sekunder, imunitas
patoman berkurang
- Bapak pasien mengatakan An.
MA bila terluka (lecet)
sembuhnya lama dan akan
menjadi koreng
DO:
Pembawaan anak tenang
Aktivitas anak bed rest
Terpasang infus infus NaCl 9% 10
tpm
C. Prioritas Masalah
darah
imunitas berkurang.
63
BAB IV
ANALISA SITUASI
kesehatan masyarakat.
64
Pemerintah Belanda yang didirikan pada tahun 1917 dan dikenal sebagai
Gubernur nomor 34 tahun 2006 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi
Daerah No 8 Tahun 2008 tentang SOTK RSUD & RSJ Provinsi Jawa
Tengah dengan susunan Direktur dibantu oleh tiga Wakil Direktur dan 9
layanan umum secara efektif & efisien sejalan dengan praktek bisnis yang
daerah. Dalam pencapaian tujuan tersebut maka RSMS meliliki Visi Prima
pencapaian Visi dan Misi dapat dilakukan secara bertahap, fokus dan
terukur. Sumber Daya Manusia RSMS sejumlah 1706 yang terdiri dairi
tenaga PNS 790 pegawai dan Non PNS (Tenaga Kontrak BLUD) sejumlah
731 dengan komposisi Klas III (325), Klas II (96), Klas I (127), Utama
(24),VIP (89), HCU (18), ICU (16), ICCU (8) NICU (28)
untuk merawat pasien anak dengan jumlah tempat tidur 36 pada bulan
67
ruang aster terdapat 5 jenis ruangan kelas 1,2,3, ruang ISOLASI dan
terdapat ruang kamar nomor 1 sampai dengan nomor 6 dan kamar mandi
pasien, kamar nomor 1,2,6 merupakan kamar kelas 3 yaitu dengan jumlah
tempat tidur kamar nomor 1 terdiri dari 3 tempat tidur, kamar nomor 2
terdiri dari 6 tempat tidur dan kamar nomor 6 juga terdiri dari 6 tempat
ruang isolasi, ruang mushola dan ruang CS. Dibagian depan terdapat ruang
terdapat ruang kamar nomor 8 sampai kamar nomor 15, dimana kamar
Didalam lingkup ruang aster terdapat ruang kursi roda, ruang cuci bskom,
dokter, ruang tindakan, ruang coas, kamar mandi laki-laki, kamar mandi
KA.Bidang Keperawatan :
Sri Mulyani, S.Kep, Ns
NIP: 196200031983092003 KA. IRNA I :
Miswargianingsih, S.Kep, Ns
NIP : 197205021997032006
NIP. 19620903 198809 2 003
Pramu Ruang:
NIP. 19620903 198809 2 003 NIP. 19620903 198809 2 003 Sugiarti
Administrasi: NIP : 196610152007012014
Susswati
Nip : 196608031992012001
Monica NIP. 19620903 198809 2 003
Nip : 199506062019022010
ruang rawat inap aster yang terdiri atas kelas 1 dengan jumlah 3
mandi dalam , tipas angin, jam dinding, 2 lemari pakaian, dan 2 meja
Untuk kelas 3 terdapat 6 temapt tidur, kamar mandi luar, jam dinding,
Selain ktu diruangan aster terdapat juga ruangan khusus untuk bermain
oleh mahasiswa.
proses kehidupan yang actual dan potensial. Pada tahap penentuan diagnose
pengkajian.
73
peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, takikardi, takipnea, kulit terasa
hangat .
pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen maupun endogen.
peningkatan suhu tubuh dengan cepat dan intensif. Hipetermi sebagai salah
mengurangi peningkatan suhu tubuh pada pasien. Selain dengan terapi obat-
Kompres yaitu salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
bila anak demam. Selama ini kompres dingin atau es menjadi kebiasaan
kebiruan. Pada saat sekarang kompres yang dianjurkan adakah kompres air
melalui empat cara yaitu radiasi, konveksi atau konduksi. Secara umum,
enam puluh persen panas dilepas secara radiasi, yaitu transfer dari
Seper emat bagian lainnya dilepas melalui penguapan dari kulit dan paru,
dalam bentuk air yang diubah dari bentuk cair menjadi gas, 243 kj (58kkal)
langsung pada suhu berbeda. Pada kompres air hangat ini merupakan
kompres hangat dalam yang rutin sehari dilakukan satu kali. Hal ini
dibuktikan dari hasil pemeriksaan tanda tanda vital suhu tubuh normal, kulit
kemerahan sudah tidak terlihat, akral hangat, melaporkan tidur pola tidur
suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back)
initerjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankansuhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh
dipertahankan agar suhutubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh
kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat
dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur
panas.
Kompres yaitu salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
bila anak demam. Selama ini kompres dingin atau es menjadi kebiasaan
kebiruan. Pada saat ini kompres yang dianjurkan adalah kompres air hangat
yang telah dibasahi air hangat dengan temperatur maksimal 43ºC. Lokasi
hangat pada kulit dapat menghambat shivering dan dampak metabolik yang
dan kompres hangat lebih efektif dibandingkan antipiretik saja, selain itu
juga mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan.
salah satu cara non-farmakologi untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien.
79
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
orang dewasa. Lebih dari 80% dari kasus LLA adalah terjadinya
< 15 tahun, dengan insiden tertinggi pada usia 3-5 tahun Gambaran
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
aplikasi ini
mahasiswa.
Daftar Pustaka
Jakarta
MediAction
EGC
2010-2012, NANDA
Dewi, A. K. (2016). Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian Kompres Air
Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam. Jurnal Keperawatan