Pendahuluan - Sejarah Wakaf Dalam Islam Dan Perkembangannya
Pendahuluan - Sejarah Wakaf Dalam Islam Dan Perkembangannya
Septyaningdyah Setyorini
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI
Email : septyaningdyahs@yahoo.com
Abstract :
Keywords :
Abstrak :
Kata Kunci : Wakaf, Kesejahteraan, Solidaritas
Pendahuluan
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin merupakan konsep yang
komprehensif dan holistik termasuk memberikan banyak perhatian pada hal yang
berhubungan dengan muamalah (Jamaluddin, 2020; Muzadi, 2006). Termasuk di
dalamnya juga ada anjuran untuk membantu sesama manusia terutama golongan yang
lemah dan kekurangan (Nuruddin, 2014). Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah
SAW dalam Hadistnya berikut ini:
ص َدقَةً تُْؤ َخ ُذ ِمن أ ْغنِياِئِه ْم َف ُت َر ُّد في ُف َقراِئِه ْم َ أن اللَّهَ ا ْفَت َر
َ ض عليهم َّ
Yang artinya: Sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat kepada mereka pada
harta mereka yag diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang
miskin mereka (Al-Bukhary, 2002; Muslim, 2006).
Membantu sesama ini juga bentuk kebaikan yang dimaksud oleh Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 177 berikut ini:
ب َو ٰل ِك َّن الْبِ َّر َم ْن ٰا َم َن بِال ٰلّ ِه َوالَْي ْوِم ااْل ٰ ِخ ِر َوال َْم ٰلۤ ِٕى َك ِة
ِ ل َْيس الْبِ َّراَ ْن ُت َولُّ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم قِبَ ل ال َْم ْش ِر ِق َوال َْمغْ ِر
َ َ
ِ ۚ الرقَ ا
ب ِّ فى ِ
ِ الس اۤ ِٕىل ْي َن َو ِ ِ
َّ ال َعلى ُحبِّه ذَ ِوى الْ ُق ْربٰى َوالْيَت ٰٰمى َوال َْمسٰك ْي َن َوابْ َن
َّ الس ب ْي ۙ ِل َو ٰ ِ
َ ٰب َوالنَّبيّ َن ۚ َو ٰاتَى ال َْم ِ وال
ِ ْكت َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
سِ ۗ الض َّراۤء َوح ْي َن الْبَ ْأ َّ ْأس اۤء َو َ َالص بِ ِريْ َن فى الْب ّٰ اه ُد ْوا ۚ َو َ الز ٰك و َة ۚ َوال ُْم ْو ُف ْو َن بِ َع ْه ده ْم ا َذا َع َّ الص ٰلو َة َو ٰاتَى َّ َواَقَ َام
ۤ ِ َ اُو ٰلۤ ِٕى
َ ص َد ُق ْو ۗ َاواُو ٰل ِٕى
ك ُه ُم ال ُْمَّت ُق ْو َن َ ك الَّذيْ َن
Firman Allah SWT diatas menyatakan bahwa bagian dari kebajikan yang
dianjurkan dalam Islam adalah dengan memberikan harta atau bantuan yang
dicintainya selain kepada kerabatnya tapi juga pada anak yatim, orang miskin, musafir
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
َّ و أ ْن يُ ِح، واهما ِ
ب ُ أحب إلي ه م َّما ِسُّ ُ أ ْن يك و َن اهللُ و رس ولُه: ان ِ ثالث من ُك َّن في ه وج َد حالوةَ اإليم
َ َ َْ ٌ
كرهُ أ ْن ُيلْقى في النا ِر ِ ِ المرء ال يحبُّهُ إاَّل
َ َعود في ال ُكف ِر بع َد إ ْذ أنق َذهُ اهللُ م ْنهُ ؛ َكما ي
َ َ و أ ْن يَك َْر َه أ ْن ي، هلل ُ َْ
Yang artinya: Tiga perkara yang barangsiapa itu terdapat pada dirinya, maka
akan merasakan lezatnya iman, yaitu: (1) barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya
lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya
mencintainya karena Allah. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah
Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.
Dalam hadist ini Rasulullah menyerupakan keinginan seorang Mukmin untuk beriman
yang didalamnya termasuk mencintai seseorang karena imannya salah satunya dalam
bentuk solidaritas atau kepedulian terhadap saudara seimannya dengan sesuatu yang
manis, karena sebagai bukti keimanan dari seseorang (Al-Bukhary, 2002; An-Nasaai,
1986; At-Tirmidzi, 1996; Hanbal, 1995; Muslim, 2006).
Jadi mengeluarkan sebagian harta baik dalam bentuk zakat, infak, shodaqah
termasuk juga yang akan peneliti bahas dalam artikel ini yaitu wakaf adalah selain
bukti kedermawanan juga sebagai bukti keimanan kepada Allah SWT. Wakaf ini
perlu dikelola dengan baik agar harta yang diwakafkan bisa berkembangkan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat (Zainal, 2016). Selain itu
dengan pemanfaatan wakaf yang tidak ada batasan tertentu ini membuatnya memiliki
fungsi jangka panjang dan menjadikannya sebagai bagian dari bentuk kesadaran
untuk membantu kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat luas
atau disebut juga sebagai filantropi islam yang penting (Uyun, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji wakaf dari segi
historis dan perkembangannya hingga saat ini. Metode penelitian yang digunakan
adalah kualitatif dengan pendekatan historis. Tahapan tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan metode historis antara lain heuristik (pengumpulan data primer), kritik
(ditelaah dengan baik), interpretasi, dan historiografi. Penjabaran tersebut tentu saja
harus memperhatikan rumusan masalah atau tujuan penelitian ini dilaksanakan
(Novariyanto, 2020).
Isi/Pembahasan
Sub-bab Isi/Pembahasan 1
Sub-bab Isi/Pembahasan 2
Sub-bab Isi/Pembahasan 3