Anda di halaman 1dari 10

SURAT KUASA KHUSUS

Yang Bertanda Tangan di bawah ini:


Nama : Budi
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Kalipasung Kec Gebang Kab Cirebon
Untuk selanjutnya memberi kuasa.
Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor Kuasanya di bawah ini, menerangkan dengan
ini memberi kuasa kepada:
Donny Chandra Khusuma Nazar, S.H., M.H.
Dr. Kelvin Mahesa Saputra, S.H., M.H.
Luthfi Ghifari Heryadi, S.H., M.H.
Mega Dwi Yani, S.H., M.H.
Wilan Gustiyanti, S.H., M.H.
Audric Yudha H, S.H.,M.H

Advokat yang berkantor di Jl. Fatahillah No. 24 Cirebon yang bertindak baik bersama-sama atau
sendiri-sendiri untuk selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
……………………………………………..KHUSUS…………………………………………….
Untuk dan atas nama pemberi kuasa sebagai penggugat Budi lawan Pudin beralamat di
Kampung Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan, Kab. Cirebon, disebut sebagai TERGUGAT I,
dan Somad beralamat di Kampung Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan, Kab. Cirebon, disebut
sebagai TERGUGAT II, mengenai Wanprestasi dengan Register 52Pdt.G/2022/PN.CRB,
Tanggal 20 Juni 2022.

Selanjutnya dalam menjalankan kuasa ini, kepada Penerima Kuasa diberikan ssegala hak dan
wewenang untuk memmbuat, menandatangani dan mengajukan surat-surat, menghadap pejabat-
pejabat yang berwewenang dilingkungan Pengadilan Negeri Cirebon dan pejabat-pejabat lain,
membuat menandatangani dan mengajukan gugatan, menghadiri sidang-sidang, mengajukan
jawaban atas gugatan Rekonpensi, mengajukan replik, mengajukan duplik dalam Rekonpensi,
mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi, menolak dan membantah bukti serta saksi yang diajukan
Tergugat I dan Tergugat II, mengajukan Konkluksi (Kesimpulan), menerima dan/atau menolak
mediasi serta perdamaian, menerima salinan putusan, mengajukan permohonan-permohonan,
mengajukan permohonanan Aanming dan Eksekusi atas putusan perkara ini, membela dan
mempertahankan hak-hak PEMBERI KUASA, melakukan pembayaran-pembayaran, membuat
dan menerima kwitansi-kwitansi atau suatu pembayaran, serta melakukan segala tindakan hukum
yang dianggap perlu dan berguna bagi kepentingan hukum PEMBERI KUASA sehubungan
dengan pemberian kuasa dimaksud.
Surat kuasa dan kekuasaan ini dapat dialihkan kepada orang lain dengan hak substitusi serta
secara tegas dengan hak retensi dan seterusnya menurut hukum seperti yang dimaksudkan dalam
Pasal 1812 KUHPerdata dan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang.

Cirebon, 20 Juni 2022


Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

(Budi) Advokat
Nomor : 03/SG-BNA/IX/2022
Lamp : Surat Kuasa
PERIHAL : Surat Gugatan Wanprestasi

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Negeri
Cirebon
Di
Cirebon
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini Kami:
1. Donny Chandra Khusuma Nazar., S.H. MH.
2. Dr. Kelvin Mahesa Saputra., S.H. MH.
3. Luthfi Ghifari Heryadi., S.H. MH.
4. Mega Dwi Yani., S.H. MH.
5. Wilan Gustiyanti, S.H. MH.
6. Audric Yudha H, S.H.,M.H.

Para Advokat dan para penasihat di kantor Pengacara Donny, dkk. No. Reg. Izin Praktek:
07/5423/PPP/Perp/XII/2002 berkantor di Jalan Fatahillah, No. 24 Kab. Cirebon, berdasarkan
surat kuasa tertanggal 20 Juni 2022 terlampir, bertindak untuk dan atas nama Budi, bertempat
tinggal di Desa Kalipasung Kab. Cirebon, dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum
(domisili) di kantor kuasanya tersebut di atas, hendak mengajukan surat gugatan ini, selnajutnya
akan disebut sebgain penggugat.
Dengan ini penggugat akan mengajukan gugatan terhadap:
1. Pudin, umur 55 tahun, pekerjaan wiraswasta, agama islam, tempat tinggal di Kampung
Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan, Kab. Cirebon
2. Somad , umur 53 tahun, pekerjaan wiraswasta, agama islam, tempat tinggal di Kampung
Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan, Kab. Cirebon
Adapun duduk persoalannya adalah sebagai berikut:
1. Budi yang beralamat di desa Kalipasung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon,
melakukan perjanjian jual beli tanah yang pernah menetap di desa Bunder dengan nomor
sertifikat 128 seharga Rp. 1.300.000.000 (satu milyar tiga ratus juta) pada tahun 2022
yang bertanda tangan 13 Februari 2022.
2. Pada saat Budi membeli tanah milik Udin hanya ada bukti kwitansi pembayaran, sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati.
3. Kemudian pada bulan Juni 2022 Somad melakukan gugatan pada Pudin dengan objek
yang dijual berkaitan dengan keabsahan sertifikat di Peradilan Tata Usaha Negara di
Bandung.
4. Budi tidak mengetahui adanya gugatan tersebut, kemudian Plato memberi tahu Budi
bahwa objek sengketa tanah itu sedang dipersengketakan antara Pudin dan Somad.

PRIMAIR:
− Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
− Menyatakan Tergugat I, dan II telah melakukan wanprestasi terhadap Penggugat;
− Memerintahkan Tergugat II untuk mencabut gugatan pada tergugat I terkait dengan
persengketaan pada objek hak milik Tanah Penggugat
−Tergugat I dan Tergugat II dikenakan wanprestasi dari penggugat berkaitan dengan
Kasus persengketaan yang dilakukan oleh tergugat I dan II
− Jangka waktu paling lambat 1×24 jam setelah putusan aquo dibacakan;
−Tergugat II dinyatakan tidak sah dalam menggugat tergugat I dalam perihal keabsahan
sertifikat tanah di Pengadilan Tata Usaha Negara.
− Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum
banding, verzet maupun kasasi;
− Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
aquo.
SUBSIDER :
Apabila Mejelis Hakim yang memeriksan dan mengadili perkara ini berpendapat lain
mohon dapat memberikan putusan yang seadil- adilnya ( Ex Aequo Et Bono ). Demikian gugatan
ini Kami ajukan, atas perhatian dan dikabulkannya gugatan ini diucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat:

Para Advokat
JAWABAN TERGUGAT

Cirebon, 08 Juli 2022

Perihal : Eksepsi dan Jawaban atas gugatan Penggugat


Dengan Register No.Perkara 52Pdt.G/2022/PN.CRB
Pada Pengadilan Negeri Cirebon

Kepada Yang Terhormat,


Majelis Hakim Pemeriksa Perkara 52Pdt.G/2022/PN.CRB
Pada Pengadilan Negeri Cirebon
di-
Cirebon

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini Machfud Hatta, S.H., M.H., Ines Fiola, S.H.,M.H.,
Kiki Armiliya Agustina, S.H.,M.H., Aris Firdaus, S.H.,M.H. Advokat dan Konsultan Hukum
berkantor di MHT Law Firm beralamat di Jl.Dewi Sartika No.101 Sumber Cirebon, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor 005/SKK/MHT/VI/2022 tanggal 02 Juli 2022, yang telah terdaftar
pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama :

Nama : Pudin
Tempat, Tanggal lahir : Cirebon, 20 Mei 1967
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Alamat Tempat Tinggal : Kampung Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan
Kab. Cirebon

Dalam kedudukannya sebagai TERGUGAT I

Sehubungan dengan adanya gugatan wanprestasi dari saudara Budi bertempat tinggal di Desa
Kalipasung Kab. Cirebon yang telah terdaftar dalam register No Perkara 52Pdt.G/2022/PN.CRB
pada Pengadilan Negeri Cirebon tertanggal 27 Juni 2022 dalam kedudukanya sebagai
PENGGUGAT, perkenankanlah kami bertindak untuk dan atas nama klien kami mengajukan
eksepsi, jawaban dan mengajukan gugtan rekonvensi sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :
Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil – dalil Gugatan a quo yang diajukan oleh
Penggugat, kecuali dalil – dalil yang dengan tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat I
A. Surat Kuasa Tidak Sah
1. Bahwa sebagaimana Pasal 123 ayat (1) HIR dan SEMA No. 01 Tahun 1971 (23 Januari
1971) jo. SEMA No. 6 Tahun 1994 (14 Oktober 1994) bahwa berdasarkan ketentuan
tersebut surat kuasa khusus (bijzondere schriftelijke machtiging), harus dengan jelas dan
tegas menyebutkan:
1. Secara spesifik kehendak untuk berpekara di Pengadilan tertentu sesuai dengan
kompetensi relatif;
2. Identitas para pihak yang berpekara;
3. Menyebutkan secara ringkas dan konkret pokok perkara dan objek yang
diperkarakan, serta
4. Mencantumkan tanggal serta tanda tangan pemberi kuasa.
Semua syarat itu bersifat kumulatif. Oleh karenanya, apabila salah satu syarat tidak
terpenuhi, surat kuasa tidak sah dan mengandung cacat formil.
2. Bahwa sebagaimana surat kuasa khusus yang diberikan oleh Penggungat sebagai
pemberi kuasa kepada para advokat sebagai penerima kuasa tertanggal 20 Juni 2022
tidak mencantumkan secara jelas dan spesifik di pengadilan mana surat kuasa tersebut
digunakan, sehingga surat kuasa tersebut dinyatakan tidak sah karena mengandung cacat
formil sebagai mana poin 1, Sehingga sudah sepatutnya secara hukum gugatan
penggugat ditolak atau tidak dapat diterima

B. Eksepsi Kewenangan Mengadili


1. Bahwa pada surat gugatan penggugat ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri
Cirebon. padahal Tergugat I diketahui dengan jelas tempat tinggal nya di Kampung
Beringin, Desa Bunder, Kec. Susukan, Kab. Cirebon. yang secara jelas dalam hal ini
termasuk dalam kewenangan relatif Pengadilan Negeri Sumber Cirebon. sebagaimana
diatur dalam pasal 118 HIR pasal 1 bahwa “Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama
masuk kekuasaan pengadilan negeri, harus dimasukan dengan surat permintaan yang
ditandatangani oleh penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua
pengadilan negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak
diketahui tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya”. Berdasarkan dalil tersebut maka
Pengadilan Negeri Cirebon tidak berhak memeriksa perkara ini secara relatif. Sehingga
sudah sepatutnya secara hukum gugatan Penggugat ditolak atau tidak dapat diterima.

C. Gugatan Kabur ( Obscuur Libel )


1. Bahwa gugatan Penggugat tidak menjelaskan siapa Tergugat I dan siapa Tergugat II
namun dalam petitum nya Penggugat menuntut Tergugat I dan Tegugat II sehingga tidak
dapat dipahami siapa yang dimaksud dalam petitum tersebut. oleh karena sudah
sepatutnya secara hukum gugatan Penggugat ditolak atau tidak dapat diterima.
2. Bahwa posita Penggugat tidak jelas, tidak memiliki dasar hukum, dasar peristiwa tidak
jelas, dan tidak menyebutkan batas-batas objek tanah yang dimkasud dan tidak
disebutkan dimana letak objek tanah tersebut dengan jelas. Sehingga sudah sepatutnya
secara hukum gugatan Penggugat ditolak atau tidak dapat diterima.
3. Bahwa antara posita dan petitum Penggugat tidak bersesuaian, sehingga gugatan
Penggugat kabur. Dimana dalam posita tidak menjelaskan adanya kesepakatan yang
diingkari oleh Tergugat, akan tetapi Penggugat dalam petitum nya menuntut Tegugat
telah melakukan wanprestasi. Sehingga sudah sepatutnya secara hukum gugatan
Penggugat ditolak atau tidak dapat diterima.
4. Bahwa petitum Penggugat tidak diketahui penyebab terjadinya wanprestasi, tidak
diketahui pula apa legal standing penggugat untuk menuntut terkait keabsahan sertfikat
tersebut, sehingga sudah sepatutnya secara hukum gugatan ditolak atau tidk dapat
diterima.
D. Gugatan Kurang Pihak ( Plurium Litis Consortium )
1. Bahwa Penggugat dalam posita No.3 bahwa pada bulan Juni 2022 Somad melakukan
gugatan pada Pudin dengan objek yang dijual berkaitan dengan keabsahan sertifikat di
Peradilan Tata Usaha Negara di Bandung. Tentu saja terkait kebasahan sertifikat yang
dimaksud haruslah ditarik juga Pihak dari BPN sebagaimana pihak yang telah
mengeluarkan keputusan berupa sertifikat tanah. Namun dalam perkara ini Penggugat
tidak menjadikan BPN sebagai pihak Tergugat atau Turut Tergugat, sehingga sudah
sepatutnya secara hukum gugatan Penggugat ditolak atau tidak dapat diterima.
E. Eror In Persona ( Persona Standi in Judicio )
1. Bahwa Penggugat dalam petitumnya menyatakan bahwa Tergugat II telah melakukan
wanprestasi kepada Tergugat I, padahal antara Penggugat dan Tergugat II tidak memiliki
hubungan hukum yang jelas
2. Bahwa penggugat dalam petitumnya menyatakan bahwa memerintahkan untuk mencabut
gugatanya kepada Tergugat I. Padahal antara Penggugat dan Tergugat II tidak memiliki
hubungan hukum yang jelas.
Berdasarkan dalil-dalil tersbut secara nyata bahwa gugatan Penggugat kepada Tergugat II
tidak memiliki hubungan hukum dan tidak berdasar sehingga sudah sepatutnya secara
hukum gugatan ditolak atau tidak dapat diterima.

Selanjutnya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
dapat memutus dalam putusan dengan Amar sebagai berikut:
1. Menerima Eksepsi Tergugat I untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ditolak atau tidak dapat diterima;
3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul akibat perkara
ini.
DALAM KONVENSI :
1. Bahwa Tergugat I mohon dengan hormat agar hal – hal yang telah diuraikan Dalam
Eksepsi tersebut diatas menjadi satu – kesatuan yang tidak terpisahkan dan berlaku secara
mutatis mutandis dalam Pokok Perkara Gugatan a quo
2. Bahwa pada prinsipnya Tergugat I menyangkal dan menolak dalil-dalil Gugatan yang
diajukan Penggugat, kecuali yang diakui secara tegas dalam Jawaban ini;
3. Bahwa pada posita no.1 Penggugat mendalilkan bahwa Budi yang beralamat di desa
Kalipasung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, melakukan perjanjian jual beli
tanah yang pernah menetap di desa Bunder dengan nomor sertifikat 128 seharga Rp.
1.300.000.000 (satu milyar tiga ratus juta) pada tahun 2022 yang bertanda tangan 13
Februari 2022. Dalam hal ini jelas Tergugat I telah menyerahkan sertifikat tanah SHM
No.128 kepada Penggugat sehingga kewajiban Tergugat I sudah dipenuhi dan tidak dapat
dinyatakan bahwa Tergugat I telah melakukan wanprestasi.
4. Bahwa pada posita No.2 Penggugat mendalilkan bahwa saat Penggugat membeli tanah
milik Tergugat I hanya ada bukti kwitansi pembayaran, sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa untuk memperoleh perlindungan
hukum pembeli harus beritikad baik sebagaimana Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 4 Tahun 2016 sebagai berikut :
Melakukan jual beli atas objek tanah tersebut dengan tata cara/prosedur dan dokumen
yang sah sebagaimana telah ditentukan peraturan perundang-undangan, yaitu:
1. Pembelian Tanah melalui pelelangan umum, atau
2. Pembelian Tanah dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997) atau
3. Pembelian terhadap Tanah milik adat / yang belum terdaftar yang dilaksanakan
menurut ketentuan hukum adat, yaitu:
a. Dilakukan secara tunai dan terang (dihadapan/diketahui Kepala
Desa/Lurah setempat).
b. Didahului dengan penelitian mengenai status Tanah objek jual beli dan
berdasarkan penelitian tersebut menunjukan bahwa tanah objek jual beli
adalah milik penjual.
c. Pembelian dilakukan dengan harga yang layak.
Bahwa berdasarkan poin uraian diatas dapat diketahui bahwa Penggugat pada saat proses
jual beli tidak dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah Sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Sehingga dalam hal ini Penggugat
dinyatakan tidak beritikad baik dan tidak patut untuk mendapat perlindungan hukum
5. Bahwa untuk dalil-dalil gugatan yang selebihnya yang tidak ditanggapi, pada prinsipnya
Tergugat I tetap menolaknya.

DALAM REKONVENSI :
1. Bahwa apa yang termuat dan terurai DALAM EKSEPSI dan DALAM KONVENSI agar
dianggap termuat pula DALAM REKONVENSI (GUGAT BALIK) ini secara mutatis
mutandis yang tidak dapat dipisahkan.
2. Bahwa Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi telah terjadi kesepakatan jual
beli tanah dengan SHM No.128 dengan harga Rp. 1.300.000.000 (satu milyar tiga ratus
juta) pada 13 Februari 2022. Penggugat Rekonvensi telah melakukan kewajiban nya
dengan menyerahkan sertifkat dimaksud kepada Tergugat Rekonvensi.
3. Bahwa sejak terjadi nya kesepakatan jual beli sampai deangan saat ini Tergugat
Rekonvensi tidak pernah mengurus pengalihan hak atas objek tanah tersebut hal ini
menunjukan bahwa Tergugat Rekonvensi adalah bukan pembeli yang masuk dalam
kualifikasi pembeli yang beritikad baik.
4. Bahwa dengan timbulnya permasalahan ini, Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian
materil dan inmateriil. Kerugian materil telah mengeluarkan biaya-biaya transport.
Akomodasi dan konsumsi selama menjalani perkara ini sebesar kurang lebih
Rp.20.000.000 ( Dua Puluh Juta Rupiah ). Dan kerugian inmateriil berupa rasa malu,
tekanan secara psikis dan menambah beban pikiran sehingga menggagu dalam pekerjaan
sehingga sebagai wiraswastawan mengalami kehilangan potensi keuntungan sebesar
Rp.30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) selama menjalani perkara ini. Sehingga kerugian
Penggugat Rekonvensi seluruhnya sebesar Rp.50.000.000 (lima Puluh Juta Rupiah).
5. Bahwa gugatan rekonvensi ini didasarkan pada Bukti bukti yang Sah dan meyakinkan
menurut Hukum, maka Pengugat dalam Konvensi / Tergugat dalam Rekonvensi agar
terhadap Putusan Perkara ini dapat dilakukan secara serta merta meskipun ada Upaya
Hukum Verzet, Banding, Kasasi, atau Upaya Hukum lainnya (Uit Voebar bij vooraad).
6. Menghukum kepada Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini.
7. Menghukum kepada Tergugat dalam Rekonvensi untuk tunduk dan patuh terhadap
putusan perkara ini.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan Tergugat I dalam Konvensi serta gugatan Penggugat
Rekonvensi di atas, selanjutnya mohon kepada Ibu/Bapak Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, berkenan memutus perkara dengan amar sebagai berikut:

PRIMAIR
DALAM KONVENSI :
1. Menyatakan menolak Gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
Gugatan tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang ditimbulkan dalam Perkara
ini

DALAM REKONVENSI :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Rekonvensi Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat
I dalam Konvensi seluruhnya
2. Menyatakan dengan hukum bahwa Penggugat Rekonvensi tidak melakukan wanprestasi
3. Menyatakan dengan hukum bahwa Tergugat Rekonvensi adalah pembeli yang tidak
beritikad baik dan tidak berhak untuk mendapat perlindungan hukum
4. Menghukum kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar kerugian materil dan
inmtaeril kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
5. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum
Banding dan Kasasi
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar semua biaya yang timbul dalam
perkara ini

SUBSIDAIR
Apabila yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya (Ex
Aequo et Bono)
Hormat
Kuasa Penggugat,

Machfud Hatta, S.H.,M.H. Kiki Armilya Agustina, S.H.,M.H

Ines Fiola, S.H.,M.H. Aris Firdaus, S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai