Anda di halaman 1dari 17

Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi nosokomial atau Health Associated Infection (HAIs) merupakan salah

satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit maupun fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya. Pengawasan serta pencegahan terhadap HAIs harus

dijadikan prioritas utama demi tercapainya pelayanan kesehatan yang aman. Hal ini

dikarenakan HAIs dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat, perpanjangan lama

sakit, perpanjangan lama rawat, penambahan biaya rawat, bahkan

kematian.Kebersihan tangan merupakan tindakan paling utama dalam mencegah

infeksi rumah sakit dan mencegah penyebaran resistensi antimikrobial. Peningkatan

kepatuhan mencuci tangan melalui berbagai cara telah terbukti dapat menurunkan

angka infeksi rumah sakit. Prinsip-prinsip mencuci tangan dipelopori oleh

Semmelweis. Pada tahun 1847, Semmelweis merupakan kepala Vienna Lying-In

Women’s Hospital.

Semmelweis mewajibkan petugas kesehatan di rumah sakitnya untuk mencuci

tangan sebelum melakukan tindakan medis. Hal ini berdampak baik berupa penurunan

angka kematian akibat infeksi dari 18% menjadi 3%. Kebersihan tangandapat

didefinisikan sebagaisetiapmetodeyang bertujuan untuk menghilangkanatau

menghancurkanmikroorganisme padatangan.

B. Tujuan Panduan

1. Tujuan umum :

Menciptakan standar hand hygiene yang memenuhi persyaratan agar menjamin

pencegahan dan pengendalian HAIs sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan,

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 1


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

pasien dan pengunjung dari penularan penyakit infeksi atau penyakit menular

yang mungkin timbul.

2. Tujuan khusus :

a. Mempunyai kebijakan yang mengatur tentang hand hygiene di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Sei Lekop

b. Melaksanakan program hand hygiene sesuai Pedoman Pengendalian Infeksi di

Rumah Sakit yang telah ditetapkan Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop

yang disusun berdasarkan Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit oleh

Departemen Kesehatan RI.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Seluruh karyawan rumah sakit, seluruh unit kerja, seluruh pasien dan pengunjung

rumah sakit

D. Landasan Hukum

Depkes RI, Jakarta, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Kesiapan Menghadapai Emerging

Infectious Disease, 2009.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 2


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

BAB II
DEFINISI

1. Kebersihan tangan: setiapmetodeyang bertujuan untuk menghilangkanatau

menghancurkanmikroorganisme padatangan.Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan

mencuci tangan menggunakan sabun (handwashing), dan dengan handrubberbasis

alkohol(handrubbing)

2. Mencuci tangan (handwashing): membersihkan seluruh permukaan tangan secara kuat

dalam waktu singkat dengan sabun, diikuti dengan pembilasan di bawah aliran air

3. Handrubbing: membersihkan seluruh permukaan tangan dengan menggunakan

handrubberbasis alcohol tanpa menggunakan air.

4. Handrubberbasis alkohol: antiseptik alcohol untuk membersihkan tangan yang bereaksi

cepat menghilangkansementara atau mengurangi mikroorganisme dan melindungi kulit

tanpa mennggunakan air. Cairan ini biasanya mengandung alkohol 60-90%, pelembab

(emmolient), pewangi dan seringkali antiseptik tambahan yang memiliki aksi residual.

5. Antiseptik: bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lainnya untuk

menghambat atau membunuh mikroorganisme, sehingga mengurangi jumlah hitung

bakteri total. Bahan antiseptik adalah :

a. Alkohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metil alkohol).

b. Klorheksidin glukonat 2-4%

c. Klorhseksidin glukonat dalam berbagai konsentrasi.

d. Yodium 3%

e. Iodofor 7.5-10% berbagai konsentrasi.

f. Kloroksilenol 0.5-4% .

g. Triklosan 0.2-2%

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 3


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

6. Air bersih: air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman

untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya karena memenuhi standar kesehatan yang

ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme indikator

dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak berkabut).

7. Pelembab (emollient): cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol yang

ketika ditambahkan pada handrub dan losion tangan akan melunakkan kulit dan

membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis)

akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering dan air.

8. Sabun dan deterjen: produk-produk pembersih yang menurunkan tegangan permukaan

sehingga membantu melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme yang melekat

sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas

mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun antiseptik selain melepas juga

membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme.

9. Flora transien: mikroorganisme yang diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas

kesehatan atau permukaan yang terkontaminasi selama bekerja. Mikroorganisme ini

tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan menggunakan

sabun biasa dan air.

10. Flora residen: mikroorganisme yang tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di

dalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, bahkan dengan pencucian

dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih. Pada sebagian besar kasus, flora

residen, sangat kecil kemungkinannya terkait dengan penyakit infeksi yang menular dari

udara, seperti flu burung. Tangan atau kuku dari sejumlah petugas kesehatan dapat

terkolonisasi pada lapisan dalam oleh oleh mikroorganisme yang menyebabkan infeksi

seperti Staphylococcus aureus, bakteri batang Gram negatif atau ragi.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 4


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

11. Cuci tangan steril: cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air atau antiseptik dari

ujung jari sampai siku yang dilakukan sebelum operasi oleh petugas operasi untuk

mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 5


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

BAB III
RUANG LINGKUP

Adapun lingkup pedoman mencuci tangan adalah:

1. Metode kebersihan tangan

Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sabun (handwashing)ataupun

tidak yaitu dengan handrub berbasis alkohol(handrubbing). Teknik handwashing dan

handrubbing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Handwashing merupakan

metode yang dapat digunakan pada tangan yang terlihat kotor, termasuk jika berkontak

dengan cairan tubuh. Teknik ini membutuhkan waktu yang relatif panjang dalam

pelaksanaannya, yaitu sekitar 40 hingga 60 detik. Metode handrubbing tidak dapat

dilakukan pada tangan yang kotor dan berkontak dengan cairan tubuh, namun teknik ini

memiliki kelebihan berupa pelaksanaan yang membutuhkan waktu lebih singkat, yaitu

sekitar 20 hingga 30 detik, lebih cepat kering, dan dengan adanya kandungan alkohol,

dapat melindungi seluruh permukaan tangan hingga bagian kuku.

2. Langkah-langkah kebersihan tangan

Langkah-langkah melakukan kebersihan tangan mengacu pada pedoman dari Depkes dan

WHO 2009.

3. Saat tepat mencuci tangan

Saat tepat mencuci tangan mengacu pada pedoman dari Depkes dan WHO 2009.

4. Cuci tangan steril

Cara melakukan cuci tangan steril sebelum pembedahan mengacu pada WHO 2009.

5. Pemantauan cara mencuci tangan

Pemantauan cara mencuci tangan mengacu pada WHO 2009 dan dilaporkan setiap bulan.

6. Sosialisasi cuci tangan

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 6


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

Sosialisasi cuci tangan diberikan kepada karyawan, pasien, keluarga dan pengunjung

rumah sakit. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai metode seperti presentasi,

demonstrasi, leafet, dan poster cuci tangan.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 7


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Jenis-Jenis Cuci Tangan

1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (40 – 60 detik)

a. Cuci tangan dengan menggunakan sabun non antimikroba atau mengandung

antimikroba.

b. Cuci tangan dilakukan jika tangan terlihat kotor atau terkontaminasi cairan tubuh,

sebelum makan dan setelah dari kamar mandi/toilet, terpapar Bacillus anthracis

2. Handrubbing (20 – 30detik)

Menggunakan handrub berbasis alcohol, dilakukan saat tangan tidak terlihat kotor.

3. Cuci tangan steril/bedah (3 – 5menit)

Menggunakan sabun antiseptic, saat akan melakukan tindakan pembedahan.

B. Langkah-Langkah Hand Hygiene

1. Langkah-langkah cuci tangan dengan sabun dan handrubbing hampir sama. Waktu

cuci tangan lebih lama yaitu 40 – 60 detik, sedangkan handrubbing lebih singkat yaitu

20 – 30 detik. Mencuci tangan dengan menggunakan media sabun antimikrobial dan

di bawah air mengalir yang dilakukan selama 40 detik – 60 detik dengan teknik 6

langkah:

a. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (cincin, jam tangan, gelang dan se-

mua aksesoris lainnya).

b. Basahi kedua tangan sampai setinggi pertengahan lengan bawah sampai merata

atau terbasahi semuanya.

c. Tuangkan sabun secukupnya (3-5 cc) ke telapak tangan

d. Gosok kedua telapak tangan hingga merata

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 8


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

e. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan secara bergantian

f. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.

g. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

h. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya

i. Gosok dengan memutar ujung jari tangan kanan ditelapak tangan kiri secara

bergantian

j. Bilas kedua tangan dengan air

k. Keringkan dengan handuk/tissu sekali pakai sampai benar-benar kering

l. Gunakan handuk/tissue tersebut untuk menutup kran, dan tangan anda sudah

bersih

2. Mencuci tangan dengan menggunakan media cairan desinfektan berbahan dasar

alkohol (70%) dilakukan selama 20 detik – 30 detik dengan tehnik 6 langkah :

a. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (cincin, jam tangan, gelang dan se-

mua aksesoris lainnya)

b. Ambil cairan handrub dan tuangkan ke telapak tangan secukupnya (3-5cc).

c. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan secara bergantian

d. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.

e. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya

g. Gosok dengan memutar ujung jari tangan kanan ditelapak tangan kiri secara

bergantian

3. Cuci tangan bedah:

Mencuci tangan dengan menggunakan media sabun antimikrobial dan dibawah air

mengalir yang dilakukan selama lebih kurang 5 menit dengan tehnik:

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 9


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

a. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (cincin, jam tangan, gelang dan se-

mua aksesoris lainnya).

b. Nyalakan kran air kemudian basahi kedua tangan sampai setinggi siku sampai rata

atau terbasahi semuannya.

c. Ambil sabun dan tampung dengan menggunakan telapak tangan kiri (± 5 cc).

d. Cuci tangan dengan teknik 6 langkah selama 2 menit, yaitu:

1) Ratakan sabun di kedua tangan dengan teknik memutar kearah ibu jari.

2) Gosokkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan lakukan hal

yang sama pada punggung telapak tangan kiri.

3) Satukan kedua telapak tangan dengan jari-jari tangan saling menyilang kemu-

dian digosokkan.

4) Gosokkan punggung jari-jari tangan berhadapan dengan telapak tangan, den-

gan jari – jari tangan terkunci.

5) Putar dan gosok ibu jari tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan hal yang

sama pada ibu jari tangan kiri.

6) Jemari menguncup, ujung jari tangan digosokkan pada telapak tangan kiri den-

gan gerakan memutar ke arah depan dan belakang. Lakukan juga sebaliknya.

e. Ambil lagi sabun dan tampung dengan menggunakan telapak tangan kiri (±5cc).

f. Cuci lengan kanan pada ke empat sisi secara menyeluruh dari pergelangan tangan

sampai ke siku selama 1 menit. Posisi tangan harus lebih tinggi dari siku.

g. Ambil lagi sabun dan tampung dengan menggunakan telapak tangan kanan (± 5

cc).

h. Cuci lengan kiri pada ke empat sisi secara menyeluruh dari pergelangan tangan

sampai ke siku selama 1 menit. Posisi tangan harus lebih tinggi dari siku.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 10


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

i. Bilas tangan dan lengan dengan mengalirkan air satu arah dari ujung jari ke arah

siku sampai bersih. Jangan gerakkan kedua lengan maju mundur di bawah air.

j. Tahan posisi tangan di atas siku sampai masuk ke kamar operasi.

k. Keringkan tangan dengan menggunakan waslap steril.

C. 5 Saat Tepat Mencuci Tangan:

1. Sebelum kontak dengan pasien.

2. Sebelum melakukan tindakan/prosedur aseptik.

3. Setelah terkena atau resiko terpapar cairan tubuh (darah, urine, sputum, keringat,

muntah, dll).

4. Sesudah kontak dengan pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien dan semua peralatan yang digunakan untuk

perawatan pasien

D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjaga Kebersihan Jari Tangan

1. Penggunaan cat kuku dan perhiasan tidak diperkenankan bagi semua petugas

kesehatan. Daerah di bawah kuku dan kuku yang panjang berperan sebagai reservoir

bakteri Gram negative, jamur dan bakteri pathogen lainnya. Kuku harus dijaga tetap

pendek dan tidak melebihi 3 mm dari ujung jari.

2. Frekuensi dan metode cuci tangan bervariasi tergantung dengan unit kerja dan tugas

yang dilakukan.

3. Sabun non antimikroba atau sabun dengan antimikroba konsentrasi kecil digunakan

untuk cuci tangan biasa.

4. Sabun antiseptik digunakan untuk cuci tangan sebelum melakukan prosedur invasive,

saat tangan terkontaminasi dan selama terjadi kejadian luar biasa.

5. Cincin dan jam tangan harus dilepas Cincin dan jam tangan harus dilepas ketika cuci

tangan.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 11


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

6. Hand rub berbasis alkohol tersedia di unit kerja dan dapat digunakan sebagai

pengganti cuci tangan. Cara penggunaannya dengan cara menekan pompa dispenser

handrub satu kali (2-3ml) dan digosokkan merata ke seluruh bagian tangan. Hand rub

berbasis alkohol tidak dapat digunakan jika tangan terlihat kotor.

7. Botol dispenser sabun cair yang telah kosong tidak boleh langsung ditambahkan isi

sabun cair ke dalamnya sebelum botol tersebut dicuci terlebih dahulu.

E. Upaya meningkatkan kebersihan Tangan

Mencuci tangan telah dianggap sebagai salah satu tindakan terpenting untuk mengurangi

penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi. Masalah yang selalu timbul adalah

membuat perilaku petugas kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan untuk

meningkatkan keberhasilan kebersihan tangan adalah :

1. Menyebarluaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga kebersihan tangan.

2. Melibatkan Pimpinan/Direktur Rumah Sakit Santa Elisabetdalam diseminasi dan

penerapan pedoman kebersihan tangan.

3. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif melalui supervisor di tiap unit dengan

melaksanakan mentoring, monitoring, dan umpan balik positif.

4. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan efektif untuk menjaga

kebersihan tangan sehingga petugas lebih mudah mematuhinya.

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 12


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 13


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

SEBELUM
MELAKUKAN
TINDAKAN
ASEPTIK

SEBELUM SETELAH
KONTAK KONTAK
DENGAN DENGAN
PASIEN PASIEN

SESUDAH
MELAKUKAN
PROSEDUR/KONTAK
DENGAN CAIRAN
TUBUH PASIEN

SETELAH
KONTAK
DENGAN
LINGKUNGAN
SEKITAR PASIEN

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 14


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi Hand Hygiene dilakukan dengan cara melakukan audit hand hygiene yang di-

lakukan tiap 1 bulan sekali.

1. Observasi atau monitoring dapat dilakukan setiap waktu oleh IPCLN.

2. Perhitungan dilakukan bersama-sama IPCN dan dilaporkan ke ketua Komite PPI untuk

dibahas bersama anggota komite PPI

3. Konsep tools monitoring mengacu pada refrensi yang terkini (WHO.2009) yaitu penilaian

kepatuhan kebersihan tangan mengacu pada konsep lima langkah tepat mencuci tangan

(five moment).

4. Cara perhitungan :

a. Lakukan penjumlahan pada masing – masing profesi yang melakukan

b. Jumlahkan semua tindakan yang dilakukan

c. Jumlahkan semua kesempatan yang dilakukan

d. Bagi total tindakan dengan kesempatan

e. Kalikan dengan 100 persen.

Tindakanyangdilakukan
x 100 %=kepatuhan (%)
jumlahkesempatan

f. Kepatuhan kebersihan tangan rumah sakit adalah penjumlah semua kepatuhan

berdasarkan profesi di bagi total profesi yang di obesrvasi kali 100 persen

Kepatuhanseluruhprofesiyangdiamati
x 100 %
jumlahprofesiyangdiamati

5. Prosedur observasi harus :

a. Data anonim, rahasia

b. Observasi langsung, terbuka, objektif

c. Izin kepada koordinator

d. Privasi pasien

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 15


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

e. Tidak mengganggu pelayanan

f. Tidak pada situasi emergensi

g. Berdiri dekat pelayanan terjadi

h. Tidak memakai jam tangan, perhiasan

i. Kualitas cuci tangan tidak dinilai

j. Yang diamati: hanya saat pemberian pelayanan terhadap pasien

6. Penilaian termasuk pada handwash dan handrub

Ditetapkan di : Sei Lekop


Pada Tanggal : 12 September 2019
DIREKTUR

dr.Tirtawati Wijaya SE
NPK. 17021142

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 16


Nomor 043/DIR-RSESL/SEI LEKOP/SK/II/2019

Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Page 17

Anda mungkin juga menyukai