Anda di halaman 1dari 7

2019

PROGRAM PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN PMKP

1
1. PENDAHULUAN
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and development
artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang baik dan tepat sangat perlu
pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan para tenaga
kesehatan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
menguasainya. Management thought yang dikemukakan Taylor, bahwa tenaga kerja
membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari
kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggung jawabb ekerja, sehingga dalam
menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efisien sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dalam instansi kesehatan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki
jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan
tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan
pengembangan karir. Dengan melalui pelatihan dan pengembangan, tenagakerjaakan mampu
mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.
Peningkatan Mutu merupakan pendekatan pendidikan (edukasi)
berkelanjutan dan perbaikan proses – proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan pasien dan pihak – pihak yang berkepentingan lainnya. Keselamatan pasienr
umah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisisi insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pelayanan kesehatan merupakan
rangkaian kegiatan yang mengandung resiko, karena menyangkut keselamatan tubuh dan
nyawa seseorang. Perkembangan ilmu pengetahuan, metode pengobatan dan
penemuan alat kedokteran semakin canggih, selain memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat, pada kenyataannya tidak mampu menghilangkan resiko terjadinya suatu
kejadian yang tidakd iinginkan, baik timbulnya komplikasi, kecacatan maupun pasien
meninggal dunia.
Staf yang berada di unit kerja maupun di komite/tim PMKP yang bertugas
dalam mengumpulkan data akan menentukan jenis data, validasi, analisis data,

1
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien, pelaporan insiden keselamatan pasien, investigasi,
mencari akar masalah, serta manajemen risiko termasuk analisis dampak modus kegagalan
(ADMK/FMEA) memerlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Rumah sakit
mengidentifikasi dan menyediakan pelatih kompeten untuk pendidikan dan pelatihan ini.
Kompeten di sini, yaitu pelatih tersebut pernah mengikuti pelatihan/workshop peningkatan
mutu serta keselamatan pasien dan atau telah mendapat pendidikan tentang peningkatan
mutu dan keselamatan pasien. Di sisi lainnya, pelatihan juga diperlukan untuk pimpinan
termasuk komite medis dan komite keperawatan karena perlu memahami konsep
dan program peningkatan mutu serta keselamatan pasien rumah sakit sehingga dapat
melaksanakan perbaikan sesuai bidang tugasnya menjadi lebih baik.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Leona telah melakukan pelatihan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien tetapi kemampuan dalam pengumpulan data, analisa, dan rencana
perbaikan terhadap mutu diunit masing-masing, serta pengelolahan insiden keselamatan
pasien dan managemen risiko belum terlaksana sepenuh sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal tahun 2018 telah ditetapkan indikator mutu rumah sakit yang akan dilakukan
pengukuran dan pemantauan, beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan
pengukuran salah satunya yaitu belum mampunyai kepala unit untuk melakukan analisa dan
membuat perencanaan perbaikan berkelanjutan dengan mengunakan metode PDSA (Plan-
Do-Study-Act).
Sepanjang tahun 2017 pemantauan pemantauan mutu dan keselamatan
pasien belum dilakukan secara terintegerasi, hal ini menunjukan sebagian besar karyawan
belum mengetahui program dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien sebagai contoh
pengetahuan terhadap alur pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan rendahnya
ketepatan waktu dilakukan investigasi oleh kepala unit menunjukan bahwa kepala unit
masih belum memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan investigasi
sederhana. Untuk pelaksanaan managemen risiko akan dilakukan pendampingan oleh
Tim PMKP, belum ada unit yang mampu secara mandiri melakukan identifikasi risiko.
Rumah Sakit Umum Leona juga melakukan survei budaya keselamatan dengan
menggunakan metode survei dari Agency Healthcare Research Quality (AHRQ) diperoleh
data

2
yang jika dibandingkan dengan data AHRQ dibeberapa area/topik yang masih perlu
dilakukan peningkatan seperti kerjasama antar unit, Frekuensi pelaporan insiden, Reaksi
tidak menghukum terhadap kesalahan, dan Kepegawaian.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan PMKP akan dimulai tahun 2019 keseluruh
pegawai baru dan dilaksanakan pelaksanaan pelatihan dengan narasumber eksternal kepada
seluruh anggota PMKP tentang mencari akar masalah tetapi pelatihan ini saja masih belum
cukup. Beberapa pelatihan yang belum dilakukan pelatihan terhadap komite PMKP seperti
failure mode effect analysis, change management, communication improvement, culture of
safety, principles of teamwork and leadership style. Olehkarenaitu, program pelatihan ini
dibuat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seluruh staf rumah sakit dalam
kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan meningkatkan budaya keselamatan
di Rumah Sakir Umum Leona.

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia Rumah
Sakit Umum Leona
2) Rumah Umum Leona dalam melaksanakan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengumpulan data, validasi,
pengunaan perangkat mutu/analisa data dan perencanaan perbaikan mutu (PDSA)
2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pelaporan insiden
keselamatan, investigasi/mencari akar penyebab masalah dan tindaklanjut insiden.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai identifikasi, analisa,
evaluasi, tindaklanjut risiko dan melakukan analisa dampak modus kegagalan.
4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai sasaran keselamatan
pasien.
5) Meningkatkan pengetahuan mengenai budaya keselamatan/ Culture of
Safety.

3
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Melakukan pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta sasaran
keselamatan pasien kepada staf baru.
b. Melakukan pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko,
sasaran keselamatan pasien dan budaya keselamatan pasien kepada anggota tim PMKP
dan staf yang belum pernah mengikuti pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Identifikasi pelatih yang kompeten, yaitu pelatih tersebut pernah mengikuti pelatihan/
workshop peningkatan mutu serta keselamatan pasien dan atau telah mendapat
pendidikan tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien, managemen risiko,
sasaran keselamatan pasien dan budaya keselamatan pasien.
b. MembuatTerm of Reference ke unit diklat c.
Membuat undangan pelatihan
d. Pelatihan Peningkatan mutu dan Keselamatan pasien kepada staf baru
1) Ketepatan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (Program pelatihan
PPI)
6) Pengurangan risiko pasien jatuh
7) Peningkatan mutu.
8) Pengelolahan insiden keselamatan pasien.
9) Manajemen risiko
e. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk Tim PMKP
1) Peningkatan mutu.
2) Pengelolahan insiden keselamatan pasien.
3) Analisa akar masalah.
4) Managemen risiko dan analisa dampak modus kegagalan.
f. Pelatihan budaya keselamatan pasien
g. Pelatihan eksternal peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Failure Mode Effect Analysis

4
6. SASARAN
1. Kegiatan pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien, sasaran
keselamatan pasien, managemen risiko dan budaya keselamatan terlaksana
80% keseluruh staf baru.
2. Kegiatan pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien, sasaran
keselamatan pasien, managemen risiko dan budaya keselamatan terlaksana
80% kepada seluruh staf Rumah Sakit Umum Leona.

7. JADWAL PELAKSANAAN
Tahun 2019
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Identifikasi
pelatih yang
kompeten
2 Membuat Ter
m of
Reference
3 Membuat
undangan
pelatihan
4 Pelatihan
Peningkatan
mutu dan
Keselamatan
pasien kepada
staf baru

5 Pelatihan
peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien untuk
tim PMKP
6 Pelatihan
Budaya
keselamatan
pasien

7 Pelatihan
eksternal
peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 bulan dengan memeriksa
pelaksanaan pelatihan dengan jadwal yang telah ditetapkan.
b. Tim PMKP membuat laporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan program
pendidikan dan pelatihan kepada Direktur Utama Rumah sakit.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan pelatihan dilakukan oleh unit diklat dengan menyiapkan bukti
daftar hadir yang ditandatangani oleh peserta dan formulir yang berisi topik
pelatihan yang di tanda tangani oleh edukator. Pelaporan dan evaluasi program
pelatihan yang sudah dilakukan dalam bentuk tertulis secara periodik dilaporkan setiap
tahun kepada Direktur Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai