11 Juni 2022
It’s Me
ORGANISASI
PDSKO
IDI
DPD PERWATUSI
PB PASI
PENDIDIKAN
PB PERSANI
FK UNS
FK UI
PEKERJAAN
RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
FK PROF. DR. HAMKA
KLINIK UTAMA EMINENCE
Pembahasan
Nyeri merupakan mekanisme peringatan melindungi/menarik diri dari risiko lebih lanjut dari
cedera atau ancaman cedera
Nyeri bersifat subjektif dan sulit dinilai secara kuantitatif mempunyai komponen afektif dan
sensoris
Strain: otot
Cedera
jaringan lunak
Contussion:
otot
Cedera
Laceration:
musculoskelet
Kulit
al
Dislocation:
sendi
Cedera
jaringan keras
Fracture:
tulang
Sprain
• Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau robekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi ketidakstabilan pada sendi.
• Gejalanya :
nyeri,
inflamasi/peradangan,
Keterbatasan menggerakkan sendi yang terkena
• Pencegahan :
pemanasan yang cukup
Stretching yang tepat
Sering re-injury
• Nyeri terlokalisir, bengkak, dapat diraba, hilangnya fungsi
Penyebab umum terjadinya cedera pada hamstring
usia
Shin Splints
• Adanya rasa sakit (cedera pada kaki bagian bawah yang seringkali terjadi terjadi akibat overuse aktivitas olahraga,
termasuk olahraga lari, lompat
• Shin splints ada 2 jenis yaitu;
a). Anterior Shin Splints, yaitu rasa sakit yang terjadi pada bagian depan (anterior) dari tulang tibia.
b) Posterior Shin Splints, rasa sakit tersebut terasa pada bagian dalam (medial) kaki pada tulang tibia
• Shin splints disebabkan oleh adanya robekan sangat kecil pada otot otot kaki bagian bawah yang berhubungan erat dengan
tulang tibia
Adanya benturan pada bahu atau jatuh dengan posisi tangan outstreched
• Nyeri akut
• Bengkak pada pergelangan tangan
• Tenderness
• “dinner-fork deformity”
Fraktur/Dislokasi Jari
Keluhan:
• Nyeri dan bengkak pada jari
• Tidak dapat mengekstensikan jari tangan secera penuh
Dislokasi Bahu
Dua tipe
2 tipe fraktur
Type of ankle fracture depents on foot position at the time of injury and direction of force exterted
• Every injured player should be approach as having a serious injury until otherwise
Breathing
Circulation
https://spesialis1.ikfr.fk.unair.ac.id/prinsip-umum-penanganan-dan-rehabilitasi-pasca-cedera-lulut-akibat-olahraga.html
LOVE
L – Loading ( Pembebanan )
• Lakukan pembebanan secara bertahap dengan menggunakan toleransi nyeri sebagai petunjuk dosis. Pembebanan
yang optimal tanpa menimbulkan nyeri dapat membantu proses penyembuhan, remodeling jaringan dan membangun
toleransi dan kapasitas tendon, otot dan ligamen.
O – Optimism ( Optimis )
• Kondisikan pikiran untuk senantiasa positif dan percaya diri. Otak memainkan peranan penting dalam proses
pemulihan.
V – Vascularisation ( Vaskularisasi )
• Lakukan latihan kardiovaskuler untuk memperlancar perdaran darah.
Aktivitas fisik termasuk komponen kardiovaskuler yang penting dalam pemulihan cedera musculoskeletal.
E – Exercise ( Latihan )
• Lakukan latihan seperti strenghtening, stretching, dan propioception untuk pemulihan. Latihan akan membantu
memulihkan mobilitas, kekuatan dan proprioception setelah cedera.
https://spesialis1.ikfr.fk.unair.ac.id/prinsip-umum-penanganan-dan-rehabilitasi-pasca-cedera-lulut-akibat-olahraga.html
Contoh: tahapan terapi hamstring strain
Phase Time frame Treatment goal treatment
Fase sub akut (fase repair and 3-27 hari Latihan ROM lanjutan, latihan kelenturan Latihan ROM dan kelenturan
healing) Latihan kekuatan Latihan kekuatan : Hamstring
Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi curls
Prone SLR, leg press, CKC
Sepeda stasioner, mesin eliptikal
Fase kronis ( maturase dan > 27 hari Meningkatkan kekuatan Sepeda stasioner, eliptikal
remodeling) Proses menuju functional training Return to running program
Meningkatkan kapasotas kardiorespirasi Endurance training
Meningkatkan kekuatan Strenght training
Total body strengthening
Plyometrics
Sports specific training
Reducing injury risk
• Flexibility measures
• Assessment of body composition and mechanics
• Evaluation of muscular strength, power, and endurance
• Posture assessment
• Sport related emotional stress
Millonig, Marsha K. Pharmacist Ce Lesson. Helping patients understand therapeutic pain-management options. 2013
Aplikasi krim mentol/metil salisilat efektif dalam meredakan DOMS
• Delayed-onset muscle soreness (DOMS) adalah jenis nyeri muskuloskeletal yang ditimbulkan oleh latihan
yang tidak biasa, terutama kontraksi eksentrik.
• Rasa sakit dimulai 8-24 jam setelah latihan, dengan intensitas puncak antara 24 dan 72 jam setelah Latihan.
• Sensasi yang diinduksi oleh produk OTC Counter-irritant menekan atau menghilangkan persepsi rasa sakit
yang lebih dalam.
Hill JM, Sumida KD. Acute effect of 2 topical counterirritant creams on pain induced by delayed-onset muscle soreness. J Sport Rehabil. 2002;11:202-208
Aktivitas Fisik dan Olahraga pada suhu tropis :
Pentingnya metode Pendinginan
Suhu lingkungan yang tinggi dapat secara negatif mempengaruhi hasil kinerja atlet karena
hipertermia sebelum waktunya, yang diinduksi oleh kelelahan.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan yang panas merupakan faktor penting
yang secara signifikan dapat mengurangi output daya atlet, terutama dalam daya tahan jenis
olahraga seperti olahraga lari dan bersepeda.
Di lingkungan dengan kondisi di atas 30˚C, suhu inti lebih dari 40˚C dan berkaitan dengan
meningkatnya suhu otak, maka kinerja olahraga akan terganggu.
Ketika gradien suhu antara inti tubuh dan kulit menyempit saat berolahraga, aliran darah kulit
harus ditingkatkan untuk mempertahankan perpindahan panas. Selain itu, detak jantung harus
ditingkatkan untuk curah jantung yang memadai.
Sehingga, perbedaan peningkatan artifisial antara suhu inti dan suhu lingkungan mungkin
menjadi faktor penting yang mengarah pada keuntungan dari pra-pendinginan pada kinerja
olahraga.
Peningkatan suhu tubuh inti yang disebabkan oleh olahraga dapat berdampak negatif pada
kinerja dan dapat menyebabkan perkembangan penyakit yang berhubungan dengan panas.
Penggunaan teknik pendinginan sebelumnya (pre-cooling), selama (per-pendinginan) atau
langsung setelah (pasca-pendinginan) latihan dapat membatasi peningkatan tubuh inti suhu dan
karenanya meningkatkan kinerja olahraga.
Pra-pendinginan bertujuan untuk menurunkan Thermal comfort (Tc) sebelum onset latihan,
sehingga meningkatkan margin untuk metabolisme produksi panas dan perolehan panas
memungkinkan atlet untuk tampil lebih banyak bekerja sebelum batas kritis Tc tercapai
Per-pendinginan bertujuan untuk melemahkan kenaikan Tc yang diinduksi oleh latihan, yang
menunda timbulnya hipertermia- mengakibatkan kelelahan.
Aplikasi topikal mentol dan mouth wash bersifat ergogenic di lingkungan yang
panas, meningkatkan kinerja dan persepsi, dengan efek berbeda pada
pengaturan suhu tubuh.
Aplikasi topikal mentol dan mouth wash bersifat ergogenic dalam aktivitas
ketahanan (endurance) dan memperlihatkan peningkatan kinerja olahraga.
Topikal Mentol yang diaplikasikan memperlihatkan perbaikan pada waktu Time
To Exhaustion (TTE) (Waktu Menjadi Lelah), baik pada aplikasi tunggal dan
pengaplikasian berulang kali.
• Apabila terdapat cedera olahraga, maka memerlukan penilaian terhadap cedera tersebut dengan
melakukan metode :
• STOP
• TOTAPS
• No HARM
• PRICER
• PEACE & LOVE
• Counterirritant topikal dapat digunakan sebagai pertolongan pertama untuk cedera yang sesuai, dimana
dapat membantu mengurangi nyeri yang berkaitan dengan cedera olahraga
• Indonesia, sebagai salah satu negara dengan suhu tropis, maka memerlukan penilaian terhadap
peningkatan suhu inti tubuh saat olahraga. Untuk itu metode “Pendinginan” sebelum, saat dan setelah
olahraga dapat membantu menjaga suhu tubuh agar tidak mudah lelah, meningkatkan performa olahraga
dan mencegah terjadinya cedera olahraga berkaitan dengan suhu tubuh.