Akut Olahraga
Disabilitas intelektual
Definisi cedera
Pencegahan cedera
Klasifikasi cedera
Herman, Daniel, et al. “The Para-Athlete.” DeLee & Drez’s Orthopaedic Sports Medicine, 4th ed., Elsevier
Saunders, 2015, pp. 356–364.
CABANG NON CABANG
OLAHRAGA OLAHRAGA
Motor Activity
Family Congress Training
Program (MATP)
TARI DAERAH
7
Definisi Cedera
Cedera merupakan suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh dikarenakan suatu
paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi saat melakukan aktivitas olahraga: olahraga
kompetisi, rekreasi serta dapat terjadi baik pada atlet, atlet rekreasional, maupun
masyarakat.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan
gangguan atau keterbatasan fisik istirahat yang cukup lama dan mungkin harus pensiun
dini (kehilangan waktu bermain)
Any new musculoskeletal pain, feeling or injury that result from participation in Paralympic
sport (training or competition) and cause changes in normal training/competition to the
mode, duration, intensity or frequency, regardless of whether or not time is lost from
training or competition.
Hainline B, et al. Br J Sports Med 2017;51:1245–1258. doi:10.1136/bjsports-2017-097884
Brukner P, Khan Clinical Sport Medicine Third Edition. Helinsky:Mc Graw Hill. 2005.p 8-26.
The Sports-Related Injuries and Illnesses in Paralympic Sport Study (SRIIPSS): a study protocol for a prospective longitudinal study, 2016
Reducing injury risk
• Flexibility measures
• Assessment of body composition and mechanics
• Evaluation of muscular strength, power, and endurance
• Posture assessment
• Sport related emotional stress
d. Permainan kasar (foul play) dan wasit, pelatih, instruktur yang tidak kompeten.
• Akut
Waktu
• Kronik
• Ringan
Berat ringan
• Berat
• Lunak
Jaringan yang terkena
• Keras
• Traksi
Mekanisme
• Kompresi, dll
Sprain:
ligamen
Strain: otot
Cedera
jaringan lunak
Contussion:
otot
Cedera Laceration:
musculoskeletal Kulit
Dislocation:
sendi
Cedera
jaringan keras
Fracture:
tulang
Sprain
• Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau robekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi ketidakstabilan pada sendi.
• Gejalanya :
nyeri,
inflamasi/peradangan,
Keterbatasan menggerakkan sendi yang terkena
• Pencegahan :
pemanasan yang cukup
Stretching yang tepat
Sering re-injury
• Nyeri terlokalisir, bengkak, dapat diraba, hilangnya fungsi
Penyebab umum terjadinya cedera pada hamstring
usia
Cedera meniscus
Sering terjadi Keluhan Nyeri tiba-tiba pada lutut
atlet:
Cedera akibat terjadinya twisting saat bengkak 12-24 am setelah cedera
menapak permukaan (weight bearing)
Adanya benturan pada bahu atau jatuh dengan posisi tangan outstreched
• Nyeri akut
• Bengkak pada pergelangan tangan
• Tenderness
• “dinner-fork deformity”
Fraktur/Dislokasi Jari
Keluhan:
• Nyeri dan bengkak pada jari
• Tidak dapat mengekstensikan jari tangan secera penuh
Dislokasi Bahu
Dua tipe
2 tipe fraktur
Type of ankle fracture depents on foot position at the time of injury and direction of force exterted
• Every injured player should be approach as having a serious injury until otherwise
Breathing
Circulation
https://spesialis1.ikfr.fk.unair.ac.id/prinsip-umum-penanganan-dan-rehabilitasi-pasca-cedera-lulut-akibat-olahraga.html
LOVE
L – Loading ( Pembebanan )
• Lakukan pembebanan secara bertahap dengan menggunakan toleransi nyeri sebagai petunjuk dosis. Pembebanan
yang optimal tanpa menimbulkan nyeri dapat membantu proses penyembuhan, remodeling jaringan dan membangun
toleransi dan kapasitas tendon, otot dan ligamen.
O – Optimism ( Optimis )
• Kondisikan pikiran untuk senantiasa positif dan percaya diri. Otak memainkan peranan penting dalam proses
pemulihan.
V – Vascularisation ( Vaskularisasi )
• Lakukan latihan kardiovaskuler untuk memperlancar perdaran darah.
Aktivitas fisik termasuk komponen kardiovaskuler yang penting dalam pemulihan cedera musculoskeletal.
E – Exercise ( Latihan )
• Lakukan latihan seperti strenghtening, stretching, dan propioception untuk pemulihan. Latihan akan membantu
memulihkan mobilitas, kekuatan dan proprioception setelah cedera.
https://spesialis1.ikfr.fk.unair.ac.id/prinsip-umum-penanganan-dan-rehabilitasi-pasca-cedera-lulut-akibat-olahraga.html
Protection and Rest
Unload or restrict movement for 1–3 days to
minimise bleeding, prevent distension of
injured fibres and reduce the risk of
aggravating the injury. Rest should be
minimised as prolonged rest can compromise
tissue strength and quality. Pain signals should
guide the cessation of protection.
Elevate
Elevate the limb higher than the heart to compression
promote interstitial fluid flow out of tissues. External mechanical pressure using taping or bandages helps
Despite weak evidence supporting its use, limit intra-articular oedema and tissue haemorrhage.
elevation shows a low risk-to-benefit ratio. Compression after an ankle sprain seems to reduce swelling
and improve quality of life.4
Cedera Akibat olahraga
Di Lingkungan Panas
heat cramps, heat syncope, heat exhaustion dan heat stroke.
Peningkatan produksi panas
• peningkatan metabolisme
• peningkatan aktivitas otot
Faktor Eksternal
Suhu udara di sekitar
• Tingkat kelembaban
• Pergerakan udara
• Panas dari matahari atau sumber lainnya
Jenis Cedera Akibat lingkungan panas
Lelah otot
Heat exhaustion seringkali sulit dibedakan secara klinis dengan tahap awal dari exertional heatstroke.
Segera kurangi produksi panas dengan menghentikan aktivitas fisik dan mengurangi paparan radiasi
panas.
Tempatkan di lingkungan yang sejuk.
Lepaskan/longgarkan baju atau perlengkapan olahraga yang akan membatasi pengeluaran panas
Membenamkan tubuh pada air dingin atau dengan menggunakan handuk yang direndam air dingin pada
kulit juga dapat dilakukan untuk mendinginkan tubuh lebih cepat
Bila pasien telah tidak membaik dalam 20-30 menit pertama pengobatan awal,
pasien harus ditatalaksana heat stroke.
Jika dicurigai heatstroke, pasien harus segera dievakuasi ke Rumah Sakit.
Kenny, G., Wilson, T., Flouris, A. and Fujii, N. (2018). Heat exhaustion. Thermoregulation: From Basic Neuroscience to Clinical Neurology, Part II, pp.505-529. 61
Heat Stroke
Suhu inti tubuh yang meningkat melebihi 40°C disertai dengan kulit kering yang panas, kelainan
sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma.
Bentuk hipertermia yang terkait dengan respons inflamasi sistemik yang mengarah ke sindrom
disfungsi multiorgan, terutama ensefalopati.
Heat stroke disebabkan oleh paparan suhu lingkungan yang tinggi atau karena olahraga yang
berat.
• Individu yang sakit dan immunocompromised • Individu sehat, muda dan aktif yang terjatuh saat
(contohnya usia sangat muda atau lansia). latihan fisik.
• Paparan lingkungan panas tanpa adanya aktivitas • Anhidrosis jarang ditemukan.
fisik yang berat. • Risiko meningkat pada pasien yang termotivasi
• Sering terjadi kulit kering karena anhidrosis. untuk melakukan aktivitas fisik berat pada
lingkungan panas (militer, atlit, pekerja).
• Angka kematian exertional heat stroke lebih rendah
dibandingkan classical heat stroke.
Hifumi, T., Kondo, Y., Shimizu, K. and Miyake, Y. (2018). Heat stroke. Journal of Intensive Care, 6(1). 62
Glazer JL. Management of
Heatstroke and Heat Exhaustion.
Am Fam Physician.2005;71:2133-
40, 2141-2. 63
Penatalaksanaan Heat
Stroke
Tujuan pengobatan :
menurunkan suhu sedikitnya 0.2°C/menit hingga sekitar 39°C
21
Glazer JL. Management of Heatstroke and Heat Exhaustion. Am Fam Physician.2005;71:2133-40, 2141-2. 65
Becker, JA. Heat-Related Illness. Am Fam Physician.
66
2011;83(11):1325-1330.