Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN

PADA KELUARGA TN. J DENGAN KELUARGA BALITA


DI GAMPONG LEUPUNG ULEE ALUE

DISUSUN

OLEH :
RIZKI TRI HARYONO
21175017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
2022
KEPERAWATAN KELUARGA PERTEMUAN KE 1 TANGGAL: 05/07/2022

1. Latar belakang
- Pada pertemuan pertama perawat melakukakan pengkajian terhadap klien.
- Pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk menjalin
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2. Rencana keperawatan
- Diagnosa keperawatan : Belum ditegakkan diagnosa
- Tujuan umum: Setelah dilakukan komunikasi diharapkan perawat mampu
melakukan pengkajian sesuai format pengkajian.
- Tujuan khususnya: Untuk melakukan kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
3. Rencana kegiatan
a. Topik : Pengkajian
b. Metode : Diskusi Tanya jawab
c. Media : Tidak ada
d. Waktu : 30 menit
e. Strategi pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan

1. 09.00- 09.08 Fase orientasi


- Mengucap salam
- Membuat kontrak waktu
- Memperkenalka diri kepada pasien

2. 10.08-10.30 Fase kerja


- Mengkaji identitas pasien
- Mengkaji pasien sampai selesai
- Mengkaji perasaan/keluhan pasien
saat ini.

3. 10.30-10.50 Fase terminasi


- Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
- Mengucap salam
4. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan pertama)
a. Kriteria struktur
1) Tersedia tempat pertemuan
2) Adanya kontrak waktu
3) Membina hubungan saling percaya
b. Kriteria proses
1) Pasien dapat memperkenalkan identitasnya
2) Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan
3) Pasien dapat berpartisipasi dengan baik sampai akhir pertemuan.
c. Kriteria hasil
1) Perawat dapat membina komunikasi dan hubungan saling percaya antara perawat
dan pasien
DOKUMENTASI PERTEMUAN 1
KEPERAWATAN KELUARGA PERTEMUAN KE 2 TANGGAL: 18/07/2022

1. Latar belakang
a. Pada pertemuan pertama perawat melakukakan pengkajian terhadap klien.
b. Pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk menjalin
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2. Rencana keperawatan
a. Diagnosa keperawatan : Belum ditegakkan diagnosa
b. Tujuan umum: Setelah dilakukan komunikasi diharapkan perawat mampu
melakukan pengkajian sesuai format pengkajian.
c. Tujuan khususnya: Untuk melakukan kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
3. Rencana kegiatan
f. Topik : Pengkajian
g. Metode : Diskusi Tanya jawab
h. Media : Tidak ada
i. Waktu : 30 menit
j. Strategi pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan

1. 09.00- 09.08 Fase orientasi


- Mengucap salam
- Membuat kontrak waktu
- Memperkenalka diri kepada pasien

2. 10.08-10.30 Fase kerja


- Mengkaji identitas pasien
- Mengkaji pasien sampai selesai
- Mengkaji perasaan/keluhan pasien
saat ini.
3. 10.30-10.50 Fase terminasi
- Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
- Mengucap salam
4. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan pertama)
a. Kriteria struktur
1) Tersedia tempat pertemuan
2) Adanya kontrak waktu
3) Membina hubungan saling percaya
b. Kriteria proses
1) Pasien dapat memperkenalkan identitasnya
2) Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan
3) Pasien dapat berpartisipasi dengan baik sampai akhir pertemuan.
c. Kriteria hasil
1) Perawat dapat membina komunikasi dan hubungan saling percaya antara perawat
dan pasien
KEPERAWATAN KELUARGA PERTEMUAN KE 3 TANGGAL: 19/07/2022

1. Latar belakang
a. Pada pertemuan pertama perawat melakukakan skoring prioritas masalah terhadap
klien.
b. Pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk menjalin
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2. Rencana keperawatan
a. Diagnosa keperawatan : Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif,
b. Tujuan umum: Setelah dilakukan komunikasi diharapkan perawat mampu
melakukan pengkajian sesuai format pengkajian.
c. Tujuan khususnya: Untuk melakukan kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
3. Rencana kegiatan
k. Topik : Skoring Prioritas Masalah
l. Metode : Diskusi Tanya jawab
m. Media : Tidak ada
n. Waktu : 30 menit
o. Strategi pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan

1. 09.00- 09.08 Fase orientasi


- Mengucap salam
- Membuat kontrak waktu
- Memperkenalkan diri kepada
pasien
2. 10.08-10.30 Fase kerja
- Melakukan skoring penetapan
prioritas masalah

3. 10.30-10.50 Fase terminasi


- Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
- Mengucap salam
4. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan pertama)
a. Kriteria struktur
1) Tersedia tempat pertemuan
2) Adanya kontrak waktu
3) Membina hubungan saling percaya
b. Kriteria proses
1) Pasien dapat memperkenalkan identitasnya
2) Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan
3) Pasien dapat berpartisipasi dengan baik sampai akhir pertemuan.
c. Kriteria hasil
1) Perawat dapat membina komunikasi dan hubungan saling percaya antara perawat
dan pasien
BAB I
PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi demikian macam sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Tipe Keluarga
a. Tipe Keluarga Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti), keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak.
b. The dyad family, keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila, keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri
d. The childless family, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada Wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar), keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).
f. The single-parent family (keluarga duda/janda), keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family, kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-
end).

h. Multigenerational family, keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok


umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family, beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).
j. Blended family, keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family, keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
b. Tipe Keluarga Non-Tradisional
1). The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2). The stepparent family, keluarga dengan orangtua tiri
3). Commune family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
4). The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5). Gay and lesbian families, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6). Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7). Group-marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat- alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
8). Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai- nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang- barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
9). Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya
10). Homeless family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11). Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya yang diadopsi Friedman, mengatakan ada
empat elemen struktur keluarga, yaitu:.
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran formal dan
informal
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak dengan anggota
keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
yang positif.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan
masyarakat.. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya, disamping itu
juga. ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Ada 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal, keluarga yang
merupakan basis kekuatan, sumber energi yang berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga, keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga
dengan cara saling mengasuh, saling menghargai, ikatan dan identifikasi. Apabila
fungsi afektif tidak terpenuhi. maka akan timbul keretakan keluarga, masalah anak
atau masalah keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana
maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (rumah).
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

6. Tingkatan Keperawatan Keluarga


Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
a. Level I
Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan
keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi.
b. Level II
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah
kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi
bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.
c. Level III
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga,
anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus
intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.
d. Level IV
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian
dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang,
keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika
internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub- sistem keluarga
dengan lingkungan luar.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama yaitu melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru)
Dimulai saat individu laki-laki atau /perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan. Meninggalkan keluarga mereka masing- masing
1) Tugas Perkembangannya :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
2) Masalah Kesehatan Yang Muncul :
a) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB, Penyakit
kelamin baik sebelum/sesudah menikah.
b) Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan,hukum adat
3) Tugas Perawat : Membantu setiap kel utk saling memahami satu sama lain.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Dimulai dr kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bln ( 2,5 tahun ).
Klg menanti kelahiran & mengasuh anak.
1) Tugas Perkembangan Keluarga:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi dan hubungan
seksual
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
2) Masalah Kesehatan Keluarga :
a) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi,
konseling perkembangan anak, KB,pengenalan dan penanganan masalah
keshatan fisik secara dini.
b) Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak.
c. Tahap III : Keluarga Anak Usia Pra-Sekolah
Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun. Keluarga lebih majemuk
dan berbeda.
1) Tugas Perkembangan Keluarga:
a) Memenuh kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan
rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.
b) Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
c) Mempertahankan hubungan yang sehat in/ekternal keluarga,
pembagian tanggung jawab anggota keluarga
d) Stimulasi tumbang anak (paling repot)
2) Masalah Kesehatan Keluarga : Masalah kesehatan fisik : penyakit menular,
jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan dan lain-lain.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
Dimulai dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Keluarga mencapai
jumlah anggota yang maksimal ,keluarga sangat sibuk. Aktivitas sekolah,anak
punya aktivitas masing-masing. Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda :
perkembangan anak & dirinya. Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak
pergi ( dengan teman sebayanya ). Orang tua mulai merasakan tekanan dari
komunitas di luar rumah ( sistem sekolah )
1) Tugas Perkembangan Keluarga :
a) Membantu sosialisasi anak : meningkatak prestasi belajar anak
b) Mepertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
c) Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yg semakin meningkat termasuk
biaya kesehatan.

e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja


Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun-19/20 tahun). Tujuan
keluarga tahap ini adalah melonggarkan ikatan yg memungkinkan tanggung jawab
dan kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.
1) Konflik Perkembangan :
a. Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja )
b. Budaya anak remaja ( perkembangan dengan teman sebaya )
c. Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-nilai dengan orang tua )
2) Tugas Perkembangan :
a) Menyeimbangkan kebebasan dangan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Menfokuskan hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak anak- anak
f. Tahap VI : Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda
Dimulai Anak pertama meninggalkan rumah. Tahap ini bisa singkat bisa
lama tergantung jumlah anak ( biasa berlangsung 6 - 7 tahun ), faktor ekonomi juga
menjadi kendala.
1) Tugas Perkembangan :
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari
perkawianan anak-anaknya.
b) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
c) Membantu orang tua lansia yg sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri.
d) Membantu kemandirian keluarga
2) Masalah Kesehatan :
a) Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak),
b) Perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis: Hipertensi, Kolesterol,
Obesitas dan Menopause.
g. Tahap VII : Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan
Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian
pasangan. Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 tahun dan berakhir saat
masuk pensiun 16-18 tahun kemudian
1) Tugas Perkembangan :
a) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yg memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua lansia, teman sebaya dan anak-anak.
c) Memperkokoh hubungan perkawinan
2) Masalah Kesehatan :
a) Kebutuhan Promosi Kesh : istirahat cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur, nutrisi, olah raga teratur ,BB harus ideal,no smoking, pemeriksaan
berkala.
b) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan teman
sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.
h. Tahap VIII : Keluarga Masa Pensiun dan Lansia
Dimulai salah satu atau keduanya pensiun sampai salah satu atau keduanya
meninggal. Kehilangan yg lazim pada usia ini : ekonomi dan pekerjaan (pensiun),
perumahan ( pindah ikut anak atau panti ) , sosial ( kematian pasangan dan teman-
temannya),Kesehatan (penurunan kemamp fisik )
1) Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan pengaturan hidup yg memuaskan
b) Menyesuaikan dengan pendapatan yg menurun
c) Mempertahankan hubungan perkawinan
d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan dan integrasi
hidup )
8. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1)Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
2)Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur
program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit.
Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang
diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada
anggota keluarga yang sakit

d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian
tentang kesehatan keluarga
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan
perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan
dapat dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit
atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga
yang optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka
perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan,
dana sehat, dan lain-lain)
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah

B. KONSEP BALITA
Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak
usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa
prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah
usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan
anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha- usaha
pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan
beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha
pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan
dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa
keperawatan.

1. Konsep Dasar
Periode Eraly Childhood yaitu sejak umur 1 tahun sampai dengan 6 tahun dibagi
atas :
a. Toddler : umur 1 /sd 3 tahun
b. Preschool : umur 3 s/d 6 tahun
2. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
a. Fase oral (0-1 tahun)
1) Positif
1) Memberikan kepuasan/kesenangan
2) Menghisap, menelan, memainkan bibir
3) Makan kenyang, tidur
2) Negatif
a) Mengigit, mengeluarkan air liur
b) Marah, menangis.
b. Fase anal (1-3 tahun) : Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
1) Positif : BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
2) Negatif : Anak akan menahan dan mempermainkannya
c. Fase phalic (3-6 tahun) : Memegang genetalia, Oedipus complex
1) Positif : Egosentris : sosial interaksi, Mempertahankan keinginanya.
3. Perkembangan Psikosial (Ericson)
a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
1) Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
2) Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
1) Alat gerak dan rasa, telah matang
2) Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol
tubuhnya, diri dan lingkungan.
3) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan
membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
1) Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
2) Rasa inisiatif mulai menguasai anak
3) Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
4) Kemampuan anak berbahasa meningkat
5) Rasa kecewa dan bersalah.

4. Perkembangan Kongnitif (Piaget)


a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun
1) Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk
mengenal lingkungan.
b. Pre operasional (2-7 tahun)
1) Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan
orang tua.
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum,
mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN BALITA


1. Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:
a. Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
b. Orang tua menjalankan peran baru
c. Peran ini awalnya sulit karena :
1) Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru
2) Kurangnya bantuan dari keluarga
3) Nasehat yang menimbulkan konflik
4) Tidur kurang karena anak rewel Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :
d. Banyaknya wanita yang bekerja
e. Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan
f. Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim
g. Meningkatnya biaya perawatan anak
Masalah yang sering terjadi :
a. Kesulitan dalam perawatan anak
b. Suami merasa diabaikan
c. Terdapat peningkatan perselisihan
d. Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
e. Kehidupan sosial dan seksual terganggu
Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan :
a. Membentuk keluarga muda yang Bahagia
b. Penyesuaian tugas baru
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
e. Mendidik anak berdasar agama
Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing :
a. Perawatan bayi yang baik
b. Imunisasi
c. KB
d. Penyakit infeksi
e. Masalah transisi pada orangtua
f. Sibling rivalry
g. Tempertantrum
h. Negativisme
i. Tumbuh kembang
2. Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
a. Anak I berumur 2,5 th s/d 5 th
b. Keluarga menjadi majemuk
c. Kesibukan orangtua meningkat
d. Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak
Tumbuh Kembang Balita
a. Toddler (1-3)
b. Biologis ( ↑ BB, TB)
c. Motorik (berjalan, lari,memegang benda)
d. Psikososial : otonomi vs ragu–ragu negativism dari otonomi→ tempertantrum,
Sibling
e. Kognitif : prekonseptual, egosentris
f. Psikoseksual : fase anal; toilet training
g. Sosial : bermain, ↑ sosialisasi Pra sekolah (3 – 5 tahun)
h. Biologis : pertumbuhan fisik lambat
i. Motorik : menulis, memakai/melepas baju
j. Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru
k. Kognitif : prekonseptual, intuitive
l. Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks
m. Sosial : berdiskusi dengan orangtua
Tugas perkembangan keluarga tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
b. Membantu anak untuk sosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak ke 2
d. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga
e. Pembagian tanggungjawab anggota keluarga
f. Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak Masalah kesehatan pada
keluarga dengan anak pra sekolah :
g. Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh
h. Kes psikososial : hubungan perkawinan
i. Persaingan kakak – adik
j. Masalah komunikasi keluarga
k. Masalah pengasuhan anak,

C. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA


1. Pengkajian
a. Pengkajian pada keluarga :
1) Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan
2) Riwayat dan tahap perkembangan
3) Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
4) Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
5) Fungsi Keluarga
6) Penyebab masalah keluarga dan koping
7) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
b. Pengkajian pada balita :
1) Identitas anak
2) Riwayat kehamilan, persalinan
3) Riwayat kesehatan bayi
4) Pertumbuhan dan perkembangan
5) Pemeriksaan fisik
6) Berapa lama waktu bersama orangtua
7) Siapa pengasuh anak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan hubungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anak yang sakit berat.
b. Hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anak.
c. Meningkatnya kemandirian anak.
d. Pemeliharaan kesehatan yang optimal.
e. Hubungan keluarga yang harmonis.
3. Intervensi
a. Diskusikan tentang tugas keluarga
b. Diskusikan penyebab ketidakharmonisan
c. Identifikasi sumber dukungan yang ada
d. Ajarkan cara merawat anak
e. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
f. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga
D. MASALAH-MASALAH KESEHATAN YANG TIMBUL PADA ANAK USIA
TODDLER DAN PRE- SCHOOL (BALITA)

No MASALAH / MANAJEMEN PERTIMBANGAN


PENYAKIT TERAUPETIK KEPERAWATAN
DAN
KOMPLIKASI
1. Diare Komplikasi : ➣ Memberikan
(Gastroenterologi) ➣ Dehidrasi cairan
agen pembuka : ➣ Renjatan ➣ Diatelik
Bakteri dan virus. hipovelemik (pemberian
Sumber : makanan)
➣ Hypocalanta
Makanan basi,
➣ Intoleransi laktosa
beracun, alergi
sekunder
terhadap makanan
➣ Kejang
Masa Inkubasi :
Bayi : BAB ≥3x / 24 ➣ Malnutrisi energi

jam protein.

Anak : BAB ≥3x / 24 Obat:

jam ➣ Anti sekresi


Manifestasi Klinis : ➣ Anti spasmolitik
➣ Pengeras tinja
Bayi dan anak
➣ Anti biotika
menjadi
cenggeng,
gelisah, suhu
tubuh meninggi
cair dan mungkin
disertai dengan
lendir atau darah.
2. Variacela (cacar air) Kekhususan : ➣ Lakukan isolasi
Agen pembawa : Biasanya tidak ada, ketat dirumah
Variacell Zooster agent sakit.
Sumber : anti viral (ocyclovir) ➣ Isolasi anak
Sekresi primer saluran untuk
dirumah sampai
pernafasan dan organ resiko tinggi anak
vesikel mengering
terinfeksi, pada terinfeksi, Varicella
(biasanya 1
tingkatan lesi kulit Zooster immunoglobin
mingus etelah
yang lebih rendah. (VZIG) setelah
terinfeksi) dan
Transmisi : pembukaan
isolasi anak yang
Kontak langsung pada anak yang
beresiko tinggi
terkonta minasi oleh beresiko
terinfeksi.
objek penular an. tinggi.
➣ Beri perawatan
Masa Inkubasi : Obat :
kulit; mandi dan
2 – 3 minggu Diphenhidramin
berganti pakaian
biasanya hydrokhlorida atau anti
setiap hari, beri
13- 17 hari. histamin untuk
olesan lotion;
Masa Penularan : menghilangkan gatak ;
calamine; potong
Biasanya 1 hari perawat an kulit untuk
dan bersihkan
setelah erupsi lesi mencegah infeksi
kuku.
(masa awal) sampai 6 bakteri
➣ Mengurangi
hari setelah banyak kedua.
gatalgatal.
muncul vesikel ketika Komplikasi :
➣ Hindari mengupas
kerak kulit terbentuk. ➣ Infeksi pada tahap
Manifestasi Klinis : kulit kerak yang
kedua (bisu, selulitis,
Tahap Awal : menggosok dan
pneumoni,sepsis).
Demam ringan, membuat iritasi.
➣ Enchepalitis
malaise, anorexia, ➣ Varicella Pneumoni
pertama kali 24 jam, ➣ Peredaran Varicella
ruam dan gatal sekali, (perdarahan kecil pada
mulai muncul makula, vesikel dan ptekia pada
dengan cepat kulit).
berkembang menjadi
➣ Kronik atau
papula dan menjadi
transsient
vesikel (dikelilingi oleh
trombositopenia.
dasar eritematosus
menjadi
gelembung,mudah
pecah dan membentuk
(kerak). Ketiga
tahapan (Papula,
vesikel dan kerak
kulit) hadir dalam
tingkatan berbeda
dalam waktu yang
sama.
Distribusi :
Sentrifetal, menyebar
ke wajah dan tubuh
tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
Gejala :
Elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi
dari gatal-gatal.
3. Difhteria ➣ Antitoksin (biasanya ➣ Lakukan isolasi
Manifestasi Klinis : melalui intravena ketat di rumah
Bervariasi menurut diawali dengan test sakit.
lokasi anatomi kulit dan konjungtiva ➣ Berpartisipasi
Pseudomembran. untuk me ngetes pada test
Nasal : sensitifitas terhadap sensitifitas; beri
Menyerupai flu, nasal serum. epineprin jika
mengeluarkan serosan ➣ Antibiotik ada.
guineous mukous (penisillin ➣ Beri antibiotik,
purulent tanpa atau erythromycin. amati tandatanda
gejalagejala ➣ Bedrest total sensiti fitas
pokok: tampak (pencegahan terhadap peni
seperti epistaksis. miokarditis) silin.
Tonsilar / ➣ Gunakan suction
➣ Tracheostomy untuk
pharyingeal :
penghambatan jalan jika perlu
Malaise, anorexia,
udara. ➣ Beri perawatan
tenggo rokan sakit,
➣ Perawatan carrier komplit untuk
sedikit demam, pulse
dan memproleh
meningkat dari yang
kontak terhadap orang bedrest.
diharapkan selama 24
yang terinfeksi. ➣ Atur kelembaban
jam, membran
Komplikasi : untuk pencairan
melembut, putih atau
Miokarditis (minggu optimum sekresi.
abu-abu; timbulnya
kedua) Neuritis. ➣ Amati respirasi
limfadenitis jika
penyakitnya parah untuk tanda-tanda

timbul toximea, septik penghambatan.

syok, dan meninggal


dalam 6-10 hari.
Lharyngeal :
Demam : serak,
batuk, tanpa ada
tanda awal, potensial
penghambatan jalan
udara, gelisah,
cyanosis, retraksi
dyspniec.

4. Rubeola (campak) Tidak ada perawatan ➣ Yakinkan


Agent pembawa : lain orangtua bahwa
Virus yang perlu kecuali vesikel-vesi kel
Sumber : antipiretik untuk adalah suatu
Sekresi saluran nafas, demam proses penyakit
darah dan urine dari dan analgesik untuk yang alami pada
orang yang terinfeksi. nyeri. anak-anak yang
Transmisi : Komplikasi : terinfeksi.
Kontak langsung Jarang terjadi (arthtritis, ➣ Gunakan
dengan orang yang enchepalitis, atau sentuhan lembut
terinfeksi. purpura); jika diperlukan.
Masa inkubasi : penyakitpenyakit ➣ Jauhkan anak dari
10 – 20 hari. menular yang
wanita hamil.
Periode penularan : sering dijumpai pada
Dari 4- 5 hari setelah masa
ruam-ruam muncul anak-anak; bahaya
tetapi terutama terbesar adalah efek
selama tahapan awal teratogenik pada janin.
(catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal :
Tidak dijumpai pada
anak-anak, namun
dijumpai pada orang
remaja dan dewasa
yang ditandai dengan
demam ringan, sakit
kepala, malaise,
anorexia,
konjungtivitis
ringan, coryza, sakit
kerongkongan, batuk
dan limfadenopaty.
Paling sedikit 1-5 hari,
menghilang 1
hari setelah
terjadinya ruam.
Ruam :
Pertama kali muncul di
wajah dan dengan
segera menyebar
keleher, lengan batang
tubuh dan kaki.
Diakhiri hari pertama
ditutupi dengan
bercak- bercak
kemerahan makulo
pupalar, biasanya
hilang pada hari
ketiga.
Tanda dan gejala :
Demam ringan yang
muncul kadangkadang,
sakit kepala,
malaise dan
limfadenopaty.
5. Pertusis Pemberian antibiotik - Anjurkan untuk
Agent : Eythromycin, bedrest
Bordettela pertusis ampisillin, - Berikan
Sumber : kotrimaxazol, kompres panas
Masuknya dari saluran khloramfenikol, dan dingin.
pernafasan dari expextoransia dan - Berikan diit
seseorang mukolitik, codein makanan cair dan
yang terinfeksi. diberikan lunak
Penularan : bila terdapat batuk yang
Kontak langsung dan hebat sekali.
droplet. Luminal.
Masa inkubasi : Komplikasi :
5-21 hari Otitis media, bronkitis,
biasanya 10hari. bronkop neumonia,
Perkembangan : ateletaksis, emfise ma,
Yang paling besar muntah-muntah berat,
selama catharal emasiasi, prolapsus
(radang selaput lendir) rectum, kongesti dan
sebelum munculnya edema otak.
(kambuhnya kembali
dan menghilang pada
minggu ke 4 setelah
munculnya kembali
gejala penyakit).

Manifestasi klinik :
Stadium kataralis
Batuk ringan pada
malam hari, anorexia,
Stadium spasmodik
Batuk bertambah
berat dan terjadi
paroximal berupa
batuk-batuk khas,
keringat, dilatasi
pembuluh darah leher
dan muka, muka
merah, sianosis.
Stadium konvalensi
Pada minggu ke-4
berat nya serangan
batuk berkurang nafsu
makan timbul kembali,
ronchi difus mulai
menghilang.
6. Parasitis intestinal 1. Piperazin sitrat Memberikan
Askariasis (antepar) penyuluhan pada
Agent 2. Hexilresorsinol orangtua penting-nya
Askaris lumbricoides. 3. Oleumkenopodii menjaga higienis dan
Sumber : 4. Santonin sanitasi lingkungan.
Faeces 5. Pirantel
Masa Inkubasi : pamoat
2-3 minggu (combantrin)
Manifestasi Klinis : 6. Papain (fellardon
Infeksi ringan,
asimptoma tik infeksi
berat, anorexia,
iritabilitas, ketakutan,
perut besar,
penurunan berat
badan, demam dan
kolik.
Infeksi parah;
gangguan usus, usus
buntu, perforasi usus
dengan peritonitis,
gangguan empedu,
paru dan pneumonitis.
l.
E. BIMBINGAN SELAMA FASE TODDLER DAN PRE SCHOOL (BALITA)

BIMBINGAN SELAMA FASE BIMBINGAN SELAMA FASE


TODDLER PRE- SCHOOL
Usia 12 – 18 Bulan Usia 3 Tahun
−Persiapkan ortu adanya perubahan −Persiapkan orang tua untuk
tingkah laku pada masa toddler, peningkatan ketertarikan anak
terutama negativisme dan dalam hubungan yang lebih luas.
ritualisme. −Anjurkan untuk mendaftarkan
−Hitung kalori makanan yang biasa anak ke TK.
diberikan pada anak dan −Tekankan tentang pentingnya
berangsur-angsur hentikan pengaturan waktu,
makanan dari botol dan tingkatkan −Anjurkan orangtua untuk
makanan dalam bentuk yang menawarkan pilihan-pilihan ketika
padat. anak sedang ragu/bimbang.
−Kaji pola tidur dan kebiasaan −Perubahan pada usia 3 ½ tahun :
sebelum tidur, botol/dot adalah anak akan menjadi kurang
penyebab utama carries pada gigi koordinasi (antatorik dan emosi),
anak. gelisah dan menunjukkan
−Apakah ada penundaan pada waktu perubahan tingkah laku seperti bicara
tidur. gagap.
−Persiapkan orangtua tentang −Orang tua harus memberikan
kemungki nan bahaya dalam perhatian yang extra sebagai
rumah seperti keracunan atau refleksi dari kegelisahan emosi
terjatuh. anak dan rasa takut anak
−Tekankan tentang pentingnya kehilangan kasih sayang orang
orang tua saling berkomunikasi tua.
(briefing). −Ingatkan orang tua tentang
−Bicarakan mengenai permainanpermai keseimbangan yang telah dicapai
nan baru yang dapat pada usia 3 tahun akan berubah
digunakan untuk meningkatkan menjadi tingkah laku yang agresif
kemampuan motorik, bahasa, pada usia 4 tahun.
kognitif dan sosial. −Antisipasi tentang adanya
−Tekankan perlunya untuk perubahan nafsu makan, seleksi
F.
memeriksakan gigi anak, makanan anak.
bagaimana tipe gigi, kebersihan −Tekankan tentang perlunya
gigi, kebiasaan makan yang perlindungan dan pendidikan
mendukung terjadinya carries pada untuk mencegah cedera.
gigi.
−Tekankan tentang
Usia 4 Tahun
pentingnya mengkonsumsi
−Persiapakan pada tingkah laku
suplemen yang mengandung
anak yang lebih agresif, termasuk
fluorida.
aktivitas motorik dan penggunaan
Usia 18 – 24 Bulan
bahasa-bahasa yang
−Tekankan tentang pentingnya
mengejutkan.
teman sebaya dalam bermain.
−Bersikap menentang terhadap
−Persiapkan untuk datangnya adik
orangtua
baru (sibling), tekankan tentang
−Explorasi perasaan ortu
pentingnya menyiapkan anak
berkenaan dengan tingkah laku
untuk pengalaman baru.
anak.
−Bicarakan tentang berbagai
−Masukkan anak ke TK
metode untuk mendisiplinan anak,
−Persiapan untuk peningkatan
keefektifan metode tersebut dan
keinginan tahuan anak tentang
eksplorasi keadaan orangtua
sex.
tentang negatisme pada anak;
−Tekankan tentang pentingnya
tekankan bahwa negatifisme
menanamkan disiplin pada anak.
merupakan aspek penting dalam
−Anjurkan untuk belajar berenang
pengembangan diri dan
jika belum dilakukan pada usia
kemandirian anak.
sebelumnya.
−Bicarakan tentang tanda-tanda
−Adanya mimpi buruk; beritahu
kesiapan anak utnuk melakukan
orangtua bahwa anak, sering anak
toliet training, tekankan tentang
terbangun karena adanya mimpi
pentingnya menunggu kesiapan
yang menakutkan.
fisik dan piskologis anak, bicarakan
−Tenangkan Ibu, bahwa masa yang
tentang kemungkinan timbulnya
tenang pada anak dimulai pada
rasa takut anak, seperti terhadap
usia 5 tahun.
gelap dan suara-suara tertentu.
G.
berpisah dengan orangtua dan
kemampuan menghadapi situasi
yang tidak familiar dengannya. Usia 5 Tahun
−Beri kesempatan pada orantua −Masa tenang pada usia 5 tahun
untuk mengucapkan perasaannya, −Siapkan anak untuk memasuki
keletihan, frustasi dan lingkungan sekolah.
kemarahannya. −Pastikan kelengkapan immunisasi
sebelum memasuki sekolah.

Usia 24 – 36 Bulan
−Bicarakan pentingnya peniruan
pada anak dan perlunya
melibatkan anak dalam berbagai
aktifitas.
−Bicarakan tentang pendekatan
yang dilakukan untuk toilet
training dan harapan-harapan
yang realistik.
−Tekankan keunikan proses berfikir
pada toddler, terutama bahasa
yang digunakan, pemahaman yang
kurang tentang waktu dan
ketidakmampuan melihat peristiwa
dari perspektif orang lain.
−Tekankan untuk menanamkan
kedisiplinan secara kongkrit.
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Junaidi
2. Alamat dan telepon : Dusun Meunasah Tuha, Gampong Leupung Ulee Alue
3. Komposisi keluarga

JENIS HUB KEADAA


NO NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELAMIN DGN N
1. Tn.J Laki-laki Suami
KK 34 SMA Kerja Sehat
2. Ny.N Perempuan Istri 28
Tahun SMA IRT (Ibu
Bangunan Sehat
Tahun Rumah
3. An.N Perempuan Anak 3 Tahun Belum sekolah - Sakit
Tangga)
4. An.MA Laki-laki Anak 8 Bulan Belom sekolah - Sakit

4. Genogram :
5. Tipe keluarga :
Tipe keluarga ini adalah The nuclear family (keluarga inti), dimana keluarga yang ada
didalam rumah terdiri dari suami, istri dan anak.
6. Suku bangsa :
Asal suku bangsa keluarga ini dari suku Aceh.
7. Agama :
Agama yang dianut oleh keluarga ini adalah agama Islam.
8. Status sosial ekonomi keluarga :
Pendapatan keluarga ini berasal dari kepala keluarga yang bekerja sebagai pekerja
bangunan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga.
Keluarga bapak J sering berkumpul bersama menonton TV sebagai aktivitas hiburan
mereka dan juga sering pulang dan bermalam dikampung tempat orang tua mereka dan
sering juga berkumpul dengan tentangga sebelah rumah.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
10. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga bapak J mempunyai 2 orang anak, dimanaa nak pertama perempuan berumur
3 tahun dan anak kedua laki-laki berumur 8 bulan, maka keluarga bapak J berada pada
tahap III yaitu keluarga anak usia pra sekolah.
11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga bapak J yang belum terpenuhi dimana anak pertama
(An.N) sudah berusia 3 tahun yang akan memasuki sekolah dan anak kedua (An.M)
masih berusia 8 bulan yang masih Panjang untuk memasuki dunia pendidikan maka
dari itu bapak J harus mempersiapkan biaya untuk kebutuhan anak pertama dan anak
kedua serta kebutuhan istri dan rumah tangga.
12. Riwayat keluarga inti.
Bapak J sering mengalami sakit lambung sampai perut terasa seperti masuk
angin, dan jika sakit Tn.J hanya membeli obat diapotek.
Ibu N pada keluarga ini mengeluh sakit lambung jika makannya telat. Sejauh ini
tidak pernah mengonsumsi obat lambung karena bisa sembuh dengan makan saja.
An.N Anak pertama dalam keluarga ini An.N juga mengalami tumbuh bintik-
bintik merah pada kulit tetapi tidak separah adeknya ditambah dengan batuk dan ibu N
mengatakan hanya memberi obat minum sirup yang dibeli di apotek untuk mengobati
batuk pada anak.
An.M anak kedua dalam keluarga ini mengalami gata-gatal pada kulit dan
tumbuh bintik bintik merah ibu N mengatakan hanya di beri salap yang dibeli diapotek
untuk mengobati gatal pada kulitanak serta jika malam ibu N mengatakan anak susah
tidur.
Ibu N mengatakan dari anak pertama sampai anak kedua belum pernah diberi
vaksin apapun dikarena kan tidak diizinkan oleh bapak J sebagai kepala keluarga.
13. Riwayat keluarga sebelumnya.
Keluarga dari belah Tn.J memiliki Riwayat sakit lambung yaitu ayah
kandungnya. Sedangkan keluarga dari belah Ny.N ibunya memiliki riyawat sakit
lambung juga dan ayah Ny.N memiliki Riwayat hiperkolesterolemia. Sejauh ini Tn.J
dan Ny.N masih memiliki kedua orang tua yang lengkap.
III. Pengkajian lingkungan
14. Karakteristik rumah

Ket:
K : Kamar :Jendela D : Dapur

KM : Kamar Mandi :Pintu T : Teras

RT : Ruang Tamu
Tempat tinggal bapak J dengan keluarga adalah rumah yang sangat sederhana
dengan tipe rumah 36 tetapi efektif ditempati oleh 4 orang. Rumah bapak J tidak
memiliki perkarangan yang luas karena disebelah kanan terdapat rumah orang dan
didepan juga terdapat rumah orang dengan jarak kurang dari 2 meter dan disebelah kiri
jalan setapak dan dibelakang juga rumah orang. Rumah bapak J memiliki 4 pintu, 1
didepan dan 1 dibelakang serta masing 1 kamar 1 pintu, 4 jendela dan kamar mandi
diluar rumah. Jarak septik tank dengan sumber air sekitar 4 meter dan keluarga bapak J
menggunakan air PDAM. Lingkungan rumah tidak terlalu bersih karena sempit dan
banyak hewan ternak berkeliaran seperti ayam dan bebek.

15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Tn.J tinggal di daerah berdekatan dengan tetangga, tetangga yang ada
di sekitar rumah semuanya ramah dan saling tolong-menolong satu sama lain. Warga
sekitar khususnya ibu – ibu memiliki kebiasaan berkumpul bersama
16. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.J sudah tinggal dirumah yang ditempati sekarang yaitu didusun
Menasah Tuha Gampong Leupung Ulee Alue sejak 5 bulan yang lalu sampai sekarang.
Sebelumnya keluarga Tn.J tinggal dirumah mertua yaitu rumah Ny.N digampong Cot
Paya, Kec.Baitussalam.
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Biasanya Tn.J selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di masyarakat
gampong seperti gotong royong dimeunasah dan juga shalat berjamaah dimeunasah.
Ny.N mengatakan bahwa beliau belum terlalu bisa ikut serta dengan kegiatan
dimasyarakat seperti wirid rutin karena anak beliau yang masing sangat kecil hanya
saja sering berkumpul dengan tentangga yang dekat dengan rumah.
18. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga J semuanya dalam kondisi sehat hanya saja An.N dan An.M
sedang mengalami gatal gatal pada kulit dan tumbuh bintik merah. Antara anggota
keluarga saling menyayangi dan membantu satu sama lain. Keluarga Ny.N memiliki
fasilitas : Televisi, MCK, Tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor sebagai
sarana transportasi dan untuk masalah kesehatan, keluarga Ny.N memiliki BPJS untuk
membantu biaya pengobatan.
19. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.J dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/ tidak
langsung menggunakan bahasa Aceh, dalam keadaan emosi keluarga Tn.J dan Ny.N
selalu menggunakan kalimat yang positif. Tn.J dan Ny.N selalu berusaha membangun
komunikasi yang baik dengan anak-anaknya terutama An.N yang akan memasuki usia
sekolah dan An.M yang masih dalam tahap perkembangan.
20. Struktur kekuatan keluarga
Sanak saudara dan tentangga dari Keluarga Tn.J selalu siap membantu apabila
keluarga Tn.J membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang harus
dilalui, bagi mereka tentangga adalah orang yang pertama membantu dalam kesulitan
dan saudara harus saling tolong menolong.
21. Struktur peran
Tn.J :
Peran formal : Sebagai suami, sebagai kepala keluarga, ayah,pelindung
dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai anggota
masyarakat.
Peran informal : Pengambil keputusan tertinggi di rumah.
Ny.N :
Peran formal : Sebagai istri, ibu, mengurus rumah tangga, mendidik anak-anak
Peran informal : Sebagai pemberi kasih sayang antar anggota keluarga.
An.N :
Peran formal : Sebagai anak yang pertama.
Peran informal : Sebagai penyemangat dan pembawa keceriaan dalam keluarga.

An.M :
Peran formal : Sebagai anak kedua
Peran informal : Sebagai obat hati oleh ayah, ibu dan kakak
22. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn.J menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat
dan adat istiadat orang Aceh. Tn.J dan Ny.N selalu mengajarkan pentingnya bersikap/
sopan santun dengan orang lain kepada anak-anaknya dan Tn.J selalu memprioritaskan
keluarga kecilnya.
Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah
cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga selalu berusaha
dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.
IV. Fungsi keluarga
23. Fungsi efektif
Keluarga Tn.J dan Ny.N selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-anaknya
dan juga selalu mencontohkan sikap yang baik dalam kehidupan misalnya selalu
membuang sampah pada tempatnya, mengajarkan membersihkan mainan setelah selesai
digunakan serta mulai mengajarkan etika sopan santun.
24. Fungsi sosialisasi
Interaksi Tn.J dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Keluarga mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial kepada An.N dengan cara selalu diarahkan untuk bermain
dengan anak-anak lainnya dan tidak pernah memberikan gadget sebagai pengalihan
kebosanan anak.
25. Fungsi perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
Ny.N sebagai ibu mengatakan kurang mengerti dengan penyakit yang sering
dialami keluarganya. Baik itu mengenai pengertian, tanda gejala, etiologi maupun
pencegahan dan perawatannya. Ny.N mengatakan bahwa dirinya belajar banyak
dari pengalaman serta pengobatan-pengobatan yang pernah dilakukan seperi
gasgritis yang pernah dia rasakan. Begitu juga dengan penyakit anaknya Ny.N tidak
tahu apa penyebabnya.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang


tepat
Keluarga mengetahui tentang masing-masing penyakit yang pernah
mereka derita, sehingga apabila mereka mulai merasakan tanda dan gejala, mereka
langsung melakukan tindakan yang dapat mengurangi sakitnya misalnya Ny.N
mengalami sakit perut hal yang beliau lakukan adalah makan karena sakit perut
yang dialami disebabkan karena telat makan. Apabila sakit tak kunjung sembuh,
mereka segera pergi membeli obat ke apotek.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.N mengatakan saat Tn.J sakit beliau mampu merawatnya sendiri tetapi
apabila semakin parah biasanya Ny.N meminta bantuan tentangga. Ny.N
mengatakan kalau merawat anak-anak beliau berusaha untuk merawatnya sendiri
terlebih dahulu dengan cara bertanya kepada tetangga atau orang tua dikampung
terkait obat dan cara merawat sakit yang dialami anak, Ny.N tidak terburu-buru
membawa kepuskesmas karena masih dalam batas baik-baik saja.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat


Keluarga Tn.J menyadari pentingnya kebersihan lingkungan, oleh sebab itu
keluarga selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan lingkungan
rumah, seperti menyapu, mengepel dan menguras bak mandi agar tidak menjadi
sumber penyebaran penyakit.
e. Kemampuan keluarga mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Ny.N mengatakan jarang pergi kepuskesmas jika sakit, keluarga Tn.J lebih
memilih menggunakan obat tradisional atau hanya membeli obat diapotek.
26. Fungsi Reproduksi
Ny.N memiliki 2 orang anak yang pertama perempuan berusia 3 tahun dan yang
kedua laki-laki berusia 8 bulan. Ny.N masih mengalami haid 1 bulan sekali dan tidak
merasakan nyeri saat haid. Ny.N menggunakan KB untuk menjaga kelahiran anak yaitu
dengan suntik 3 bulan sekali.
27. Fungsi Ekonomi
Tn.J bekerja sebagai pekerja bangunan dan sejauh ini Tn.J mengatakan mampu
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari - hari dari pendapatan yang diterima.
Tn.J dan Ny.N menyisihkan sebagian pendapatannya untuk keperluan yang tidak
terduga dan biaya sekolah anaknya nanti.
V. Stres dan koping keluarga
28. Stresor jangka pendek dan Panjang
a. Stresor jangka panjang
Tn.J dan Ny.N memikirkan biaya untuk sekolah bagi anak-anaknya.
b. Stresor jangka pendek
Ny.N takut kondisi sakit lambungnya dapat mempengaruhi aktivitasnya
sebagai istri dan ibu yang tidak bisa mengurus rumah tangganya mengingat anak-
anaknya masih berusia balita.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Untuk stress jangka panjang, Tn.J berusaha untuk mencukupi kebutuhan
sekolah anak-anaknya dengan bekerja keras.
Untuk stress jangka pendek, Ny.N berusaha untuk tidak stress dan selalu
berusaha untuk menjaga kesehatannya seperti tidak makan telat.

30. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan Tn.J dan Ny.N, Bila ada permasalahan, Tn.J
dan Ny.N berusaha untuk selalu menyelesaikannya dengan bermusyawarah. Namun,
keputusan tertinggi tetap berada di tangan Tn.H sebagai kepala rumah tangga.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn.J tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada
anak ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan
masalah.
VI. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Tn. J Ny. N An. N An. M
Fisik
VII. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.J dan Ny.N berharap semoga keluarga mereka selalu dalam lindungan
Allah dan selalu diberi Kesehatan dan juga kemudahan dalam segala urusan terutama
dalam mencari rejeki serta selalu diberi kecukupan dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Long, B. C. (1995).Perawatan medikal bedah. (Essential of medical surgical nursing),


Penerjemah R. karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma rumahorbo, nurlina
supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing
teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing
Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai