TUGAS
Filsafat pendidikan
Disusun oleh :
KELOMPOK 10
A.IRMA AMALIA MIHRAB (1947140017)
ROSNAH (1947142028)
ASHARI (1947140031)
SARTIKA (1947141024)
ALDI ALWI (1947141046)
KATA
PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang...............................................................................................................1
B.Rumusan
masalah……………...............................................................................................................2
C.Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan..............................................................................................................……8
B.Saran.............................................................................................................................8
Assalamualaikum wr..wbr..
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karna atas rahmat dan karunianya
makalah dengan judul filsafat pendidikan Rekonstruksionisme ini bisa terselesaikan
dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun. Shalawat dan salam tak lupa kita
sanjungkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai suritauladan sempurna untuk
seluruh umat dalam menempuh kebahagian dunia dan akhirat kelak.Selanjutnya
penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah filsafat pendidkan
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, serta teman-teman
C19.C dan semua pihak yang telah memberi arahan pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah
ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dapat memperbaikinya. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat dan inspirasi trhadap pembaca.Aamiin Ya Robbal Aalamiin.
Wassalamualaikum..wr..wbr..
Penulisi
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Seiring dengan banyaknya problem-problem yang ada di dunia ini, maka banyak pula
pemikiran-pemikiran yang menawarkan berbagai penyelesaian dalam banyak bidang.
Contohnya dalam filsafat, terdapat banyak aliran yang menawarkan solusi dari masalah-
masalah yang sedang bermunculan, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu aliran
filsafat pendidikan adalah aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme.
Aliran filsafat rekonstruksionisme adalah aliran filsafat yang berusaha merombak tata
susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
filsafat pendidikan ini menganggap bahwa pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat
berperan penting dalam menghadapi permasalahan dunia. Karena dengan pendidikan maka
akan tercipta orang-orang yang berfikir dan memiliki pemikiran yang dapat mengubah dunia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Aliran ini timbul karena pada tahun 1930an dunia telah mengalami krisis, sampai-
sampai di negara bagian Eropa dan Asia mengalami totalitarianisme yaitu hilangnya nila-nilai
kemanusiaan dalam sosial. Dunia pada saat itu mengalami kebangkrutan yang sangat besar,
mulai dari maraknya terorisme, kesenjangan global, nasionalisme sempit, banyaknya manusia
yang berperilaku amoral, dan masih banyak lagi.
Aliran ini dipelopori oleh George S. Count dan Harold Rugg. Count menawarkan pidato-
pidato provokatifnya yang intinya bahwa sekolah harus membangun sebuah tatanan sosial
baru, Count mengatakan bahwa sekolah atau lebih sempitnya para pendidik untuk
mengorganisasi diri dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi.
Karena pemikiran tersebut maka bermunculan sebuah kebalikan dari peran tradisional
sekolah menuju peran sebagai agen reformasi kemasyarakatan yang bersifat aktif. Aliran
rekonstruksionis bertujuan untuk menjadikan masyarakat sebagai agen perubahan sosial
melalui pendidikan, karena pada zaman dahulu mereka menganggap bahwa pendidikan telah
menjauhkan mereka dari masyarakat, maka dari itu, aliran ini ingin mengubah pandangan
tersebut dan melalui pendidikan maka kita akan dekat dengan masyarakat.
1. Prinsip Rekonstruksionisme
Artikel yang berjudul “future shock” (kejutan masa depan) karya Alvin Toffler telah
membuka mata dunia bahwa manusia telah mengalami tekanan yang hebat jika dibebani
perubahan dalam waktu yang sangat singkat. Dalam artikel tersebut ia menjelaskan bahwa apa
yang dialami sekolah atau pendidikan saat ini adalah sebuah hal yang sangat sia-sia dan tanpa
harapan, karena pendidikan saat itu sangat lambat bergerak, ibarat pendidikan berjalan
menjadi serangkaian praktik dan asumsi yang dikembangkan hanya melayani era industri,
sedangkan situasi sosial telah memasuki periode superindustri.
Sekolah kita lebih sibuk mengurusi sistem yang mati daripada menangani masyarakat
baru yang sedang tumbuh. Energi besarnya dipergunakan untuk mencetak manusia industrial,
yaitu manusia yang disiapkan untuk bisa hidup dalam sistem yang akan mati sebelum mereka
eksis. Untuk membantu mencegah kegagapan masa depan yang akan datang, kita harus
menciptakan sebuah sistem pendidikan superindustrial. Maka dari itu, kita harus mencari
tujuan-tujuan pendidikan dan metode-metode dimasa akan datang, bukan justru dimasa lalu .
Jadi intinya, prinsip aliran rekonstruksi adalah menciptakan suatu sistem pendidikan dimana
pendidikan itu mengarah kepada masa depan bukan berjalan lambat dan sistem pendidikan
yang dapat merespon permasalahan yang muncul yang akan datang.
2. Hakikat Rekonstruksionisme
a. Ontologi
b. Epistemologi
Berpijak dari pola pemikiran bahwa untuk memahami realita alam nyata memerlukan
suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita ini tanpa melalui proses
pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan suatu pintu
gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya, baik indera maupun rasio sama-sama berfungsi
membentuk pengetahuan, dan akal dibawa oleh panca indera menjadi pengetahuan dalam
yang sesungguh sungguhnya. Aliran ini juga berpendapat bahwa dasar dari suatu kebenaran
dapat dibuktikan dengan self-evidence, yakni bukti yang ada pada diri sendiri, realita dan
eksistensinya. Pemahamannya bahwa pengetahuan yang benar buktinya ada didalam
pengetahuan ilmu itu sendiri. Contoh adanya Tuhan tidak perlu dibuktikan dengan bukti bukti
lain atas eksistensi Tuhan. Kajian tentang kebenaran itu diperlukan suatu pemikiran, metode
yang diperlukan guna menuntun agar sampai kepada pemikiran yang hakiki. Penalaran
penalaran memiliki hukum hukum tersendiri agar dijadikan pegangan ke arah penemuan
definisi atau pengertian yang logis .
c. Aksiologi
Hidup, khususnya pendidikan, telah diselenggarakan dengan cara dan pemikiran yang
salah. Oleh karenanya, makin hari hidup dan kehidupan bukannya bertambah baik, justru
malah bertambah buruk. Dunia bahkan mengalami sesuatu yang mereka sebut dalam situasi
krisis dan sakarat. Satu satunya solusi untuk keluar dari semua itu menurut aliran ini tidak lain
adalah dengan mengubah praktek pendidikan yang ada ke dalam konstruksi konstruksi baru .
Kalau dulu pendidikan dianggap sebagai menjauhkan dari masyarakat karena pendidikan
zaman dahulu mengabaikan masalah masalah yang hidup atau yang ada dalam masyarakat,
namun pemikiran ini berkeinginan bahwa pendidikan harus dapat memecahkan persoalan
persoalan yang hidup dalam masyarakat sehingga pendidikan tidak dianggap memisahkan dari
masyarakat.
1. Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Brameld terdiri atas 6 tesis ,
yaitu:
a) Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial
baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari
kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern. Sekarang peradaban menghadapi
kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus mensponsori perubahan yang benar dalam
nurani manusia. Pendidikan harus menjadi alat utama untuk menjawab atau menyelesaikan
persoalan yang tengah dihadapi, pelaksanaan pendidikan sesegera mungkin dilaksanakan,
kalau pendidikan tidak segera dilaksanakan maka infrastruktur yang lain akan cepat hancur,
maka dari itu pendidikan adalah kunci utama untuk membangun tatanan kehidupan sosial,
karena pendidikan dapat mempengaruhi bidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial dan
budaya.
b) Anak, sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
Menurut rekonstruksionalisme, hidup beradab adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok
akan memainkan peran yang penting di sekolah. Untuk menghasilkan pembelajaran yang
harmonis di dalam kelas antara guru, peserta didik dan subjek-subjek pendidikan lainnya maka
mereka harus memahami kebudayaan mereka masing-masing, sehingga mereka akan saling
menghargai.
c) Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara bijaksana dengan
cara memperhatikan prosedur yang demokratis. Seorang guru atau pendidik harus memiliki
sikap percaya diri dan merasa bahwa ia mampu untuk membimbing peserta didiknya, dengan
begitu seorang peserta didik akan berhasil dalam membimbing peserta didiknya dan ia tidak
akan diremehkan oleh peserta didik.
d) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan
kebutuhan kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk
menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Tujuan pendidikan haruslah disesuaikan dengan
peserta didiknya. Selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya agar
pendidikan mampu menjawab problem-problem dimasyarakat.
e) Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai,
struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.
a) Tujuan dan isi kurikulum, Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
c) Evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi para siswa dilibatkan terutama dalam memilih dan
menyusun dan menilai bahan yang akan diujikan. Yang dimaksud disini ialah peserta didik
membantu dalam hal memilih bahan atau materi yang telah dipelajari dan layak untuk
dijadikan tes atau evaluasi.
Jika pendidikan formal adalah bagian tak terpisahkan dari solusi sosial dalam krisis
dunia sekarang, maka ia harus secara aktif mengajarkan perubahan sosial. Seperti telah
dibahas di atas bahwa pendidikan harus mampu memberi kontribusi kepada masyarakat
dengan cara merespon permasalahan yang sedang timbul di masyarakat, baik itu masalah
ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya, pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu
mengajak peserta didiknya berfikir dan peka terhadap permasalahan yang sekarang
masyarakat hadapi, sebaliknya pendidik yang tidak rekonstruksionis adalah pendidik yang
takut atau tidak berani mengajak peserta didiknya dalam menghadapi permasalahan yang
sedang hangat dibicarakan, dengan begitu peserta didik akan semakin dekat dengan
permasalahan yang ada dalam masyarakat.
BAB III
penutup
A.Kesimpulan
B.Saran
H.W, Teguh Wangsa Gandhi. 2011. Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: ARRUS
MEDIA
Http://maragustamsiregar.wordpress.com
M.Ed, Drs. Abdullah Idi, Prof. Dr. H. Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta : GAYA MEDIA
PRATAMA
M. Ed, Drs. H.M Djumberanjah Indar. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: KARYA ABDITAMA
R. Knight, George, Dr. Mahmud Arif, M.Ag. (Terj). 2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Gama
Media