Anda di halaman 1dari 9

Nama Kelompok 2

Ahmad Khoerul Huda 1941010639

Alfadella Ardiyana R 1941010615

Alfina Safitri 1941010624

Alma Rahma Nisa 1941010611

Bella Cantika 1941010600

Deby Indah Putri 1941010641

Guruh Tris Prasetiyo S 1941010615

Marhamah 1941010619

Merizka Novianti 1941010638

Muhammad Adji Surya W 1941010622

Muhammad Hadzel Khadafi 1941010625

Wulandari 1941010631

Yudha Aditya Pratama 1941010621

Yunia Ayu Aprilia 1941010608


Program Acara TV : Talkshow

Judul Program TV : OSIS (Obrolan Seputar Ilmu Sosial)

Topik : Self Herming

Durasi : 15 Menit

Jam Tayang : 19:00 WIB

Target Audiens : Remaja Sampai Dewasa

Tujuan : Mengatasi & Mencegah orang-orang yang

mengalami Self Harming.

Format TV : Live Streaming

Segmen : 2 Segmen

Sinopsis

Self Harm merupakan suatu tindakan atau dorongan untuk


menyakiti atau melukai diri yang tentunya akan merugikan dirinya
sendiri. Tindakan tersebut biasanya terjadi di usia remaja atau
beranjak dewasa. Akan tetapi, orang yang melakukan self harm
cenderung menutupi gerak laku tersebut. Hal itu terjadi karena
dirinya enggan untuk bercerita atau terbuka pada orang lain yang
ada di sekitarnya terkait masalah yang tengah dihadapi.

Dalam Talkshow ini, kami membahas tentang Self Harm dengan


seorang psikologi secara detail, serta pengalaman seorang
narasumber yang mengalami self harming yang dimulai sejak
percintaannnya yang kandas, bagaimana narasumber melewati hari
hari selama mengalami masalah itu dan bagaimana caranya melewati
keadaan tersebut, dan perasaannya setelah mampu dan berhasil
melewati kejadian yang ditimpanya.

Naskah Skenario Talkshow

Osis (Obrolan Seputar Ilmu Sosial)

Host & Co-Host : Yunia Ayu Aprilia & Muhammad Hazel Khadafi

Narasumber : 1. Deby Indah Putri [ DR.Psikolog ]

2. Merzika Novianti [ Pasien ]

[Oppening]

( Host membuka acara Talkshow )

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi pemirsa


dimanapun anda berada. Kembali lagi bersama saya Yunia dan Hazel
dalam acara Osis (Obrolan Seputar Ilmu Sosial). Hari ini kita
bakal membahas yang sedang ramai terjadi dikalangan masyarakat
yaitu perilaku menyakiti diri sendiri atau biasa sering disebut
Self Harm.

Host : Hazel sendiri pernah gak punya pengalaman Self Harm ?

Co-host : Alhamdulillah sejauh ini si belum pernah mengalami


Self Harm. Tapi kalo kayak liat orang orang yang ngelakuin itu
sering sih,

Host : Berarti sebenernya udah ada banyak orang yang ngelakuin


self harm ya di luaran sana, ngeri sih ya sampe mereka ngelakuin
hal seperti itu, melukai diri sendiri, kira-kira gimana ya cara
mereka pulih dari permasalahan itu dan bangkit lagi

Co-Host : Nah, pas banget nih, saya punya teman seorang Psikolog
yang pernah membantu penderita Self Harm buat pulih dari
keterpurukannya. Namanya Deby, dia ini adalah seorang psikolog
yang udah berpengalaman menghadapi banyak orang dengan
permasalahan psikologis yang menghampiri.

Host : Wah pas banget sih ya, Nah kalo gitu gimana kita datengin
seorang Psikolog. Ini dia Kak Deby.

(narasumber 1 memasuki stage)

Host & Co-host menyambut Deby

Co-host : Gimana kabarnya kak Deby ?

Psikolog : Alhamdulillah baik…

(Narasumber 1 dipersilahkan duduk)

Co-host : kak Deby mau Tanya ni soal Self Harm, sebenernya self
harm tu kayak gimana si ?

psikolog : Simpelnya begini sih, self harm itu adalah tindakan


melukai diri yang didasari emosional berlebih, sehingga
penderitanya merasa dapet dorongan untuk melukai diri sendiri
dengan alasan menenangkan diri.

Co-Host : Untuk usia pelaku self harm ini biasanya ada ukurannya
gak sih kak? Dan gimana caranya kita bisa mengetahui seseorang
mau melakukan self harm?

Psikolog : Kalau untuk usia itu tidak ada batasan, tapi nih ya,
rata rata orang yang melakukan self harm itu dimulai dari usia
remaja hingga dewasa, dan untuk mengetahui mereka akan melakukan
self harm atau tidak itu cukup sulit di deteksi karena mereka
sering menutupi diri.

Host : Waa berarti self harm ini termasuk permasalahan yang


cukup serem yaa.

Psikolog : Iya, itu kalo gak segera diobati akan semakin


berbahaya.

Co-host : Lalu untuk self harm ini kenapa sih bisa terjadi di
orang-orang?

Psikolog : Banyak hal ya, banyak penyebab. Salah satunya karna


penyakit seperti depresi, putus asa, ingin menyalahkan diri
sendiri, atau bisa jadi karna dia tidak tau ada cara lain yang
menurut dia lebih bagus untuk membuat perasaan bersalah dia itu
terpenuhi, menghukum diri dia sendiri itu terpunuhi.

Co-host : Pengalaman kak Deby menghadapi orang dengan


permasalahan self harm kayak gimana ?

psikolog : Jadi waktu itu saya punya pasien yang mengidap self
harm, dia berasal dari keluarga broken home, dia terpaksa
menjadi dewasa setelah ayahnya meninggalkannya. Saat dia masih
kecil, suatu kali tangannya tanpa sengaja tergores kawat diember
yang dibawanya, saat itu dia masih belum paham tentang konsep
self harm. Tapi bukannya kesakitan dia justru sengaja
menggoreskan lagi tangannya ke kawat itu, rasa sakit meredakan
kesakitannya. Pada saat ibunya sadar akan perilaku anaknya
terhadap dirinya sendiri, ibunya pun langsung membawanya ke
psikoterapi.

Host : Pada saat itu dia masih kecil?


Psikolog : Iya, untungnya ibunya langsung membawa anaknya untuk
menjalani psikoterapi. Jadi dia tidak menyakiti dirinya lebih
banyak lagi

Host : Apa saja yang dilakukan oleh orang yang menyidap Self
Harm ?

Psikolog : Tindakan-tindakan yang dilakukan seperti mengiris


pergelangan tangan, membakar diri, membuat cedera diri sendiri,
meminum obat-obatan terlarang, melakukan tindakan ceroboh untuk
menyakiti diri, dan lain-lain. Namun, jarang diketahui,
tindakan-tindakan self-harm juga dapat berupa tindakan-tindakan
"kecil" yang tidak disadari sering dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti menggiti kuku sampai berdarah, memukul
kepala ketika pusing atau kebingungan.

Co-host : Apa penyebab seseorang melakukan self harm ?

Psikolog : Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan


bipolar. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Mendapatkan
intimidasi dari pihak tertentu. Adanya tekanan di sekolah atau
tempat kerja

Co-host : Ternyata ada banyak ya penyebabnya.

Psikolog : Banyak bangettt

Host : Wah ternyata ngeri ya efeknya, oiya nih, jadi saya punya
temen yang beberapa waktu lalu menjadi pelaku self harm, dan
alhamdulillahnya saat ini dia udah bangkit dan menjalani
aktivitas dengan lebih bersemangat

Co host: Baik kita panggilkan saja ya


Host : oke deh kalo begitu kita panggilkan aja ini dia kak
Merizka
(Narsumber 2 memasuki stage)

(Narasumber 2 memasuki ruangan dan di persilahkan duduk oleh


host dan co-host)

Host : disini kita udah kedatangan kak Merizka, gimana kabarnya


kak?

Pasien : Alhamdulillah sehat

Host : ini kita mau ngobrol dengan kak Merizka mengenai kisah
hidupnya. Nah boleh di ceritain kak Merizka, kita kenalan dengan
kak Merizka itu kan ikut trening terapi, emang ada kisah apa di
balik semua ini.

Pasien : Aduh kalo minta diceritain kenapa di balik ini


ceritanya panjang banget. Jadi saya dulu itu pernah mengalami
depresi, depresinya itu sampai saya melakukan tindakan self harm
(menyakiti diri sendiri). Sebelumnya, saya tidak pernah
didiagnosa memiliki gangguan mental, karena saya memang belum
pernah mencari bantuan professional. Saya juga tumbuh di
keluarga yang baik-baik saja. Saya tidak pernah mengalami
trauma. Masa kecil saya seperti masa kecil orang pada umumnya.

Tapi semenjak tahun 2014, setelah mengalami sebuah pertengkaran,


cara saya untuk meringankan beban di benak saya adalah dengan
melukai kaki atau tangan saya sendiri dengan silet, dan
membenturkan kepala saya ketembok. Waktu itu saya masih berusia
14 tahun dan belum mengetahui apa-apa mengenai self-harm.
Kebiasaan ini berlanjut tiap kali saya mengalami konflik yang
terasa sangat berat sehingga membuat saya tidak lagi mampu
berpikir kritis.

Co-host : Itu berapa lama kakak mengalami itu?

Pasien : Itu, parah parahnya itu 3 tahun, jadi mungkin sekitar


tahun 2014-2016

Host : Pada saat itu apakah kakak pernah cerita dengan seseorang
tentang apa yang kakak lakukan?

Pasien : Pernah, saat itu saya memberanikan diri cerita dengan


ibu saya. Dan ibu saya bilang “kamu gak bisa trus nyakitin diri
kamu sendiri, kamu harus ikut terapi”. Saat itu saya langsung
mengikuti perkataan ibu saya, saya juga berpikir saya gak bisa
seperti ini terus

Host : Jadi pada saat itu kamu mengikuti terapi? Berapa lama
kamu mengikuti terapi pada saat itu?

Pasien : Sekitar 1 tahun 8 bulan

Co-host : Pada saat masa masa terapi apakah ada hal yang sangat
sulit untuk dilakukan?

Pasien : Kalau untuk hal yang sulit itu, berbicara sama orang
lain. Itu sulit banget karena saya di haruskan untuk berbicara
tentang perasaan dan perilaku saya. Terkadang lebih mudah
berbicara pada dokter, konselor, atau guru, dari pada berbicara
dengan teman atau orang lain.

Host : Kenapa?

Pasien : Karna saya takut apa yang saya alami ini dikatakan
hanya untuk sekedar mencari perhatian. Tapi perlahan-lahan saya
mulai memberanikan diri untuk berbicara tentang perasaan saya
dan perilaku saya.
Co-host : Oooh, berarti secara perlahan kamu memberanikan diri
untuk menuju tahap sembuh yaa.

Pasien : Iyaa, karna saya bertekat saya harus sembuh, saya gak
bisa terus terusan nyakitin diri sendiri dan membuat orang
disekitar saya bersedih.

Host : Wah alhamdulillah ya kak akhirnya bias lewat dari fase


yang literally sulit dan bias survive sampe sekarang.

[Closing]

Host : Nah gak kerasa udah waktunya kita berpisah, aaa


terimakasih untuk kak Deby dan kak Merizka yang udah mau
berbagi ilmu, cerita, dan pengalamannya disin bareng kita dan
buat pemirsa semuanya, kami mohon undur diri dan sampai jumpa di
episode berikutnya, saya Yunia.

Co-host : Dan saya Hazel Pamit undur diri, dan sampai jumpa di
episode selanjutnya di Osis, Obrolan Seputar Ilmu Sosial.

[ closed ]

Tim

Cameramen : Adji - Marhamah – K.Huda

Sutradara : Ulan - Alma

Editing : -

Timekeeper : Della

Lighting : Alfina - Bella C

Logistik : Yudha - Guruh

Anda mungkin juga menyukai