Anda di halaman 1dari 3

PEMULIHAN DIRI MELALUI TERAPI RELIGIUS COPING: STUDI KASUS PADA

MAHASISWA DI KOTA PALEMBANG DALAM MENGATASI SELF-HARM

Mustika Marlina,Resi Suci Amanda,Saputra Agung Suroji

Variabel psikologi : Self-Harm

Self-harm didefinisikan sebagai perilaku untuk melukai,


merusak, dan membahayakan diri sendiri yang dilakukan dengan
sengaja dan dapat menjadi faktor utama penyebab bunuh diri. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan individu melakukan self-harm adalah
karena adanya trauma masa lalu, lingkungan pertemanan yang kurang
baik, menjadi korban perundungan, kurangnya komunikasi yang baik
dengan orang-orang di sekitarnya, perasaan sedih, cemas, dan stres yang
berkepanjangan. Bentuk dari perilaku self-harmmeliputi semua perilaku
yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk menyakiti dirinya
sebagai upaya menyalurkan emosi negatif. Selain berbentuk fisik, secara
tidak langsung memendam emosi negatif terlalu lama hingga
memunculkan pikiran-pikiran negatif termasuk dalam upaya menyakiti
diri secara psikologis.

Subjek : Mahasiswa di salah satu Universitas di Palembang

Sampel : 1 Subjek

Waktu pelaksanaan : Oktober

Metode : Menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus


dan wawancara terhadap subjek.

Terapi penyembuhan : Religious Coping

Pargament (1997) mendefinisikan religious coping sebagai suatu


upaya penyelesaian masalah dengan menggunakan pendekatan
keagamaan melalui berbagai cara seperti berdoa, berserah diri kepada
Tuhan, mengikuti kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah
serta memberikan dampak secara fisik maupun psikis serta berdamai
dengan kejadian berbahaya yang menekan kehidupan seseorang. Ia
mendefinisikan religious coping sebagai upaya memahami menghadapi
stresor kehidupan dalam kaitannya dengan ketakutan. Selanjutnya
Wong & Wong (2006) mengartikan religious coping adalah upaya untuk
menyelesaikan masalah dengan mengikutsertakan ketuhanan sebagai
pengaruh besar dalam permasalahan seseorang yang
terjadi dalam hidupnya.

Tujuan terapi : Untuk sebisa mungkin membawa subjek keluar dari zona self-harm
dengan cara religious coping

Langkah-langkah terapi yang diberikan:

1. Pembukaan

 Memperkenalkan diri
 membangun building rapport
 memberikan informed consent

2. Kisi-kisi wawancara

No Rumusan Masalah Pertanyaan Wawancara


1. Apakah kamu pernah berpikir untuk menyakiti diri
sendiri?
Apa dampak dari
2. Bagaimana caramu menyalurkan/mengekspresikan
terapi coping stress
stress/tekanan yang ada dalam dirimu?
terhadap
3. Darimanakah kamu mengetahui perilaku self-harm?
1 mahasiswa di Kota
4. Apakah alasan atau faktor yang membuatmu melakukan
Palembang yang
self-harm?
mengalami self-
5. Bagaimanakah hubunganmu dengan anggota keluarga?
harm?
6. Bagaimanakah hubunganmu dengan teman dan
lingkungan sekitar?
Bagaimanakah 1. Apakah kamu pernah menggigiti/merobek bibirmu?
bentuk tindakan Seberapa sering dan apa alasannya.
2
self-harm yang 2. Apakah kamu pernah membenturkan kepalamu ke benda
dilakukan oleh keras/tumpul, dsb?
Mahasiswa pada 3. Apakah kamu pernah sengaja meminum
dirinya sendiri obat/makanan/minuman tertentu dengan dosis berlebihan
dengan sengaja?
4. Apakah kamu pernah menggoreskan benda tajam/tumpul
ke bagian tertentu tubuhmu? Kenapa dan kapan?
Seberapa sering?
5. Apakah kamu pernah berpikiran untuk melakukan
percobaan dan atau bunuh diri? Seberapa sering?
6. Bagaimanakah perasaanmu sebelum dan sesudah
melakukan hal tersebut?
1. Apakah kamu pernah ke psikolog/psikiater?
2. Bagaimana caramu mengekspresikan emosi saat ini?
3. Apa yang membuatmu mulai mengurangi perilaku self-
Bagaimanakah
harm?
upaya mengurangi
4. Hal apakah yang kamu dapatkan/pelajari/rasakan setelah
3 perilaku self-harm
jarang/berhenti melakukan perilaku menyakiti diri?
dengan strategi
5. Bagaimana caramu menyikapi hal-hal yang dapat
religious coping
memancing tingginya tingkat stress/tekanan pada dirimu?
6. Pesan atau hal apa yang ingin kamu sampaikan atau
perbaiki untuk diri kamu sekarang?

3. Memberikan pengetahuan seberapa penting kita harus mendekatkan diri kepada Allah
dengan cara menceritakan beberapa mukjizat atau hidayah yang Allah SWT berikan kepada
umaatnya yang ingin atau bahkan berniat ingin dekat dengannya

4. Tata cara terapi yang diberikan:

 Memberikan contoh Mukjizat besar yang dapat Allah SWT lakukan, dan
menceritakan seberapa pedihnya siksa neraka karena sifat yang suka menjauhi
Allah SWT.

5. Penutup

Anda mungkin juga menyukai