Anda di halaman 1dari 4

Surveilans epidemiologis

Surveilans vektor
Surveilans untuk Aedes Aegypti sangat penting untuk menentukan distribusi, kepadatan
populasi, habitat utama larva, faktor risiko berdasarkan waktu dan tempat yang berkaitan
dengan penyebaran dengue, dan tingkat kerentanan atau kekebalan insektisida yang dipakai
guna mempriotaskan wilayah dan musim untuk pelaksanaan pengendalian vektor. Ada
beberapa metode yang tersedia untuk deteksi dan pemantauan populasi larva dan nyamuk
dewasa. Pemilihan metode pengambilan sampel yang tepat bergantung pada tujuan khusus
surveilans, tingkat gangguan dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Survei larva
Untuk kepraktisan, metodologi survei yang paling umum menggunakan prosedur
pengambilan sampel larva bukan pengumpulan telur atau nyamuk dewasa. Untuk
pengambilan sampel dasar adalah rumah atau tempat yang secara sistematik akan ditelusuri
untuk mencari penampungan air. Penampungan kemudian diperiksa untuk menemukan
keberadaan larva dan pupa nyamuk. Bergantung pada tujuan khusus survei, pencarian akan
segera dihentikan begitu larva ditemukan atau tetap diteruskan sampai semua penampung
diperiksa. Pengumpulan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk
memastikan keberadaan spesies Ae. Aegypti. Tiga indeks yang biasa dipakai untuk memantau
tingkat gangguan Ae.Aegypti disajikan dalam kotak 15.
Indeks rumah atau house index paling banyak dipakai untuk memantau tingkat gangguan,
tetapi indeks tersebut tidak memuat jumlah penampung yang positif berisi larva atau
produktivitas penampung tersebut.
Demikian pula dengan indeks penampung atau container index yang hanya memuat
informasi tentang proporsi penampung air yang positif.
Breteau index memuat hubungan antara rumah dan penampung yang positif dan dianggap
sebagai indeks yang paling informatif, tetapi produktivitas penampung tidak termuat.
Walau demikian, didalam proses pengumpulan informasi dasar untuk menghitung breteau
index akan lebih baik dan memungkinkan untuk mendapatkan profil tentang karakteristik
habitat larva jika pencatatan jumlah berbagai tipe penampung yang sangat banyak baik
sebagai tempat potensial atau yang sebenarny untuk perkembangbiakan nyamuk dilakukan
secara bersamaan (misal, jumlah drum yang positif per 100 rumah, jumlah ban per 100
rumah). indeks ini khususnya relevan untuk memfokuskan upaya pengendalian pada
manajemen atau pemusnahan habitat yang paling umum dan untuk orientasi pesan
pendidikan dalam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Indeks yang dipakai untuk mengkaji tingkat gangguan Aedes Aegypti
1. House Index
House Index merupakan hasil persentase dari rumah yang positif jentik terhadap
seluruh rumah yang diobservasi.
rumah positif jentik
House Index = x100%
jumlah rumah yang diobservasi

2. Container Index
Container Index (CI) merupakan hasil persentase dari kontainer yang positif jentik
terhadap total kontainer yang diobservasi.
jumlah kontainer positif jentik
Container Index = x100%
jumlah kontainer yang diobservasi

3. Breteau Index
Breteau Index (BI) merupakan hasil dari kontainer yang positif jentik terhadap
seratus rumah yang diobservasi.
jumlah kontainer positif jentik
Breteau Index = x100%
jumlah rumah yang diperiksa
4. Density Figure
Density Figure merupakan kepadatan dari jentik Aedes aegypti yang dapat diketahui
dari hasil gabungan HI, CI, dan BI yang digambarkan menggunakan skala 1-9 seperti
pada tabel 4.4, sebagai berikut :
Density Figure House Index/ HI Container Index/ CI Breteau Index/ BI
(DF) (%) (%) (%)
1 1-3 1-2 1-4
2 4-7 3-5 5-9
3 8-17 6-9 10-19
4 18-28 10-14 20-34
5 29-37 15-20 35-49
6 38-49 21-27 50-74
7 50-59 28-31 75-99
8 60-76 32-40 100-199
9 >77 >41 >200
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 431 Tahun 2007(2007)

Keterangan :
DF = 1 : kepadatan jentik rendah
DF = 2-5 : kepadatan jentik sedang
DF = 6-9 : kepadatan jentik tinggi

Hasil survei jentik kemudian menggunakan DF untuk menentukan


kepadatan jentik, membandingkan hasil gabungan HI, CI dan BI menggunakan
tabel 2.1 tersebut. Jika angka dari DF kurang dari 1 maka artinya adalah risiko
penularan penyakit DBD rendah, 1-5 artinya risiko penularan penyakit DBD
sedang dan di atas 5 artinya risiko penularan penyakit DBD tinggi.
Rata-rata kontribusi nyamuk dewasa muda pada populasi nyamuk dewasa dari tipe
penampung yang berbeda dapat sangat bervariasi. Estimasi relatif penetasan nyamuk dewasa
dapat didasarkan pada perhitungan pupa (misalkan penghitungan seluruh hasil temuan pupa
pada masing-masing penampung). Indeks yang berkaitan adalah pupal index.
Untuk membandingkan pentingnya hubungan habitat larva, pupa index dapat dibagi
berdasarkan tipe penampungnya yaitu penampung berguna, tidak penting dan penampung
alami atau berdasarkan tipe habitat khususnya seperti ban, vas bunga, drum, tembikar, dsb.
Mengingat sulitnya upaya dan banyak tenaga yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil
perhitungan pupa, terutama dari penampung yang besar, metode ini tidak perlu dilakukan
dalam setiap survei tetapi cukup dilakukan pada studi-studi khusus atau digunakan sekali di
setiap lokasi selama musim hujan dan sekali selama musim kemarau, untuk menentukan tipe
penampung yang paling produktif. Pupal index paling sering dipakai untuk tujuan penelitian
operasional.
Surveilans larva
Indeks larva yang biasa digunakan (rumah, penampung dan Breteau) sangat berguna untuk
menentukan distribusi umum, perubahan musiman dan habitat utama larva sekaligus untuk
mengevaluasi progam-program sanitasi lingkungan. Akan tetapi, indeks tersebut umumnya
tidak berhubungan dengan dinamika penyebaran penyakit. Tingkat gangguan vektor yang
akurat yang menjadi bagian dari tingkat risiko untuk penyebaran dengue dipengaruhi oleh
banyak faktor termasuk lama hidup nyamuk dan status imunologis populasi manusia.
Ada beberapa contoh misalkan singapura, penyebaran dengue terjadi walaupun indeks
rumahnya kurang dari 2%. Oleh karena itu keterbatasan dari indeks tersebut harus dikenali
dan dikaji lebih mendalam guna menentukan korelasinya dengan kepadatan populasi nyamuk
betina dewasa dan korelasinya dengan risiko penyebaran penyakit. Pengembangan
metodologi surveilans entomologis alternatif yang lebih praktis dan sensitif menjadi
kebutuhan yang mendesak. Tingkat dan tipe surveilans vektor untuk setiap negara atau setiap
program harus ditentukan berdasarkan aktivitas riset operasional yang dilakukan di tingkat
lokal.

Anda mungkin juga menyukai