DOSEN PENGAMPU :
Ngadino S.Si, M.Psi
Irwan Sulistio, SKM, M.Si
DISUSUN OLEH :
1. Aifah Rahmadani Azallia (P27833322001)
2. Riska Ayu Fazira (P27833322030)
3. Salsabila Putri Hendratno (P27833322031)
KELAS :
D4-2A
Kasus DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular
karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.
Aedes aegypti ternyata lebih menyenangi berada di dalam ruangan dibanding dengan di luar
ruangan karena nyamuk menyukai tempat yang teduh. Sebaran nyamuk dipengaruhi oleh
keberadaan manusia sebagai penyedia darah, ditunjang oleh tanaman, dan perabotan sebagai
tempat peristirahatan.
Indeks entomologi merupakan ukuran indikator kepadatan jentik Aedes aegypti di satu
pemukiman tertentu yang menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan upaya
pengendalian vektor yang efektif. Keberadaan jentik Aedes sp. di suatu daerah merupakan
indikator terdapatnya populasi nyamuk Aedes sp. di daerah tersebut. Menghitung kepadatan
vector bisa menggunakan 2 indikator :
Angka kepadatan jentik (density figure) berdasarkan gabungan indikator HI, CI,
dan BI, dengan kriteria :
a) DF=1, kepadatan rendah
b) DF=2-5, kepadatan sedang
c) DF=6-9, kepadatan tinggi
2. culicinae
Jantan:
1) Pulpi tidak membengkok
2) Antenna lebat dan Panjang
T
SXJZIOSJIOJXIOSontainer index (CI)
A. Identintifikasi larva jentik atau
nyamuk
• Berdasarkan jenis kelamin
1. Anopheles
Jantan:
1) Bulu antenna nya lebat dan Panjang
2) Semakin ke ujung, membengkoknya
pulp
2. Culicinae
Jantan:
1) Pulpi tidak membengkok
2) Antenna lebat dan Panjang
T
SXJZIOSJIOJXIOS