Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
STRATEGI PEMBERDAYAAN PEMUDA DI KOTA
BEKASI DALAM KONTEKS KOLABORASI
PEMERINTAHAN
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana (S1) Program Ilmu
Pemerintahan
ACC Seminar
Proposal
20/07/2022
Oleh :
ACHMAD RAFLY
41183506180072
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
mampu berwirausahaan yang kelima Effective oral & written communication atau
mampu komunikasi dengan baik secara lisan dan mampun komunikasi secara
tertulis dengan baik yang keenam Accessing & analyzing information pemuda
harus dapat mengakses pembaharuan dan menganalisis informasi atau mengkaji
yang ketujuh Curiosity & imagination atau rasa keingin tahuan tinggi dan imajinasi
atau membayangkan hal yang akan terjadi, tentu nya dalam mewujudkan
pemaparan di atas pemerintah harus mendukung dan memfasilitasi sehingga ada
konteks pemerdayaan nya bagi pemuda
Jika merujuk peraturan pemerintah republik indonesia nomor 41 tahun 2011
tentang “pengembangan pemuda” Serta Penyedian Prasarana dan Sarana
Kepemudaan” tertuang dalam Pasal 2 yang berbunyi tentang Pengembangan
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah, kemudian di
jelaslan kembali dalam Pasal 10 pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota yang berbunyi Bupati/walikota dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya berwenang menetapkan rencana strategis kabupaten/kota
mengenai pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, serta
penyediaan prasarana dan sarana kepemudaan, berdasarkan penjelasan di atas tentu
nya pemerintah harus wajib memfasilitasi dalam prasarana dan sarana bagi pemuda
dalam pengembangan sumber daya manusia khusus nya pemuda indonesia,
terkhusus di wilayah kota bekasi.
Peraturan Daerah Kota Bekasi (Nomor 03 Tahun 2018) “Tentang
Kepemudaan” tertuang dalam Pasal 4 Pelaksanaan kepemudaan ialah melalui
penyadaran kemudian pemberdayaan, pengembangan kepemimpinan,
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda lalu pelibatan pemuda dalam pendamping
kegiatan kemasyarakatan, peningkatan kepedulian pelestarian budaya dan
pengembangan keterampilan berbasis budaya lokal.
Kebijakan pemerintah di atas tentunya sangat sesuai jika di wujudkan dalam
pemberdayaan pemuda di kota bekasi, dalam mewujudkan hal ini tentu nya
pemerintah kota bekasi tidak akan mampu jika tidak menerapkan metode kolaborasi
(Collaborative) antar instansi ataupun organisasi non pemerintahan
3
lakukan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Bekasi. sehingga hal ini
menjadi permasalahan yang harus segera di selesaikan.
Kemudian jika melihat total penduduk Kota Bekasi dan berbagai karakter
pemuda yang ada di Kota Bekasi, rujukan melalu Badan Pusat Statistik Kota Bekasi
(tahun 2020) total penduduk Kota Bekasi sebanyak 2.543.676,00 Jiwa
Tabel 1.
Berdasarkan data di atas usia 15-64 atau di sebut usia produktif lebih
mendominasi sebanyak 73.80 hal ini tentu nya menjadi momentum bagi daerah
Kota Bekasi dalam pemerdayaan pemuda Kota Bekasi dalam mengembangkan
potensi nya sehingga mampu bersaing di dunia kerja serta menjadi pemuda kreatif
dan inovatif dalam perubahan sosial ke arah lebih baik untuk Kota Bekasi.
Dalam hal ini tentu nya menjadi pekerjaan rumah pemerintah Kota Bekasi
dalam pemerdayaan pemuda yang ada di Kota Bekasi. dengan melihat realitas yang
ada masih banyak nya pemuda-pemuda Kota Bekasi yang melakukan tindakan-
tindakan negatif seperti tindakan pemakai narkoba dan tindakan kriminalitas
kainnya terahkir data yang di input oleh peneliti sebagai berikut.
5
Tabel. 2
Rujukan pertama oleh Astri Siti Fatimah (tahun 2021) yang berjudul
“Kolaborasi Pemerintahan Dalam Pengembangan Usaha Mikro Di Kota
Tasikmalaya” Kolaborasi Pemerintahan merupakan proses dan struktur yang
melibatkan banyak pihak yang melintasi berbagai organisasinya. Kolaborasi
merupakan kerjasama antar berbagai stakeholder dalam manajemen dan kebijakan
publik
Rujukan kedua yang di tulis oleh Putri Fatiman (tahun 2019) yang berjudul
“Collaborative Governance dalam pemerdayaam kelompok tani di wilayah
kabupaten wajo” Collaborative governance atau kolaborasi pemerintahan
merupakan salah satu konsep yang tepat digunakan dalam membangun peradaban
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat pada dasarnya konsep
pemberdayaan untuk memperkuat daya kekuatan atau kemampuan kepada masing-
masing individu potensi yang di miliki nya serta masalah yang dihadapi dan
7
sekaligus memilih alternatif atau solusi untuk meningkatkan sumber daya manusia
dan potensi yang dimiliki nya secara mandiri serta mengimplementasikan potensi
yang dimiliki masyarakat (Warih, 2017).
Rujukan ketiga yang di tulis oleh Prisca Kiki Wulandari (tahun 2016) yang
berjudul Generasi Sadar Wisata “Pemberdayaan Pemuda dan Pendidikan Duta
Wisata di Kabupaten Trenggalek” Pengembangan industri kepariwisataan
memerlukan dukungan dari berbagai elemen atau stakholder, mulai dari
pemerintah, masyarakat di sekitar Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW),
masyarakat di luar ODTW dan peran dari generasi muda sangat di perlukan dalam
hal ini artinya dalam mewujudkan industri kepariwisataan perlu ada nya kerja sama
atau kolaborasi, Pemberdayaan generasi muda dalam bidang kepariwisataan sangat
diperlukan, tujuan nya untuk dukung soft skill nya dan mengembangkan segala
potensi yang di miliki nya.
Rujukan keempat yang di tulis oleh Merry Anriany (tahun 2013) yang
berjudul “Pemerdayaan pemuda melalui program kewirausahaan pemuda”
Pemberdayaan pemuda merupakan upaya meningkatkan kemampuan mereka agar
menjadi wirausahawan muda untuk mengatasi pengangguran. Partisipasi dan peran
pemuda dapat dilakukan dengan mengembangkan dan menciptakan lapangan kerja,
mendukung lingkungan yang kondusif bagi pengembangan pusat kewirausahaan
muda, menghasilkan produk dan jasa yang kreatif dan inovatif yang memiliki nilai
ekonomi dan mampu memberdayakan potensi lokal, dan sebagai hasilnya kualitas
hidup pemuda dan masyarakat meningkat. Kewirausahaan pemuda bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja oleh karena itu harus dikelola dalam program yang
baik. Program Kewirausahaan Pemuda merupakan program yang membangkitkan
jiwa dan semangat usaha dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia,
berdaya saing dan profesional. Pemuda mampu memahami potensi dirinya sebagai
wirausahawan muda, mengetahui potensi bisnis di daerahnya, memahami teknik
manajemen bisnis, membuat jaringan bisnis, dan memahami perkembangan
bisnis. Program Kewirausahaan Pemuda memiliki dua fase; yaitu Pelatihan
Kewirausahaan Muda dan Bimbingan Teknis Wirausaha Muda dimana program ini
8
Rujukan kelima yang di tulis oleh Metatia Intan Mauliana, Rohman Jaya
(tahun 2022) yang berjudul “pelatihan smart teknologi bagi pemuda
muhammadiyah desa waru” pertumbuhan sektor ekonomi indonesia mengalami
guncangan besar akibat pandemi Covid-19. Penurunan ekonomi nasional turut
mempengaruhi sektor ketenagakerjaan, dimana terjadi peningkatan angka kerja
sebagai akibat dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi selama masa
pandemi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi perlu memberikan
kontribusi dalam upaya penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan
program-program peningkatan keterampilan berbasis pelatihan dan pemberdayaan
pemuda sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia. Program pelatihan
yang akan dilakukan mengusung tema smart technology dengan sasaran kelompok
organisasi pemuda Muhammadiyah desa Kureksari, kecamatan Waru kabupaten
Sidoarjo. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pemuda dibidang
teknologi dan digitalisasi media. Pemilihan tema berdasarkan kesempatan dan
potensi pasar yang lebih cocok serta disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Metode pelaksanaan dimulai dari (1) sosialisasi literasi produk teknologi
pelatihan sederhana dan digitalisasi media, (2) aplikasi smart
9
Rujukan ketujuh yang di tulis oleh Ari Ganjar Herdiansah (Tahun 2016)
yang berjudul “Peran organisasi masyarakat (ORMAS) dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dalam menopang pembangunan di indonesia” penulisan ini
menguraikan tentang kontribusi Ormas atau LSM dalam pembangunan di
Indonesia, Ormas dan LSM merupakan kelompok yang di bentuk oleh masyarakat
dengan tujuan memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat dari kepentingan
yang tidak berpihak kepada masyarakat dalam bentuk kebijakan pemerintah
ataupun pihak swasta, Ormas dan LSM sebagai lembaga pengawas dalam
kebijakan-kebijakan atau program-program pembangunan demi kepentingan publik
tidak hanya itu Ormas dan LSM juga memiliki fungsi menjaga keamanan politik
dan sosial.
10
Rujukan kedelapan yang di tulis oleh Ravik Karsidi (tahun 2001) yang
berjudul “Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat” sosialisasi pembangunan mengalami peningkatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan untuk memajukan suatu negara, hal ini tentu nya
dipengaruhi oleh pandangan tentang bagaimana pembangunan yang dianut oleh
negara dan komunitas sebagai hal yang melatar belakangi, kemudian kuatnya
kontribusi masyarakat sipil dalam proses pembangunan menuntut sosialiasi
pembangunan segera di lakuakn atau pemberdayaan masyarakat, Pemberdayaan
masyarakat merupakan bentuk upaya untuk memotivasi kepada masyarakat agar
mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas
hidupnya.
kebiasaan yang terjadi dimasyarakat tidak akan terjadi artinya sama sekali jika hal
tersebut terjadi. Adanya perkembangan zaman yang disertai dengan teknologi ini
yang belum bisa di sesuaikan dengan baik tentunya kita harus semakin bersemangat
untuk mempertahankan budaya yang telah ada.
1. Dalam hal penelitian ini peneliti berharap adanya pemberdayaan bagi pemuda di
kota bekasi yang dilukakan oleh pemerintah kota bekasi dalam konteks kolaborasi
pemerintah antar elemen-elemen masyarakat sehingga hal ini menjadi kebaikan
bagi pemuda kota bekasi kemajuan kota bekas.
2. Hasil penelitian ini tentunya menjadi sebuah pengalaman dan wawasan baru bagi
peneliti sehingga nanti bisa kembali memberika ide atau gagasan yang bisa
membawa kebaikab bagi daerah kota bekasi
12
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Pemerintahan (Governance)
1. Partisipasi yang tidak dibatasi dan tidak hierarkis artinya dalam berkolaborasi
tidak adanya kelas sosial
4. Adanya penjelasan dari pada masalah sehingga dapat di pahami dengan baik
5. Partisipan saling mampu mendidik atau mengajar satu sama lain dan mampu
memotivasi teman lainnya
menciptakan iklim dan suasana yang memotivasi perlu adanya fasilitas yang
diberikan guna meningkatkan potensi yang di milikinya, Pemberdayaan bukan
hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga memegang nilai-
nilai budaya nya yang sudah ada dan menanamkan nilai-nilai budaya yang baik
seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggung jawaban hal tersebut
merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Strategi Pemberdayaan Pemuda Di Kota
Bekasi Dalam Konteks Kolaborasi
Pemerintahan
Berdasarkan zdari zbeberapa zkonsep zteori zyang zdirujuk dalam zpenelitian zini
zdimaksudkan zuntuk zmemahami zbagaimana “Strategi Pemberdayaan Pemuda Di
Kota Bekasi Dalam Konteks Kolaborasi Pemerintahan” sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Bekasi (Nomor 03 Tahun 2018) Tentang Kepemudaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
subjek zdengan zjumlah zyang zcenderung zsedikit. zPeneliti zkualitatif zbiasanya zterlibat
langsung zdengan zrealitas zyang zditeliti z(Gumilar, z2005).
Dalam zpenelitian zkualitatif z zlebih zmemusatkan zpenggunaan zlogika zinduktif
dimana zkategorisasinya zdiperoleh zdari zperjumpaan zpeneliti zdengan zinforman
zpadasaat zdi zlapangan zatau zdengan zdata-data zyang zditemukan. zSehingga zpenelitian
kualitatif zmemiliki zciri zinformasi zyang zberupa zikatan zkonteks zyang zakan
menggiring zpada zpola-pola zatau z zsebuah zteori zyang zdapat zmenjelaskan
zfenomenasosial z(Creswell, z1994: z4-7).
Berdasarkan ztujuan zyang zingin zdicapai zdalam zpenelitian zini, zmaka
dibutuhkan zsuatu zkajian zmendalam zpada zlatar zalamiah zatau zkonteks zdari zsuatu
sumber zdata. zKarena zyang zdikaji zadalah zlatar zbelakang zalamiah zatau zkonteks
zdarisuatu zkeutuhan, zmaka zpendekatan zpenelitian zyang zdianggap zsesuai zuntuk
zdigunakan zadalah zpendekatan zkualitatif. z
Penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda,menurut
(Sugiyono,2010: 35-37) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif digunakan
ketika: Masalah penelitian masih belum jelas atau masih samar, Untuk memahami
makna dibalik data yang ada, Untuk memahami intraksi sosial, Untuk memahami
perasaan orang, untuk mengembangkan teori, Untuk memastikan kebenaran data,
dan meneliti sejarah perkembangan.
adalah suatu inkuri empiris yang menyelidiki fenomenadan konteks tak tampak
dengan tegas Yin (2011)
Alasan zmenggunakan zmetode zini zadalah zkarena zpeneliti zingin zmeneliti
zsecara zmendalam ztentang collaborative governance dalam pemberdayaan pemuda
di kota bekasi
Sumber zdata zdalam zpenelitian zialah zobjek zdari zmana zdata zdiperoleh. zData
zyang zdigunakan zdalam zpenelitian zini, zyaitu zdata zprimer zdan zdata zsekunder. zData
zprimer zyaitu zsuatu zdata zyang zdiperoleh zmelalui zsumber zpertama, zsedangkan zuntuk
zdata zsekunder zyaitu zdata zyang zdidapatkan zmelalui zsumber zkedua. zHasil zdari zdata
zprimer zadalah zhasil zwawancara zdan zpengamatan zsebuah zobjek zyang ztelah zpeneliti
zlakukan, zsedangkan zuntuk zdata zsekunder zadalah zdokumen zyang ztertulis zataupun
zberbagai zhasil zpembicaraan zyang zberguna zuntuk zmendukung zsumber zdata.
Tabel. 3
Kriteria Informan
Gambaran singkat mengenai proses analisis data secara umum dengan cara;
pertama proses analisis data mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, kedua mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan
jalan melakukan abstraksi, selanjutnya dengan menyusun data dalam satuan-
satuan, kemudian tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan
keabsahan data yang kemudian diakhiri dengan penafsiran data. Sebagaimana
menurut John W. Creswell (2013) analisis data yaitu,
a) Reduksi data,
yaitu pengumpulan semua data yang diperoleh, yang kemudian dipilih
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Peneliti mereduksi data hasil di lapangan
berupa hasil wawancara mendalam dari para informan dan data sekunder yang
didapat dari KPP Pratama Bekasi Utara.
b) Display data,
yaitu pengelohan data dalam bentuk tulisan sehingga memiliki alur
tema yang jelas. Peneliti melakukan display data yang berupa transkip wawancara
dari para informan terkait.
c) Penarikan kesimpulan
Apabila zhasil zdisplay zdata zmenunjukan zbahwa zdata zyang zdiperoleh
ztelah zcukup zdan zsesuai zdengan zinformasi zyang zdibutuhkan, zdimulailah
zpenarikan zkesimpulan zmenggunakan zteori zdan zhasil zdata zdi zlapangan.
d) Coding data
Coding pada dasarnya adalah proses analisis data dimana data dirinci,
dikonseptualisasikan, dan digabungkan Kembali dengan cara baru, ini adalah
proses inti dari teori dibentuk oleh data (Strauss and Corbin, 1990), Ada 3 (tiga)
macam proses coding yakni Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding.
25
3.6.1 Trustworthiness
a. Kreadibilitas
Konsep zini zmenggunakan zvaliditas zinternal. zSuatu zriset zakan zkredibel zjika
orang-orang zyang zterlibat zmengakui zkebenaran ztemuan-temuan zriset dalammkonteks
sosialnya zsendiri.
b. Transferability
26
Tabel 3
Jadwal Penelitian
zyang zdiberikan zinforman zdan zmampu zmenyaring zsetiap zinformasi zyang zada
zsehingga zmenjadi zdata zyang zdapat zdipercaya zdan zbisa zdipertanggungjawabkan.
Dalam zpenelitian zini zpeneliti zmenggunakan zmetode zkualitatif zyang
zdimana zbertujuan zuntuk zmenjelaskan zsuatu zfenomena zsedetail zmungkin zmelalui
zpengumpulan zdata zyang zsedalam-dalamnya. zPada zmetode zkualitatif zpeneliti
zharus zmemasukan zsetiap zkata zyang zsesuai zdengan zfokus zpenelitian zke zdalam
zlaporan, zmaka zdari zitu zpeneliti zharus zmemahami zsetiap zinformasi zyang zdidapat
zdari zinforman zagar zdimengerti zoleh zpembaca.
29
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Fatimah, A. S. (2021). COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DI KOTA
TASIKMALAYA. JAK PUBLIK (Jurnal Administrasi &
Kebijakan Publik),
Fatimah, P., Mahsyar, A., & Kasmad, R. (2021). Tata Kelola Kolaboratif
Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di Kabupaten Wajo. Kajian
Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP) , 2 (1), 294-307.
Wulandari, P. K. (2016). Generasi Sadar Wisata (Pemberdayaan Pemuda
dan Pendidikan Duta Wisata di Kabupaten Trenggalek). Jurnal
Sosiologi Pendidikan Humanis, 1(2), 140-148.
Andriany, M. (2013). PEMBERDAYAAN PEMUDA PROGRAM
MELALUI KEWIRAUSAHAAN PEMUDA. PublikA, Jurnal
Ilmu Administrasi Negara , 2 (1).
Mauliana, M. I., & Jaya, R. (2022). PELATIHAN SMART TEKNOLOGI
BAGI PEMUDA MUHAMMADIYAH DESA
WARU. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(1), 542-548.
Fathun, L. M., Situmeang, N., & Rosdiana, H. (2019). Pemberdayaan
masyarakat terhadap dampak peredaran narkotika dan peran
pemuda dalam meminimalisir peredaran narkotika di
kalangan remaja. Buletin Ilmiah Nagari Membangun, 2(4),
281-291.
Herdiansah, A. G. (2016). Peran organisasi masyarakat (Ormas) dan
lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam menopang
pembangunan di Indonesia. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Sosiologi, 1(1), 49-67.
30
Website
http://bappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/03/01-RPJMD-
Kota-Bekasi-1-9-edited-anis-18032019-Jam-06-PDF-1.pdf
31
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/35638/PP%2041%20Tahun%
202011.pdf
https://jdih.bekasikota.go.id/jdih/web/uploads/Perda_03_2018.pdf
https://gobekasi.id/2021/12/31/kasus-kriminal-di-kota-bekasi-naik-12-
persen-tahun-2021
Buku
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan
Pengaman Sosial, Tahun 1999, Terbitan : Gramedia Pustaka
Utama.
32
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
NO Indikator Pertanyaan
1 Menciptakan iklim yang memungkinkan Apakah pemerintah Kota
potensi masyarakat berkembang (Enabling)
Bekasi telah melakukan ruang
pemberdayaan guna melihat
potensi yang dimiliki oleh
masyarakat kota bekasi ?
Wawancara pertama
Polres Metro Bekasi Kota
Satuan Reserse dan Kriminalitas