generasi penerus bangsa perlu memahami hakikat peringatan Hari Kesaktian
Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober.
“Dari sejarah tersebut kita harus mengambil pelajaran bahwa Pancasila harus selalu
kita jaga hingga akhir hayat. Jangan sampai ada paham-paham yang bisa merongrong
kedaulatan dasar negara Indonesia,” lanjut Sudarman.
Sudarman juga berharap agar Pancasila bisa menjadi wadah yang dapat menyatukan
aneka ragam perbedaan masyarakat di Indonesia. Sehingga potensi-potensi
perpecahan dapat ditekan semaksimal mungkin. “Seperti yang saya sampaikan di
awal, poin-poin dalam Pancasila sangat penting untuk dijadikan sumber kekuatan dan
jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia,” tutup Sudarman. (*)
Tragedi yang terjadi pada 30 September tersebut juga diduga didalangi oleh
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Cakrabirawa, yang merupakan pasukan
yang bertugas melindungi Presiden.
Dalam tragedi itu pula, Dipa Nusantara Aidit atau dikenal DN Aidit,
pimpinan senior PKI diceritakan menghasut masyarakat untuk mendukung
keberadaan PKI. Selain itu, dirinya juga memerintahkan aksi penculikan dan
pembunuhan perwira tinggi Indonesia. Kudeta yang dilakukan oleh PKI
berujung gagal. Namun, tujuh perwira tinggi sudah menjadi korban keganasan
G30S/PKI tersebut.