Anda di halaman 1dari 4

Esensi Hari Kesaktian Pancasila

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan momen kebangkitan bagi Rakyat


Indonesia untuk meningkatkan rasa patriotisme dan nasionalisme. Hari kesaktian
Pancasila memiliki makna yang luhur untuk meningkatkan rasa patriotisme dan
nasionalisme dan mengembalikan dasar negara yang berasaskan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Berikut adalah makna yang terkandung dalam
peringatan Hari Kesaktian pancasila.

Hari Kesaktian pancasila dimaknai sebagai semangat untuk membangun kembali


jati diri bangsa dan mengembalikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai dasar Negara dan menjadi sumber hukum yang mengatur masyarakat
Indonesia dalam sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Pancasila selain untuk
mengatur masyarakat dalam berbangsa dan bernegara sebagaimana yang tertuang
dalam lima sila didalamnya, bahwa Indonesia dibentuk berdasarkan legitimasi hukum
dan legitimasi demokrasi. Bukan didasarkan pada legitimasi religius.

Kesaktian pancasila dimaknai sebagai upaya untuk memperkokoh peran pancasila


sebagai dasar Negara serta ideology bangsa. Pancasila memiliki peran penting sebagai
pondasi dasar Negara dan mempererat persatuan dan kesatuan. Kesaktian Pancasila
dimaknai sebagai sebuah penghormatan kepada seluruh pahlawan yang gugur dalam
peristiwa G30S/PKI. Sekaligus mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur
memperjuangkan keutuhan Bangsa Indonesia.

Kesaktian pancasila memiliki makna penting bagi seluruh warga Negara


Indonesia sebagai momentum untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia
tumbuh dan besar sebagai bangsa yang multikultural dan Berbhineka Tunggal Ika.
Sekaligus dimaknai sebagai bentuk untuk meningkatkan rasa cinta dan patriotisme
dan nasionalisme dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

 
generasi penerus bangsa perlu memahami hakikat peringatan Hari Kesaktian
Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober.

Menurut Sudarman, pemahaman atas hakikat peringatan ini selanjutnya perlu


diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Baik dari cara pandang dan perilaku
dalam bermasyarakat serta bernegara.

“Pemahaman dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan salah satu


implementasi wawasan kebangsaan. Sehingga kita memiliki jati diri untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dimanapun kita berada,”

Diceritakan Sudarman, Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia pada


tanggal itu mendapat ancaman luar biasa dari penganut idiologi yang hendak
mengganti dasar negara. Dengan perjuangan sepenuh hati dan jiwa raga, akhirnya
idiologi seperti marxisme, Leninisme dan Maoisme yang dibawa pemberontak pun
tetap berakhir dengan kekalahan.

“Dari sejarah tersebut kita harus mengambil pelajaran bahwa Pancasila harus selalu
kita jaga hingga akhir hayat. Jangan sampai ada paham-paham yang bisa merongrong
kedaulatan dasar negara Indonesia,” lanjut Sudarman.

Sudarman juga berharap agar Pancasila bisa menjadi wadah yang dapat menyatukan
aneka ragam perbedaan masyarakat di Indonesia. Sehingga potensi-potensi
perpecahan dapat ditekan semaksimal mungkin. “Seperti yang saya sampaikan di
awal, poin-poin dalam Pancasila sangat penting untuk dijadikan sumber kekuatan dan
jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia,” tutup Sudarman. (*)

Salah satu tujuan adalah peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober agar


masyarakat Indonesia mengetahui sejarah bangsa yang berharga. Di Indonesia
terdapat dua peringatan terkait Pancasila yaitu pada 1 Juni sebagai hari
kelahirannya dan 1 Oktober yang ditetapkan sebagai hari kesaktiannya.

Dikutip dari jurnal penelitian Universitas Riau, beberapa kali perjuangan


Indonesia mencoba diganggu oleh berbagai golongan yang anti terhadap
prinsip-prinsip falsafah Pancasila. Tidak sedikit usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan Pancasila hingga akhirnya diakui sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia.

Fakta Terkait Hari Kesaktian Pancasila

Asal muasal peringatan Hari Kesaktian Pancasila sangat lekat dengan


pemberontakan G30S/PKI yang menjadi sejarah kelam untuk Tanah Air. G30S/PKI
sendiri merupakan tragedi pemberontakan yang bertujuan untuk menggulingkan
pemerintahan Soekarno dan menggantikan ideologi Pancasila menjadi komunis.

Tragedi yang terjadi pada 30 September tersebut juga diduga didalangi oleh
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Cakrabirawa, yang merupakan pasukan
yang bertugas melindungi Presiden.

Dalam tragedi itu pula, Dipa Nusantara Aidit atau dikenal DN Aidit,
pimpinan senior PKI diceritakan menghasut masyarakat untuk mendukung
keberadaan PKI. Selain itu, dirinya juga memerintahkan aksi penculikan dan
pembunuhan perwira tinggi Indonesia. Kudeta yang dilakukan oleh PKI
berujung gagal. Namun, tujuh perwira tinggi sudah menjadi korban keganasan
G30S/PKI tersebut.

Kemudian pada 1 Oktober, operasi penumpasan G30S/PKI dimulai. Operasi


tersebut diawali dengan keberhasilan satuan RPKAD di bawah pimpinan
Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dalam merebut Gedung RRI Pusat dan Kantor
Pusat Telekomunikasi.

Setelah G30S/PKI berakhir, maka tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai


Hari Kesaktian Pancasila. Tanggal tersebut menjadi hari perkabungan dari
peristiwa malam berdarah atau yang dikenal dengan sebutan G30S/PKI.

Makna Hari Kesaktian Pancasila

Salah satu momen yang melepaskan Negara Indonesia dari pemberontakan


G30S/PKI yang menewaskan para Jenderal terbaik di Indonesia adalah
peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
tersebut bisa dijadikan sebagai kebangkitan bagi kita semua untuk
meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang cenderung mulai luntur.
Nilai-nilai itulah yang kemudian kita maknai sebagai semangat untuk
membangun kembali jati diri bangsa, mengingat Pancasila adalah dasar Negara
dan menjadi sumber hukum yang mengatur masyarakat Indonesia. Demikian
sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang selalu diperingati 1 Oktober setiap
tahun.

Anda mungkin juga menyukai