Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
dimethyl-7-oxo-4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-24-carboxylic acid
Data klinis
Nama dagang Amoxil, Tycil, Trimox, others
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a685001
Kat. kehamilan A(AU) B(US)
Status hukum POM (UK) ℞-only (US)
Rute Oral, intravena
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas 95% (pemberian oral)
kurang dari 30%
Metabolisme
dibiotransformasikan di hati
Waktu paruh 61,3 menit
Ekskresi ginjal
Pengenal
Nomor CAS 26787-78-0
Kode ATC J01CA04 QG51AA03
PubChem CID 33613
DrugBank DB01060
ChemSpider 31006
UNII 9EM05410Q9
KEGG D07452
ChEBI CHEBI:2676
ChEMBL CHEMBL1082
Data kimia
Rumus C16H19N3O5S
Massa mol. 365.4 g/mol
InChI
Amoksisilin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi bakteri.[1]
Obat ini merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi telinga tengah. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mengobati faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi saluran
kemih. Obat ini diberikan secara per oral.[1]
Efek samping yang umum terjadi antara lain mual dan ruam.[1] Amoksisilin juga dapat
meningkatkan risiko infeksi jamur. Ketika digunakan bersamaan dengan Asam klavulanat akan
memiliki efek samping diare.[2] Amoksisilin tidak boleh digunakan kepada orang yang alergi
terhadap penisilin. Amoksisilin dapat digunakan pada pasien dengan masalah ginjal, hanya saja
dosisnya perlu diturunkan. Amoksisilin dapat digunakan kehamilan dan menyusui.[1]
Amoksisilin mulai dipasarkan pada tahun 1972.[3] Obat ini termasuk dalam Daftar Obat Esensial
Organisasi Kesehatan Dunia, obat yang perlu ada dalam sistem kesehatan mendasar.[4] Obat ini
merupakan salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan pada anak-anak.[5] Amoksisilin
tersedia dalam bentuk obat generik.[1] Amoksisilin dijual di negara berkembang dengan harga
antara 0,02 dan 0,05 USD per tablet.[6] Di Amerika Serikat, pengobatan selama sepuluh hari
dengan Amoksisilin membutuhkan biaya sekitar 16 USD.[1]
Penggunaan medis
Amoksisilin BP
Amoksisilin digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi, seperti radang telinga tengah akut,
faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella,
penyakit Lyme, dan infeksi chlamydia.[1]
Infeksi kulit
Amoksisilin cukup sering digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, seperti jerawat.[11] Obat ini
cukup efektif untuk mengobati jerawat ketika tidak mempan diberikan antibiotik lainnya seperti
doksisiklin dan minosiklin.[12]
Amoksisilin juga digunakan untuk mencegah endokarditis yang disebabkan bakteri pada pasien
perawatan gigi dengan risiko tinggi, digunakan untuk mencegah Streptococcus pneumoniae dan
bakteri lainnya pada pasien yang telah menjalani pengangkatan limpa, seperti pasien dengan
anemia sel sabit, dan digunakan untuk pencegahan dan pengobatan antraks.[1] Kementerian
Kesehatan Britania Raya merekomendasikan penggunaan amoksisilin untuk terapi profilaksis
endokarditis yang menulat.[14] Rekomendasi ini tidak terlihat telah menurunkan tingkat infeksi
untuk endokarditis yang menular.[15]
Pengobatan kombinasi
Amoksisilin rentan terhadap degradasi oleh β-laktamase yang diproduksi bakteri resisten
terhadap antibiotik spektrum sempit golongan β-laktam, seperti penisilin. Karena hal tersebut,
amoksisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat, inhibitor β-laktamase. Kombinasi ini
sering disebut dengan co-amoxiclav.[16]
Spektrum aktivitas
Terjadinya reaksi alergi terhadap amoksisilin dapat terjadi secara tiba-tiba dan intens; tindakan
medis harus dilakukan sesegera mungkin. Fase awal dari reaksi tidak diinginkan tersebut
biasanya dimulai dari perubahan kondisi mental, ruam kulit dengan gatal yang intens, dan
demam, mual, dan muntah. Gejala yang tampak bahkan yang tidak mencurigakan harus
ditangani dengan serius. Namun, untuk gejala alergi yang lebih ringan, seperti ruam, bisa terjadi
pada saat selama pengobatan, bahkan sampai seminggu setelah pengobatan dihentikan. Untuk
beberapa orang yang alergi terhadap amoksisilin, efek samping dapat berakibat fatal karena
anafilaksis.
Penggunaan kombinasi amoksisilin/asam klavulanat lebih dari satu minggu dapat menyebabkan
hepatitis ringan terhadap beberapa pasien. Anak-anak yang mengonsumsi amoksisilin berlebihan
menunjukkan gejala letargi, muntah, dan disfungsi ginjal.[18][19]
Ruam nonalergi
Sekitar 3-10% dari anak-anak yang mengonsumsi amoksisilin (atau ampisilin) menunjukkan
gejala ruam (>72 jam setelah awal pengobatan dan tidak pernah mengonsumsi obat serupa
penisilin sebelumnya), yang terkadang disebut sebagai "ruam amoksisilin". Ruam juga dapat
terjadi pada orang dewasa.
Ruam ini kemungkinan besar bukanlah reaksi alergi yang sesungguhnya, dan bukan
kontraindikasi untuk penggunaan amoksisilin di akan datang, bukan juga untuk segera
menghentikan pemberian obat. Namun, ruam yang disebabkan amoksisilin secara umum dan
reaksi alergi yang berbahaya tidak dapat dengan mudah dibedakan oleh orang awam, sehingga
tenaga medis diperlukan untuk membedakan antara keduanya.[20][21]
Ruam amoksisilin nonalergi mungkin juga menjadi indikator dari mononukleosis menular.
Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan sekitar 80-90% dari pasien dengan infeksi
virus Epstein Barr akut yang diobati dengan amoksisilin atau ampisilin menunjukkan gejala
ruam.[22]