Anda di halaman 1dari 3

Demam tifoid

 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Untuk Tifus, lihat Penyakit Rickettsia.
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini hanya boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri
dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan
profesional.
Demam tifoid

Bintik-bintik merah pada dada pasien yang terjangkit demam tifoid karena Bakteri Salmonella
Typhi
Spesialisasi Penyakit infeksi 

Demam tifoid,[1] atau typhoid[2] adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhosa.[3] Penyakit ini dapat ditemukan di
seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.[4]

Gejala
Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini:

 demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara
perlahan mulai sore hari hingga dini hari
 tubuh menggigil
 denyut jantung lemah (bradycardia)
 badan lemah ("weakness")
 sakit kepala yang hebat pada malam hari, terutama di belakang kepala
 nyeri otot myalgia
 kehilangan nafsu makan
 konstipasi
 sakit perut
 pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")

Penegakan diagnosis
Penegakan diagnosis dapat dilakukan di Laboratorium Klinik menggunakan Widal Test, tetapi
hasilnya tidak dapat diketahui segera, sehingga dokter telah memberikan anti-biotik kepada
pasien berdasarkan gejala dan hasil Widal Test biasanya negatif, karena telah diberi anti-biotik
sebelumnya.

Pencegahan
Sanitasi dan kebersihan adalah penting untuk mencegah terjadinya penyakit tipus. Tipus tidak
melibatkan hewan dan penularannya adalah dari manusia ke manusia. Tipus hanya berjangkit
pada lingkungan dimana kotoran manusia dan air seni manusia dapat mencemari makanan dan
minuman. Kehati-hatian penyiapan makanan dan mencuci tangan adalah hal yang penting untuk
mencegah penyakit tipus.

Dua jenis vaksin tipus tersedia untuk mencegah penyakit tipus:[5] vaksin hidup yang diminum
Ty21a (dijual dengan merek Vivotif oleh Crucell Switzerland AG) dan injeksi typhoid
polysaccharide vaccine (dijual dengan merek Typhim Vi oleh Sanofi Pasteur dan 'Typherix oleh
GlaxoSmithKline). Kedua jenis vaksin tersebut efektif melindungi antara 50 hingga 80% mereka
yang telah divaksinasi dan direkomendasikan bagi pelancong yang akan berkunjung ke daerah
endemik. Penguat/pengulangan vaksin direkomendasikan setiap 5 tahun sekali bagi vaksin oral
dan setiap dua tahun sekali untuk vaksin injeksi. Di Indonesia biasanya hanya tersedia vaksin
dalam bentuk injeksi. Dan jika sudah divaksin dan masih terkena biasanya ringan. Vaksinasi
dianjurkan untuk dilakukan pada anak-anak dan dewasa sesuai jadwal imunisasi.

Perawatan
Tifus dapat berakibat fatal, pemotongan usus atau bahkan kematian. Antibiotika, seperti
ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan
untuk merawat demam tipoid. Yang perlu diperhatikan adalah bila suhu telah turun dan merasa
segar, bukan berarti telah sembuh, karena usus masih tipis oleh karenanya makanannya harus
bertahap mulai dari bubur saring, bubur, nasi lembek dan baru nasi. Selain makanan yang harus
dijaga adalah tidak boleh bekerja berat, sebelum benar-benar sembuh, karena usus dapat
robek/terluka dan suhu badan naik kembali seperti semula, walaupun bakterinya telah tiada.
Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian
terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat.

Anda mungkin juga menyukai