Manajemen
Fasilitas dan
Keselamatan
(MFK)
dr. Luwiharsih, MSc
dr. Luwiharsih, MSc
• JABATAN :
• Direktur WIA Training
• Surveior akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Pembimbing akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Dewan Penilai, sejak 2015 - sekarang
• PENDIDIKAN
• S-I Fakultas Kedokteran Unair
• S-II Pasca Sarjana UI, Manajemen RS
• PENGALAMAN KERJA
d.
Pengelolaan
a. Kepemim
bahan dan g. Sistim
limbah utilitas;
pinan dan
berbahaya
perencanaan;
dan beracun
(B3);
h.
b. e. Proteksi Penanganan
Keselamatan kebakaran; kedaruratan
dan bencana;
c.
f. Peralatan i. Konstruksi j. Pelatihan.
Keamanan
medis; dan
renovasi
a. Kepemimpinan dan
Perencanaan
3 -31 Mei
Standar MFK 1
RS mematuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan
bangunan, prasarana dan peralatan medis RS.
Elemen Penilaian MFK 1 Dokumen Penjelasan
1. RS menetapkan regulasi terkait Manajemen Fasilitas R Regulasi tentang : Lihat MFK 3 sd
dan Keselamatan (MFK) yang meliputi poin a)-j) MFK 11
a. Kepemimpinan dan perencanaan;
pada gambaran umum.
b. Keselamatan fasilitas; Regulasi B-3, lihat
juga di PPI terkait
c. Keamanan fasilitas;
dng limbah benda
d. Pengelolaan bahan dan limbah tajam dan limbah
berbahaya dan beracun (B3); infeksius
e. Proteksi kebakaran; PCRA koordinasi
f. Peralatan medis; dng ICRA di PPI
g. Sistim utilitas;
h. Penanganan kedaruratan dan
bencana; (disaster plan)
i. Konstruksi dan renovasi; dan (PCRA)
j. Pelatihan.
30-31 Mei
Standar MFK 1
RS mematuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan
bangunan, prasarana dan peralatan medis RS.
Elemen Penilaian MFK 1 Dokumen Penjelasan
2. RS telah melengkapi izin-izin dan sertifikasi yang D Memiliki perizinan berusaha yang masih -
masih berlaku sesuai persyaratan peraturan berlaku dan teregistrasi di Kementerian
perundang-undangan. Kesehatan
Memiliki Izin Pengelolaan Limbah Cair
(IPLC) yang masih berlaku.
Memiliki Kerja sama dengan pihak ketiga
yang mempunyai izin sebagai pengolah
dan/atau sebagai transporter limbah B3
yang masih berlaku atau izin alat pengolah
limbah B3 (Insenerator, Autoclave,
Microwave).
3. Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan R Regulasi tentang rencana kerja dan Anggaran utk
anggaran dan sumber daya serta memastikan RS anggaran pemeliharaan &
memenuhi persyaratan perundang-undangan. perbaikan fasilitas
dan peralatan
30-31 Mei
Maksud dan Tujuan MFK 1
• RS harus mematuhi peraturan perundang-undangan termasuk mengenai bangunan dan proteksi kebakaran. RS memahami
fasilitas fisik dan lingkungan yang dimiliki dengan melakukan inspeksi fasilitas secara berkala dan secara proaktif
mengumpulkan data serta membuat strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas fasilitas keselamatan,
kesehatan dan keamanan lingkungan pelayanan dan perawatan serta seluruh area RS. Pimpinan RS dan penanggung jawab
fasilitas keselamatan RS bertanggung jawab untuk mengetahui dan menerapkan hukum dan peraturan perundangan,
keselamatan gedung dan kebakaran, dan persyaratan lainnya, seperti izin dan lisensi yang berlaku untuk fasilitas RS dan
mendokumentasikan semua buktinya secara lengkap.
• Perencanaan dan penganggaran untuk penggantian atau peningkatan fasilitas, sistem, dan peralatan yang diperlukan
untuk memenuhi persyaratan yang berlaku atau seperti yang telah diidentifikasi berdasarkan pemantauan atau untuk
memenuhi persyaratan yang berlaku dapat memberikan bukti perbaikan.
Standar MFK 2
RS menetapkan penanggungjawab yang kompeten untuk mengawasi penerapan manajemen fasilitas dan
keselamatan di RS.
a) Keselamatan: meliputi bangunan, prasarana, fasilitas, area konstruksi, lahan, dan peralatan RS tidak menimbulkan bahaya
atau risiko bagi pasien, staf, atau pengunjung.
b) Keamanan: perlindungan drkehilangan, kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan yg tidak sah.
c) Bahan dan limbah berbahaya: Pengelolaan B3 termasuk penggunaan radioaktif serta bahan berbahaya lainnya dikontrol, dan
limbah berbahaya dibuang dengan aman.
d) Proteksi kebakaran: Melakukan penilaian risiko yang berkelanjutan untuk meningkatkan perlindungan seluruh aset, properti dan
penghuni dari kebakaran dan asap.
e) Penanganan kedaruratan dan bencana: Risiko diidentifikasi dan respons terhadap epidemi, bencana, dan keadaan darurat direncanakan
dan efektif, termasuk evaluasi integritas struktural & non struktural lingkungan pelayanan & perawatan pasien.
f) Peralatan medis: Peralatan dipilih, dipelihara, & digunakan dengan cara yg aman dan selamat untuk mengurangi risiko.
g) Sistem utilitas: Listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.
h) Konstruksi dan renovasi: Risiko terhadap pasien, staf, & pengunjung diidentifikasi dan dinilai selama konstruksi, renovasi,
pembongkaran, dan aktivitas pemeliharaan lainnya.
i) Pelatihan: Seluruh staf di RS dan para tenant/penyewa lahan dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS.
j) Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang melakukan kegiatan di dalam area lingkungan rRS.
6. Sasaran g) Sistem utilitas: Listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan i) Pelatihan: Seluruh staf di RS & para tenant/penyewa lahan dilatih &
& pelaporan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS.
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi j) Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang melakukan
kegiatan kegiatan di dalam area lingkungan RS.
Manajemen Risiko Fasilitas &
Lingkungan
KOMUNIKASI DAN
IDENTIFIKASI RISIKO
MONITOR DAN
ANALISA RISIKO
EVALUASI RISIKO
Asesmen risiko
KELOLA/PENGENDALIAN RISIKO
Risk Register
KOL dokumen 20-21 April 2021
Penanggung jawab MFK melakukan pengawasan terhadap MFK yang meliputi: (MFK 2 EP 3)
a) pengawasan semua aspek program manajemen fasilitas dan keselamatan seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untuk ruangan, peralatan medis, teknologi, dan sumber daya;
e) penilaian ulang secara berkala dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan jika
dibutuhkan;
g) pengorganisasian dan pengelolaan laporan kejadian/insiden dan melakukan analisis, dan upaya
perbaikan.
30-31 Mei 2022
Standar MFK 2
RS menetapkan penanggungjawab yang kompeten untuk mengawasi penerapan manajemen fasilitas
dan keselamatan di RS.
Elemen Penilaian MFK 2 Dokumen Penjelasan
4. Penerapan program Manajemen Fasilitas dan D Bukti pelaksanaan penerapan program
Keselamatan (MFK) pada tenant/ penyewa lahan yang Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
berada di lingkungan RS meliputi poin a)-e) dalam pada tenant/penyewa lahan
maksud dan tujuan.
Bila di RS memiliki entitas non-RS atau tenant/penyewa lahan (seperti restoran, kantin, kafe, dan toko souvenir) maka RS wajib memastikan bahwa
tenant/penyewa lahan tersebut mematuhi program pengelolaan fasilitas dan keselamatan, yaitu program keselamatan dan keamanan, program pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun, program penanganan bencana dan kedaruratan, serta proteksi kebakaran. RS perlu membentuk satuan kerja yang dapat
mengelola, memantau dan memastikan fasilitas dan pengaturan keselamatan yang ada tidak menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang akan berdampak
buruk bagi pasien, staf dan pengunjung. Satuan kerja yang dibentuk dapat berupa Komite K3 RS / Tim K3 RS yang disesuaikan dengan kebutuhan,
ketersediaan sumber daya dan beban kerja RS. RS harus memiliki program pengelolaan fasilitas dan keselamatan yg menjangkau seluruh fasilitas dan
lingkungan RS. RS tanpa melihat ukuran dan sumber daya yang dimiliki harus mematuhi ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku
b. Keselamatan
30-31 Mei
• Keselamatan di dalam standar ini adalah memberikan jaminan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan, properti,
teknologi medis dan informasi, peralatan, dan sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, staf,
dan pengunjung.
• Program keselamatan dan Kesehatan kerja staf diintegrasikan dalam Program Manajemen fasilitas dan keselamatan
terkait keselamatan sesuai ruang lingkup keselamatan yang telah dijelaskan diatas. Pencegahan dan perencanaan
penting untuk menciptakan fasilitas perawatan pasien termasuk area kerja staf yang aman. Perencanaan yang
efektif membutuhkan kesadaran RS terhadap semua risiko yang ada di fasilitas.
• Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dan cedera serta untuk menjaga kondisi yang aman, dan menjamin
keselamatan bagi pasien, staf, dan lainnya, seperti keluarga, kontraktor, vendor, relawan, pengunjung, peserta
pelatihan, dan peserta didik.
• RS mengembangkan dan menerapkan program keselamatan serta mendokumentasikan hasil inspeksi fisik yang
dilakukan. Penilaian risiko mempertimbangkan tinjauan proses dan evaluasi layanan baru dan terencana yang
dapat menimbulkan risiko keselamatan.
Penting untuk melibatkan tim multidisiplin saat melakukan inspeksi keselamatan di RS. RS
menerapkan proses untuk mengelola dan memantau keselamatan (merupakan bagian dari program
b) Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cedera, penyakit akibat
kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung; dan
c) Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara berkala dan dilaporkan sebagai dasar
perencanaan anggaran untuk perbaikan, penggantian atau “upgrading”.
Standar MFK 3
Rumahsakitmenerapkan Program Manajemen Fasilitasdan Keselamatan (MFK) terkait
keselamatan di RS.
30-31 Mei
Standar MFK 3
Rumahsakitmenerapkan Program Manajemen Fasilitasdan Keselamatan (MFK) terkait
keselamatan di RS.
30-31 Mei
Program kesehatan dan keselamatan staf RS tersebut mencakup hal-hal sebagai
berikut (KPS 9):
c. Keamanan
30-31 Mei
Keamanan adalah perlindungan terhadap properti milik RS, pasien, staf, keluarga, dan pengunjung dari bahaya kehilangan, ker
penculikan bayi, pencurian, dan akses tidak terkunci/tidak aman ke area terlarang di RS. Insiden keamanan dapat
disebabkan oleh individu baik dari luar maupun dalam RS. Area yang berisiko seperti unit gawat darurat,
ruangan neonati/bayi, ruang operasi, farmasi, runag rekam medik, ruangan IT harus diamankan dan dipantau.
Anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, dan pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri mereka sendiri atau
memberi isyarat untuk bantuan harus dilindungi dari bahaya. Area terpencil atau terisolasi dari fasilitas dan
lingkungan misalnya tempat parkir, mungkin memerlukan kamera keamanan (CCTV).
RS menerapkan proses untuk mengelola dan memantau keamanan (merupakan bagian dari program Manajemen
a)Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan identitas (badge nama sementara atau tetap) pada pasien,
staf, pekerja kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung (pengunjung di luar jam
b) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara berkala dan membuat tindak lanjut
perbaikan;
c) Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko di RS. Pemantauan dapat dilakukan dengan penempatan
petugas keamanan (sekuriti) dan atau memasang kamera sistem CCTV yang dapat dipantau oleh sekuriti;
d) melindungi semua individu yang berada di lingkungan RS terhadap kekerasan, kejahatan dan ancaman; dan
e) menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik pribadi maupun RS.
Standar MFK 4
Rumah sakit menerapkan Program Manajemen Fasilitasdan Keselamatan (MFK) terkait keamanan
di RS.
i) melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar operasi,
daerah yg berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan keluarga pasien rentan
yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila
terjadi bahaya. Monitoring dapat dilakukan dng memasang kamera sistem closed
circuit television (CCTV) yg dapat dipantau di ruang sekuriti. Namun harus diingat
pemasangan kamera CCTV tidak diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus
memperhatikan hak privasi pasien. Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV
juga diperlukan untuk daerah terpencil atau terisolasi, area parkir dan area lainnya
yang kemungkinan terjadi kehilangan atau gangguan keamanan di RS. Khusus di ICU
dan bangsal jiwa dapat dipasang CCTV terbatas yang dimonitor di nurse station.
• RS melakukan identifikasi menyeluruh untuk semua area di mana bahan berbahaya berada dan harus
mencakup informasi tentang jenis setiap bahan berbahaya yang disimpan, jumlah (misalnya, perkiraan atau
rata-rata) dan lokasinya di RS. Dokumentasi ini juga harus membahas jumlah maksimum yang
diperbolehkan untuk menyimpan bahan berbahaya di area kerja (maximum quantity on hand). Misalnya, jika
bahan sangat mudah terbakar atau beracun, ada batasan jumlah bahan yang dapat disimpan di area kerja.
Inventarisasi bahan berbahaya dibuat dan diperbarui, setiap tahun, untuk memantau perubahan bahan
setiap saat termasuk prosedur penanganan tumpahan. Jika terjadi tumpahan bahan berbahaya, RS memiliki prosedur
untuk menanggapi dan mengelola tumpahan dan paparan yang termasuk menyediakan kit tumpahan untuk jenis dan
• RS menerapkan prosedur untuk menanggapi paparan bahan berbahaya, termasuk pertolongan pertama seperti akses ke
tempat pencuci mata mungkin diperlukan untuk pembilasan segera dan terus menerus untuk mencegah atau
meminimalkan cedera. RS harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi di mana saja lokasi pencuci mata
diperlukan, dengan mempertimbangkan sifat fisik bahan kimia berbahaya yang digunakan, bagaimana bahan kimia ini
digunakan oleh staf untuk melakukan aktivitas kerja mereka, dan penggunaan peralatan pelindung diri oleh staf.
Alternatif untuk stasiun pencuci mata mungkin sesuai tergantung pada jenis risiko dan potensi eksposur. RS yang
memiliki tempat pencuci mata harus memastikan pemeliharaan yang tepat, termasuk pembersihan mingguan dan
RS menetapkan dan menerapkan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian MFK 5 Dokumen Penjelasan
1. RS telah melaksanakan D Bukti proses pengelolaan B3 meliputi:
proses pengelolaan B3
a) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol dan lokasi;
meliputi poin a-h pada
maksud dan tujuan b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya;
c) Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi
tumpahan, atau paparan/pajanan;
d) Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3;
e) Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya;
f) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden lainnya;
g) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya; dan
h) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan
Lembar Data Keselamatan.
30-31 Mei
Kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai WHO meliputi:
KARS
a) infeksius;
c) farmasi;
d) bahan kimia;
e) logam berat;
f) kontainerbertekanan;
g) benda tajam;
h) genotoksik/sitotoksik;
i) radioaktif.
30-31 Mei
Standar MFK 5
RS menetapkan dan menerapkan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
30-31 Mei
RS juga menetapkan jenis limbah berbahaya yang dihasilkan oleh RS dan mengidentifikasi pembuangannya (misalnya, kanton
undangan.
• Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari fasilitas
pelayanan kesehatan. Tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis dan/atau
kimia limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak ada. Bila rumah sakit
mengolah limbah B-3 sendiri maka wajib mempunyai izin mengolah limbah B-3. Namun, bila
pengolahan B-3 dilaksanakan oleh pihak ketiga maka pihak ketiga tersebut wajib mempunyai izin
sebagai transporter B-3 dan izin pengolah B-3. Pengangkut/transporter dan pengolah limbah B3 dapat
dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Standar MFK 5.1
RS mempunyai sistem pengelolaan limbah B3 cair dan padat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a) lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan sistem drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan desinfeksi;
b) tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan yang dilengkapi dengan sabun cair;
d) dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak berkepentingan;
e) mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau mengangkut limbah;
f) terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor lain yg berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja;
j) peralatan pembersihan, alat pelindung diri/APD (antara lain masker, sarung tangan, penutup kepala, goggle, sepatu boot, serta pakaian pelindung) dan wadah atau
kantong limbah harus diletakkan sedekat-dekatnya dengan lokasi fasilitas penyimpanan; dan
k) dinding, lantai, dan juga langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam keadaan bersih termasuk pembersihan lantai setiap hari.
e. Proteksi Kebakaran
30-31 Mei
RS harus waspada terhadap risiko kebakaran, karena kebakaran merupakan risiko yang selalu ada
dalam lingkungan perawatan dan pelayanan kesehatan sehingga setiap rumah sakit perlu
memastikan agar semua yang ada di rumah sakit aman dan selamat apabila terjadi kebakaran termasuk
bahaya dari asap. Proteksi kebakaran juga termasuk keadaan darurat non-kebakaran misalnya kebocoran gas
beracun yang dapat mengancam sehingga perlu dievakuasi. Rumah sakit perlu melakukan penilaian terus
menerus untuk memenuhi regulasi keamanan dan proteksi kebakaran sehingga secara efektif dapat
mengidentifikasi, analisa, pengendalian risiko sehingga dapat dan meminimalkan risiko. Pengkajian risiko
kebakaran Fire Safety Risk Assessment (FSRA) merupakan salah satu upaya untuk menilai risiko
keselamatan kebakaran.
Berdasarkan hasil pengkajian risiko kebakaran, rumah sakit menerapkan proses proteksi kebakaran (yang
merupakan bagian dari Manajemen Fasilitas dan Keamanan (MFK) pada standar MFK 1) untuk:
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah
terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yg mudah terbakar seperti oksigen, penggunaan bahan yg non combustible, bahan
yang waterbase dan lainnya yg dapat mengurangi potensi bahaya kebakaran;
b) Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran yang terkait dengan konstruksi apapun di atau yang berdekatan dengan
bangunan yang ditempati pasien;
c) Penyediaan rambu dan jalan keluar (evakuasi) yang aman serta tidak terhalang apabila terjadi kebakaran;
d) Penyediaan sistem peringatan dini secara pasif meliputi, detektor asap (smoke detector), detektor panas (heat
detector), alarm kebakaran, dan lain-lainnya;
e) Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi APAR, hidran, sistem sprinkler, dan lain-lainnya; dan
f) Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap.
g) Risiko dapat mencakup peralatan, sistem, atau fitur lain untuk proteksi kebakaran yang rusak, terhalang, tidak berfungsi, atau
perlu disingkirkan. Risiko juga dapat diidentifikasi dari proyek konstruksi, kondisi penyimpanan yang berbahaya, kerusakan
peralatan dan sistem, atau pemeliharaan yang diperlukan yang berdampak pada sistem keselamatan kebakaran.
h) RS harus memastikan bahwa semua yang di dalam faslitas dan lingkungannya tetap aman jika terjadi kebakaran, asap, dan keadaan
darurat non-kebakaran. Struktur dan desain fasilitas perawatan kesehatan dapat membantu mencegah, mendeteksi, dan
memadamkan kebakaran serta menyediakan jalan keluar yang aman dari fasilitas tsb.
Standar MFK 6
RS menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran & penyediaan sarana jalan keluar yg aman
dari fasilitas sbg respons terhadap kebakaran & keadaan darurat lainnya.
Elemen
Penilaian MFK 6 Dokumen Penjelasan
3. RS
menetapkan kebijakan dan melakukan R Regulasi tentang larangan merokok di
pemantauan larangan merokok di seluruh area seluruh area RS dan pemantauannya
RSt.
4. RS telah melakukan pengkajian risiko proteksi D Bukti pengkajian risiko proteksi kebakaran FSRA
kebakaran.
5. RS memastikan semua staf memahami proses D Bukti pelatihan dan simulasi semua staf
proteksi kebakaran termasuk melakukan pelatihan tentang proteksi kebakaran, penggunaan
penggunaan APAR, hidran dan simulasi kebakaran APAR dan hidran. Dokumen meliputi TOR,
setiap tahun. undangan, daftar hadir, materi, laporan,
evaluasi, sertifikat
30-31 Mei 2022
Standar MFK 6
RS menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran & penyediaan sarana jalan keluar yg
aman dari fasilitas sbg respons terhadap kebakaran & keadaan darurat lainnya.
f. Peralatan Medis
30-31 Mei
Standar MFK 7
2. Rumah sakit menetapkan penanggung jawab yang R Regulasi tentang penetapan penanggung jawab
kompeten dalam pengelolaan dan pengawasan peralatan pengelolaan dan pengawasan peralatan medik
medik di RS.
30-31 Mei
Standar MFK 7
4. Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh D Bukti pelaksanaan perbaikan peralatan medik yang
pihak yang berwenang dan kompeten. dilakukan oleh pihak yang berwenang dan
kompeten
30-31 Mei
Standar MFK 7
30-31 Mei
REGULASI PENGELOLAAN ALAT MEDIS (MFK 8):
a) melakukan inventarisasi dan identifikasi risiko peralatan medis yang
meliputi peralatan medis yang dimiliki oleh RS, peralatan medis kerja
sama operasional (KSO) milik pihak lain
g. Sistem Utilitas
RS menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem pendukung)
berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
Elemen Penilaian MFK 8 Dokumen Penjelasan
1. RS telah menerapkan D Bukti penerapan proses pengelolaan sistem utilitas yang 10 TL
proses pengelolaan sistem meliputi:
5 TS
utilitas yang meliputi poin a)-
a) ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam
e) dalam maksud dan tujuan. 0 TT
waktu 7 (tujuh) hari dalam seminggu
b) daftar inventaris sistem utilitas
c) pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan sistem
utilitas
d) jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan
semua sistem utilitas
e) pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas
Komite/Tim K3 RS
W
Bagia3n0-u3m1 Muemi 2/K02e2pala IPSRS
Standar MFK 8
RS menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem pendukung)
berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
30-31 Mei
Standar MFK 8.2
Sistem utilitas RS menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber
cadangan/alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
30-31 Mei
Standar MFK 8.2
Sistem utilitas RS menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber
cadangan/alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
30-31 Mei
Standar MFK 8.2
Sistem utilitas RS menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta
menyediakan sumber cadangan/alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi
terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
30-31 Mei
Standar MFK 8.2.1
RS melakukan uji coba/uji beban sumber listrik dan sumber air cadangan/ alternatif.
30-31 Mei
Standar MFK 8.2.1
RS melakukan uji coba/uji beban sumber listrik dan sumber air cadangan/ alternatif.
30-31 Mei
Standar MFK 8.3
RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan .
3. RS telah menindaklanjuti hasil D Bukti tindak lanjut hasil pemantauan dan evaluasi pada EP b)
pemantauan dan evaluasi pada EP
b) dan didokumentasikan.
W
30-31 Mei
REGULASI SISTEM UTILITAS :
a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap
pasien dan staf (sebagai contoh, RS mengidentifikasi area yang membutuhkan
penerangan, pendinginan (lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk
membersihkan dan sterilisasi alat)
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat
/pengganti/backup
e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik dilakukan
setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan di daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.
KOL dokumen 20-21 April 2021
(MFK 9.3) REGULASI MONITORING MUTU AIR ;
a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk
pemeriksaan kimia minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan
peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan
masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
b) Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan
perundang-undangan, kondisi air limbah, dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai
pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.
KOL dokumen 20-21 April 2021
KARS
h. Penanganan Kedaruratan
dan Bencana
30-31 Mei
Standar MFK 9
RS menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi bencana yang berpotensi terjadi di wilayah
RSnya.
Elemen Penilaian MFK 9 Dokumen
1. Rumah sakit menerapkan proses D Bukti tentang penerapan proses pengelolaan bencana yg meliputi:
pengelolaan bencana yang
a) Menentukan jenis bencana yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi
meliputi poin a)-h) pada maksud dan
tujuan diatas. bahaya, ancaman, dan kejadian;
b) Menetukan integritas struktural dan non struktural di lingkungan pelayanan
pasien yang ada dan bagaimana bila terjadi bencana;
c) Menentukan peran RS dalam peristiwa/kejadian tersebut;
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian;
e) Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber alternatif;
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif pada
waktu kejadian;
g) Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian dan; n
h) Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi
staf dan tanggung jawab RS untuk tetap menyediakan pelayanan pasien termasuk
kesehatan mental dari staf
• Komite/Tim K-3 RS
W • Tim Penanggulang3a0n-3b1eMnceai n20a2R2 S
Standar MFK 9
RS menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi bencana yang berpotensi terjadi di
wilayah RSnya.
30-31 Mei
Standar MFK 10
Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi/Pre Contruction Risk Assessment (PCRA) pada waktu
merencanakan pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.
W Komite/ Tim K3 RS
Bagian umum/Kepala IPSRS
2. RS melakukan penilaian risiko prakontruksi D Komite PPI/IPCN
(PCRA) bila ada rencana konstruksi, renovasi Bukti pelaksanaan penilaian risiko prakontruksi
dan demolisi. (PCRA) bila ada rencana konstruksi, renovasi dan
demolisi
W Komite/ Tim K3 RS
Bagian umum/Kepala IPSRS
Komite PPI/IPCN
30-31 Mei 2022
Standar MFK 10
Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi/Pre Contruction Risk Assessment (PCRA) pada waktu
merencanakan pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.
W Komite/ Tim K3 RS
Bagian umum/Kepala IPSRS
Komite PPI/IPCN
f. Bahan Berbahaya
Project Title:
Project Coordinator: Project Start Date:
Contractor Performing Work: Estimated Duration:
Supervisor: Telephone:
Description of Project:
Kegiatan kontruksi
1. Proyek-proyek berikut tidak memerlukan pengisian formulir Pra-Konstruksi / Penilaian Risiko
Keselamatan:
CONTOH: 2.
3.
Pengecatan dan pemasangan wallpaper baru di kantor/adminsitrasi RS dan area non- pasien.
Pengecatan di ruang pasien, jika tertutup untuk pengecatan dan luas dinding kurang dari 3 meter
persegi harus ditambal dan dicat. Kontraktor harus mengganti filter udara untuk unit AC ruangan
setelah menyelesaikan pengecatan.
4. Pemasangan tempat dispenser sabun / kotak jarum / tempat handuk/tissue di ruang pasien
5. Perbaikan tirai jendela.
6. Penggantian ubin langit-langit untuk area yang kurang dari sepuluh (10) ubin 2 'x 2', jika tidak di
kantor RS dan area non-pasien.
7. Penggantian ubin langit-langit untuk area yang kurang dari lima (5) ubin 2 'x 2' di area pasien, jika
pasien berada di luar area dan pembersihan dapat dilakukan sebelum pasien kembali.
8. Perbaikan Minimal Sistem Panggilan Perawat / TV / Tempat Tidur / Telepon.
9. Memeriksa atau mengganti outlet listrik.
10. Mengganti bola lampu.
11. Membongkar wastafel / toilet tanpa air di lantai.
12. Melepas toilet ketika air di lantai membutuhkan perawatan agar Housekeeping segera
membersihkan area.
13. Perbaikan outlet gas medis. (Bodi Depan)
14. Mengambil pembacaan pengukuran keseimbangan udara.
15. Memeriksa unit / sistem pendingin udara.
16. Pekerjaan menengah yang menciptakan jumlah debu sedang di dalam ruangan dengan tekanan
udara negatif yang dipertahankan di dalam ruangan melalui penggunaan unit yang dilengkapi
HEPA dengan minimum 10 ACH dan semua udara dibuang ke luar. Unit HEPA harus terus
beroperasi 2 jam setelah pekerjaan selesai dan Housekeeping harus membersihkan kamar sebelum
unit HEPA dikeluarkan dari ruangan. Semua pekerjaan dan
penggunaan unit HEPA harus didokumentasikan dan salinannya diteruskan ke Komite PPI.
CATATAN: Semua ventilasi saluran harus ditutup selama bekerja!
Yes No Apakah akan terjadi kebisingan yang akan berdampak pada unit/ruangan
yang berdekatan, di atas, atau di bawah area konstruksi?
a. Jika demikian, unit/ruangan ini harus diberi tahu.
CONTOH: Apakah bahan kimia berbahaya akan digunakan dalam proyek ini? Bagaimana asap dan bau
dikendalikan? Material Safety Data Sheets (MSDS) diperlukan.
Apakah pengurangan asbes diperlukan dalam pekerjaan ini? Jika demikian, beri tahu
K-3 pada Pertemuan Pra-Konstruksi.
Apakah akan ada pekerjaan panas (pengelasan, mematri, menyolder) yang dilakukan pada
proyek ini? Jika demikian, maka Izin Kerja Panas harus dipasang di situs kerja. Semua
pekerjaan panas harus memiliki arloji api yang ditugaskan ke setiap area saat
pekerjaan panas sedang dilakukan.
Apakah akan ada pekerjaan yang dilakukan di atas langit-langit? Apakah kegiatan perbaikan
/ konstruksi melibatkan penetrasi ke dinding, langit-langit, kusen pintu, atau pintu yang ada?
Jika demikian, harus mengajukan Izin Masuk di Atas Langit-
langit dan Izin Konstruksi Dinding.
Akankah entri ruang terbatas diperlukan pada proyek ini? Jika demikian, Ketentuan
Program Masuk Ruang Terbatas harus diikuti.
Utility Failures
Yes No Apakah salah satu dari sistem berikut akan tidak berfungsi suatu waktu selama
proyek berlangsung?
Alarm kebakaran (Untuk pemadaman lebih dari 4 jam, Tindakan ILSM
harus diterapkan.) (Untuk pemadaman lebih dari 4 jam, Interim Life Safety
Measures must be implemented.)
Sprinkler (For outages greater than 4 hours, Interim Life Safety
Measures must be implemented.)
Electrical
Domestic water (Untuk air mati lebih dari 2 minggu, sistem air rumah
tangga yang terkena dampak akan dibilas 5 kali volume pipa untuk
memastikan tidak ada kontaminan yang tersisa, yaitu Legionella.)
Oxygen
Sewage
HVAC
* Kontraktor harus memberikan pemberitahuan kepada RS minimal 3 minggu sebelum utilitas
terjadwal pemadKaOmLadno.kumen 20-21 April 2021
Yes No
Apakah akan ada pekerjaan yang memerlukan aktivasi Interim Life Safety Measures
(ILSM) selama proyek ini? Pekerjaan lain mungkin memerlukan ILSM, tetapi pekerjaan
tipikal yang membutuhkan penerapan ILSM adalah:
• Setiap konstruksi yang berdampak pada pintu keluar atau tangga
• Setiap konstruksi yang berdampak pada kerusakan besar dalam kebakaran atau dinding
asap
• Menghilangkan sistem proteksi kebakaran utama (sprinkler)
• Menghilangkan sistem alarm kebakaran utama
• Menonaktifkan sistem alarm kebakaran atau kebakaran "area" selama lebih dari 4 jam
dalam periode 24 jam
Pelaksanaan ILSM membutuhkan pengawas api dan formulir ILSM yang harus diisi.
Additional Safety Concerns
Yes No
CONTOH: Apakah konstruksi akan mempengaruhi rute keluar dari area yang ditempati yang
berdekatan dengan lokasi konstruksi?
Apakah proyek akan mempengaruhi pola lalu lintas di suatu daerah? Jika ya, jelaskan
rencananya.
Akankah proyek melibatkan penyebaran crane untuk mengirimkan peralatan ke
fasilitas yang ditempati?
• Harus menyerahkan Rencana Keselamatan Perlaatan berat dan Rencana Pengangkatan Kritis
Rumah Sakit & Izin Crane ke Kantor yg ditetapkan untuk persetujuan minimal 3 minggu
sebelum kedatangan crane di Rumah Sakit . Ikut format Rencana Keselamatan Peralatang berat
Kantor Keselamatan dan sertakan informasi berikut: spesifikasi derek, daftar inspeksi derek,
dan sertifikasi / catatan pelatihan staf derek. Kontraktor harus
memelihara dan menyajikan item berikut sebelum crane start (item dapat
disimpan di kabin crane): sertifikasi crane, registrasi crane, pemadam kebakaran, dan
manual pengoperasian dan keselamatan crane.
Yes No
Apakah konstruksi akan mempengaruhi rute keluar dari area yang ditempati yang
berdekatan dengan lokasi konstruksi?
Apakah proyek akan mempengaruhi pola lalu lintas di suatu daerah? Jika ya, jelaskan
rencananya.
CONTOH: Akankah proyek melibatkan penyebaran crane untuk mengirimkan peralatan ke fasilitas
yang ditempati?
• Harus menyerahkan Rencana Keselamatan Perlaatan berat dan Rencana Pengangkatan Kritis
Rumah Sakit & Izin Crane ke Kantor yg ditetapkan untuk persetujuan minimal 3 minggu
sebelum kedatangan crane di Rumah Sakit . Ikut format Rencana Keselamatan Peralatang
berat Kantor Keselamatan dan sertakan informasi berikut: spesifikasi derek, daftar inspeksi
derek, dan sertifikasi / catatan pelatihan staf derek. Kontraktor harus
memelihara dan menyajikan item berikut sebelum crane start (item dapat
disimpan di kabin crane): sertifikasi crane, registrasi crane, pemadam kebakaran, dan
manual pengoperasian dan keselamatan crane.
j. Pelatihan
Seluruh staf di RS dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS,
program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan fasilitas secara efektif.
2. Semua staf telah diberikan pelatihan program D Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
keamanan setiap tahun dan dapat menjelaskan keamanan TOR, undangan, daftar hadir, materi,
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.
Seluruh staf di RS dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS,
program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan fasilitas secara efektif.
W Komite/Tim K3 RS
Bidang diklat
Staf RS
4. Semua staf telah diberikan pelatihan program D Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait proteksi manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
kebakaran setiap tahun dan dapat proteksi kebakaran meliputi TOR, undangan, daftar
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
W Komite/Tim K3 RS
Bidang diklat
30-31 Mei 20S2t2af RS
Standar MFK 11
Seluruh staf di RS dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS,
program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan
fasilitas secara efektif.
W
6. Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen D Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program
fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait sistim utilitas manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan sistim utilitas meliputi TOR, undangan, daftar hadir,
peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan. materi, laporan, evaluasi, sertifikat
30-31 Mei
Standar MFK 11
Seluruh staf di RS dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS,
program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan fasilitas secara efektif.
Elemen Penilaian MFK 11 Dokumen
7. Semua staf telah diberikan pelatihan program D Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
penanganan bencana setiap tahun dan dapat penanganan bencana meliputi TOR, undangan, daftar
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
8. Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan program D Bukti pelatihan untuk vendor, pekerja kontrak,
keselamatan mencakup vendor, pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan
relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya tentang pengelolaan fasilitas dan program
lainnya, sebagaimana berlaku untuk peran dan keselamatan meliputi TOR, undangan, daftar hadir,
tanggung jawab individu, dan sebagaimana materi, laporan, evaluasi, sertifikat
ditentukan oleh RS.
30-31 Mei
30-31 Mei 2022