Analisis Perda
Analisis Perda
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
“…perlu ada evaluasi atau review atas berbagai
peraturan perundang-undangan. Agar bisa
sejalan dengan jiwa Pancasila, amanat
konstitusi dan kepentingan nasional.”
2
REFORMASI HUKUM JILID II
3
TUJUAN PENATAAN REGULASI
4
Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
BAB XA
UU 12 TAHUN 2011 UU 15 TAHUN 2019 PEMANTAUAN DAN
PENINJAUAN TERHADAP
UNDANG-UNDANG
1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang- (1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap
Undang dilakukan setelah Undang-Undang Undang-Undang dilaksanakan dalam 3 (tiga)
berlaku. tahap sebagai berikut:
2) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang- a. tahap perencanaan;
Undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah. b. tahap pelaksanaan; dan
3) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang- c. tahap tindak lanjut.
Undang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dikoordinasikan oleh DPR melalui alat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kelengkapan yang khusus menangani bidang Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-
legislasi. Undang diatur masing-masing dengan Peraturan
4) Hasil dari Pemantauan dan Peninjauan terhadap DPR, Peraturan DPD, danPeraturan Presiden.
Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat menjadi usul dalam penyusunan
Prolegnas.
6
PENYEMPURNAAN
SIKLUS REGULASI Perencanaan
BPHN
KEMENKUMHAM PEMANTAUAN
c.q. & PENINJAUAN Penyusunan
PUSAT ANALISIS (sisi Pemerintah)
DAN EVALUASI
Perubahan
HUKUM NASIONAL UU 12 Th 2011
Menjadi
UU 15 Th 2019
Pembahasan
Implementasi
dan persetujuan
Pengesahan /
Penetapan dan
Pengundangan 7
Bagaimana Melakukannya?
evaluasi Implementasi
evaluasi
ex ante
ex post
(perencanaan
Pembentukan (sesudah)
hukum)
PUSREN PUSANEV
BPHN BPHN
Konsultasi Publik
adanya penataan
ada kemauan standar kelembagaan
politik dan whole metode yang
dukungan government untuk mendukung
Kepala approach membentuk reformasi
Pemerintahan dan regulasi
mengevaluasi
8
PEDOMAN EVALUASI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
9
PERUMUSAN REKOMENDASI
HASIL ANALISIS DAN EVALUASI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN
PRODUK HUKUM DAERAH
10
PROSES PERUMUSAN REKOMENDASI
Analisis
Variabel
Rekomendasi Indikator
Penilaian
Evaluasi
11
Tehnik Perumusan Rekomendasi
Permasalahan
Dimensi 2
Permasalahan
Dimensi 3 Analisis Evaluasi REKOMENDASI
Permasalahan
Dimensi 1
12
BPHN MENETAPKAN REKOMENDASI
TERHADAP STATUS PUU
TETAP
UBAH
CABUT
TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN
REKOMENDASI
Status PUU:
Ubah/Cabut/Tetap
16
DIMENSI PANCASILA
Merupakan Dimensi Utama di
dalam melakukan analisis dan
evaluasi hukum
17
DIMENSI PANCASILA
Adanya ketentuan yang mengedepankan Kepentingan nasional, atau tidak ditemukan ketentuan yang Jika ada, maka ketentuan tersebut perlu dicabut atau direvisi agar
mengesampingkan kepentingan nasional; tidak menyimpang dari asas kenusantaraan.
Adanya ketentuan yang mengedepankan kepemilikan dan keikutsertaan nasional, atau tidak ditemukan ketentuan Jika ada, maka ketentuan tersebut perlu dicabut atau direvisi agar
5 Kenusantaraan yang mengesampingkan kepemilikan dan keikutsertaan nasional; tidak menyimpang dari asas kenusantaraan.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai Pembagian kewenangan antar sektor secara proporsional; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai Pembagian
kewenangan antar sektor secara proporsional, maka perlu dianalisis
apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak,
jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai Pembagian
kewenangan Pusat dan Daerah, maka perlu dianalisis apakah
ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika
dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang menjamin Kepentingan seluruh wilayah Indonesia, atau tidak ada ketentuan yang Tidak boleh ada ketentuan yang berpotensi mengancam kepentingan
mengandung resiko yang membahayakan bagi Kepentingan seluruh wilayah Indonesia. wilayah NKRI.
6. Bhineka Ada ketentuan yang memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta
Tunggal Ika budaya nasional, atau tidak ditemukan ketentuan yang mengabaikan keragaman penduduk, agama, suku dan
golongan, kondisi khusus daerah serta budaya nasional;
Adanya ketentuan yang menjamin Pengakuan dan perlindungan nilai-nilai budaya lokal (kearifan lokal), atau tidak
ditemukan ketentuan yang berpotensi mengabaikan pengakuan dan perlindungan nilai-nilai budaya lokal (kearifan
lokal);
Adanya ketentuan yang menjamin keterlibatan masyarakat hukum adat. Jika tidak ditemukan ketentuan yang menjamin keterlibatan
masyarakat hukum adat, maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang
mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika dibutuhkan, maka
perlu direkomendasikan untuk diatur.
No. Variabel Indiikator Keterangan
7. Keadilan Adanya ketentuan yang mengatur peluang yang sama bagi setiap warga negara untuk mendapatkan akses
pemanfaatan sumber daya, atau tidak ditemukan ketentuan yang menyebabkan tidak terjaminnya peluang
yang sama bagi setiap warga negara untuk mendapatkan akses pemanfaatan sumber daya;
Adanya ketentuan yang menjamin penggantian kerugian kepada masyarakat terkena dampak negatif; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas dalam menjamin penggantian kerugian kepada
masyarakat terkena dampak negatif, maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur
masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Indikator ini sangat diperlukan pada peraturan bidang SDALH atau yang mengatur masalah yang
berdampak negative bagi perlindungan SDALH.
Adanya ketentuan yang menjamin keterlibatan masyarakat marjinal, atau tidak ditemukan ketentuan yang Yang dimaksud masyarakat marjinal:
menyebabkan tidak terjaminnya keterlibatan masyarakat marjinal; masyarakat prasejahtera;
masyarakat yang terpinggirkan;
mayarakat dalam kelas ekonomi rendah; atau
masyarakat yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat.
(contoh: pengemis, pemulung, buruh tani, petani kecil, atau orang-orang dengan penghasilan
pas-pasan atau bahkan kekurangan)
Adanya ketentuan yang berpihak pada masyarakat daerah terpencil, atau tidak ditemukannya kebijakan
yang menyebabkan tidak terjaminnya kepentingan masyarakat daerah terpencil;
Adanya ketentuan mengenai afirmatif action sebagai ikhtiar mengatasi kesenjangan social; Jika tidak ditemukan ketentuan mengenai afirmatif action sebagai ikhtiar mengatasi kesenjangan
sosial, maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak
dan dapat dilaksanakan atau tidak. Jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas terkait dengan nilai-nilai keadilan, atau Tidak ditemukan ketentuan yang Nilai-nilai keadilan di antaranya:
bertentangan dengan nilai-nilai keadilan keseimbangan (hak dan kewajiban, keuntungan dan kerugian) ,
proporsional,
keadilan komutatif,
keadilan komunikatif,
keadilan distributif,
keadilan moral,
keadilan prosedural,
keadilan legalitas;
dsb.
8. Kesamaan Adanya ketentuan Pengakuan pada hak kelompok minoritas, atau tidak ditemukan ketentuan yang Pengertian kelompok minoritas merujuk pada kelompok individu yang tidak dominan dengan ciri
Kedudukan menghambat hak kelompok minoritas; khas tertentu, (seperti: suku bangsa, ras, agama, atau bahasa) yang berbeda dari mayoritas
Dalam Hukum penduduk yang ada. Sebutan ‘minoritas’ sebagai 'kelompok' biasanya menunjukkan jumlah yang
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk lainnya dalam posisi yang dominan;
Dan
Istilah ‘minoritas’ ini harus disesuaikan dengan konteks dan kondisi tertentu.
Pemerintahan Adanya ketentuan yang menjamin non diskriminasi, baik secara eksplisit, maupun implisit (dampak/efek),
atau tidak ditemukan ketentuan yang diskriminatif, baik secara eksplisit, maupun implisit (dampak/efek);
Adanya ketentuan yang menjamin keterlibatan perempuan, atau tidak ditemukan ketentuan yang
menghambat keterlibatan perempuan.
No. Vatriabel Indikator Keterangan
9. Ketertiban Dan Adanya ketentuan yang jelas mengenai koordinasi; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai koordinasi, maka perlu dianalisis
Kepastian Hukum apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika dibutuhkan,
maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai penyelesaian konflik; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai penyelesaian konflik, maka perlu
dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika
dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran,
maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau
tidak, jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai pihak yang melakukan pengawasan dan penegakan hukum; Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai pihak yang melakukan
pengawasan dan penegakan hukum, maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang
mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika dibutuhkan, maka perlu
direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang jelas mengenai tindakan yang harus diambil atas peraturan-peraturan yang Jika tidak ditemukan ketentuan yang jelas mengenai tindakan yang harus diambil atas
bertentangan atau tumpang tindih; peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang tindih, maka perlu dianalisis
apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak, jika dibutuhkan,
maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang menjamin transparansi (keterbukaan), atau Tidak ditemukan ketentuan yang
menyebabkan tidak terjaminnya tranparansi (keterbukaan);
Adanya ketentuan yang menjamin akuntabilitas pengelolaan, atau Tidak ditemukan ketentuan yang
dapat menyebabkan tidak terjaminnya akuntabilitas pengelola;
Adanya ketentuan yang menjamin prosedur yang jelas dan efisien, atau Tidak ditemukan ketentuan Jika tidak ditemukannya ketentuan mengenai prosedur yang jelas dan efisien, maka
mengenai prosedur yang jelas dan efisien. perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau tidak,
jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
10. Keseimbangan, Adanya ketentuan yang mengedepankan fungsi kepentingan umum, atau tidak ditemukan ketentuan
Keserasian, Dan yang menyebabkan terabaikannya fungsi kepentingan umum;
Keselarasan Adanya ketentuan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian, atau tidak ditemukan ketentuan yang Ketentuan ini sangat dibutuhkan pada peraturan perundang-undangan bidang SDALH
menyebabkan terabaikannya prinsip kehati-hatian;
Adanya ketentuan yang memberikan pembatasan pada kepemilikan individu dan korporasi, atau tidak Jika tidak ditemukan ketentuan yang membatasi kepemilikan individu dan korporasi,
ditemukannya ketentuan yang membatasi kepemilikan individu dan korporasi; maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau
tidak, jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Adanya ketentuan yang memberikan pembatasan pada kepentingan individu dan korporasi, atau tidak Jika tidak ditemukan ketentuan yang membatasi kepentingan individu dan korporasi,
ditemukan ketentuan yang membatasi kepentingan individu dan korporasi. maka perlu dianalisis apakah ketentuan yang mengatur masalah ini dibutuhkan atau
tidak, jika dibutuhkan, maka perlu direkomendasikan untuk diatur.
Kata “dapat” tidak memenuhi Variabel Keadilan,
terlebih lagi ini adalah “korban pelanggaran HAM
berat” seharusnya menggunakan frasa “wajib”
Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Terkait pelaksanaan HAM dan pembatasan HAM
Tahun 1945, yang tidak diamanatkan Terkait Pembatasan hak dan kewajiban warga Negara
secara tegas oleh UUD 1945 Terkait Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara
Terkait Wilayah Negara dan pembagian daerah
Terkait Keuangan Negara
Pengaturan yang dapat membebani harta kekayaan warga negara
Perintah Undang-Undang untuk diatur Diperintahkan secara tegas oleh UU lain
dengan Undang-Undang
Tindak lanjut Putusan MK - Pengaturan akibat putusan MK
- Materi muatan sesuai dengan hasil putusan Uji Materi MK
Pengesahan Perjanjian Internasional Terkait masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
tertentu yang perlu diatur dengan UU Terkait perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik Indonesia;
Terkait kedaulatan atau hak berdaulat negara;
Terkait hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
Terkait pembentukan kaidah hukum baru;
Terkait pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
2. Perppu Dalam hal ihwal kegentingan yang Adanya kebutuhan yang mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat
memaksa Adanya kekosongan UU/ belum ada UU yang mengatur
Mengatasi kekosongan UU dengan proses pembentukan UU secara normal/biasa (yang dimulai dari perencanaan, penyusunan,
pembahasan, pengesahan dan pengundangan) tidak dapat dilakukan , karena kondisi yang mendesak membutuhkan kepastian
dan penyelesaian dengan cepat
Materi muatan Materi muatan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi
Materi yang diatur dalam perpu harus termasuk dalam kewenangan presiden, tidak boleh di luar kewenangan presiden
Materi yang diatur adalah materi yang harus diatur dengan UU, bukan materi yang sejatinya untuk melaksanakan UU
NO.1 JENIS PUU VARIABEL INDIKATOR
3. PP Melaksanakan ketentuan Undang-undang Diperintahkan secara tegas
Tidak diperintahkan secara tegas, namun diperlukan untuk melaksanakan ketentuan UU
Tindak lanjut Putusan MA Materi muatan PP sesuai dengan hasil Putusan Uji Materi MA
4. Perpres Melaksanakan lebih lanjut perintah Diperintahkan secara tegas (delegasian)
Undang-Undang
Melaksanakan lebih lanjut perintah Diperintahkan secara tegas (delegasian)
Peraturan Pemerintah
Untuk melaksanakan penyelenggaraan Tidak ada perintah dari PUU yang lebih tinggi
kekuasaan pemerintahan
Tindak lanjut PutusanMA Materi muatan sesuai dengan hasil putusan Uji Materi MA
5. Permen Delegasi Permen yang didelegasikan oleh UU, materi muatannya hanya terbatas untuk yang bersifat teknis administratif (petunjuk No. 211
Lampiran II UU 12/2011)
Atribusi Tidak bertentangan dengan PUU di atasnya
Mengatur struktur organisasi
Mengatur standar kerja
Mengatur metode kerja
VARIABEL PERDA
PERHATIKAN
PEMBAGIAN URUSAN
BERDASARKAN UU
23/2014
LEBIH TEPAT SEBAGAI
MATERI MUATAN PERPRES
CONTOH:
TEPAT DENGAN UU
DIMENSI
DISHARMONI PENGATURAN
2 Hak Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan hak yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan hak yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hak yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan hak tersebut pada subyek
yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hak yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memberikan hak tersebut pada subyek yang berbeda
Ada Pengaturan mengenai Hak yang tidak konsisten/saling bertentanga anratpasal (dalam PUU yang sama)
3 Kewajiban Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan kewajiban yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memberikan kewajiban yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai kewajiban yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi membebankan kewajiban
tersebut pada subyek yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai kewajiban yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi membebankan kewajiban tersebut pada subyek
yang berbeda
Ada Pengaturan mengenai kewajiban yang tidak konsisten/saling bertentanga anratpasal (dalam PUU yang sama)
4 Perlindungan Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan perlindungan yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memberikan perlindungan yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai perlindungan yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memberikan perlindungan
tersebut pada subyek yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai kewajiban yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memberikan perlindungan tersebut pada
subyek yang berbeda
Ada Pengaturan mengenai perlindungan yang tidak konsisten/saling bertentanga anratpasal (dalam PUU yang sama)
5 Penegakan Hukum Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi memiliki hukum acara yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai hal yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi memiliki hukum acara yang berbeda
Adanya pengaturan mengenai kewajiban yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU yang berbeda hierarki, tetapi membebankan sanksi yang
berbeda
Adanya pengaturan mengenai kewajiban yang sama pada 2 (dua) atau lebih PUU setingkat, tetapi membebankan sanksi yang berbeda
Ada Pengaturan mengenai penegakan hukum yang tidak konsisten/saling bertentanga anratpasal (dalam PUU yang sama)
Disharmoni dalam satu ketentuan
Disharmoni antar
ketentuan
DIMENSI
KEJELASAN RUMUSAN
TIDAK
TEPAT
SUBJEKTIF
Tehnik
Penulisan &
Konsistensi
MUDAH Istilah
TEGAS
DIPAHAMI
EFISIEN JELAS
UU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SPPA
Kata “tertentu”
Multitafsir, tidak jelas, sulit dipahami,
subjektif.
38
10 Pasal
7 Pasal
Kata “hak-hak tertentu” dan “keuntungan tertentu”
Multitafsir, tidak jelas, sulit dipahami,
subjektif.
ayat (4) Ambigu secara substansi
Karena tidak mungkin tuntutan pidana dapat
diwakili oleh orang lain
Perumusan Pasal ini tidak sesuai dengan Teknik Pengacuan
yang terdapat dalam Lampiran II angka 279 UU 12 Tahun 2011
yang berisi ketentuan:
“Hindari pengacuan ke pasal atau ayat yang terletak setelah
pasal atau ayat bersangkutan”
DIMENSI
KESESUAIAN ASAS BIDANG HUKUM PUU YANG
BERSANGKUTAN
• Selain asas umum materi muatan dalam Dimensi Pancasila, PUU juga harus
memenuhi Asas-asas hukum khusus sesuai dengan bidang hukum PUU
yang bersangkutan [Pasal 6 Ayat (2) UU 12/2011].
Contoh:
Asas Retroaktif dan Asas Pelayanan yang Baik Asas Kelestarian dan
Asas Legalitas Asas Tidak Menyalahi Keberlanjutan
Kewenangan Asas Tanggung jawab Negara
(Untuk PUU di bidang Hukum
(Untuk PUU di bidang HAN) (Untuk PUU di bidang
Pidana)
Lingkungan)
Aturan tidak operasional? Belum ada pengaturan? Beban lebih besar dari
Tidak ada SOP manfaat?
NON REGULASI
Aspek Koordinasi /Tata Organisasi
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Sarana dan Prasarana
Aspek Budaya Hukum Masyarakat
Akses Informasi Masyarakat
Aspek Partisipasi Masyarakat
Aspek Standar Operasional Prosedur
Aspek Teknologi Penunjang Pelayanan
Aspek Pelayanan dan Batasan Waktu
Aspek Public Complain
INDIKATOR
REGULASI
Pengaturan dalam peraturan belum dilaksanakan secara efektif
Pengaturan dalam peraturan masih relevan diberlakukan saat ini
Pengaturan yg terkait dgn perjanjian, traktat, kebiasaan
Internasional
Belum ada aturan hukumnya atau peraturan pelaksananya blm ada
Rumusan sanksi pidana, kepatuhan APH
Adanya instrumen Monitoring dan Evaluasi
NON REGULASI
K/L yg melaksanakan jelas, tidak tumpang tindih dan pembagian
kewenangan dan tugasnya juga jelas
Jumlah SDM cukup, Kualitas, kapasitas dan integritas SDM
Infrastruktur dan anggaran tersedia
Masyarakat memahami dan mematuhi peraturan tsb
Ketersediaan Informasi dan Kemudahan akses informasi
Aspek Partisipasi Masyarakat
Ketersediaan SOP yang jelas, lengkap dan benar2 diterapkan
Ketersediaan data yang lengkap dan terintegrasi
Penentuan Standar Pelayanan Minimum
Ketersediaan ruang/sarana pengaduan
CONTOH
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN
2012 TENTANG SISTEM PERADILAN
PIDANA ANAK (SPPA)