Dosen Pengampu:
.
Di susun Oleh :
Kelas E
Manajemen Dakwah
A. Penegasan Judul
Sebagai langkah awal untuk memahami judul sripsi ini, dan untuk
menghindari kesalahpahaman, maka penulis merasa perlu untuk
menjelaskan beberapa kata yang menjadi judul skripsi ini. Adapun judul
skripsi yang dimaksudkan adalah “FAKTOR PENGHABAT
MENURUNNYA MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN
SENDI BUDAYA (SENI TARI) DI SMA NEGERI 1 KALIANDA”
Adapun uraian pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul
proposal ini yaitu, sebagai berikut:
Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan
(mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Faktor- faktor yang mempengaruhi
timbulnya minat, cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan
dan yan berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat,
yaitu:
1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
seseorang dapat memperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang
ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu
senggangnya, dan lain-lain.
2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang mempunyai sosial ekonomi
tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang
mempunyai sosial ekonomi rendah.
3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana menggunakan waktu
senggangnya.
4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat
pria.
5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua
akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, akivitas, benda, dan
seseorang.
Adapun arti kata penghambat adalah sesuatu yang sifatnya
menghambat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata penghambat diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain
yang menghambat (merintangi, menahan, menghalangi). Pada saat proses
belajar dan pembelajaran berlangsung pasti ada kalanya seorang individu
terutama siswa mengalami kendala dalam proses penerimaannya. Kendala
tersebut ditimbulkan oleh adanya hambatan baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam yang menyebabkan terhambatnya dalam mencapai
sutu tujuan. Hambatan adalah suatu hal yang ikut menyebabkan kesulitan
dalam proses belajar dan pembelajaran, menurut Moru bahwa hambatan
adalah sesuatu yang menghalangi pembelajaran siswa. Pengertian
Hambatan adalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Hambatan
adalah halangan atau rintangan”1 Hambatan memiliki arti yang sangat
penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu
tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan
yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang
dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan
baik. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar manusia.
Hambatan belajar diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Cornu
membedakan hambatan belajar menjadi empat jenis, yaitu:2
a. faktor kognitif
Hambatan kognitif ini terjadi ketika siswa mengalami kesulitan dalam
proses belajar.
b. faktor genetis dan psikologis
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi Ketiga Bahasa
Depdiknas, hlm. 385
2
Euis Setiawati, Hambatan Epistemologi ..., hlm793
Hambatan genetis dan psikologis terjadi akibat dari perkembangan
pribadi siswa.
c. hambatan didaktis
Hambatan didaktis terjadi karena sifat pengajaran guru.
d. hambatan epistimologi
Hambatan epistemologi terjadi karena sifat konsep matematika sendiri.
Brousseau mengemukakan tiga faktor penyebab dari hambatan belajar,
yaitu:3
1. Hambatan Ontogeni (kesiapan mental belajar), terjadinya hambatan
ontogeni ini karena adanya pembatasan konsep pembelajaran pada saat
perkembangan anak.
2. Hambatan Didaktis (akibat pembelajaran guru), hambatan didaktis
dalam pembelajaran ini berasal dari pemberian konsep yang salah
ataupun pengajaran konsep yang tidak sesuai dengan anak atau siswa.
3. Hambatan Epistemologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks
aplikasi yang terbatas),
Hambatan epistemologi ini pada hakekatnya merupakan pengetahuan
seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu. Dimana jika
seseorang dihadapkan pada konteks yang berbeda, maka pengetahuan
yang dimiliki menjadi tidak bisa digunakan atau mengalami kesulitan
untuk menggunakannya, misalnya bila seorang siswa biasa mengerjakan
soal latihan, apanila diberikan soal berbentuk lain siswa akan mengalami
kesulitan mengerjakannya.
Hercovis menjelaskan bahwa “Hambatan epistimologi muncul
sebagai konsekuensi dari sifat konsep itu sendiri, dimana perkembangan
pengetahuan ilmiah seorang individu atau siswa mengalami kendala
kognitif”.4 Cornu juga berpendapat bahwa mempelajari sejarah
perkembangan konsep matematika dapat mengindikasikan adanya
hambatan epistemologi, selain itu menurut Doroux epistemological
3
Yusfita Yusuf, Neneng Titat R., Tuti Yuliawati W., Analisis Hambatan belajar
(Learning Obstacle) Siswa SMP Pada Materi Statistika, Aksioma: Vol. 8, No. 1, Juli 2017, hlm.
78
4
Setiawati, Hambatan epistemologi ..., hlm. 793
obstacle pada hakekatnya merupakan pengetahuan seseorang yang hanya
terbatas pada konteks tertentu, jika orang tersebut atau siswa dihadapkan
pada konteks yang berbeda maka pengetahuan yang dimiliki tidak dapat
digunakan, sedangkan Bishop berpendapat bahwa hambatan epistemologi
adalah pengetahuan yang berguna dalam memecahkan jenis masalah
tertentu, akan tetapi jika diaplikasikan pada maslah yang baru akan
muncul sebuah kontradiksi. dari pendapat berbagai alahi diatas tentang
hambatan epistemologi , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hambatan
epistemologis adalah pengetahuan seseorang yang berguana dalam
memecahkan jenis masalah namun hanya terbatas pada konteks tertentu,
dan jika dihadapkan pada konteks yang berbeda maka akam mengalami
kesulitan dalam pengaplikasiannya.
Hambatan epistemologi memiliki keterkaitan dengan hambatan
kognitif, didaktis, dan ontogeni. Hambatan epistemologi ini dapat
menyebabkan stagnasi pengetahuan ilmiah, dan bahkan penurunan
pengetahuan seseorang dimana hambatan ini dapat terjadi karena adanya
lompatan informasi.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Mengembangkan minatterhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan
untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Menurut
Slameto (2015:57) menyatakan bahwa “Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.
Kegiatan yang diminati siswa diperhatikan terus-menerus yang disertai
rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Selanjutnya menurut Khairani
(2017:135) menyatakan bahwa “Minat merupakan berbeda dengan bakat,
minat timbul bersumber dari pengenalan dengan lingkungan atau hasil
berintraksi dan belajar dengan lingkungannya”. Bila minat terhadap
sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi
orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu. Sebab
minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang
mendapatkan apa yang diminatinya.
Selanjutnya Kamisa dalam Khairani (2017:136) menyatakan
bahwa“Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”.
Menurut Gunarso dalam Khairani (2017:136) “Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap”. Minat dan sikap
merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat
melakukan menuju sesuatu yang telah menarik minatnya.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Belajar sangat berpengaruh dengan proses pembelajaran. Pembelajaran
pada hakikatnya adalah proses intraksi antara siswa dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih
baik. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:11) “Pembelajaran
adalah suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu: belajar
tertuju kepada apa yang harus dilakukan siswa, mengajar berorientasi
pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran”.
Kemudian Khairani (2017:6) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik”.
Selanjutnya Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:12)
menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu”. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2015:7)
menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu persiapan yang
dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat
membantu siswa dalam menghadapi tujuan pembelajaran”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah intraksi guru dengan siswa yang saling bertukar
informasi dalam belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku, sikap,
psikomotorik, emosional dan spiritual.
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah
membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat
dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban
manusia. Menurut harry sulistiano Seni budaya merupakan suatu
keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk
mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda,
suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga
menciptakan peradaban yang lebih maju. Menurut sartono kartodirjo Seni
budaya merupakan sistem yang koheren karena seni budaya dapat
menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui satu bagian
saja dapat menunjukkan keseluruhannya.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis akan merumuskan beberapa masalah supaya nantinya terdapat solusi
yang diinginkan, dengan rumusan sebagai berikut:
1. Apa faktor yang penghambat minat siswa terhadap pelajaran seni
budaya?
2. Strategi apa suapaya Seni tari dapat di minati siswa?
3. Metode apa Yang di pakai guru agar pembelajaran seni tari menarik?
4. Apa yang di sediakn sekolah untuk menunjang proses belajar seni tari?
seni tari.
2. Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan penelitian ini diharapkan akan berguna
a. kegunaan teoritis
F. METODE PENELITIAN
“Metode penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporanya.5
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
merupakan suatu acuan, jalan atau cara yang dilakukan untuk melakukan
suatu penelitian.
1. JENIS PENELITIAN
5
Cholid Norobuko Dan Abu Achmadi, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008), h. 1.
dengan metode deskriptif, gambaran hasil penelitian yang mendalam dan
Bersifat grounded atau betul sesuai kenyataan yang ada dan sebenarnya.6
2. SUMBER DATA
lampung Selatan.
a. data primer
diuraikan orang lain. 7Data primer ini merupakan data yang pokok
skripsi ini.8
b. data sekunder
6
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 21.
7
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum.
(Bandung: Alfabeta,1995), h. 65.
8
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Fakultas Teknologi UGM, 1996), h.27.
bahan pendukung dari penulisan dan hasil penelitian, atau dalam
a. Populasi
b. Sampel
melakukan
4. METODE PENGUMPULAN
9
Safari Imam Asyaari, Suatu Pendekatan Praktis Metodologi dan Sosial,
(Surabaya: usaha Sosial, 1981), h. 69.
diperlukan adanya kesempurnaan dan kelengkapan data yang telah
dan dianalisis.10
a. observasi
b. interview
10
Saifullah, Buku Ajar: Metodologi Penelitian Hukum, (Malang: STAIN
Malang, 2003),hal 7
11
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta:
Melton Putra, 2011), h. 63.
penelitian kasus.12
5. DOKUMENTASI
dokumentasikan.
6. PENGOLAHAN DATA
b. Sistematis Data
yang sudah diedit dan diberi tanda menurut klasifikasi data dan
urutan masalah.13
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra
13
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 14Metode
berbentuk angka-angka.
deduktif.
khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari
Rosdakarya, 2009)
15
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.
48-49.
Jadi metode deduktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara