Anda di halaman 1dari 17

Faktor Faktor Penghambat Menurunnya Minat Siswa Dalam

Pembelajaran Seni Budaya (Seni Tari) di SMA Negri 1 Kalianda

Diajukan salah satu mata kuliah

(METODE PENELITIAN PENDIDIKAN)

Dosen Pengampu:

Dr. Dwiyana Habsary,S.sn.,M.HUM.


Nabila Kurnia, S.Pd.,M.Pd
Amelia Hani Saputri, S,Pd.,M.Pd

.
Di susun Oleh :

ANGGUN TRISIA (1913043041)

Kelas E

Manajemen Dakwah

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebagai langkah awal untuk memahami judul sripsi ini, dan untuk
menghindari kesalahpahaman, maka penulis merasa perlu untuk
menjelaskan beberapa kata yang menjadi judul skripsi ini. Adapun judul
skripsi yang dimaksudkan adalah “FAKTOR PENGHABAT
MENURUNNYA MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN
SENDI BUDAYA (SENI TARI) DI SMA NEGERI 1 KALIANDA”
Adapun uraian pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul
proposal ini yaitu, sebagai berikut:
Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan
(mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Faktor- faktor yang mempengaruhi
timbulnya minat, cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan
dan yan berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat,
yaitu:
1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
seseorang dapat memperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang
ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu
senggangnya, dan lain-lain.
2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang mempunyai sosial ekonomi
tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang
mempunyai sosial ekonomi rendah.
3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana menggunakan waktu
senggangnya.
4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat
pria.
5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua
akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, akivitas, benda, dan
seseorang.
Adapun arti kata penghambat adalah sesuatu yang sifatnya
menghambat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata penghambat diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain
yang menghambat (merintangi, menahan, menghalangi). Pada saat proses
belajar dan pembelajaran berlangsung pasti ada kalanya seorang individu
terutama siswa mengalami kendala dalam proses penerimaannya. Kendala
tersebut ditimbulkan oleh adanya hambatan baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam yang menyebabkan terhambatnya dalam mencapai
sutu tujuan. Hambatan adalah suatu hal yang ikut menyebabkan kesulitan
dalam proses belajar dan pembelajaran, menurut Moru bahwa hambatan
adalah sesuatu yang menghalangi pembelajaran siswa. Pengertian
Hambatan adalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Hambatan
adalah halangan atau rintangan”1 Hambatan memiliki arti yang sangat
penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu
tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan
yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang
dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan
baik. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar manusia.
Hambatan belajar diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Cornu
membedakan hambatan belajar menjadi empat jenis, yaitu:2
a. faktor kognitif
Hambatan kognitif ini terjadi ketika siswa mengalami kesulitan dalam
proses belajar.
b. faktor genetis dan psikologis

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi Ketiga Bahasa
Depdiknas, hlm. 385
2
Euis Setiawati, Hambatan Epistemologi ..., hlm793
Hambatan genetis dan psikologis terjadi akibat dari perkembangan
pribadi siswa.
c. hambatan didaktis
Hambatan didaktis terjadi karena sifat pengajaran guru.
d. hambatan epistimologi
Hambatan epistemologi terjadi karena sifat konsep matematika sendiri.
Brousseau mengemukakan tiga faktor penyebab dari hambatan belajar,
yaitu:3
1. Hambatan Ontogeni (kesiapan mental belajar), terjadinya hambatan
ontogeni ini karena adanya pembatasan konsep pembelajaran pada saat
perkembangan anak.
2. Hambatan Didaktis (akibat pembelajaran guru), hambatan didaktis
dalam pembelajaran ini berasal dari pemberian konsep yang salah
ataupun pengajaran konsep yang tidak sesuai dengan anak atau siswa.
3. Hambatan Epistemologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks
aplikasi yang terbatas),
Hambatan epistemologi ini pada hakekatnya merupakan pengetahuan
seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu. Dimana jika
seseorang dihadapkan pada konteks yang berbeda, maka pengetahuan
yang dimiliki menjadi tidak bisa digunakan atau mengalami kesulitan
untuk menggunakannya, misalnya bila seorang siswa biasa mengerjakan
soal latihan, apanila diberikan soal berbentuk lain siswa akan mengalami
kesulitan mengerjakannya.
Hercovis menjelaskan bahwa “Hambatan epistimologi muncul
sebagai konsekuensi dari sifat konsep itu sendiri, dimana perkembangan
pengetahuan ilmiah seorang individu atau siswa mengalami kendala
kognitif”.4 Cornu juga berpendapat bahwa mempelajari sejarah
perkembangan konsep matematika dapat mengindikasikan adanya
hambatan epistemologi, selain itu menurut Doroux epistemological
3
Yusfita Yusuf, Neneng Titat R., Tuti Yuliawati W., Analisis Hambatan belajar
(Learning Obstacle) Siswa SMP Pada Materi Statistika, Aksioma: Vol. 8, No. 1, Juli 2017, hlm.
78
4
Setiawati, Hambatan epistemologi ..., hlm. 793
obstacle pada hakekatnya merupakan pengetahuan seseorang yang hanya
terbatas pada konteks tertentu, jika orang tersebut atau siswa dihadapkan
pada konteks yang berbeda maka pengetahuan yang dimiliki tidak dapat
digunakan, sedangkan Bishop berpendapat bahwa hambatan epistemologi
adalah pengetahuan yang berguna dalam memecahkan jenis masalah
tertentu, akan tetapi jika diaplikasikan pada maslah yang baru akan
muncul sebuah kontradiksi. dari pendapat berbagai alahi diatas tentang
hambatan epistemologi , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hambatan
epistemologis adalah pengetahuan seseorang yang berguana dalam
memecahkan jenis masalah namun hanya terbatas pada konteks tertentu,
dan jika dihadapkan pada konteks yang berbeda maka akam mengalami
kesulitan dalam pengaplikasiannya.
Hambatan epistemologi memiliki keterkaitan dengan hambatan
kognitif, didaktis, dan ontogeni. Hambatan epistemologi ini dapat
menyebabkan stagnasi pengetahuan ilmiah, dan bahkan penurunan
pengetahuan seseorang dimana hambatan ini dapat terjadi karena adanya
lompatan informasi.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Mengembangkan minatterhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan
untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Menurut
Slameto (2015:57) menyatakan bahwa “Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.
Kegiatan yang diminati siswa diperhatikan terus-menerus yang disertai
rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Selanjutnya menurut Khairani
(2017:135) menyatakan bahwa “Minat merupakan berbeda dengan bakat,
minat timbul bersumber dari pengenalan dengan lingkungan atau hasil
berintraksi dan belajar dengan lingkungannya”. Bila minat terhadap
sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi
orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu. Sebab
minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang
mendapatkan apa yang diminatinya.
Selanjutnya Kamisa dalam Khairani (2017:136) menyatakan
bahwa“Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”.
Menurut Gunarso dalam Khairani (2017:136) “Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap”. Minat dan sikap
merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat
melakukan menuju sesuatu yang telah menarik minatnya.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Belajar sangat berpengaruh dengan proses pembelajaran. Pembelajaran
pada hakikatnya adalah proses intraksi antara siswa dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih
baik. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:11) “Pembelajaran
adalah suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu: belajar
tertuju kepada apa yang harus dilakukan siswa, mengajar berorientasi
pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran”.
Kemudian Khairani (2017:6) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik”.
Selanjutnya Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:12)
menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu”. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2015:7)
menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu persiapan yang
dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat
membantu siswa dalam menghadapi tujuan pembelajaran”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah intraksi guru dengan siswa yang saling bertukar
informasi dalam belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku, sikap,
psikomotorik, emosional dan spiritual.
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah
membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat
dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban
manusia. Menurut harry sulistiano Seni budaya merupakan suatu
keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk
mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda,
suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga
menciptakan peradaban yang lebih maju. Menurut sartono kartodirjo Seni
budaya merupakan sistem yang koheren karena seni budaya dapat
menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui satu bagian
saja dapat menunjukkan keseluruhannya.

B. ALASAN MEMMILIH JUDUL


Adapun alasan-alasan penulis tertarik dalam memilih dan
menentukan judul tersebut adalah :
1. Alasan Objektif
a. Semakain berkembang zaman dan teknologi, Di tengah
pandemi covid-19 ini banyak kala-kanal sebagai media
pembalajaran daring terkhususnya bagi pelajaran di
bidang seni. Karen sekarang masih daring banyak siswa-
siswi yang menjadi bosan karena pelajaran seni budaya
yang monoton. Padahal pada hakikatnya pelajaran seni
adalah pelajaran yang mengasikan karena salah satu
pelajaran yg dapat mengekspresikan diri.
b. banyak guru yang tidak mempunyai strategi dalam
pembelajaran seni tari dalam via daringt sehingga
metodenya membuat bosan para siswa-siswi yang mebuat
menurunnya minat siswa-siswi terhadap Seni Tari.
2. Alasan subjektif
a. Berdasarkan aspek yang diteliti mengenai permasalahan
tersebut, serta dengan tersedianya literatur yang
menunjang, maka sangat memungkinkan untuk dilakukan
penelitian.
b. Pokok bahasan skripsi ini relevan dengan disiplin ilmu
yang penyusunan pelajari fakultas Keguruan dan ilmu
pendidikan. Sepengetahuan penulis, belum ada yang
membahas pokok permasalahan ini, sehingga penulis
tertarik un tuk mengangkatnya sebagai judul skripsi.

C. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
kegiatannya harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh usaha dan kerjasama personil
sekolah khususnya guru yang memegang kunci pokok dalam pendidikan
disuatu negara tercermin pada kualitas pendidikan bangsanya. Pendidikan
juga merupakan wadah dimana potensi seluruh peserta didik dapat
dibangkitkan, serta disalurkan semaksimal mungkin melalui lembaga
pendidikan yang diharapkan yaitu di sekolah. Dimana peserta didik dapat
mengembangkan potensi mereka masing–masing dan peserta didik bisa
hidup secara layak. Inilah salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu
membentuk manusia yang terampil dan mandiri.
Pada penyampaian materi yang diajarkan dalam pembelajaran seni tari di
SMA bisa menggunakan pendekatan teori dan praktek (demontrasi). Seorang guru
Seni tari dituntut mampu menguasai materi pelajaran, menggunakan metode
pelajaran, menggunakan media dan alat peraga, mampu mengevaluasi hasil belajar
menggunakan waktu dan jadwal pelajaran dengan baik serta harus terampil dan
banyak ide–ide baru sebagai penunjang. Tujuannya agar sasaran pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Setiap siswa memiliki minat yang berbeda terhadap tari,
begitu pula dari segi kecerdasannya. Tidak semua siswa yang berminat dengan mata
pelajaran seni budaya. Hal ini dapat di lihat juga dengan adanya kegiatan praktek
tari di dalam kelas.Tidak semua siswa yang berminat dengan pembelajaran praktek
tari.
Menurut Karnisa (1997: 552) tari adalah gerakan badan tangan dan
sebagainya yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (music, gamelan dan
sebagainya). Sedangkan manurut Soedarsono (1988: 31) gerak dalam tari menuntut
suatu keindahan dan ritme.
Penulis mengamati di kelas pada proses pembelajaran ditemukan berbagai
masalah dalam kegiatan proses pembelajaran seperti melihat tingkah laku siswa saat
berlangsung nya proses belajar seni tari. Perhatian siswa kelas X. SMA N 1
KALIANDA pada mata pelajaran seni tari sampai saat ini belum optimal. Dengan
kata lain siswa belum menunjukan perhatian yang tinggi ketika mengikuti pelajaran
seni tari di kelas X SMA N 1 Kalianda . Ada beberapa indikator yang menunjukkan
cara konkrit kurang nya perhatian siswa terhadap mata pelajaran seni tari seperti
jarang nya siswa mengajukan pertanyaan saat guru menerangkan materi tentang
seni tari. Disamping itu hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
Perhatian dalam sebuah pembelajaran tentu nya penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal, masih ada siswa yang masih tampak kurang
muncul kurang peduli dan sering mengangu kegiatan pembelajaran seperti
mengangu teman dalam belajar dan menerima gerakan yang diajarkan. Minat sangat
mempengaruhi belajar siswa, hal ini terlihat bahwa masih ada beberapa siswa yang
kurang berkeinginan dalam pembelajaran seni tari seperti hal lainya yaitu keluar
masuk kelas saat proses pembelajaran. Siswa yang memilki perhatian terlihat jelas
memiliki semangat dan antusias yang luar biasa di kelas, tetapi masih ada beberapa
siswa yang terlihat sangat antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Dapat
dikatakan juga bahwa tidak semua siswa yang tidak memiliki perhatian yang kuat
dalam pembelajaran seni tari. Disamping itu sarana prasarana dalam pembelajaran
kegiatan kurang memadai, seperti ruangan khusus untuk belajar praktek belum ada,
saat ini praktek tari dilakukan diluar kelas atau di dalam kelas saja di karnakan
sarana yang kurang mendukung seperti tidak tersedia nya ruangan kesenian,
pengelolaan kegiatan praktek tari yang dilakukan guru juga terbatas, hal ini dapat
berpengaruh kepada konsentrsi siswa, dengan sarana prasarana seperti itu tentunya
sangat berpengaruh terhadap daya konsentrasi anak dalam melakukan praktek. Dari
metode yang digunakan kurang berjalan dengan baik dikarnakan sarana prasarana
sekolah yang kurang mendukung. Padahal metode lebih penting untuk mendukung
hasil belajar yang optimal hal ini sesuai dengan pernyataan (Wina Sanjaya,
2006:145).Menurut Wina Sanjaya (2006:145) yaitu : “Metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementaikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Jadi tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan faktor penyebab rendahnya minat siswa terhadap
pembelajaran seni tari.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis akan merumuskan beberapa masalah supaya nantinya terdapat solusi
yang diinginkan, dengan rumusan sebagai berikut:
1. Apa faktor yang penghambat minat siswa terhadap pelajaran seni
budaya?
2. Strategi apa suapaya Seni tari dapat di minati siswa?
3. Metode apa Yang di pakai guru agar pembelajaran seni tari menarik?
4. Apa yang di sediakn sekolah untuk menunjang proses belajar seni tari?

E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN


1. Tujuan Peneltia

a. untuk mengetahui sistem pembelajaran snei tari yang dipaaki

sekolah SMA Negri 1 kalianda.

b. untuk mengetahui strategi strategi yang dipakaii guru untuk

menarik minat siswa terhadap pelajaran seni budaya terkhususnya

seni tari.

2. Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan penelitian ini diharapkan akan berguna

antara lain adalah:

a. kegunaan teoritis

a) untuk mengembangkan ilmu seni budaya di SMA Negri 1

kalainda dalam cakupan luas.

b) untuk mngetahui strategi-strategi yang di lakukan pondok

SMA Negri 1 Kalianda guna menambah khazanah keilmuan

untuk para siswa

F. METODE PENELITIAN

“Metode penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporanya.5
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-caa

yang digunakan dalam mengadakan penelitian. Jadi metode penelitian

merupakan suatu acuan, jalan atau cara yang dilakukan untuk melakukan

suatu penelitian.

1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)

5
Cholid Norobuko Dan Abu Achmadi, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008), h. 1.
dengan metode deskriptif, gambaran hasil penelitian yang mendalam dan

lengkap sehingga informasi yang disampaikan tampak hidup sebagaimana

adanya dan pelaku-pelaku mendapat tempat untuk memainkan perannya.

Bersifat grounded atau betul sesuai kenyataan yang ada dan sebenarnya.6

2. SUMBER DATA

Sesuai dengan judul penelitian yang dilakukan ini, yaitu, FAKTOR

PENGHABAT MENURUNNYA MINAT SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SENDI BUDAYA (SENI TARI) DI SMA NEGERI 1

KALIANDA, maka lokasi penelitian diadakan di Kalianda , kabupaten

lampung Selatan.

a. data primer

Data Primer adalah data dasar yang diperoleh peneliti dari

orang pertama, dari sumber asalnya yang belum diolah dan

diuraikan orang lain. 7Data primer ini merupakan data yang pokok

untuk diolah dan diteliti dalam pengumpulan data-data dalam

skripsi ini.8

b. data sekunder

Data sekunder merupakan data yang dijadikan sebagai

6
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 21.

7
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum.
(Bandung: Alfabeta,1995), h. 65.

8
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Fakultas Teknologi UGM, 1996), h.27.
bahan pendukung dari penulisan dan hasil penelitian, atau dalam

arti lain yaitu sebagai sumber informasi yang tidak secara

langsung mempunyai wewenang dan informasi padanya.

3. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian mungkin

beberapa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap,

tingkah laku, dan sebagainya yang menjadi objek penelitian.


9
Yang menjadi bagian dari populasi adalah dari pihakSMA

NEGERI 1 KALIANDA. Yang menjadi objek penelitian yaitu 3

orang dai dan 3 orang dari pihak sekolah.

b. Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Dalam penelitian ini, menurut Suharsimi Arikunto

pengambilan sampel dilakukan dengan cara apabila penelitian

berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah

semuanya tetapi dipilih sesuai dengan kriteria penelitian. Kriteria

yang akan dijadikan sampel yaitu SMA Negri 1 kalianda yang

melakukan

4. METODE PENGUMPULAN

Dalam menentukan keberhasilan suatu analisis data sangat

9
Safari Imam Asyaari, Suatu Pendekatan Praktis Metodologi dan Sosial,
(Surabaya: usaha Sosial, 1981), h. 69.
diperlukan adanya kesempurnaan dan kelengkapan data yang telah

dikumpulkan oleh seorang peneliti. Oleh karenanya kemampuan

seorang peneliti dalam mendapatkan data yang relevan dengan

permasalahan yang akan ditelitinya juga lebih dominan untuk dikuasai

dan dianalisis.10

Metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk

membahasmasalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu berupa:

a. observasi

Observasi dilakukan dengan pengamatan sistematis mengenai

fenomena sosial, kemudian dilakukan pencatatan. 11


Observasi

dilakukan dengan mengamati dan menggali informasi mengenai

sistem pemberian komisi penjualan.

b. interview

Interview atau wawancara adalah pendekatan yang dapat juga

dipahami sebagai pendekatan untuk mendapatkan sebuah

informasi dari seseorang yang di ajak berkomunikasi. Sedangkan

pedoman yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

tak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang memuat garis

besar yang akan ditanyakan. Jenis wawancara ini cocok sebagai

10
Saifullah, Buku Ajar: Metodologi Penelitian Hukum, (Malang: STAIN
Malang, 2003),hal 7

11
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta:
Melton Putra, 2011), h. 63.
penelitian kasus.12

5. DOKUMENTASI

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dan pencatatan

terhadap buku, berkas atau dokumen yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan di bahas. Tujuan dokumentasi itu sendiri adalah

untuk memperoleh dokumen yang diperlukan berupa keterangan dan

hal-hal yang membuktikan adanya suatu kediatang yang di

dokumentasikan.

6. PENGOLAHAN DATA

a. Pemeriksaan data (editing)

Pemeriksaan data atau (editing) adalah proses pemeriksaan

untuk mengetahui apakah terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam

mengisi data yang mungkin kurang lengkap, kurang jelas atau

sudah benar dan sesuai/relevan dengan masalah yang ada.

b. Sistematis Data

Sistematisasi data adalah melaporkan secara sistematis data

yang sudah diedit dan diberi tanda menurut klasifikasi data dan

urutan masalah.13

G. Metode Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan metode penelitian kualitatif adalah

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:


12

Rineka Cipta, 1998), h. 202.

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra
13

Aditya Bakti, 2004), h. 127.


prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 14Metode

penelitian kualitatif dalam pembahasan skripsi ini adalah dengan

mengemukakan analisis dalam bentuk uraian kata-kata tertulis, dan tidak

berbentuk angka-angka.

Dengan metode analisis inilah peneliti berusaha untuk

menggambarkan sekaligus menganalisa secara deskriptif dari hasil penelitian

yang telah dilakukan, yaitu mendiskripsikan tentang sistem manajemen

strategik di pondok pesantren ushuludin Metode analisis data dalam

penelitian ini berdasarkan metode analisis dengan menggunakan cara berfikir

deduktif.

Metode deduktif Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang

berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang

khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari

pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir

silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah

pernyataan dan sebuah kesimpulan.15

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja


14

Rosdakarya, 2009)

15
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.
48-49.
Jadi metode deduktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara

analisis kesimpulan umum yang diuraikan menjadi contoh kongkrit atau

fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan umum menjadi khusus.

Anda mungkin juga menyukai