Disusun Oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Kompetensi Praktikum....................................................................................2
A. Alat.................................................................................................................7
B. Bahan...............................................................................................................7
C. Prosedur Kerja.................................................................................................7
BAB IV HASIL....................................................................................................12
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................16
BAB VI KESIMPULAN.......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Isrilah asam
(acid) berasal dari Bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari Bahasa Arab yang berarti abu, Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam
ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk
berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam
asetat dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah asam nitrat yang digunakan oleh para peneliti untuk
memisahkan emas dan perak. (Adam, 2007)
Asam cuka atau asam asetat yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari merupakan senyawa kimia asam organic untuk
menambahrasa asam dan aroma pada makanan. Asam cuka memiliki
rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat glacial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16,7C.
Asam cuka merupakan asam lemah monoprotic dengan memiliki nilai Pka
sebesar 4,7. Sebuah larutan dengan konsentrasi 1,0 M asam cuka atau kira-
kira sama dengan konsentrasi pada asam cuka rumah tangga dengan nilai
PH sekitar 2,4 yang menandakan bahwa sekitar 2,4 % molekul asam asetat
dapat terdisosiasi. Asam cuka dapat mudah larut dalam pelarut polar
seperti air, kloroform dan heksana. Asam cuka memiliki konstanta
dielektrik yang sedang yaitu sebesar 6,2 sehingga mampu melarutkan baik
senyawa polar seperti garam anorganik juga sengawa nonpolar seperti
minyak. Asam cuka adalah salah satu senyawa organik yang berada dalam
golongan asam alkanoat. Asam cuka memiliki rumus empiris C₂H₄O₂.
Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH₃–COOH, CH₃COOH, atau
CH₃CO₂H. (Chang, Raymond. 2005)
1
2
4
5
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Erlenmeyer
2. Labu Ukur
3. Buret dan perlengkapannya
4. Alat-alat gelas lainnya
5. Batang Pengaduk
B. Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 N
2. Asam Cuka perdagangan
3. Asam Oksalat
4. Aqua Destillata
5. Larutan HCl 0,1 N
6. Magnesium Hidroksida
7. Natrium Tetraborat
8. Indikator PP
9. Indikator Metyl Orange
C. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1
(Penentuan Kadar Asam Cuka Dalam Perdagangan)
a. Standarisasi Baku Primer (Asam Oksalat)
3.1. Tabel Standarisasi Baku Primer (Asam Oksalat)
Timbang seksama 630 mg asam oksalat dan masukkan kedalam
Erlenmeyer
7
8
Kadar asamcuka=¿
V NaOH x N NaOH x BM asetat x Faktor penengencer x 100 %
ml sampel
2. Percobaan 2
(Penetapan Kadar Magnesium Hidroksida)
a. Standarisasi baku primer (Natrium Tetraborat)
3.4 Tabel Penetapan kadar Magnesium Hidroksida
Timbang seksama 950 mg Natrium Tetraborat dan masukkan
kedalam Erlenmeyer
Tambahkan 50 ml aquadest
Ambil 10 ml larutan b
HASIL
1. Percobaan 1
Penentuan Kadar Asam Cuka Dalam Perdagangan
Standarisasi baku larutan NaOH
4.1 Tabel Hasil Standarisasi Baku Larutan NaOH
No Volum Normalitas Volum Normalitas Gambar
e Asam e NaOH
Asam Oksalat NaOH
Oksalat
1 10 0,1 9 ml 0,11 N
Replikasi 1
2 10 0,1 9 ml 0,11 N
Replikasi 2
3 10 0,1 8 ml 0,12 N
Replikasi 3
Perhitungan Normalitas NaOH : N = V1.N1 = V2.N2
10 x 0,1
N2¿
8,6 ml
N2= 0,1 ml
12
13
Replikasi 1
2 0,1 4,3 ml 6%
Replikasi 2
Kadar asamcuka=¿
V NaOH x N NaOH x BM asetat x Faktor penengencer
x 100 %
ml sampel
4,3 ml x 0,1 N x 2,5 ml x 60,052
=
1000
x 100%
=6%
14
2. Percobaan 2
Penetapan Kadar Magnesium Hidrosikda
a. Standarisasi Baku Primer (NatriumTetraborat)
4.3 Tabel Hasil Standarisasi Baku Primer (Natrium Tetraborat)
Percobaan Gambar
Standarisasi Baku Primer
(Natrium Tetraborat)
2 10 0,1 13 ml 0,07 N
2 10 0,1 N 18,5 ml
Kadar asamcuka=¿
V HCl x N HCl x BE Mg (OH ) x Faktor pengencer
x 100%
mg sa − mpel
18,5 ml x 0,1 N x 2,5 ml x 60,052
= x 100 %
50
= 5,554 %
BAB V
PEMBAHASAN
16
17
tidak terlalu stabil dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor contohnya seperti
udara. Pada praktikum ini NaOH di jadikan sebagai larutan titran karena termasuk
dalam jenis basa kuat yang dapat menetralkan asam dengan cepat. (Hudaya,
2016).
Larutan asam oksalat atau baku primer di masukan dalam erlenmeyer
kemudian di tetesi indikator pp 3 tetes dan di titrasi menggunakan larutan NaOH
yang ada di dalam buret hingga titik akhir titrasi yang mana di tandai dengan
terjadi perubahan warna larutan di dalam erlenmeyer dari bening menjadi merah
muda. Adapun normalitas NaOH yang kami dapatkan yaitu 0,1N.
Asam cuka perdagangan ialah asam asetat yang banyak di gunakan dalam
kehidupan kita sehari-hari yang mana merupakan senyawa kimia asam organik
untuk menambah rasa asam dan aroma pada makanan. Dengan rumus kimia yaitu
CH3COOH. Pada praktikum yang kami lakukan yaitu menentukan kadar
CH3COOH dalam asam cuka perdagangan yang mana dapat ditentukan
menggunakan metode titrasi netralisasi, penentuan kadar CH3COOH dalam asam
cuka perdagangan merupakan titrasi alkalimetri dengan menggunakan larutan
NaOH sebagai larutan standar basa atau titrasi basa. Titrasi sama asetat dengan
NaOH sebagai larutan standar menghasilkan garam yang berasal dari asam lemah
dan basa kuat, dengan persamaan NaOH (aq) + CHCOOH (aq) ―› CH3COONa
(aq) + H2O(I) (Tati, 2020).
Asam cuka perdagangan di encerkan terlebih dahulu, kemudian di tetesi
menggunakan indikator pp sebanyak 3 tetes, penggunaan indikator pp lebih
dianjurkan pada proses titrasi ini karena indikator tersebut lebih memberikan
perubahan warna yang lebih jelas (tayek pH = 8,2-10,0), Fenolftalein atau
indikator pp tidak berwarna dalam larutan asam atau mendekati netral, tetapi akan
berwarna merah muda pada larutan basa (Devi, K. 2009). Setelah terjadinya
perubahan warna kemudian di catat volume titran yang di perlukan untuk
mencapai titik akhir titrasi, adapun hasil kadar asam asetat yang kami dapatkan
pada praktikum kali ini yaitu 6%. Adapun hasil yang didapatkan tersebut tidak
sesuai dengan teori yang ada karena kadar pada asam cuka perdagangan ialah 5%.
Dalam menentukan kadar MgOH, titran HCl distandarisasi terlebih dahulu
dengan cara menitrasi natrium tetraborat yang telah diketahui konsentrasinya
18
sebesar 01 N dengan larutan HCl dan indikator metyl orange sebanyak 3 kali
percobaan hingga terjadi perubahan warna larutan menjadi merah pekat. Volume
titran yang digunakan untuk mencapai TAT adalah sebesar 12 ml, 13 ml, dan
10,5 ml. Sehingga setelah dilakukan perhitungan diketahui HCl memiliki
konsentrasi 0,1 N. HCL yang telah diketahui konsentrasinya digunakan untuk
menitrasi larutan sampel yang dibuat dengan melarutkan 50 mg Mg(OH) 2 dan ad
25 ml aquadest. Larutan sampel diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer untuk selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator metyl orange. Larutan
kemudian dititrasi menggunakan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna
larutan dari orange menjadi merah muda pekat yang merupakan perubahan warna
indikator yang terjadi karena perubahan pH larutan. Tahapan ini dilakukan
sebanyak 2 kali pecobaan, volume titran yang digunakan untuk mencapai TAT
sebesar 18,5 ml dan 18,5 ml. Sehingga setelah dilakukan perhitungan diketahui
bahwa Mg(OH) yang dianalisa memiliki kadar 5,554 %
BAB VI
KESIMPULAN
Pada praktikum yang kami lakukan titrasi asam basa di lakukan dengan
dua percobaan, percobaan pertama yaitu titrasi asam basa dengan menggunakan
sampel cuka perdagangan di mana asam oksalat sebagai baku primer dan NaOH
sebagai larutan titran. Hasil yang di dapatkan pada penetapan kadar asam pada
cuka perdagangan ialah 6%. Pada percobaan kedua menggunakan magnesium
hidroksida sebagai sampel, dengan baku primernya yaitu natrium tetraborat dan
HCl sebagai titran, adapun hasil kadar magnesium hidroksida yang di dapatkan
pada praktikum kali ini ialah 5,554%
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21