Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TENTANG

IDENTIFIKASI BAHAN BAHAN KIMIA


Disusun untuk memenuhi tugas 
Mata Kuliah : Ilmu Bahan ( Praktikum )
Dosen Pengampu : Mira Aprilani, S.Si dan Elfansyah, S.Si

Disusun Oleh :
Nama : Widya Rizky Antika
Nim : 1911E1038

KELAS B
PROGRAM STUD D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah praktikum ilmu bahan ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada matakuliah ilmu bahan praktikum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang indentifikasi bahan – bahan  kimia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada  Ibu Mira Aprilani, S.Si dan juga Bapak
Elfansyah, S.Si yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 10 Juli
2020

Widya Rizky Antika


DAFTAR ISI

JUDUL.…………………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………II
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pembahasan 1
C. Manfaat Pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Asam Klorida 2
2. Natrium Hidroksida 3
3. Asam Sulfat 4
4. Tembaga (II) Sulfat 5
5. Ammonia 6
6. Kalium Permanganat 7
7. Natrium Klorida 8
8. Asam Nitrat 9
9. Kalium Dikromat 10
10. Etanol 11
11. Kalium Kromat 12
12. Eter 13
13. Besi (II) Sulfat 14
14. Asam Asetat 15
15. Asam Sitrat 16
16. Asam Oksalat 17
17. Formalin 18

18. Etil Asetat 19

19. Benzena 20

20. Iodin 21

21. Natrium tiosulfat 22

22. Hexane 23
23. Kloroform 24

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 25
B. Saran 26

C. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium


2. Mengetahui nama dan rumus dari suatu bahan 
3. Mengetahui sifat fisik dan kimia dari suatu bahan
4. Mengetahui identifikasi dari suatu bahan
5. Mengetahui kegunaan dari suatu bahan

C. Manfaat Pembahasan

Memahami yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang
berlangsung di dalamnya.  Dari pembahasan ini dijelaskan bahwa mengubah
bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, dan bisa mengerti barbagai gejala alam yang ada dalam kehidupan
setiap hari
1. Asam Klorida (HCL)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida. Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga
digunakan secara luas dalam industri. 
Nama lain asam klorida : hydrogen chonde, spirit of salt, salt zoure. Yang bersifat
asam kuat bersifat korosit. Adapun kegunaan asam klorida yaitu dapat digunakan untuk
mengatur keasaman (pH) larutan. Dalam industri yang menuntut kemurnian tinggi
(makanan, farmasi, air minum), asam klorida berkualitas tinggi digunakan untuk
mengontrol pH aliran air proses. Identifikasi berbentuk cairan, menyebabkan luka bakar
pada kulit dan beracun bila dihirup.
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
terdisosiasi (terionisasi) melepaskan satu H+ (sebuah proton tunggal) hanya sekali.
Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion
hidronium, H3O+
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida
adalah asam kuat karena ia terdisosiasi penuh dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl,
nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoretis telah dilakukan untuk
menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke dalam
larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa Cl− adalah basa konjugat yang sangat lemah dan HCl secara
penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida sedang hingga
pekat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas (satuan konsentrasi) HCl
cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau
sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari
oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan
kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni memiliki bentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
serpihan, pelet, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen.
bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas.
Natrium hidroksida sangat larut dalam air dan melepaskan panas ketika
dilarutkan, dikarenakan pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis.
natrium hidroksida juga larut ke dalam etanol dan metanol, meskipun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH.Ia tidak larut dalam dietil eter
dan pelarut non polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan bekas noda
kuning pada kain dan kertas.
3. Asam Aulfat (H2SO4)
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia. 
Nama lain dari asam sulfat yaitu, sulfurid acid, hydrogen sulfat, dyhidrogem
sulfat yang bersifat asam berekasi dengan air atau bahkan bereaksi dengan basa.
Kegunaan asam sulfat dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan
untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Dalam kehidupan
seari-hari bisa dipakai untuk sebagai cairan elektrolit aki, bahan pembuatan pupuk,
pencucian logam . Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut
sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam
bijih sulfida, y, ng akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Sulfur dioksida dan uap air kemudian naik secara arus konveksi dari lapisan
tengah atmosfer menuju lapisan atas, di mana keduanya akan diubah kembali lagi
menjadi asam sulfat, dan siklus ini kemudian berulang. Walaupun asam sulfat yang
mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan
menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan
bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam
sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk
berbagai keperluan:
 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,
 33,53%, asam baterai,
 62,18%, asam bilik atau asam pupuk,
 73,61%, asam menara atau asam glover,
 97%, asam pekat.

4. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)


Tembaga(II) sulfat, juga dikenal dengan cupri sulfat, adalah sebuah senyawa
kimia dengan rumus molekul CuSO4. Senyawa garam ini eksis di bumi dengan
kederajatan hidrasi yang berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat
atau abu-abu putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4·5H2O), berwarna biru
terang. 
embaga(II) sulfat diproduksi dalam skala besar dengan cara mencampurkan
logam tembaga dengan asam sulfat panas atau oksidanya dengan asam sulfat. Untuk
penggunaan di laboratorium, tembaga (II) sulfat biasanya dibeli (tidak dibuat
manual).Bentuk anhidratnya ditemukan dalam bentuk mineral langka yang disebut
kalkosianit. Tembaga sulfat terhidrasi eksis di alam dalam bentuk kalkantit (pentahidrat)
dan 2 mineral lain yang lebih langka: bonatit (trihidrat) dan bootit (heptahidrat). Warna
tembaga(II) sulfat yang berwarna biru berasal dari hidrasi air. Ketika tembaga(II) sulfat
dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan berubah warna menjadi
hijau abu-abu.Tembaga sulfat bereaksi dengan asam klorida. Pada reaksi ini, larutan
tembaga(II) yang warnanya biru akan berubah menjadi hijau karena pembentukan
tetraklorokuprat(II):
Cu2+ + 4 Cl– → CuCl42–
Tembaga(II) sulfat juga dapat bereaksi dengan logam lain yang lebih reaktif dari
tembaga (misalnya Mg, Fe, Zn, Al, Sn, Pb, etc.)
 CuSO4 + Zn → ZnSO4 + Cu
 CuSO4 + Fe → FeSO4 + Cu
 CuSO4 + Mg → MgSO4 + Cu
 CuSO4 + Sn → SnSO4 + Cu
 3 CuSO4 + 2 Al → Al2(SO4)3 + 3 Cu
Tembaga yang terbentuk akan terlapisi di permukaan logam lainnya. Reaksi akan
berhenti ketika tidak ada lagi permukaan kosong pada logam yang dapat dilapisi oleh
tembaga.

5. Amonia (NH3)

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia
memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
Sifat amonia yakni suatu gas yang tidak berwarna namun berbau sangat
menyengat, Pada amonia mudah larut dalam air, dengan keadaan standar, 1 liter air
mampu melarutkan 1180 liter amonia. amonia mudah mencair, amonia cair membeku
pada suhu (-)78 derajat celsius dan mendidih pada suhu 33 derajat celsius, amonia
bersifat korosif pada tembaga dan timah, dan mudah terbakar.
Pada umunya Amonia biasanya digunakan untuk bahan alat kecantikan seperti
campuran pada cat rambut, meluruskan rambut. Zat Amonia biasanya digunakan sebagai
obat obatan, bahan campuran pupuk urea (CO(NH2)2) dan ZA (Zwvelamonia) ((NH4)
2SO4), bahan pembuatan amonium klorida(NH4Cl)pada baterai, asam nitrat (HNO3), zat
pendingin, membuat hidrazin (N2H4)sebagai bahan bakar roket, bahan dasar pembuatan
bahan peledak, kertas pelastik, dan detergen dan jika dilarutkan kedalam air maka zat
tersebut akan dapat menjadi pembersih alat perkakas rumah tangga
6. Kalium permanganat (KMNO4)
Kalium permanganat suatu senyawa kimia anorganik dan obat-obatan. Sebagai
obat senyawa ini digunakan untuk membersihkan luka dan dermatitis. Senyawa ini
memiliki rumus kimia KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan
MnO-4, Senyawa ini merupakan agen pengoksidasi kuat. Ia larut dalam air menghasilkan
larutan berwarna merah muda atau ungu yang intens, penguapan larutan ini meinggalkan
kristal prismatik berwarna keunguan-hitam. KMnO4 membentuk kristal ortorombik
dengan konstanta: a = 910.5 pm, b = 572.0 pm, c = 742.5 pm. Motif keseluruhan hampir
serupa dengan barium sulfat, yang karenanya membentuk larutan padat. Dalam padatan
(seperti pada larutan), masing-masing pusat MnO4− adalah tetrahedral. Jarak Mn–O
adalah 1.62 Å.
Sebagai oksidan, kalium permanganat dapat bertindak sebagai antiseptik.
Misalnya, larutan encer senyawa ini digunakan untuk mengobati sariawan (radang),
desinfektan untuk tangan dan pengobatan untuk pomfoliks, dermatitis, dan infeksi jamur
pada tangan atau kaki yang sifatnya ringan. Kalium permanganat dapat digunakan untuk
secara kuantitatif menentukan bahan organik keseluruhan yang dapat teroksidasi dalam
sampel air. Nilai yang telah ditentukan dikenal sebagai nilai permanganat. Dalam kimia
analitik, larutan standar dari KMnO4 terkadang digunakan sebagai titran pengoksidasi
untuk titrasi redoks (Permanganometri). Dalam cara yang terkait, ia digunakan sebagai
pereaksi untuk menentukan bilangan Kappa dari pulp kayu. Untuk standardisasi larutan
KMnO4, reduksi dengan asam oksalat sering digunakan. 

7. Natrium Klorida (NaCl)

Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur,halit atau garam biasa. Nama
lain natriun klorida yaitu Sodium klorida. Natrium klorid adalah senyawa kimia dengan
rumus molekul NaCl, mewakili perbandingan 1:1 ion natrium dan klorida. Dengan
massa molar masing-masing 22,99 dan 35,45 g/mol, 100 g NaCl mengandung 39,34 g
Na dan 60,66 g Cl. 
Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada
garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.
Sejumlah besar natrium klorida digunakan dalam banyak proses industri, dan
merupakan sumber utama senyawa natrium dan klorin yang digunakan sebagai bahan
baku untuk sintesis kimia lebih lanjut.
Natrium klorida berbentuk kristal kubik, tidak berwarna dan juga tidak berbau.
Kegunaannnya dalam kehidupan sehari – hari adalah sebagai penyedap rasa dan sebagai
pengawet maknan. Dalam laboratorium kegunaannya adalah sebagai bahan baku
sintesis kimia.Natrium klorida mempunyai derajat ionisasi ( alpha = 1 ). Senyawa ini
juga larut dalam air.
8. Asam Nitrat (HNO3)

Asam nitrat adalah sejenis cairan benimg  korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Asam nitrat memiliki
rumus kimia, yait HNO . Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari
3

86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu
asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.
Adapun nama lain dari asam nitrat yaitu, Nitrit acid dan Hidrogen nitrat. Asam
nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan berat jenis 1.522 kg/m³. Ia
membeku pada suhu -42 °C, membentuk kristal-kristal putih, dan mendidih pada 83 °C.
Kegunaan dari asam nitrat di dalam laboratoriium digunakan sebagai pereaksi misalnya
dlm membuat CuSO .FeSO
4 4

Asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan karbonat untuk membentuk
garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat mengoksidasi, asam nitrat pada
umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia tidak membebaskan hidrogen)
pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkan biasanya berada dalam keadaan
teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan (korosi) tingkat berat bisa terjadi.
Perkaratan bisa dicegah dengan penggunaan logam ataupun aloi anti karat yang tepat.

9. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)

Kalium dikromat adalah suatu pereaksi kimia anorganik yang umum, yang biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam berbagai aplikasi laboratorium dan
industri. Rumus kimia natrium dikromat adalah K Cr O . Nama lain dari kalium
2 2 7

dikromat adalah kalium bikromat, bichromate of potash, dikalium dikromat, asam


dikromat, galam dikalium. 
Natrrium dikromat merupakan senyawa oksidator yang bersifat korosif, beracun
dan berbahaya bagi lingkungan. Di dalam laboratorium kalium dikromat digunakan
dalam titrasi oksidimetri, sebagai  standar primer penetapan natrium tiosulfat. Dalam
kehidupan sehari – hari natrium dikarbonat digunakan sebagai pewarna tekstil.
Seperti halnya seluruh senyawa kromium heksavalensi, senyawa ini akut dan
secara kronis berbahaya bagi kesehatan. Senyawa ini adalah kristal padat ionik dengan
warna merah-jingga yang sangat terang. Garam ini populer di laboratorium karena tidak
meleleh, berbeda dengan garam yang lebih relevan secara industri natrium dikromat.
10. Etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol
dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Rumus kimia etanol adalah C H OH . Etanol bersifat sangat higrokopis, mudah
2 5

larut dalam air, etanol 96 % merupakan campuran azeotrop antara etanol dan air. Etanol
dapat dioksidasi menjadi asetaldehid. Kegunaan etanol adalah sebagai disinfektan pada
konsentrasi 70 – 80 %,  menggunakannya sebagai disinfektan jika terlalu sering tangan
akan menjadi kering karena kadar air di tangan akan ikut menguap karena ada etanol /
alkohol.
11. Kalium Kromat

Kalium kromat memiliki nama lain yaitu,  potassium cromate, neutral potassium.
Kalium kromat merupakan serbuk berwarna kuning yang mudah larut dalam air, akan
menjadi kalium dikromat jika ditambahkan larutan asam. Kegunaannya adalah sebagai
indikator pada titrasi argentometri di laboratorium, membuat logam menjadi anti karat,
pembuat enamel. Adapun reaksi dari Kalium kromat yaitu : 
K2Cr2O7(aq) + 2KOH(aq) ---> 2K2CrO4(aq) + H2O(l)
Kalium kromat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia (K CrO ). Padatan
2 4

kuning ini adalah garam kalium dari anion kromat. Ini adalah bahan kimia laboratorium
umum. Dua bentuk kristal diketahui, keduanya sangat mirip dengan kalium sulfat yang
sesuai. Β-K CrO ortorombik adalah bentuk yang umum, tetapi ia berubah menjadi
2 4

bentuk-a di atas 66 °C. Struktur ini kompleks, meskipun sulfat mengadopsi geometri
tetrahedral yang khas. 
12. Eter

Eter memiliki nama lain, yaitu dietil eter, ethoxyethane. Dan mempunyai sifat cairan
bening jernih, sangat mudah menguap, terasa dingin di tangan lebih dingin dari
etanol,merupakan senyawa organik. Kegunaannya yaitu sebagai pelarut organik di
laboratorium, biasanya digunakan untuk mengekstrak suatu unsure atau senyawa,
merupakan pelarut non polar. Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi
etana  adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah
serta berbau khas. Anggota paling umum dari kelompok campuran kimiawi yang secara
umum dikenal sebagai eter ini merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH - 3

CH -O-CH -CH , dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa dan telah digunakan sebagai
2 2 3

anestesi umum.
Dietil eter cenderung membentuk peroksida, dan bisa menghasilkan ledakan dietil
eter peroksida. Eter peroksida bertitik didih lebih tinggi dan saat berada dalam keadaan
kering bersifat mudah meledak ketika disentuh. Dietil eter biasanya disuplai dengan
beberapa jumlah kelumitnya antioksidan hidroksitoulena berbutil (2,6-di-tert-butyl-4-
methylphenol), yang mengurangi pembentukan peroksida. Penyimpanan NaOH
mengendapkan eter hidroperoksida tingkat menengah. Air dan peroksida bisa
dihilangkan baik dengan penyulingan dari natrium dan benzofenon, atau dengan
melewatkannya melalui sekolom alumina teraktivasi. Eter merupakan salah satu bahan
yang amat mudah terbakar.

13. Besi (II) Sulfat (FeSO4)

Besi (II) sulfat adalah senyawa kimia dengan rumus FeSO4. Dikenal sejak zaman
kuno sebagai copperas. Besi (II) sulfat mempunyai nama lain, yaitu fero sulfat, vitriol
hijau, vitriol besi, copperas,  melanterit dan szomolnokit. Heptahidrat biru-hijau adalah
bentuk yang paling umum dari bahan ini. Semua besi sulfat larut dalam air dan bersifat
aquo complex [Fe(H2O)6]2+. Besi sulfat mempunyai geometri molekul oktahedral dan
bersifat paramagnetik. Besi (II) sulfat mempunyai sifat yang berbahaya dan dapat
menyebabkan iritasi.
Adapun fungsi dari besi (II) sufat, didalam dunia kesehatan di gunakan sebagai
suplemen gizi untuk mengobati anemia defisiensi besi, pewarna pada empedu dan
membunuh lumut. Di dalam dunia industri besi (II) sulfat digunakan sebagai prekusor
senyawa besi lainnya, sebagai pelapis baja dan sebagai pewarna kain dan kayu. Didalam
laboratorium digunakan sebagai pereaksi.
14. Asam Asetat (C2H402)

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik
yang berada dalam golongan asam karboksilat.  Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH 3–COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat memiliki nam alain, yaitu Asetil hidroksida (AcOH), Asam
cuka, Hidrogen asetat, Asam metanakarboksilat dan Asam asetat glasial. Asam asetat
pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16,7°C. 
Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%) selain air. Asam asetat berasa
asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga,
asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain seperti polivinil
asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat
pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. 
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO–. Kegunaan asam asetat di
dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut dan pereaksi, sebagai larutan untuk
membuat buffer asetat. Dalam industri maknan digunakan sebagai pengukur keasaman.
Di dalam kehidupan sehari – hari di gunakan sebagai penyedap rasa.

15. Asam Sitrat (C6H807)

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Nama
lain dari asam sitrat yaitu asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Adapun
kegunaan dari asam sitrat di dalam laboratorium, yaitu digunakan sebagai pereaksi
dalam pembuatan buffer sitrat. Di dalam industri makanan senyawa ini digunakan
sebagai bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Di dalam kehidupan sehari – hari asam
sitrat di sebut juga dengan nama citrun yang di gunakan sebagai pembersih pakaian atau
kramik. 
Jenis asam sitrat terbagi menjadi 2, yang pertama ada jenis asam sitrat sitetis yaitu
pembuatan asam sitrat secara reaksi kimia. Kedua adalah asam sitrat yang terbuat dari
buah buahan yang biasa di sebut dengan asam sitrat alami.

16. Asam Oksalat (H2C204)

Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4, yang nama
sistematisnya adalah asam etanadioat. Asam organic yang terdapat pada senyawa ini
relatif lebih kuat. Kekuatan asam senyawa ini 10.000 kali lebih kuat dari asam asetat.

Asam oksalata memiliki nama lain yaitu, ethanedoic acid, Dexorboxyi acid dan
oxalic acid. Senyawa ini berbentuk kristal berwarna putih dan tidak berbau. Selain itu,
asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada
masing-masing molekul, yang menyebabkan dua gugus karboksilat berada
berdampingan. Letak gugus karboksilat yang berdampingan ini mengakibatka asam
oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar daripada asam-asam organik
lain.

Kegunaan dari asam oksalat di dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut


senyawa organik dan sebagai pencuci alat dan logam. Dalam kehidupan sehari – hari di
gunakan sebagai  penghilang karat, sebagai bahan aditif pada makanan dan sebagai
bahan pencampuran zat warna dalam industri tekstil. 

17. Formalin atau Metanal (H2CO)

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan


aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal
sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formalin memiliki nama lain yaitu Formol, Metil aldehida dan oksida metilena.
Formalin merupakan senyawa beracun dan mudah terbakar.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa
larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang
'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit
sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung
beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10% - 40%.

Adapun kegunaan dari formalin, yaitu sebagai disinfektan dan alat pembersih,
pencegah korosif untuk sumur minyak, produk pengawet kosmetik dan pengeras kuku,
pengawet mayat, bahan pembuat parfu, pembasmi serangga dan bahan dalam
pembuatan pupuk.

18. Etil Asetat (CH3CH2OC(O)CH3

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini
merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna,
memiliki aroma khas. Senyawa ini mudah terbakar (F), Iritan (Xi), mudah menguap
tidak beracun dan tidak higrokopis. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et
mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. 
Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut. Etil asetat memilik nama
lain, yaitu eter asetat, ester asetal, etil ester asetat dari asam asetat.Adapun kegunaan
dari etil asetat yaitu sebaga pemberi rasa buatan untuk permen, eskrim dan kue. Sebagai
pelarut dalam banyak aplikasi ( kopi dan teh), untuk pernis dan cat dan untuk pembuat
tinta, meningkatkan bilangan oktan pada bensin, sebagai pelarut, sebagai bahan baku
kimia serbaguna.

19. Benzena (C6H6)


Benzena adalah suatu senyawa organik dengan rumus kimia C6H6. Molekul
benzena tersusun atas enam atom karbon yang berikatan dalam suatu cincin, dengan satu
atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom karbon. Oleh karena benzena
hanya mengandung atom karbon dan hidrogen, benzena dikelompokkan
sebagai hidrokarbon.
Benzena memiliki kandungan alami minyak mentah dan salah
satu petrokimia esensial. Oleh karena cincinnya memiliki ikatan pi kontinu antar atom
karbon, benzena diklasifikasikan sebagai hidrokarbon aromatik, [n]-anulena ([6]-
anulena). Benzena kadang-kadang disingkat sebagai PhH. Benzena adalah cairan tak
berwarna, sangat mudah terbakar dan berbau harum. Keberadaannya memberi aroma
khas di SPBU. Penggunaan utamanya adalah sebagai prekursor pabrikasi bahan kimia
dengan struktur yang lebih kompleks, seperti etilbenzena dan kumena, yang setiap
tahunnya diproduksi milyaran kilogram. Oleh karena benzena memiliki bilangan
oktan yang tinggi, bensin (bbm) mengandung turunan aromatiknya
seperti xilena dan toluena hingga mencapai 25%. Benzena sendiri telah dibatasi hingga
kurang dari 1% dalam bensin karena diketahui sebagai karsinogen pada manusia.
Aplikasi non-industrialnya telah dibatasi dengan alasan yang sama.
Penggunaan utama benzena adalah sebagai intermediat untuk membuat bahan
kimia lain, utamanya etilbenzena, kumena, sikloheksana, nitrobenzena, dan alkilbenzena.
Lebih dari setengah dari produksi benzena diolah menjadi etilbenzena, prekursor
untuk stirena, yang digunakan untuk membuat polimer dan plastik seperti polistirena dan
EPS. Beberapa 20% produksi benzena digunakan untuk membuat kumena, yang
diperlukan pada produksi fenol dan aseton untuk resin dan lem. Sikloheksana memakan
sekitar 10% dari produksi benzena dunia; terutama digunakan dalam pabrikasi serat
nilon, yang diproses menjadi tekstil dan plastik teknik. Sejumlah kecil benzena
digunakan untuk membuat beberapa jenis karet, pelumas, pewarna, detergen, obat, bahan
peledak, dan pestisida. Pada tahun 2013, negara konsumen benzena terbesar adalah
Tiongkok, diikuti oleh Amerika Serikat. Produksi benzena saat ini berkembang di Timur
Tengah dan Afrika, sementara kapasitas produksi di Eropa Barat dan Amerika Utara
adalah stagnan.

20. Iodin (I2)


Iodin povidon, atau dikenal juga dengan iodopovidon, adalah suatu antiseptik yang
dipergunakan sebagai disinfektan pada kulit sebelum dan sesudah pembedahan. Iodin
povidon merupakan bahan organik berbahan aktif polivinil pirolidon yang merupakan
kompleks iodine yang larut dalam air. Sebagai bakterisida yang juga membunuh spora,
jamur, virus dan sporozoa. Iodin povidon diabsorbsi secara sistemik sebagai iodin, dengan
jumlah yang tergantung konsentrasi, rute pemberian dan karakter kulit. Iodin pertama kali
ditemukan oleh kimiawan Prancis, Bernard Courtois, pada tahun 1811 berupa kristal
berwarna gelap yang terbentuk dari asap ungu hasil reaksi asam sulfat dengan sisa abu
rumput laut yang sebelumnya dipergunakan untuk mengisolasi sodium karbonat sebagai
bahan dasar pembuatan mesiu.
Efek samping yang ditimbulkannya termasuk iritasi kulit. Jika dipergunakan dalam
dosis besar untuk luka yang luas bisa mengakibatkan gangguan pada ginjal, tingginya
sodium pada darah dan asidosis metabolik. Penggunaannya tidak dianjurkan untuk ibu
hamil dengan usia kandungan di bawah 32 minggu, atau pasien yang menjalani
pengobatan dengan lithium. Penderita gangguan tiroid juga tidak dianjurkan memakai
iodin povidon terlalu sering.
Iodin povidon adalah antiseptik yang memiliki spektrum kegunaan luas untuk mengobati
luka dan pencegahan infeksi. Iodin povidon dapat digunakan sebagai pertolongan pertama
pada luka kecil, luka gores, luka bakar, abrasi dan lecet. Iodin povidon juga dipakai secara
luas dalam profesi medik sebagai obat pencuci tangan baik sebelum maupun sesudah operasi;
untuk pengobatan luka dan luka bakar; untuk pengobatan infeksi yang ditimbulkan dari
banyak sebab. Untuk itu sediaan iodin povidon di pasaran mengandung konsentrasi zat aktif
sebanyak 0,45 hingga 10% dalam wujud larutan seperti semprot, scrub, salep/krim, stik, obat
kumur, pembersih daerah kewanitaan hingga pembersih kulit untuk mandi/cuci-tangan. Salah
satu perusahaan medis yang menggunakan dan mengembangkan iodin povidon sebagai zat
yang terkandung di dalam produknya adalah Mundipharma B.V. dari Belanda.

21. Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)


Natrium tiosulfat adalah suatu senyawa kimia dan obat-obatan. Sebagai obat ia
digunakan untuk mengobati keracunan sianida dan panau. Senyawa ini merupakan
senyawa anorganik yang biasanya tersedia sebagai pentahidrat, Na₂S₂O₃·5H₂O.
Padatannya adalah zat kristal yang efloresen yang larut dengan baik dalam air.
Pada skala industri, natrium tiosulfat dihasilkan terutama dari produk limbah cair
dari natrium sulfida atau pembuatan zat warna belerang. Di laboratorium, garam ini dapat
dibuat dengan memanaskan larutan natrium sulfit dengan sulfur atau dengan
mendidihkan natrium hidroksida berair dan sulfur menurut persamaan ini
6 NaOH + 4 S → 2 Na2S + Na2S2O3 + 3 H2O

22. Heksana (C6H14)


Heksana sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer
utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada enam
karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang
merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut.
Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik
yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil.
Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut
dalam air.
Heksana diproduksi oleh kilang-kilang minyak mentah. Komposisi
dari fraksi yang mengandung heksana amat bergantung kepada sumber minyak, maupun
keadaan kilang. Produk industri biasanya memiliki 50%-berat isomer rantai lurus, dan
merupakan fraksi yang mendidih pada 65–70 °C.

23. Kloroform (CHCL3)


Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal
karena sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah
dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver dan ginjal. Kloroform kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium. Wujudnya pada suhu ruang
berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau khas.

Kloroform dapat disintesis dengan cara mencampuran etil


alkohol atau etanol dengan kalsium hipoklorit. Kalsium hipoklorit merupakan donor
unsur klor.Selain kalsium hipoklorit, penyumbang unsur klor yang dapat dipakai
adalah pemutih pakaian. Pemutih pakaian memiliki senyawa aktif yaitu asam
hipoklorit. Etil alkohol dipanaskan dan dicampurkan dengan kalsium hipoklorit.Untuk
mendapatkan kloroform dari reaksi pencampuran ini, terdapat tiga reaksi yang terjadi:

 Reaksi oksidasi

CH3-CH2OH (etil alkohol) + Cl2 ---> CH3-CHO (asetaldehida) + HCl (asam klorida)

 Reaksi klorinasi 
CH3-CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 ---> CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam
klorida)

 Reaksi hidrolisis 
2CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) ---> 2CH3Cl
(kloroform) + (HCOOH)2Ca (kalsium format)

 Reaksi klorinasi 
CH3COCH3 (aseton) + 3Cl2 ---> CCl3COCH3 (trikloroaseton) + 3HCl (asam klorida)

 Reaksi hidrolisis 
CCl3COCH3 (trikloroaseton) + Ca(OH)2 ---> 2CH3Cl (kloroform) + (CH3COO)2Ca
(kalsium asetat)

 Selain ketiga hal di atas, terdapat pula reaksi klorinasi metana yang membutuhkan suhu
400 °C.[3] Reaksi tersebut terjadi sebagai berikut:
CH4 (metana) + Cl2 ---> CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + CCl4
Untuk proses ini, kloroform dapat dipisahkan menggunakan distilasi bertingkat, dan
proses ini paling banyak diaplikasikan dalam industri.

Anda mungkin juga menyukai