Anda di halaman 1dari 5

Artikel Kimia

Disusun Oleh :
Alfinda Rani Putri

XII MIPA 4

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO
SMA NEGERI 1 ASEMBAGUS
JANUARI 2018
Pengertian Senyawa Haloalkana
Haloalkana adalah golongan senyawa kimia organik yang diturunkan dari alkana yang
mengandung satu atau lebih atom halogen. Haloalakana sering disebut dengan alkil halida atau
halogenoalkana. Disebut alkil halida karena haloalkana mengandung gugus alkil dan ion halida.
Namun IUPAC lebih menggunakan istilah haloalkana. Haloalkana memiliki rumus umum CnH 2n+1X,
X adalah atom halogen (F, Cl, Br, I). Dengan kata lain, haloalkana adalah senyawa karbon turunan
alkana yang atom H-nya diganti oleh atom halogen.

Tata Nama Haloalkana


haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom H-nya diganti oleh atom
halogen. Penamaan haloalkana sebagai berikut.
a. Menurut IUPAC, penamaan senyawa haloalkana didahului dengan awalan halo- diikuti
dengan nama alkana yang mengikat. Jumlah halogen disebutkan dengan awalan mono-, di-,
tri-, terta-, dan seterusnya. Cara penamaan yang lain (trivial) disebut dengan alkilhalida,
dengan menyebut jumlah halida dengan mono-, di-, tri-, tetra-, dan seterusnya. Awalan mono-
kadang-kadang tidak disebutkan.
Contoh :
CH3Cl : klorometana atau metil klorida.

b. Jika rantai karbonnya panjang, penomoran dilakukan dengan memberi nomor serendah
mungkin pada atom karbon tempat atom halogen terikat.

CH3 ̶ CH ̶ CH3 : 2-kloropropana atau isopropil klorida



Cl
Contoh :

c. Jika terdapat lebih dari satu gugus halogen atau gugus alkil, penomorannya dimulai dari atom
C yang paling dekat dengan cabang. Apabila jaraknya dari ujung sama, maka dipilih
berdasarkan urutan abjad.
Contoh :

CH3 ̶ CH ̶ CH ̶ CH2 ̶ CH3 : 2-kloro-3-metilpentana


⃓ ⃓
Cl CH3

Sifat-sifat Haloalkana
a. Sifat Fisis
1. Haloalakana merupakan senyawa tidak berwarna, tidak berbau, dan sukar larut dalam
air.
2. Adanya halogen yang terikat pada alkana menyebabkan terjadinya kepolaran ikatan
sehingga beberapa senyawa haloalkana bersifat polar.
3. Untuk jumlah atom karbon yang sama, haloalkana mempunyai titik didih yang lebih
tinggi daripada alkana. Untuk jenis halogen yang diikat, titik didihnya semakin tinggi
dengan urutan F, Cl, Br, dan I.
b. Sifat Kimia (Reaksi terhadap haloalkana)
1. Reaksi substitusi
 Reaksi substitusi haloalkana dengan suatu basa akan menghasilkan alkohol.
R ̶ X + MOH R ̶ OH + MX
 Reaksi substitusi haloalkana dengan Na-etoksida (alkanoat) akan
menghasilkan eter.
R ̶ X + R’ ̶ ONa R ̶ O ̶ R’+ NaX
2. Reaksi eliminasi
Eliminasi terhadap suatu haloalkana dilakukan dengan pereaksi basa kuat dalam
alkohol pada suhu tinggi.
̶ C ̶ C ̶ + KOH alkohol ̶ C = C ̶ + KX + H2O
⃓ ⃓
C C
Pada eliminasi gugus halogen ini, berlaku aturan Saytseff, yaitu atom hidrogen yang
tereliminasi adalah atom hidrogen yang terdapat pada atom karbon yang paling sedikit
mengikat hidrogen.
3. Reaksi haloalkana dengan KOH pada suhu kamar akan menghasilkan alkohol.
R ̶ Cl + KOH R ̶ OH+ KCl
4. Reaksih reduksi
Reaksi haloalkana dengan gas hidrogen atau hidrida akan menghasilkan alkana.
4R ̶ X LiAIH4 4R ̶ H+ LiX + AlX3

5. Sintesis Wurtz
Sintesis Wurtz merupakan reaksi pembentukan alkana dari suatu alkil halida
(haloalkana) dengan logam natrium.
2RX + 2Na R ̶ R+ 2NaX
6. Pereaksi Grignard
Pereaksi Grignard merupakan pereaksi yang khas untuk mensintesis beberapa
senyawa karbon, misalnya aldehida atau keton. Pereaksi Grignard mempunyai rumus
RMgX.
RX + MG RMgX
Reaksi ini dilakukan di dalam pelarut eter yang kering.

Manfaat dan Kegunaan Senyawa Haloalkana


Senyawa haloalkana banyak digunakan sebagai bahan industri plastik, pelarut, pembersih, dan
anestesi (bius).
a. Plastik
1) PVC (polivinilklorida) merupakan polimer yang digunakan
sebagai pipa plastik (pipa air), plastik CD, dan sebagainya.

2) Teflon (tetrafluoroetena) banyak digunakan sebagai bahan pembuat peralatan rumah


tangga.

b. Pelarut
1) Karbon tetraklorida
digunakan sebagai pelarut nonpolar.

2) Kloroform (CHCl3)sebagai
pelarut organik.

3) 1,1,1-trikloroetana
digunakan untuk pelarut cat
dan pembersih.

c. Obat anestesi (pembius)


Senyawa 2-bromo-2-1,1,1-trifluoroetana merupakan pengganti eter dan kloroform
yang digunakan sebagai obat anestesi (bius) pada operasi bedah.

d. Pestisida
DDT (diklorodifeniltrikloroetana) dan gamexen (heksaklorosikloheksana) banyak
digunakan sebagai pestisida, tetapi DDT sudah ditinggalkan karena residunya dapat bertahan
puluhan tahun sehingga mencemari lingkungan.

e. Zat pendorong dan pembusa


Freon digunakan sebagai zat pendorong
dan pembusa pada proses pembuatan karet busa.
Penggunaan freon yang mengandung klor (CFC)
sudah ditinggalkan dan diganti jenis freon
yang tidak mengandung klor (non-CFC).

f. Haloalkana sebagai bahan pemadam api


Alkana terhalogenasi sempurna, seperti karbo tetraklorida (CHCl 4), dan
bromoklorodifluorometana (BCF) dapat memadamkan api.

Dampak Penggunaan Haloalkana

 Dampak Positif yang Ditimbulkan:


1. Diklorometana
Diklorometana ini tidak berwarna, memiliki titik didih 40oC dan tidak beracun,
sehingga dapat digunakan sebagai anestik.
2. Tetraklorometana
Zat ini sebagai bahan pelarut lemak dan bahan dasar industri Freon yang tidak
beracun dan tidak korosif.
3. Bromometana
Zat yang digunakan sebagai pemadam kebakaran di pesawat dan bahan pengasapan
biji-biji dan buah-buahan.
4. Etil Klorida
Merupakan bahan utama dalam pembuatan plastik etil selulosa dan sebagai anestik
lokal pada operasi ringan.

 Dampak Negatif yang Ditimbulkan:


1. CHCl3 (Kloroform)
CHCl3 mempunyai titik didih 62o C. Kloroform digunakan sebagai pelarut zat-zat
organik, tetapi dicurigai bersifat karsinogen. Kloroform juga digunakan sebagai anesti
umum, tetapi senyawa ini terlalu beracun dan mengakibatkan kerusakan hati, ginjal
dan jantung.
2. CFC (Freon)
CFC berbahaya bagi lingungan karena jika CFC terakumulasi di atmosfer, CFC akan
terkena UV sehingga akan membentuk radikal bebas yang menyebabkan menipisnya
lapisan ozon.
3. CCl2F2 (Freon)
jika digunakan dapat menyebabkan lapisan ozon semakin menipis.
4. TEL
sebagai senyawa antikocking dan meningkatkan angka oktan bensin. Namun
penggunaanya di negara maju sudah dilarang karena dapat mengakibatkan lapisan
timbal tipis yang berbahaya bagi kesehatan.
5. Fosgen
merupakan gas berwarna dan sangat beracun, jika disalahgunakan dapat
menyebabkan keracunan.
6. DDT
DDT digunakan sebagai insektisida yang bersifat racun keras. Penggunaan DDT ini
sudah dibatasi karena tidak dapat diuraikan oleh organisme.

Anda mungkin juga menyukai