Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum wr. wb.

Selamat pagi, saya nadia shofi ingin membawakan pidato tentang


“ikhlas dengan pilihan kedua”
Kita sering kali mengucapkan “aku ikhlas” padahal diri kita sendiri belum tentu benar –
benar ikhlas tentang suatu hal.
Sebagai contoh kita menginginkan suatu hal, ternyata kita mendapatkan hal yang tidak kita
sangka.
Pasti ada perasaan kecewa saat yang kita dapat berbeda dari yang kita inginkan.
Tapi sesungguhnya,

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.


Ikhlas bukan semata-mata tentang melupakan. Tapi juga tentang bagaimana perasaan kita
terhadap suatu hal tersebut. Apakah kita benar-benar ikhlas berada di pilihan yang
sebenarnya bukan rencana utama kita.
Mungkin kita terlalu banyak menaruh ekspetasi padahal berharap ke manusia adalah hal
yang paling mungkin bisa membuat kita kecewa. Dan diri kita sendiri adalah manusia. Jadi
kita bisa berusaha semaksimal mungkin tapi jangan lupa di setiap hal yang kita inginkan ada
peluang kegagalan yang mungkin terjadi.
Sebagaimana Quran surah Al Baqarah ayat 216
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)
Hakikat dan keutamaan perilaku ikhlas adalah benar – benar menerima bahwa ini adalah
jalan yang terbaik dari kehidupan kita. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Keikhlasan tidak bisa diukur melalui perhitungan manusia, tidak
pula bisa diukur dengan perhitungan Matematika, melainkan hanya bisa dihitung menurut
perhitungan Allah SWT.

Sekian pidato singkat dari saya.


Wassalamualaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai