Anda di halaman 1dari 5

JUDUL

 PENGARUH PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERMUKIMAN PADA


KAWASAN RESAPAN AIR KOTA AMBON
Studi Kasus/Fokus Wilayah :

Daerah resapan air pada hakikatnya adalah sebuah daerah yang disediakan untuk
masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk
suatu aliran air di dalam tanah. Fungsi dari daerah resapan air sendiri adalah untuk
menampung debit air hujan yang turun di daerah tersebut. Secara tidak langsung
daerah resapan air memegang peran penting sebagai pengendali banjir dan kekeringan
di musim kemarau.

Daerah resapan air adalah bagian penting dalam penataan kota. Bagian ini merupakan
hal yang tidak boleh salah dalam pembuatan dan perencanaannya. Kawasan yang
sudah ditetapkan menjadi daerah resapan air, harus tetap dipertahankan jika tidak
ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat intensitas dan kuantitas air hujan
menjadi limpasan (run off) dalam jumlah yang besar.

Masalah yang dihadapi sebagian kota besar di Indonesia adalah urbanisasi yang
mengakibatkan kebutuhan akan lahan/tempat tinggal meningkat. Pembangunan fisik
yang tidak berdasarkan pada kelestarian lingkungan akan berakibat negatif
dikemudian hari dapat berupa bencana banjir ataupun berkurangnya air tanah.
Resapan air tidak terlepas dari ruang terbuka hijau di sebuah kota.

Saat ini daerah resapan dan penyimpanan air di Kota Ambon telah berkurang, hal ini
disebabkan karena hampir seluruh daerah resapan air telah berubah fungsi menjadi
daerah pemukiman. Simpulnya ini terjadi karena perubahan alih fungsi
Kawasan.maka ini menjadi masalah yang perlu ditindak lanjuti apabila tidak maka
akan mendatangkan dampak bagi kota Ambon kedepannya.
JUDUL

 CITY BRANDING SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN


PARIWISATA DI KABUPATEN SBB
 POTENSI WISATA DALAM PEMBENTUKAN CITY
BRANDING KABUPATEN SBB
 PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DAERAH
MELALUI CITY BRANDING

City Branding merupakan strategi untuk penguatan pariwisata, sehingga upaya tersebut bisa
memperkuat pengembangan wilayah, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah, oleh karena itu kita harus memahami proses tersebut secara utuh.

Pemanfaatan potensi alam, budaya dari suatu daerah dapat dikemas secara optimal melalui
kegiatan kepariwisataan.
Kebijakan branding dapat dilihat sebagai sebuah kebijakan komunikasi yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Dengan ditetapkannya otonomi daerah, menuntut kreativitas dalam
upaya memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan salah satu upaya dalam memasarkan
daerah melalui kegiatan city branding. Kegiatan city branding menuntut setiap daerah
berlomba untuk menciptakan citra tertentu yang menarik dibenak masyarakat luas dalam
mempresentasikan karakter kota
JUDUL
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KESESUAIANNYA DENGAN RENCANA TATA
RUANG WILAYAH (RTRW) DI

Fenomena perubahan penggunaan lahan cenderung terjadi hampir di setiap kabupaten dan kota-
kota diIndonesia. Perubahan penggunaan lahan inisangat dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan
jumlah penduduk, arus urbanisasi dan peningkatan aktivitas ekonomi yang akan memberikan
dampak terhadap peningkatan pemanfaatan ruang dan pembangunan daerah, serta mendorong
perubahan penggunaan lahan pada daerah tersebut. Pesatnya pertumbuhan daerah akan
menyebabkan proses pergeseran perubahan penggunaan lahan dari pusat kota ke arah pinggiran
kota. Hal tersebut timbul akibat dari adanya keterbatasan lahan dan tingkat kompetensi penggunaan
lahan di pusat kota. Selain itu, perkembangan daerah juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai acuan pembangunan di
wilayahnya masing-masing. Oleh karena itu, pemerintah memiliki peranan penting dalam
menentukan arah dan pola penggunaan lahan di wilayahnya.

JUDUL
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DALAM PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DI
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT DENGAN PENDEKATAN METODE LQ , DLQ , SHIFT SHARE,
TIPOLOGI KLASSEN

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahan terletak pada
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada khas suatu daerah yang bersangkutan
(Subandi, 2005). Permasalahan ini erat kaitannya dengan bergulirnya otonomi daerah yang
menuntut tiap daerah untuk mampu membuat perencanaan yang efisien dengan mengandalkan
potensi dan karasteristik ekonomi lokal. Biasanya yang diprioritaskan pengembangannya adalah
sektor/komoditi yang memiliki keunggulan baik itu keunggulan komparatif (comparative advantage)
maupun keunggulan bersaing (competitive advantage). Salah satu sasaran pembangunan ekonomi
jangka panjang adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah. Tidak semua sektor dalam
suatu perekonomian memiliki kemampuan tumbuh yang sama. Oleh karena itu, perencanaan
pembangunan biasanya akan memanfaatkan sektor-sektor yang dapat tumbuh tinggi (sektor basis,
atau sektor kunci, atau sektor unggulan) untuk mendorong pertumbuhan rata-rata yang relatif
tinggi.

Pembangunan daerah tidak dapat dilakukan keseluruhan pada semua sektor perekonomian akan
tetapi lebih diutamakan pada pengembangan sektor-sektor perekonomian yang potensi
berkembangnya cukup besar. Sektor diharapkan dapat tumbuh dan berkembang pesat sehingga
dapat merangsang sektor-sektor lain yang terkait untuk mengimbangi perkembangan sektor
potensial tersebut.

berbagai fenomena tersebut sangat menarik untuk dijadikan penelitian lebih jauh terutama dalam
mengidentifikasi potensi spesifik dan keunggulan spasial sektor-sektor ekonomi/industri yang
dimiliki daerah Kabupaten Seram Bagian Barat dengan menggunakan alat analisis LQ dan DLQ untuk
dapat mengetahui sektor-sektor ekonomi/industri manakah yang unggul dan memiliki prospek lebih
baik untuk dikembangkan dan sektor-sektor ekonomi mana yang berdampak negatif pada
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seram Bagian Barat. Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki
berbagai sektor ekonomi yang berdasarkan data terbaru dikelompokkan menjadi tujuh belas sektor.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Seram Bagian Barat mengalami peningkatan secara signifikan
selama 5 tahun terakhir dihitung berdasarkan harga konstan 2010 mulai dari nilai Produk Domestik
Regional Bruto, tahun 2013 sebesar 1.403.352 juta rupiah, pada tahun 2014 meningkat menjadi
1.488.442 juta rupiah, pada tahun 2015 meningkat menjadi 1.573.110 juta rupiah, pada tahun 2016
meningkat menjadi 1.660.761 juta rupia, dan tahun 2017 meningkat menjadi 1.760.709 juta rupiah.

Pembangunan ekonomi Kabupaten Seram Bagian Barat diukur sejauh mana perkembangan
suatu daerah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut,
karena makin tinggi PDRB suatu daerah berarti tingkat kegiatan perekonomian di daerah tersebut
juga tinggi demikian juga sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten SBB sangat
berpengaruh terhadap perekonomian tingkat Provinsi. Keberagaman kondisi topografi dan kekayaan
sumber daya alam di Kab Seram Bagian Barat merupakan peluang dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat daerah. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap
Location Quotient (LQ). Dengan begitu, dapat diketahui sektor lapangan usaha yang unggul sampai
dengan potensial untuk dikembangkan pada wilayah di Seram Bagian Barat

Anda mungkin juga menyukai