Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

DALAM VAKSINASI COVID-19

PROPOSAL

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Sosial

Oleh
Gatra Formatika
17419144013

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGAKARTA
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Penelitian
D. Rumus Pertanyaan Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Komunikasi
2. Strategi
3. Strategi Komunikasi
4. Kajian Vaksinasi
5. Covid-19
B. Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Uji Keabsahan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communis
yang artinya membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata communico yang artinya
membagi. Hafied Cangara, mengutip dari Everett M.Rogers
seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang banyak memberi
perhatian pada studi riset komunikasi khususnya dalam hal
penyebaran inovasi, mengatakan bahwa definisi komunikasi yaitu:
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.”
2. Strategi
Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani klasik yaitu
“stratos” yang artinya tentara dan kata “again’ yang berarti
memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah
memimppin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya
pemimpin tentara pada tangkat atas.
Hafied Cangara mengutip dari Rogers memberi batasan
mengenai pengertian strategi komunikasi yaitu strategi komunikasi
sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat
definisi dengan menyatakan “Strategi Komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari
komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada
pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
yang optimal”.
3. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan sebuah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) dalam mencapai sebuah
tujuan. Strategi komunikasi haruslah didasari peran seorang
penyampai pesan komunikasi, strategi komunikasi harus fleksibel
menyesuaikan kondisi penerima pesan sehinggga komunikator
sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila
suatu faktor strategi komunikasi tidak dapat dilaksanakan (Dr. Lina
Sunyata, 2018)
Tahapan strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hafied Cangara dalam
bukunya yang berjudul “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”
menyebutkan tahapan perencanaan komunikasi meliputi lima
tahapan, yaitu:
a. Penelitian
Sebuah organisasi atau lembaga memerlukan tenaga
spesialis yang berfungsi untuk menangani masalah-masalah
komunikasi seperti keperluan pencitraan, atauatau kegiatan
kerjasam dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam
tahapan penelitian ini dimaksudkan untuk menegtahui
problematic yang dihadapi lembaga. Dalam tahapan ini
penelitian dapat diartikan juga sebagai tahapan dalam
menemukan fakta. Tahapan ini bertujuan untuk mencari
fakta atau permasalahan yang terjadi untuk dijadikan bahan
membuat rumusan strategi komunikasi yang akan dilakukan
oleh lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuannya.
b. Perencanaan
Perencanaan sama dengan perumusan, yaitu proses
penyusunan langkahlangkah kedepan yang dimaksudkan
untuk menetapkan tujuan strategis, serta merancang strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, tahap
ini diperlukan strategi tentang pemilihan atau penentuan
sumber (komunikator), pesan, media, sasaran, dan efek
yang diharapkan. Sumber disini adalah individu atau
lembaga yang bersifat sebagai pemberi pesan yang berupa
informas atau penyuluhan. Selanjutnya adalah media adalah
perantara yang digunakan oleh sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada sasaran yang ingin dituju,
yaitu komunikannya. Sasaran dari tahap ini berupa
masyarakat luas atau kelompok tertentu, dengan tujuan
memperoleh efek yang diharapkan.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka implementasi rumusan startegi yang telah dibuat.
Tahap perencanaan dalam sebuah lembaga berarti
pengorganisasian seluruh divisi-divisi di perusahaan
tersebut untuk menjalankan rumusan yang telah disepakati.
Tahap pelaksanaan bisa dalam bentuk tayangan televisi,
wawancara di radio, pemasangan iklan di surat kabar dan
lain sebagainya. Inti dari tahap pelaksanaan ini yaitu untuk
menyebarluaskan informasi kepada khalayak untuk
mencapai sebuah tujuan.
d. Pengukuran atau Evaluasi
Pengukuran atau evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang telah dilakukan,
apakah kinerja sesungguhnya sesuai dengan kinerja yang
diharapkan. Seperti apakah media yang digunakan efektif
untuk digunakan sebagai implementasi strategi tersebut,
apakah tujuan strateginya tercapai, apakah pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima pesan, dan
tindakan apa yang dilakukan khalayak setelah menerima
pesan tersebut. Tahap ini sangat penting dilakukan karena
bila strategi itu sendiri berhasil berjalan dengan baik, maka
strategi itu dapat digunakan pada masalah-masalah
berikutnya.
e.Pelaporan
Pelaporan adalah tindakan terakhir dari kegiatan
strategi komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan
sebaiknya dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan
untuk dijadikan bahan kegiatan. Jika dalam pelaporan itu
mendapatkan hasil postif dan berhasil, maka bisa dijadikan
sebagai landasan untuk program selanjutnya. Tapi jika
dalam program itu ditemukan hal-hal yang kurang
sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk merevisi program yang akan
dilakukan
4. Kajian Vaksinasi
Vaksin menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 42
tahun 2013 adalah suatu antigen yang berwujud mikroorganisme
yang tidak hidup atau sudah mati atau yang masih hidup namun
dilemahkan, yang beberapa bagiannya masih utuh dan telah di
olah. Dapat juga berupa mikroorganisme yang sudah diubah
menjadi toksaid ataupun protein rekombinasi yang bisa
menimbulkan efek kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit
infeksi tertentu.
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccacinia
(cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang berguna untuk
menhasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme
alami atau liar. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang
telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin
bisa juga menjadi organisme mati tau hasil pemurniannya. Vaksin
akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk melawan sel- sel
degeneratif (kanker).
Dari pengertian diatas vaksin diciptakan untuk menciptakan
suatu sistem imun terhadap tubuh manusia untuk melawan
penyakit tertentu. Setiap vaksin memiliki beragam kegunaan dalam
menciptakan sistem kekebalan dalam tubuh. Satu vaksin tidak bisa
menciptakan sistem kekebalan tubuh terhadap semua penyakit,
bahkan ada beberapa penyakit belom terdapat vaksinnya sehingga
perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting untuk dterapkan.
Terdapat 7 vaksin yang telah disetujui oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia untuk digunakan yaitu sebagai
berikut (https://www.alodokter.com/kenali-perbedaan-vaksin-
vaksin-covid-19-yang-akan-digunakan-di-indonesia diakses
tanggal 30 Juni 2021):

a. Vaksin Sinovac
1) Nama vaksin: CoronaVac
2) Negara asal: China
3) Bahan dasar: virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah
dimatikan (inactivated virus)
4) Uji Klinis: fase III (selesai)

a) Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile


b) Usia peserta: 18–59 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
d) Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki)

b. Vaksin Oxford-AstraZeneca

1) Nama vaksin: AZD1222
2) Negara asal: Inggris
3) Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
4) Uji klinis: fase III (hampir selesai)
a) Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru,
Argentina
b) Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4–12
minggu
d) Efikasi vaksin: 75%

c. Vaksin Sinopharm

1) Nama Vaksin: BBIBP-CorV
2) Negara asal: China
3) Bahan dasar: virus Corona yang dimatikan (inactivated virus)
4) Uji klinis: fase III (selesai)
a) Lokasi: China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain,
Jordan, Pakistan, Peru, Argentina
b) Usia peserta: 18–85 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
d) Efikasi vaksin: 79,34% (di Uni Emirat Arab)

d. Vaksin Moderna

1) Nama Vaksin: mRNA-1273
2) Negara asal: Amerika Serikat
3) Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
4) Uji klinis: fase III (selesai)

a) Lokasi: Amerika Serikat


b) Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
d) Efikasi vaksin: 94,1%
e. Vaksin Pfizer-BioNTech

1) Nama vaksin: BNT162b2
2) Negara asal: Amerika Serikat
3) Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
4) Uji klinis: fase III (selesai)
a) Lokasi: Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika
Selatan, Brazil, Argentina
b) Usia peserta: >16 tahun hingga >55 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3
minggu
d) Efikasi vaksin: 95%

f. Vaksin Novavax
1) Nama vaksin: NVX-CoV2372
2) Negara asal: Amerika Serikat
3) Bahan dasar: protein subunit
4) Uji klinis: fase III
a) Lokasi: Inggris, India, Afrika Selatan, Meksiko
b) Usia peserta: 18–59 tahun
c) Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
d) Efikasi vaksin: 85–89%

g. Vaksin Merah Putih – BioFarma

Bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, PT


BioFarma masih terus melakukan pengembangan dan penelitian
terhadap vaksin COVID-19. Uji klinis terhadap vaksin ini
rencananya baru akan dimulai sekitar bulan Juni 2021.

5. Kajian Covid-19

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis
baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu
menyusui. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa
menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia). (sumber:
https://www.alodokter.com/virus-corona daikses tanggal 30 Juni
2021)

Infeksi coronavirus yang dikutip dalam artikel Halodoc


(https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus diakses tanggal
30 Juni 2021) disebabkan oleh virus corona itu sendiri.
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada
umumnya, melalui: 

a. Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin)

b. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi

c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang


barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona

d. Tinja atau feses (jarang terjadi)

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada


pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus
yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut
ini beberapa ciri-ciri awal corona yang diambil dalam artikel
Halodoc (https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus diakses
tanggal 30 Juni 2021):

a. Hidung beringus.
b. Sakit kepala.
c. Batuk.
d. Sakit tenggorokan.
e. Demam.
f. Merasa tidak enak badan.
g. Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.

B. Penelitian yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan
strategi komunikasi yang dilakukan untuk vaksinasi Covid-19. Beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Piotr Ryzmski, dkk (2021) yang
berjudul “The Strategies to Support the COVID-19 Vaccination
with Evidence-Based Communication and Tackling
Misinformation” menemukan beberapa kesimpulan bahwa langkah
pertama yang harus dilakukan dalam strategi komunikasi vaksinasi
adalah membentuk kelompok yang berisi para ahli untuk
menyampaikan maupun mengedukasi mengenai vaksin Covid-19.
Kemudian memantau dan mematahkan berita-berita palsu yang
beredar mengenai vaksin Covid-19. Memberikan informasi
terhadap public figure dengan informasi ilmiah mengenai vaksin
Covid-19 untuk mendapatkan dukungan. Membantu vaksinasi
Covid-19 melalui pernyataan publik maupun surat terbuka dari
pekerja di bidang kesehatan, ilmuwan, komunitas-komunitas
kesehatan maupun perusahaan yang bergerak di bidang Kesehatan.
Dan yang terakhir tidak ada toleransi terhadap klaim palsu maupun
yang memanipulasi mengenai vaksin Covid-19.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Baruch Fischoff, dkk (2021) yang
berjudul “Understanding and Communicating about COVID-19
Vaccine Efficacy, Effectiveness, and Equity” memberikan
kesimpulan dalam strategi komunikasi untuk mengomunikasi
bagaimana cara vaksin Covid-19 bekerja terdapat beberapa
Langkah. Yang pertama mendefinisikan kegunaan dan efiksasi
vaksin dengan jelas, gunakan angka untuk menggambarkan
kuantitas, membandingkan pilihan-pilihan vaksin dengan jelas,
menyajikan semua hasil yang relevan, mengkomunikasikan
ketidakpastian dan mengantisipasi perubahan mengenai temuan
fakta terbaru mengenai vaksin Covid-19.
C. Kerangka Berpikir
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Perrault dan McCarthy (2006:176) penelitian


kualitatif adalah jenis penelitian yang berusaha menggali informasi
secara mendalam, serta terbuka terhadap segala tanggapan dan
bukan hanya jawaban ya atau tidak. Dengan pengertian tersebut
peneliti menggunakan metode kualitatif untuk melaksanakan
penelitian. Alasan penggunaan metode kualitatif karena sumber
data yang digunakan adalah dari sampel bukan opini dari penulis
sehingga dibutuhkan informasi yang mendalam.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nazir (2014) format
deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

B. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive


sampling. Sugiyono (2015: 300) menjelaskan mengenai teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber
data dengan pertimbangan tertentu, seperti orang yang dianggap
tahu tentang apa yang diharapkan. Alasan pemilihan purposive
sampling adalah karena terdapat kriteria-kriteria tertentu yang
harus dipenuhi oleh sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Kriteria-kriteria sampel adalah sampel mengetahui informasi
terkait proses perencanaan komunikasi vaksinasi Covid-19 di
kabupaten Wonogiri. Dari pengertian tersebut subjek penelitian
adalah ketua tim vaksinasi Covid-19 kabupaten Wonogiri, Humas
vaksinasi Covid-19 dan staff tim vaksinasi Covid-19 kabupaten
Wonogiri.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan kabupaten


Wonogiri yang beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani, No. 44.
Joho Lor, Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri,
Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari
bulan Juli hingga bulan Agustus 2021.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiiyono (2016), teknik pengumpulan data


merupakan langkah yang paling tepat dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini anatara
lain, adalah:

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, pewawancara, dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan
wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan
informan.

2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi
non-participant observer, yaitu, peneliti tidak selalu berperan
dan terlibat dengan aktivitas atau subjek penelitian saat
melakukan pengamatan (Herdiasyah, 2013). Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan strategi komunikasi
vaksinasi covid di Kabupaten Wonogiri. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang sudah
disiapkan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
diharapkan dapat memperoleh data yang sesuai atau relevan
dengan topik penelitian yaitu pelaksanaan program vaksinasi
covid-19.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara peneliti
melakukan kegiatan pencatatan terhadap data yang ada. Data
yang didapat nantinya akan digunakan untuk memperkuat data
dari hasil wawancara dan observasi di lapangan.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar wawancara,
serta peneliti itu sendiri atau disebut human instrument. Instrumen
dalam penelitian ini antara lain:
a. Human Instrument
Peran peneliti adalah sebagai instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif, yang mana instrumen penelitian adalah si
peneliti itu sendiri. Kategori instrumen yang baik dalam
penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki
pemahaman yang baik akan metodologi penelitian, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk
memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Fungsi dari human instrument yaitu untuk memilih
informan sebagai sumber data, menetapkan fokus penelitian,
menafsirkan data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, dan membuat kesimpulan atas temuannya
(Sugiyono, 2018).
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara sangat mungkin berkembang
sewaktu penelitian berlangsung sesuai dengan informasi yang
ingin peneliti dapatkan. Pedoman wawancara ini digunakan
untuk metode pengumpulan data melalui wawancara
mendalam.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan agar memudahkan peneliti
dalam mengumpulkan data sehingga hasil yang didapat lebih
maksimal untuk mengetahui tentang strategi komunikasi
Kabupaten Wonogiri dalam program vaksinasi covid-19.
4. Buku Catatan
Buku catatan berfungsi untuk mencatat point-point penting
terkait percakapan dengan informan.
5. Alat Perekam
Alat perekam, yaitu handphone yang berfungsi untuk
merekam percakapan antara peneliti dengan informan.
6. Kamera
Kamera digunakan untuk mengambil dokumentasi berupa
gambar saat melakukan wawancara dengan informan.

F. Uji Keabsahan Data


Untuk menguji keabsahan data di perlukan triangulasi
penelitian. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber dan triangulasi teknik atau metoda. Triangulasi dengan
sumber berati membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2014).
Sedangkan triangulasi metode atau teknik, berarti mengunakan
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber data yang sama. Peneliti menggunakan wawancara
mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak (Sugiyono, 2018). Triangulasi metode atau teknik dapat
dicapai dengan jalan (Moleong, 2014) :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara sepihak.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang bekaitan.
Berikut adalah gambar Triangulasi dengan tiga sumber data.

Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 Humas Covid-19

Staff Tim Vaksinasi Covid-19

Gambar 3. Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

Berikut adalah gambar Triangulasi dengan tiga metode.

Wawancara Mendalam Observasi

Dokumentasi

Gambar 4. Triangulasi dengan Tiga Metode


G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan apabila data yang dibutuhkan dari
seluruh informan atau sumber data lain telah terkumpul. Analisis
data kualitatif adalah sebuah usaha yang dilaksanakan dengan
mencari data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mengorganisasikan data, mensintesiskannya, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan menemukan pola,
dan menetapkan suatu hal yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2014).
Penelitian ini menggunakan tenik analisis data berdasarkan
Miles & Huberman dalam Sugiyono (2018), yang mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Analisis tersebut
terdiri dari tiga alur kegiatan, antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu perhatian pada langkah-
langkah penyederhanaan, proses pemilihan, proses mengubah
data kasar yang diperoleh dari lapangan dan pemusatan data.
Jadi, dalam reduksi data, data-data yang diperoleh dirangkum
kemudian dipilih berdasarkan hal-hal penting yang akan ditulis.
Pada tahap ini peneliti mereduksi data-data mentah dari hasil
wawancara yang telah dicatat secara cermat dan terinci untuk
selanjutnya dipilih, disederhanakan dan difokuskan pada data
yang diperoleh peneliti. Pada tahap ini proses triangulasi data
dilakukan.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah mengumpulkan informasi yang
tersusun sehingga dimungkinkan adanya penyimpulan data atau
pemberian sebuah tindakan.Pada tahap ini, peneliti terbantu
untuk paham terhadap fenomena yang sedang terjadi dan
mengetahui hal yang perlu dilakukan yaitu kembali ke tahap
reduksi data atau tahap verifikasi data hingga membuat
kesimpulan. Jadi, penyajian data terdiri dari sekumpulan
informasi yang tersusun kemudian ditarik kesimpulan dari data
yang sudah terkumpul tersebut. Selanjutnyamelakukan proses
reduksi reduksi data yang dapat disajikan dalam bentuk matriks,
grafis, bagan, dan teks naratif.
3. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan disesuaikan dengan data yang
diperolah dari lapangan dalam serangkaian penelitian dan telah
dilakukan analisis sehingga dapat dijelaskan dari permasalahan
yang dikemukakan. Dari verifikasi data yang telah disajikan,
akan ditarik sebuah kesimpulan dan kemudian dibandingkan
dengan data yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2017. “Perencanaan Strategi Komunikasi”. PT. Raja Grafindo


Persada: Jakarta

Rzymski, Piotr, dkk. 2021. "The Strategies to Support the COVID-19 Vaccination
with Evidence-Based Communication and Tackling
Misinformation." Vaccines 9.2: 109.
https://www.mdpi.com/2076-393X/9/2/109#cite diakses tanggal 30 Juni
2021

Fischoff, Baruch. Vaness Nortington Gamble., dan Monica Schoch Spana. 2021.
“Understanding and Communicating About COVID-19 Vaccine Efficacy,
Effectiveness, and Equity”. Washington, DC: The National Academies
Press. https://doi.org/10.17226/26154 diakses tenggal 30 Juni 2021

Nazir, Moh. 2014. “Metode Penelitian”. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fadli, Rizal. 2021. ”Coronavirus”.


https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus diakses tanggal 30 Juni
2021

Pane, Merry Dame C., 2021. “Virus Corona”. https://www.alodokter.com/virus-


corona diakses tanggal 30 Juni 2021

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai


Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Moleong, L. J. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono, 2018. Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualititaif Dan R&D,


Cetakan Ke-22. Bandung : Alfabeta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42/2013 tentang


Penyelenggaraan Imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai