MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Pusat Dan Daerah
Dosen Pengampu: Fitriyani Yuliawati,. S.I.P., M.Si.
Disusun oleh,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan hubungan pusat dan daerah pun menjadi tidak jelas, ketika Indonesia
menghadapi situasi yang disebut sebagai darurat kesehatan masyarakat. Kondisi
kedaruratan kesehatan ini muncul atas meluasnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran virus yang cukup cepat
dan massif ini membuat sejumlah daerah melakukan langkah-langkah pencegahan.
Bentuk pencegahannya pun bermacam-macam. Ada daerah yang mengambil
kebijakan menutup akses keluar masuk kota selama empat bulan, menegaskan
daerahnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), dan menutup jalur penerbangan serta
jalur laut seperti yang dilakukan pemerintah Tegal pada tanggal 30 Maret 2020. Kala
itu Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan alasannya mengambil
kebijakan kontroversial berupa local lockdown tersebut karena ditemukan salah satu
warganya yang dinyatakan positif Covid-19. Karena temuan kasus tersebut,
menurutnya kota Tegal saat ini sudah masuk zona merah darurat Covid-19. Dengan
adanya kebijakan demikian, akses masuk Kota Tegal ditutup dengan menggunakan
movable concrete barrier (MBC). Tak hanya pemblokiran jalan, pemadaman lampu
juga diberlakukan oleh pemerintah Tegal selama kebijakan itu dijalankan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis angkat dalam kajian ini
mengenai bagaimana pola komunikasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 di
Indonesia.
D. Batasan Makalah
Makalah ini hanya membahas bagaimana pola komunikasi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Teori Komunikasi
Komunikasi secara sederhana dapat defenisikan sebagai proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui atau tanpa media yang
menimbulkan akibat tertentu. Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi,
dilihat dari sudut pandang biologi komunikasi dari eksperimentasi adalah
kecenderungan bertindak dengan upaya individu yang terlibat secara aktif dalam
aspek kehidupan manusia.1
1
Zikri Fachrul Nurhadi, Tadori Kpmunikasi Kontemporer, Kencana, 2017. Hlm. 1
4) Khalayak adalah pihak yang menerima pesan dan menjadi sasaran yang
dikirimkan oleh komunikator. Khalayak merupakan target dari beragam
bentuk pesan sekalgus pihak yang memahami serta memaknai pesan.
Pemaknaan khalayak oleh khalayak mampu menimbulkan feedback dan
pengaruh dalam proses komunikasi.
5) Efek atau dampak sebagai pengaruh pesan.Efek dalam proses komunikasi
merupakan ukuran antara yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima pesan dan setelah mengalami distribusi pesan. Pengaruh dapat
dilihat dalam bentuk pikiran , perasaan ataupun prilaku yang muncul
setelah khalayak menrima pesan. Pengaruh itu berbentuk efek,baik yang
bersifat langsung maupun tidak lansgung.
6) Umpan balik merupakan tindakan yang muncul setelah efek komunikasi
berlansgung pada khalayak penerima pesan, umpan balik diperlukan untuk
mengetahu keberhasilan dari sebuah pesan yang disistribusikan, umpan
balik juga dapat diartikan sebagai reaksi atau respon. 2
Komunikasi politik adalah sebuah studi yang indisplinari yang dibangun atas
berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses
komunikasi dan proses politik. Ia merupakan wilayah pertarungan oleh
persaiangan teori, pendekatan , agenda dan konsep dalam membnagun jati dirinya.
Karena itulah komunikasi yang membicarakan tentang politik kadang dikalaim
sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari komuniaksi publik. dan sering di
kaitkan dengan komunikasi kampanye pemilu (elections 8 campaing), katena
2
Fisip.Unnpati.ac.id, Bahan Ajar, Hlm 2
3
Ibid.,
mencakup masalah persuasi terhadap pemilih, debat antar kandidat , dan
penggunaan media masa sebagai alat kampanye. 4
BAB III
PEMBAHASAN
Selama pandemi, tarik menarik kewenangan pusat dan daerah masih akan terus
terjadi. Berbagai reaksi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah seperti yang
telah diuraikan sebelumnya menimbulkan perdebatan siapa sesungguhnya yang
berwenang menangani urusan Covid-19. Oleh karena itu, ketidakseragaman dalam
merespons pandemi ini perlu dikoordinasikan antara pemerintah pusat dan daerah.
Dalam penaggulangan wabah Covid-19 di Indonesia seharusnya melakukan
komunikasi sehingga tidak ada kesenjangan publik dimana masyarakat bisa
memberikan penilaian terhadap setiap pernyataan-pernyataan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah saat memberikan informasi kepada publik. Kemudian prinsip
intrumental dalam penanggangan Covid-19 antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yaitu melakukan kajian yang srategis dalam penanggangan Covid-19,
selanjutnya kajian faktor yang mempengaruhi di beberapa wilayah Indonesia
penanganan Covid-19 serta memperhatikan berbagai statement terhadap
penanggangan Covid-19 antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga
data yang diterima oleh masyarakat sesuai karena mempunyai visi misi yang sama,
sehingga intrumental dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik sesuai dengan
manajemen bencana penanggangan Covid-19 yang telah sukses dilakukan beberapa
negara lain. Agar kebijakan pemerintah pusat dan daerah memiliki prinsip yang
beriringan memerlukan pola komunikasi yang baik. Adapun pola komunikasi
pemerintah pusat dan daerah terdiri dari komunikator, media, pesan, komunikan, efek,
dan umpan balik.
a. Komunikator
Komunikator dalam menyampaikan pesan kebijakanan penanganan Covid-19
diperankan oleh pemerintah pusat dikarenakan pengambilan kebijakan
dilakukan secara top-down dari pemerintah pusat dan diteruskan oleh
pemerintah daerah. Maka secara khusus peran ini dilakukan oleh Satuan Tugas
Penanganan Covid-19, Presiden, dan Menteri Kesehatan.
b. Media
Media merupakan tempat saluran pesan yang menghantarkan sebuah pesan
penting dari komunikator ke komunikan. Maka, media komunikasi pemerintah
diantaranya melalui rapat kabinet, rapat koordinasi, serta ketetapan pers.
c. Pesan
Pesan yang disampaikan oleh pemerintah pusat adalah berbagai kebijakan
penanganan Covid-19 yang telah dirumuskan oleh pemerintah pusat,
diantaranya seperti local lockdown, pembatasan kegiatan keagamaan di tempat
ibadah, larangan mudik, pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, pemberlakuan
jam malam, pembatasan wisatawan macanegara, dan lain sebagainya.
d. Komunikan
Komunikator yang menerima pesan kebijakanan – kebijakan penanganan
Covid-19 diperankan oleh pemerintah daerah yang memperoleh pesan berupa
kebijakan dari pemerintahan pusat. Peran komunikan dilaksanakan oleh kepala
daerah/ Gubernur beserta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Daerah.
e. Efek
Efek yang ditimbulkan yaitu Pemerintah Daerah selaku penerima pesan
menyampaikan kembali kepada masyarakat selaku objek dari penerapan
kebijakan atau pesan yang ingin disampaikan oleh Pemerintah Pusat. Pesan
atau kebijakan terseebut dikaji kembali oleh Pemerintah Daerah dan
disesuaikan dengan keadaan kultural masyarakatnya.
f. Umpan balik
Umpan balik dari pesan kebijakan penanganan Covid-19 yang disampaikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah memiliki beragam
tanggapan. Beberapa pemerintah daerah mengikuti intruksi kebijakan yang
telah disampaikan, dan sebagian pemerintan daerah pun ada yang
menghiraukan kebijakan tersebut. Pemerintah daerah memiliki kewenangan
pula dalam menentukan kebijakan, oleh karena itu sebagian pemerintah daerah
membuat aturan/ kebijakan tersendiri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampai saat ini Indonesia masih perlu berusaha keras untuk menangani pandemi
Covid-19. Sejak ditetapkannya sebagi bencana nasional pemerintah telah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menangani Covid-19 seperti local
lockdown, work from home, PJJ, daan sebagainya. Namun, tidak sedikit kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah tidak berjalan lurus. Hal tersebut
seringkali menjadi kebingungan dan penilaian publik mengenai ketidakseragaman
pemerintah dalam merespon pandemi. Oleh karena itu, koordinasi, komunikasi
dan sinergi yang sebelumnya dirasakan masih kurang perlu kembali ditingkatkan.
Agar penangan masa pandemi dapat efektif dan efisien, sehingga instrumen
penanganan Covid-19 dapat berjalan dengan baik dan mencapai keerhasilan.
B. Saran
Seharusnya pemerintah merespon cepat pandemi yang ada agar akhirnya tidak
keteteran karena pandemi ini berdampak pada semua sektor yang aada. Melakukan
kajian yang srategis dalam penanggangan Covid-19, kajian faktor yang
mempengaruhi di beberapa wilayah Indonesia serta memperhatikan berbagai
statement diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Sumber Jurnal