DESKRIPSI PROYEK
34
3.1.1. Kebijaksanaan Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Barat
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Barat Tahun 2014
penataan ruang wilayah kabupaten Nias Barat meliputi pengembangan sistem
Kota-kota, pengembangan sektor ekonomi, pengembangan prasarana kabupaten,
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
mengembalikan keseimbangan ekosistem serta pengembangan kawasan
budidaya1.
3.1.3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPL)
Pusat Kegiatan Loal (PKL), yaitu merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan
yang ditetapkan dalam RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi), Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
Sistem pusat pelayanan adalah sebagai berikut:
a. PKL mencakup kawasan perkotaan Lahomi.
b. PPK meliputi kawasan perkotaan Fadoro, Tetesua (Sirombu)
35
pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Usaha pariwisata
digolongkan ke dalam usaha jasa pariwisata, pengusahaan objek dan daya tarik
wisata serta usaha sarana pariwisata.
Kawasan peruntukkan pariwisata sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan
sebagai berikut:
a. peruntukan pariwisata budaya:
- Pengembangan kawasan pariwisata berupa kawasan cagar budaya ini
direncanakan di obyek peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan
Lahomi berupa peninggalan rumah adat dan batu megalitikum yang perlu
dijaga.
b. Peruntukan pariwisata alam:
- Wisata bahari diarahkan di Kecamatan Sirombu, Mandrehe Barat dan
Kecamatan Moro’o dengan penerapan teknologi plus hotel dengan
melibatkan investor (penanam modal)
- Ekowisata (wisata berwawasan lingkungan) diarahkan di Pulau Asu, Pulau
Bawa dan Pulau-pulau yang berpotensi lainnya di Kepulauan Hinako
Kecamatan Sirombu.
3.1.5. Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis kabupaten berfungsi sebagai berikut:
1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan
yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah
kabupaten;
2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
wilayah kabupaten bersangkutan;
3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa
terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
36
4. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama
RTRW kabupaten;dan
5. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
Kawasan strategis sebagaimana dimaksud diatas terdiri dari:
a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi
meliputi;
- Kawasan Pariwisata meliputi Pulau Hinako dan Kecamatan Sirombu.
- Kawasan Industri meliputi Kecamatan Mandrehe Barat dan Kecamatan
Sirombu.
- Kawasan Perkotaan meliputi Kecamatan Lahomi.
b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
meliputi;
- Kawasan Cagar Budaya batu megalit dan rumah adat tradisional meliputi
Kecamatan Mandrehe dan Kecamatan Lahomi.
c. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup meliputi;
- Kawasan rawan bencana alam tsunami meliputi Kecamatan Sirombu,
Kecamatan Mandrehe Barat dan Kecamatan Moro’o.
37
berada di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Nias Barat yang dilakukan
dengan cara meningkatkan dan mengembangkan prasarana dan sarana transportasi
darat, laut, dan udara. Sistem jaringan transportasi Kabupaten Nias Barat yang
direncanakan mencakup Sistem Jaringan Transportasi Darat, Sistem dan Sistem
Jaringan Transportasi Laut. Kedua sistem jaringan tersebut akan sangat
menentukan struktur dan pola ruang Kabupaten Nias Barat sampai dengan tahun
2030, karena faktor yang paling menentukan dalam pembentukan struktur kota
adalah jaringan transportasi, khususnya jaringan transportasi berupa jaringan jalan
raya. Sedangkan sistem jaringan transportasi laut lebih terkait kepada sistem
perpindahan antar moda transportasi.
Sistem prasarana utama wilayah yang diuraikan dalam sub bab ini adalah:
sistem jaringan transportasi darat dan transportasi laut, yang masing-masing
diuraikan berikut.
a. Transportasi Darat.
Pola jaringan pergerakan transportasi dipertimbangkan berdasarkan
kebijakan transportasi makro/regional yang dipengaruhi oleh interaksi sistem
transportasi regional maupun Kabupaten Nias Barat khususnya. Transportasi darat
di dukung oleh ketersediaan jaringan jalan yang baik serta terminal sebagai tempat
naiknya turunnya penumpang.
1) Jaringan Jalan.
Kabupaten Nias Barat merupakan Kabupaten yang baru terbentuk tahun
2008. Jaringan jalan pada Kabupaten Nias Barat terdir dari:
a. Jaringan strategis nasional
Jaringan jalan strategis nasional adalah Gunungsitoli-Tuhemberua-Lahewa-
Faekhuna’a (Afulu-Sirombu)-Lolowau-Teluk Dalam.
b. Jaringan jalan kolektor 2
1. Dola-Duria
2. Siwalawa II-Sirombu
3. Fabaliwa-Batas Nias Barat.
c. Jaringan jalan kolektor 3
1. Hilimbuasi-Mandrehe
38
2. Lasara Bagawu-Simaeasi.
d. Jaringan jalan lokal.
1. Moi-Lasara Siwalubanua 22. Lahagu-Hiliwa’ele I
2. Hilimbuasi-Tahara 23. Sihare’o-Harefa
3. Hili’uso-Tarahoso 24. Sihare’o-Ononamolo Talafu
4. Hili’uso-Awela 25. Lahagu-Lolomboli
5. Hilimbowo-Lologolu 26. Balodano-Tarahoso
6. Ehosakhozi-Sisarahili Ma’u 27. Lolohia-Sisobandrao
7. Soi’iwa Ambukha-Hili’awawo 28. Hilifadolo-Sitolubanua Fadoro
8. Fadoro-Hiliwaele 29. Sitolu Ewali-Siwawo
9. Lologolu-Lahagu 30. Loloanaa Hilifadolo-Hilisoromi
10. Tetehosi-Hayo 31. Hilifadolo-Hiliwaele
11. Tetehosi-Iraonogambo 32. Sitolu Ewali-Lolomboli
12. Fadoro-Onolimbu 33. Sitolu Ewali-Te’olo
13. Orahili-Sisobambowo 34. S. Fadoro-Sisarahili
14. Gunung Cahaya-Sisobambowo 35. Hiliwa’ele-Sisobahili Sitoluewali
15. Tugala Gawu-Togimbogi 36. Lawelu-Hilibadalu Sisobawino
Terminal angkutan yang menjadi bagian dari sistem jaringan transportasi darat,
meliputi:
a. Terminal tipe C terdapat di Kecamatan Sirombu dan direncanakan di
Kecamatan Lahomi yang melayani transportasi antar kecamatan
b. Terminal Sirombu yang berstatus sebagai Terminal Tipe C diusulkan
menjadi Terminal Tipe B.
39
b. Transportasi Laut.
Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud meliputi pelabuhan pengumpan
lokal di Kecamatan Sirombu beserta fasilitas pendukungnya dan pembangunan
dermaga penyeberangan di kepulauan Hinako. Ruang laut di sekitar pelabuhan
yang ditetapkan sebagai jalur pelabuhan. Alur pelayaran di laut ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
40
Sebelum peristiwa tsunami yang menimpa Nias pada tahun 2005,
kecamatan sirombu memiliki pasar yang dikenal dengan nama pasar Sirombu.
Pasar ini terletak di pesisir pantai barat Nias Barat tepatnya di Desa Sirombu yang
berjarak 4 km dari Tetesua. Kini pasar Sirombu sudah direlokasi yang hanya
berjarak kurang lebih sekitar 100 meter dari Kantor Camat Sirombu di Tetesua
yang dibangun oleh IOM (International Organisation for Migration) sebanyak 100
unit loods tertutup. Hanya ada satu pekan yang dibuka setiap hari sabtu di
Kecamatan Sirombu yaitu Pekan Beringin atau dikenal dengan istilah "Harimbale
Mbawa Dasi" yang berjarak sekitar 12 km dari Tetesua.
Gambar 3.3. Foto Pulau Asu Gambar 3.4. Pantai Pulau Hinako
Sumber: Dok. Pribadi Sumber: Dok. Pribadi
41
b. Selancar (Surfing) dan Penyelaman (Diving) di Kepulauan Hinako yakni di
Pulau Bawa dan Pulau Asu.
c. Muara Bawa Sawa di Desa Bawa Sawa yang terletak di Pulau Bawa, dimana
air tawar terhubung langsung dengan lautan.
d. Danau Bawa yang terletak di Pulau Bawa, danau ini masih asri terletak di
tengah-tengah Pulau Bawa.
42
g. Gua Jepang di Pulau Hinako, gua ini sepanjang memiliki panjang sekilat 5
km dan tembus ke pantai.
43
44
(Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Nias Barat)
45
Gambar 3.16. Peta Kawasan Strategis Kabupaten Nias Barat
(Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Nias Barat)
46