Anda di halaman 1dari 33

KEUTAMAAN

MEMPELAJARI ILMU
KEISLAMAN
KEUTAMAAN MEMPELAJARI ILMU KEISLAMAN

A. INSPIRASI C. MENJADI
SEMANGAT BELAJAR MU’MIN YANG
CERDAS
B. KEUTAMAAN
MEMPELAJARI ILMU
KEISLAMAN
A. INSPIRASI SEMANGAT BELAJAR
Sedang Apa Anak ini ?
KISAH BELAJAR
IMAM IBNU HAJAR AL ASQOLANI
(773 H/1372 M – 852 H/1449 M)

KITAB
NASHAIHUL
‘IBAD

KITAB FAATHUL BARI (Syarah Shahih Bukhari)


SYAIKH NAWAWI AL BANTANI, 1815 (Serang) – 1897 (Makkah)
diantara murid Beliau adalah:

KH KHOLIL BANGKALAN KH HASYIM ASY’ARI KH AHMAD DAHLAN


‘TINGKATAN ILMU’
NASEHAT SUFYAN ATS TSAURI
(96H - 161H)
1. “Awalnya ilmu itu adalah diam. Maka siapa yang bisa diam, maka itulah
ilmu pertama (tahapan awal mempelajari ilmu). Seandainya dia tidak
bisa diam, maka tidak akan bisa meningkat kepada tingkat belajar yang
lebih jauh.

Diam bermakna :
1. Hadir dengan fikiran terbuka
2. Fokus untuk belajar
3. Sabar jalani prosesnya
FOKUS UNTUK BELAJAR

• Imam Malik dan Yahya bin Yahya


‘TINGKATAN ILMU’
NASEHAT SUFYAN ATS TSAURI
(96H - 161H)
1.“Awalnya ilmu itu adalah diam. Maka siapa yang bisa diam, maka
itulah ilmu pertama (tahapan awal mempelajari ilmu). Seandainya
dia tidak bisa diam, maka tidak akan bisa meningkat kepada
tingkat belajar yang lebih jauh.
2.Selanjutnya adalah mendengarkan dan menghafalkannya
3.Lalu barulah mengamalkannya
4.Dan yang ke-4 adalah menyebarkan dan mengajarkannya
(berdakwah).”
‘TINGKATAN ILMU’
NASEHAT SUFYAN ATS TSAURI
(96H - 161H)

MENYEBARKAN
DAN
MENGAJARKAN
MENGAMAL-
KANNYA

MENDENGARKAN
DAN
MENGHAFALKAN-
NYA

DIAM
“Ilmu itu Tiga Jengkal”
1.Barangsiapa yang masuk pada jengkal pertama,
maka dia akan sombong.
2.Barang siapa yang masuk pada jengkal kedua,
maka dia akan bersikap tawadhu’ (rendah hati).
3.barangsiapa yang masuk pada jengkal ketiga,
maka dia akan tahu kalau dirinya fakir ilmu dihadapan Ilmu Allah.

“Oleh karena itu berhati-hatilah kalian, jangan sampai menjadi Abu Syibrin
(yakni orang yang ilmunya baru sejengkal, sehingga berlaku
sombong karenanya).”

(Syaikh Bakr Abu Zaid : Hilyah Thalibul Ilmi)


WISUDAWAN TERTUA INDONESIA

• Hermain Tjiknang, Peraih Gelar Doktor di


Usia 91 Tahun 7 Bulan
• “Saya tidak bisa berhenti mencari ilmu. Sebagai
seorang dosen wajib untuk menambah ilmu lalu
menuangkannya kembali ke para mahasiswa.
Meskipun sudah tua, jangan lupa belajar,”
ungkap Hermain selepas Prosesi Wisuda Lulusan
Gelombang II Unpad Tahun Akademik 2013/2014,
Selasa 4 Januari 2014 di Grha Sanusi Hardjadinata
Unpad Bandung.
WISUDAWATI TERTUA INDONESIA

Seorang nenek berusia 83 tahun, Siti Maryam Salahuddin, meraih gelar doktor
bidang Filologi Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Selasa
(23/11/2010).
Atas prestasinya itu, ia juga mencatat rekor sebagai wisudawati tertua sepanjang
sejarah Unpad !
DARI TUKANG SAPU JADI PROFESSOR

Prof. Dr. Paiman Raharjo, MM. M.Si, seorang tukang sapu, bisa sukses berkarir di dunia
Pendidikan, hingga meraih Gelar Guru Besar dan Keprofesorannya, itulah yang ditunjukkan
Putra kelahiran Klaten, Jawa Tengah, Prof. DR. Paiman Raharjo, MM, MSi. Bertempat di Gedung
FKG Ruang Serbaguna Fx Soeseko, Kampus II Bintaro Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama),
Jakarta Selatan, melalui Sidang Senat Terbuka yang dipimpin langsung oleh Rektor Prof. Dr.
Rudy Harjanto, M.Sn, Prof. DR. Paiman Raharjo, MM, MSi dikukuhkan secara resmi sebagai
Guru Besar Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas Prof. DR. Moestopo.
15
B. 7KEUTAMAAN MEMPELAJARI ILMU
KEISLAMAN
1. Orang yang Berilmu adalah Orang yang Diangkat
Derajatnya oleh Allah
‫اّللُ لا ُك ْم‬ ِ ِ‫س ُحوا ِف ال اْم اجال‬
َّ ‫س فاافْ اس ُحوا يا ْف اس ِح‬ ‫ف‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ك‬‫ا‬‫ل‬ ‫يل‬ِ
‫ق‬ ‫ا‬ ‫ذ‬‫إ‬ ‫وا‬ ‫ن‬‫ام‬ ‫ء‬ ‫ين‬ ِ
َّ ‫اَيأايُّ اها الَّ ا ا ا ُ ا ا ُ ْ ا ا‬
ِ ‫ذ‬
ُ ْ ُ ُ ْ ‫اوإِ اذا ق ا‬
‫ش ُزوا‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫ف‬
‫ا‬ ‫وا‬‫ز‬‫ش‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫يل‬ ِ
‫ين أُوتُوا ال ِْع ْل ام اد ار اجات‬ ‫ذ‬ِ َّ‫اّلل الَّ ِذين ءامنُوا ِم ْن ُكم وال‬
َّ ‫ع‬
ِ ‫ف‬
‫ا‬ ‫ر‬ ‫ي‬
‫ْا ا‬ ‫ُ ا اا‬ ْ‫ا‬
‫ي‬ ِ‫اّللُ ِِباا تا ْعملُو ان اخب‬
َّ ‫و‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫ا‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al Mujadilah 58:11)
1. Orang yang Berilmu adalah Orang yang
Diangkat Derajatnya oleh Allah

• Dari Mu'awiyah, Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda:

ِْ ‫َللاُ ِب ِْه َخي ًرا يُفَ ِْقْه ْهُ ِفى ال ِد‬


•‫ين‬ ّْ ‫َمنْ يُ ِر ِْد‬

"Barangsiapa yang Allah hendaki mendapatkan kebaikan,
niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama."
• (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).
2. Yang Paling Takut kepada Allah Hanyalah
Orang Berilmu

• Allah berfirman dalam QS. Fathir (35): 28

•‫إنما يخشى هللا من عباده العلماء‬



"Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hambaNya adalah Ulama
(Orang-orang Berilmu)..." (QS Fathir (35): 28)
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hambaNya adalah ulama..." (QS
Fathir: 28)

• Ibnu Katsir menjelaskan bahwa semakin seseorang


mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha
Mengetahui, serta semua sifat dan nama Allah yang
sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih
sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan
akan terus bertambah sifat takutnya pada Allah SWT.
• (Tafsir Al Qur'an Al Azhim, 6: 308)
2. Yang Paling Takut kepada Allah Hanyalah
Orang Berilmu

• Selain itu para ulama salaf juga berkata,

•‫من كان باهلل اعرف كان هلل اخوف‬


• "Barang siapa yang paling mengenal Allah, maka
dialah yang paling takut pada Allah."
3. Dengan Ilmu Bisa Menghidupkan Hati
yang Mati
• Rasulullah memberikan permisalan orang yang berilmu seperti air hujan. Dalam
sabdanya, dari Abu Musa, Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda:
• "Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai
hujan yang bermanfaat yang mengenai tanah.
• Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
• Di antaranya juga ada tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap
ke dalamnya, maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk
banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu
manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya dan dapat mengairi tanah
pertaniannya.
3. Dengan Ilmu Bisa Menghidupkan Hati
yang Mati
• Jenis tanah ketiga adalah tanah yang tidak bisa menampung dan tidak
bisa menyerap air.
• Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap
wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk
membawanya.“
• (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mendapatkan Pahala Haji Secara Sempurna

• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ‫َْلْيُ ِْريدُْ ِإ َّلْأَنْيَتَعَْلّ َمْ َخي ًراْأَو‬ َ ْ‫• َمن‬


َ ‫غدَاْ ِإلَىْال َمس ِج ِد‬
ُ‫انْ َكأَج ِرْ َحاجٍّْْت َا اماْ َح ّجت ُ ْه‬
َ ‫يُعَ ِل َمهُْ َك‬
• “Barangsiapa yang pergi menuju masjid, dia tidak bermaksud
kecuali untuk belajar kebaikan atau untuk mengajarkannya,
maka baginya pahala seperti berhaji secara sempurna.”
• (HR Ath-Thabrani)
4. Kedudukannya seperti orang-orang yang
berjihad di jalan Allah
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ‫ْفَ ُْه َوْ ِب َمن ِزلَ ِة‬،ُ‫خي ٍّرْيَتَعَلّ ُمهُْأَوْيُعَ ِل ُْمه‬


َْ ‫• َمنْ َجا َءْ َمس ِج ِديْ َهذَاْلَمْيَأ ِت ِهْ ِإ َّلْ ِل‬
ُ ‫ْالر ُج ِلْيَن‬
ْ‫ظ ُر‬ ّ ‫ْو َمنْ َجا َءِْْبغَي ِرْذَ ِل َكْفَ ُْه َوْ ِب َمن ِزْلَ ِة‬، َ ‫هللا‬
ِ ْ‫س ِبي ِل‬َ ْ‫ال ُم َجا ِه ِدي َنْ ِفي‬
َ ِْ‫ِإلَىْ َمتَاع‬
‫غي ِر ِْه‬
• “Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini (yaitu Masjid An-Nabawi) tidaklah ia datang kecuali untuk
kebaikan yang akan dipelajari atau diajarkannya, maka ia berada di kedudukan seperti orang-orang yang
berjihad di jalan Allah.
• Dan barangsiapa yang datang dengan niat selain itu, maka kedudukannya laksana seorang laki-laki yang
hanya memandang-mandang perbekalan saudaranya.”
• (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi.)
4. Kedudukannya seperti orang-orang yang
berjihad di jalan Allah

• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ََْ ‫هللاْ َحْت ّىْيَر ِج‬
ِ ْ‫س ِبي ِل‬
َ ْ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ْ ‫و‬ َ ِ َ‫• َمنْ َخ َر َجْفِيْ َطل‬
َ ‫بْال ِعل ِمْف‬
ْ
‫ْه‬
ُ
• “Barangsiapa keluar (dari rumahnya) dalam rangka
menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga
ia kembali.”
• (HR At-Tirmidzi)
5. Para Malaikat Ridha Terhadap
Apa Yang Dikerjakannya
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُْ‫ضعَتْ لَهُْال َمالئِ َكة‬ ُ ُ‫ْمنْبَيتِ ِهْيَطْل‬
َ ‫بْال ِعل َمْ ِإ َّل‬
َ ‫ْو‬ ُ ‫اْمنْ َخ ِارجٍّْيَخ ُر‬
ِ ‫ج‬ ِ ‫• َم‬
َُْ َ‫ضاْ ِب َماْيَصن‬
ً ‫ْر‬،‫ا‬
ِ ‫ْه‬
َ َ ‫ت‬‫ح‬َ ‫ن‬
ِ ‫ج‬َ ‫أ‬
• “Tidaklah seseorang itu keluar dari rumahnya untuk
menuntut ilmu, kecuali malaikat pasti meletakkan
(mengepakkan) sayap-sayapnya karena ridha dengan apa
yang dilakukannya.”
• (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban.)
6. Orang Menuntut Ilmu Akan Mendapat Pahala
yang terus Mengalir
• Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
bersabda,
ِْ ‫ص َدقَ ٍّْة َج‬
ْ‫اريَ ٍّة‬ َ ‫ع َملُ ْهُ ِإ َْلّ ِمنْ ثَالَث َ ٍّْة‬
َ ُ‫ان انقَ َط ََْ عَن ْه‬ُْ ‫س‬ َ ‫اإلن‬ ِ َْ‫ات‬ ‫م‬ َ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ِإ‬
ُ‫حٍّ ْيَدعُو لَ ْه‬ َ ‫أَوْ ِعل ٍّْم يُنتَفَ َُْ ِب ِْه أَوْ َولَ ٍّْد‬
ْ ‫صا ِل‬
• "Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya
kecuali tiga hal, dari sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil
manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim
no. 1631)
7. Orang Mempelajari Ilmu akan Dimudahkan
Jalan Menuju Surga

• Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda:
ْ‫س ّْه َلْهللاُْلَهُْ ِب ِهْ َط ِري ْقًاْ ِإلَىْال َجنّ ِة‬ ُ ‫سلَ َكْ َط ِريقًاْيَلت َ ِم‬
َ ْ‫سْفِي ِهْ ِعل ًْما‬ َ ْ‫• َو َمن‬
• “Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam
rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.”
• (HR Muslim dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-
Tarhib no. 84.)
C. MENJADI MU’MIN YANG
CERDAS
Mu’min Paling Cerdas
• Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu
Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar
duduk bersama beliau.
َ ‫ أ َ ْح‬: ‫ض ُل قَا َل‬
• .‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا‬ َ ِ‫ى ْال ُمؤْ ِمن‬
َ ‫ين أ َ ْف‬ ُّ َ ‫َّللا أ‬
ِ ‫سو َل ه‬ ُ ‫يَا َر‬
• ْ‫س‬ ُ َ‫ينْأَكي‬ َ ِ‫ىْال ُمؤ ِمن‬ َُّ ‫قَا َل فَأ‬
َ ‫اْوأَح‬
ُْ َ‫سنُ ُْهمِْْل َماْبَع َد ُهْاس ِتعدَا ًداْأُولَ ِئ َكْا ْل َكي‬
• ‫اس‬ َ ‫تْ ِذك ًر‬ ِ ‫ أَكث َ ُر ُهمْ ِلل َمو‬: ‫قَا َل‬
• “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau
menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi,
“Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling
banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi
kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”
• (HR. Ibnu Majah)
• “Mukmin manakah yang paling cerdas?”
• Beliau menjawab,
• “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik
persiapannya menghadapi kehidupan setelah kematian.
• Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”

Kehidupan Dunia 70 – 80 tahun Kehidupan Akhirat Selamanya

Anda mungkin juga menyukai