Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Keuangan Rumah Sakit

Pengelolaan keuangan di rumah sakit terdiri dari empat siklus, yaitu perencanaan keuangan
(planning), organisasi sumber daya untuk pengelolaan (organizing), pelaksanaan atau
implementasi rencana keuangan (actuating), dan pengawasan rencana keuangan
(controlling).

Gambar 1.1. Contoh Siklus Keuangan Rumah Sakit

Urgent Principle Shift of Healthcare (Hospital) Accounting

1. Perencanaan Keuangan (Planning)

Siklus perencanaan dan penganggaran keuangan memainkan peran penting dalam


fungsi keuangan setiap layanan kesehatan. Perencanaan mencakup keseluruhan proses
persiapan keuangan di masa datang dan sangat memengaruhi keberhasilan organisasi
kesehatan tersebut. Perencanaan dapat diklasifikan menjadi dua, yaitu: (1) rencana
strategis yang berisi aktivitas jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang
biasanya dalam kurun lima-sepuluh tahun; dan (2) rencana operasional yang disusun
untuk melaksanakan aktivitas jangka pendek terkait pengelolaan harian perusahaan.

2. Pengorganisasian Rencana Keuangan (Organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang melibatkan pengembangan struktur


organisasi dan alokasi sumber daya manusia untuk memastikan pencapaian rencana
keuangan yang telah disusun. Struktur organisasi memperlihatkan kerangka kerja dan
koordinasi. Pengorganisasian juga melibatkan pembagian dan desain tugas individu
dalam organisasi. Desain organisasi sangat penting dan harus disusun secara detail
bagaimana tugas dan tanggung jawab setiap individu, serta metode pelaksanaan tugas
tersebut.

3. Implementasi Rencana Keuangan (Actuating)

Siklus pelaksanaan (actuating) merupakan bagian dari majemen keuangan yang


sangat berkaitan dengan pelaksanaan operasional perusahaan setiap hari. Setelah suatu
organisasi kesehatan melakukan perencanaan keuangan, pengorganisasian tanggung
jawab dan tugas kepada para pengelola keuangan, langkah penting yang harus
dilakukan adalah memberikan arahan dan motivasi supaya setiap bagian perusahaan
mampu mencapai tujuan keuangan yang telah dilaksanakan. Secara spesifik, siklus ini
menyangkut aspek personalia dari pengelolaan organisasi kesehatan yang
berhubungan langsung dengan memengaruhi, membimbing, mengawasi, memotivasi
bawahan untuk pencapaian tujuan organisasi.

Fungsi actuating dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas, yaitu:

a. Supervisi merupakan fungsi dengan para pengelola keuangan yang mengawasi


pekerjaan staf keuangan. Supervisi juga menyangkut pemberian arahan kepada
para pegawai keuangan.
b. Motivasi berarti menginspirasi, menstimulasi, atau mendorong staf keuangan
dengan semangat untuk bekerja. Insentif positif, negatif, moneter, non-moneter
dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi staf keuangan.
c. Kepemimpinan merupakan proses dengan manajer keuangan

PENGELOLAAN KEUANGAN

Rumah sakit dapat dibagi menjadi dua berdasarkan pengelolaannya, yaitu rumah sakit publik
dan rumah sakit privat (swasta). Rumah sakit publik merujuk pada rumah sakit yang dikelola
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

Sementara itu, rumah sakit swasta merupakan rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan profit. Bagian ini akan berfokus pada rumah sakit publik yang dikelola oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
PENGELOLAAN KEUANGAN RS PEMERINTAH

Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan rumah sakit berdasarkan pengelolaan


Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). UU No. 1
Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara mendefinisikan BLU sebagai instansi di
lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberi pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sementara
itu, BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

Rumah sakit BLU/D harus melakukan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).
RBA berisi perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran. RBA disusun berdasarkan:

1. Basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layananannya.


2. Kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima.
3. Basis akrual.

Dalam RBA manajer keuangan harus menjelaskan kemampuan pendapatan yang terdiri dari:
(1) Pendapatan dari layanan yang diberikan kepada masyarakat; (2) Hibah tidak terikat
dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain; (3) Hasil kerja sama
BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, seperti pendapatan jasa lembaga
keuangan, hasil penjualan aset tetap, dan pendapatan sewa ; (4) Penerimaan lainnya yang sah;
dan/atau (5) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN.

Sementara itu, belanja BLU terdiri dari tiga jenis, yaitu belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. Belanja pegawai berasal dari APBN (Rupiah Murni), sedangkan belanja
barang terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, belanja barang, belanja jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan, dan belanja penyediaan barang dan jasa BLU lainnya,
termasuk belanja pengembangan SDM. Sementara itu, belanja modal digunakan untuk
belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal jalan, irigasi dan
jaringan, dan belanja modal fisik lainnya.

Pelaporan keuangan BLU/D menggunakan standar akuntansi pemerintahan. Laporan


keuangan tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban BLU/D. Tujuannya adalah untuk
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih,
arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas

Kinerja BLU/D dinilai melalui tiga indikator, yaitu (1) kinerja keuangan, (2) kinerja
operasional, dan (3) kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Penilaian kinerja
dilakukan oleh auditor eksternal. Pengukuran pencapaian kinerja tahun berjalan dilakukan
dengan cara membandingkan target dengan perkiraan realisasi sampai dengan akhir tahun

Penilaian kinerja keuangan BLU/D meliputi pengukuran rasio keuangan dan kepatuhan
pengelolaan keuangan BLU. Rasio keuangan yang dinilai terdiri dari sembilan indikator,
yaitu: rasio kas (cash ratio), rasio lancar (current ratio), periode penagihan piutang
(collecting periode), perputaran aset tetap (fixed asset turn over), imbalan atas aset tetap
(return on fixed asset), imbalan ekuitas (return on equity), perputaran persediaan (inventory
turnover), rasio PNBP terhadap biaya operasional, dan rasio biaya subsidi.

Sementara itu, kepatuhan pengelolaan keuangan BLU digunakan untuk menilai tingkat
kepatuhan BLU terhadap peraturan mengenai pengelolaan keuangan BLU. Aspek kepatuhan
dinilai untuk sebelas aspek, yaitu: (1) penyusunan dan penyampaian RBA definitif; (2)
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan BLU berdasarkan SAK; (3) penyampaian
surat perintah pengesahan pendapatan dan belanja BLU; (4) persetujuan tarif layanan; (5)
penetapan sistem akuntansi; (6) persetujuan pembukaan rekening; (7) penyusunan Standard
Operating Procedures (SOP) pengelolaan kas; (8) penyusunan SOP pengelolaan piutang; (9)
penyusunan SOP pengelolaan utang; (10) penyusunan SOP pengadaan barang dan jasa; dan
(11) penyusunan SOP pengelolaan barang inventaris.

Data aktivitas organisasi yang bersumber dari data keuangan diperlukan untuk menentukan
perencanaan target profitabilitas dan viabilitas suatu organisasi kesehatan. Data keuangan
digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan (retrospective) dan merencanakan
target (prospective). Data informasi keuangan ini merupakan bagian dari akuntansi.
Pengambilan kebijakan keuangan yang tepat menjadikan sistem akuntansi yang baik menjadi
sesuatu yang esensial.

Alat dalam akuntansi keuangan akan membantu manajemen untuk menunjukkan posisi
keuangan rumah sakit dalam beberapa bentuk sesuai fungsinya, yaitu; (1) Neraca, (2)
Laporan operasional (not-for-profit) atau laporan laba-rugi (profit), (3) Laporan arus kas, (4)
Laporan perubahan modal, (5) Catatan atas laporan keuangan

Penilaian kinerja manajemen Keuangan melalui

1. Neraca,
2. Laporan operasional/laporan laba-rugi,
3. Laporan arus kas, dan
4. Laporan perubahan modal.

Dalam praktiknya, evaluasi kinerja keuangan sering kali dilakukan dengan tiga laporan
keuangan utama (Steven, et.al., 2021), berikut.

1. Neraca mewakili persamaan, Aset = Kewajiban + Ekuitas;


2. Laporan laba rugi mewakili persamaan, Pendapatan-Beban = Pendapatan Bersih;
3. Laporan arus kas yang melaporkan semua sumber dan penggunaan kas selama periode
yang diwakili.
Biaya Berdasarkan Fungsi

Biaya berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang modal yang
pemanfaatannya dapat berlangsung selama lebih dari satu tahun. Contoh biaya investasi
adalah tanah, gedung, alat medis, alat nonmedis, elektronik, dan lain-lain. Biaya investasi
perlu diketahui nilai tahunannya untuk menghitung penyusutan dari investasi tersebut.

2. Biaya Operasional adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan produksi
pelayanan di fasilitas kesehatan yang memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang
relatif singkat (satu tahun atau kurang). Contoh biaya operasional adalah biaya makan, biaya
linen, biaya obat, bahan medis dan nonmedis, listrik, telepon, air, dan lain-lain.

3. Biaya Pemeliharaan adalah biaya yang dipakai untuk pemeliharaan barang modal atau
biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan fungsi dari barang modal sesuai dengan umur
atau usia keekonomiannya. Contohnya adalah biaya pemeliharaan alat medis, non-medis, dan
gedung.

Biaya Berdasarkan Tempat

Berdasarkan tempatnya, biaya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Biaya Langsung (Direct Cost) terjadi di unit produksi (revenue center). Biaya ini juga
sering disebut dengan final cost, yaitu biaya yang berada pada unit yang langsung melayani
konsumen. Contohnya adalah biaya di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat
darurat.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) tidak terkait langsung dengan unit pelayanan pasien
atau unit produksi, tetapi berkontribusi secara tidak langsung dalam produksi pelayanan.
Contohnya adalah biaya overhead (misalnya biaya gaji tetap karyawan, biaya listrik, dan air),
biaya di unit penunjang medis, biaya cleaning service, dan lain-lain.

Biaya Berdasarkan Jumlah Produksi

Berdasarkan jumlah produksi, biaya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost) tidak terpengaruh dengan besar dan kecilnya produk yang
dihasilkan. Dengan kata lain, biaya tetap tidak akan berubah dengan adanya
perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya ini harus tetap dikeluarkan
walaupun tidak ada pelayanan. Contohnya adalah biaya investasi gedung, biaya
investasi alat medis atau non-medis, dan biaya investasi kendaraan.
2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) dipengaruhi oleh besar kecilnya produk pelayanan.
Contohnya adalah insentif (jasa pelayanan atau jasa medik SDM), biaya bahan medis
habis pakai, biaya bahan medis habis pakai, obat, air, dan listrik.
3. Biaya Semi-Variabel (Semi-Variable Cost). Biaya perpaduan antara biaya tetap dan
tidak tetap. Contohnya adalah gaji pegawai, biaya insentif, dan remunerasi.
PEMBAGIAN TUGAS TIM PEMBIAYAAN RS MARYAM

1. Irmayani Muhammad
a. Tata Kelola RS (struktur organisasi bagian keuangan)
b. RSB
c. RAB = sumber2 pembiayaan dan penggunaan biaya
d. RKA
2. Maghfirah, Indah Guntur
a. Rasio keuangan
b. SOP bagian keuangan, antara lain :
- SOP pengelolaan kas,
- SOP pengelolaan piutang,
- SOP pengelolaan utang,
- SOP pengadaan barang dan jasa,
- SOP pengelolaan barang inventaris.
3. Ardiansyah, Wahid Dangkeng
a. Tata cara penilaian kinerja keuangan melalui : (mudah2an bisa disharing oleh RS,
karena data ini adalah data rahasia perusahaan)
- Neraca,
- Laporan operasional/laporan laba-rugi,
- Laporan arus kas, dan
- Laporan perubahan modal.
b. Tata cara penetapan pola tarif yang berubah-ubah dan sistem penggajian pegawai
apakah berdasarkan remunerasi, fee for service ataukah ada sistem lainnya

Anda mungkin juga menyukai